Kota Malang sebagai kota besar yang menuju kota metropolis, saat ini sudah
dirasakan problematika perkotaan yang berkaitan dengan sarana transportasi,
persampahan, kependudukan, dan drainase perkotaan.
Kota Malang sebagai kota besar yang menuju kota metropolis, saat ini sudah
dirasakan problematika perkotaan yang berkaitan dengan sarana transportasi,
persampahan, kependudukan, dan drainase perkotaan.
Pemanfaatan Ruang
POTENSI
7. Kota Malang memiliki luas wilayah sebesar 11.006,66 Ha yang
dimanfaatkan untuk berbagai jenis penggunaan lahan berupa
permukiman, sawah, tegalan, kebun, perikanan/tambak seluas 10.506,04
Ha.
8. Tersedianya lahan-lahan kosong/tegal di wilayah hinterland dapat menjadi
potensi pemanfaatan ruang yang masih dapat dikembangkan di Kota
Malang.
9. Jenis pemanfaatan ruang yang beragam berpotensi meningkatkan
pembangunan ekonomi Kota Malang.
MASALAH
10. Penyimpangan atau alih fungsi lahan yang banyak terjadi
secara cepat terutama di jalan-jalan protokol yang tidak sesuai dengan
fungsi yang telah ditetapkan (ekologis, hidrologis dan lingkungan).
11. Penyerobotan ruang/lahan secara ilegal di bantaran sungai dan
rel kereta api, serta kawasan timur Kota Malang yang msih belum terbina
KEPENDUDUKAN
POTENSI
12. Jumlah penduduk di Kota Malang berdasar atas data registrasi
penduduk yang dikoordinasi oleh Biro Pusat Statistik Kota Malang tahun
2007 dalam Kota Malang Dalam Angka Tahun 2007 adalah sebesar
816.444 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk berkelamin pria
sebesar 407.959 jiwa dan wanita sebesar 408.485 jiwa.
13. Persebaran penduduk pada tiap wilayah adminsitratif
Kecamatan di Kota Malang diketahui bahwa Kecamatan Lowokwaru
memiliki kontribusi terbesar yaitu 194.331 jiwa, kemudian disusul oleh
Kecamatan Kedungkandang sebesar 182.534 jiwa, Kecamatan Sukun
sebesar 170.201 jiwa, Kecamatan Blimbing sebesar 167.555 jiwa.
Sementara jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Klojen yaitu
sebesar 101.823 jiwa.
14. Tingkat kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Klojen
dengan tingkat kepadatan mencapai 11.531 Jiwa/km dan kepadatan
penduduk terendah berada di Kecamatan Kedungkandang yang
mencapai 4.576 jiwa/ km
15. Penduduk yang bekerja di sektor perdagangan berjumlah
paling banyak dari sektor lain yaitu sekitar 32% dari total penduduk yang
bekerja. Sesuai dengan usia produktif penduduk (20-59 tahun) Kota
Malang pada tahun 2007 sebesar 431.435 jiwa, jumlah penduduk yang
bekerja adalah sebesar 320.424 jiwa. Hal ini dapat diartikan bahwa
persentase jumlah penduduk yang bekerja adalah sebesar 74,27 % dari
jumlah penduduk usia produktif. Dari potensi tersebut maka dalam
perkembangannya adalah pengoptimalan tenaga kerja di Kota Malang.
MASALAH
16. Jumlah pengangguran di Kota Malang masih terbilang banyak
yaitu sebesar 25,73 % dari jumlah penduduk usia produktif pada tahun
2007.
17. Tingkat kepadatan penduduk yang tidak merata di setiap
kecamatan.
FASILITAS PERKOTAAN
POTENSI
18. Perdagangan : Kawasan perdagangan dan jasa ini memiliki
skala regional (pusat Kota). Tersedianya pusat-pusat perbelanjaan
tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi Kota Malang dan berfungsi
sebagai pusat kegiatan perekonomian di Kota Malang. Adapun prospek
pengembangan bagi sarana perdagangan jasa yaitu dengan
memanfaatkan sarana perdagangan jasa tersebut sebagai wisata belanja
di Kota Malang.
19. Pendidikan : Fasilitas pendidikan yang ada di Kota Malang
seluruhnya berjumlah 780 unit yang terdiri dari 255 unit fasilitas
pendididikan berupa Taman Kanak-Kanak, 239 unit fasilitas Sekolah
Dasar Negeri, 56 Unit Sekolah Dasar Swasta, 23 unit fasilitas SLTP
Negeri, 67 unit fasilitas SLTP Swasta, 5 Unit SMU Negeri, 40 unit SMU
swasta dan 8 unit SMK Negeri, 37 unit SMK Swasta serta 43 Perguruan
Tinggi. Fasilitas-fasilitas pendidikan tersebut memiliki potensi untuk
berkembang sesuai dengan standar pendidikan internasional. Adapun
prospek engembangan bagi sarana pendidikan yaitu dengan
mengembangkan fasilitas pendidikan yang bertaraf internasional. Di
samping itu sarana pendidikan yang ada di Kota Malang dapat juga
berfungsi menjadi objek wisata edukatif.
20. Peribadatan : Potensi sarana atau fasilitas peribadatan di Kota
Malang yaitu tersedianya fasilitas peribadatan yang merata padamasing-
masing kecamatan. Fasilitas peribadatan tersebut terdiri dari Masjid,
Mushola, Gereja, Pura dan Vihara.
21. Kesehatan : Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Malang
terdiri dari Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu, Apotik, Klinik KB,
Balai Pengobatan, Rumah Obat, Lab. Medis, dan jumlah Tenaga Medis.
MASALAH
22. Perdagangan :Permasalahan sarana perdagangan yaitu
persebarannya yang kurang merata di seluruh wilayah Kota Malang.
23. Pendidikan : Permasalahan sarana pendidikan yaitu
manajemen perguruan tinggi yang kurang, sehingga arahan penanganan
bagi permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan manajemen
perguruan tinggi.
24. Peribadatan : Tidak ada permasalahan yang berkaitan dengan
sarana peribadatan di Kota Malang karena sarana peribadatan sudah
tersebar secara merata di seluruh wilayah Kota Malang.
25. Kesehatan : Permasalahan sarana kesehatan di Kota Malang
yaitu keberadaan puskesmas yang kurang difungsikan dengan baik.
Untuk itu arahan penanganan bagi permasalahan tersebut yaitu dengan
meningkatkan fungsi puskesmas sehingga dapat dioptimalkan dengan
lebih baik
Sistem Transportasi
POTENSI
26. Jaringan Jalan Raya : Pola transportasi utama di kota Malang
yakni konsentris-radial dengan sistem lingkar dalam (inner ring road) yang
pada umumnya berpola grid, dimana Kota Malang mengalami
peningkatan arus pergerakan manusia dan barang dari satu wilayah kota
menuju ke wilayah kota yang lain serta pergerakan antara kota Malang
dengan daerah luar kota Malang. Hal tersebut didukung oleh kondisi jalan
yang relatif bagus dengan topografi relatif datar dan perambuan jalan
yang lengkap.
27. Sarana Angkutan Umum : Moda transportasi umum yang ada
di Kota Malang, terdiri atas Bis Umum (besar), Bis Umum (sedang), Bis
Umum (kecil), MPU, Pick Up, Truk (sedang),Truk (berat), Truk (gandeng),
Krt Tempel, Penarik / Traktor head. Adapun trayek kendaraan angkutan
kota yang ada di Kota Malang terdiri atas 26 trayek angkutan, yang
menghubungkan antara wilayah-wilayah yang ada di Kota Malang.
Angkutan kota tersebut beroperasi hampir 24 jam sehari dengan warna
kendaraan yang diseragamkan.
28. Terminal : Kota Malang memiliki 3 terminal utama, yaitu
Terminal Arjosari, Terminal Gadang, dan Terminal Landungsari. Terminal
Arjosari merupakan terminal induk terbesar di kota Malang yang melayani
perjalanan ke luar Kota Malang dan angkutan antar propinsi. Terminal
Gadang merupakan terminal regional yang terletak di sebelah Selatan
kota yang merupakan terminal bagi bus antar kota dalam propinsi (antara
lain jurusan Blitar), angkutan kota (mikrolet) dan angkutan pedesaan.
Sedangkan Terminal Landungsari merupakan terminal regional yang
berada di sebelah Barat Laut kota Malang yang merupakan terminal bagi
bus antar kota dalam propinsi (antara lain jurusan Batu-Kediri), angkutan
kota (mikrolet) dan angkutan pedesaan.
29. Jaringan Kereta Api : Jaringan jalan rel Kereta Api di Kota
Malang ini membagi Kota Malang menjadi 2 (dua) bagian, membentang
dari Utara ke Selatan hampir sejajar dengan jalan arteri dan mempunyai
beberapa perlintasan dengan jalan utama, sehingga mempengaruhi arus
lalu lintas jalan raya.
30. Sempadan rel kereta api di beberapa wilayah Kota Malang
lebih banyak dimanfaatkan sebagai area permukiman dan sebagai
kawasan lainnya. Kondisi ini dapat dilihat di sempadan kereta api di
sepanjang jalur Malang kota lama (sekitar jembatan Fly over) hingga ke
jalur kota baru. Jarak antara rumah penduduk dengan rel kereta api pada
sisi kiri dan kanan tidak lebih dari 3 meter.
31. Jaringan Pejalan Kaki : Berdasarkan hasil survey primer
diketahui bahwa sebagian besar koridor jalan utama mulai dari arteri
primer hingga kolektor memiliki jalur pedestrian. Sebagian besar dari
trotoar kondisinya masih sangat bagus.
MASALAH
32. Jaringan Jalan Raya
Banyak permasalahan yang terjadi di Kota Malang menyangkut jaringan
jalan raya antara lain:
33. Kemacetan yang terjadi pada beberapa ruas jalan di Kota
Malang terutama pada jam-jam sibuk akibat kapasitas jalan yang
meningkat. Belum terlaksananya beberapa rencana pelebaran jalan
pada ruas-ruas jalan yang mengalami perubahan hirarki, seperti ruas
Jalan Merjosari - tembus Pasar Dinoyo - tembus Desa
Tunggulwulung - terus sampai Karanglo, Jalan Gajayana - Jalan
Sumbersari - Jalan Galunggung , dan Jalan Raden Intan - Jalan RP.
Suroso - Jalan Sunandar PS – Jalan Tumenggung Suryo - Jalan
Jend. Sudirman - Jalan Martadinata - Jalan Kol. Sugiono Kondisi
perparkiran yang tidak teratur. Hal ini disebabkan banyaknya
kendaraan yang memarkir di badan jalan (on street) menyebabkan
pengurangan badan jalan Kurang baiknya manajemen lampu lalu
lintas (traffic light) menyebabkan kendaraan-kendaraan dari arah
yang berbeda bergerak secara bersamaan. Akibatnya terjadi tundaan
pada titik pertemuan persimpangan karena masing-masing
kendaraan saling berebut kepentingan
34. Tidak tersedianya sarana penunjang jalan seperti trotoar dan
zebra cross pada beberapa ruas jalan yang banyak dilalui oleh
pejalan kaki.
35. Beberapa jalan relatif sempit
36. Belum adanya jalan lingkar di Kota Malang
2. Sarana Angkutan Umum
Beberapa masalah sarana angkutan umum di Kota Malang yaitu sebagian
besar rute trayek saling berhimpitan sehingga distribusi jaringan angkutan
umum tidak merata, sehingga menyebabkan ketidakmerataan jumlah
pendapatan pengemudi angkutan umum.
Permasalahan terminal di Kota Malang berupa kondisi prasarana yang
terdapat pada masing-masing terminal dan sub terminal di Kota Malang
masih banyak yang kurang memadai.
3. Jaringan Kereta Api :Masalah yang berkaitan dengan jaringan Kereta
Api di Kota Malang yaitu sempadan rel kereta api di beberapa wilayah Kota
Malang tidak memiliki lebar yang sesuai dengan persyaratan sempadan
kereta api.
4. Jaringan Pejalan Kaki : Tidak tersedianya jalur pedestrian pada
beberapa ruas jalan yang banyak dilalui oleh pejalan kaki.
Terdiri dari 57 Kelurahan, 536 unit RW dan 4.011 unit RT. Wilayah
administrasi Kota Malang terdiri dari 5 Kecamatan yang nantinya akan
dilakukan pemekaran wilayah kecamatan. Berdasarkan pada jumlah penduduk Kota
Malang yang berjumlah kurang dari 1.000.000 jiwa maka Kota Malang tergolong dalam
kota besar, dimana tidak menutup kemungkinan di waktu yang akan menjadi Kota
Metropolis dengan jumlah Penduduk yang lebih besar lagi.
EKONOMI
Perekonomian Kota Malang ditunjang dari berbagai sektor, diantaranya industri, jasa,
perdagangan, dan pariwisata. Sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur, menjadikan
laju ekonomi Malang merupakan yang terpenting kedua di Jawa Timur setelah Surabaya.
Industri,
Kota Malang memiliki pola pertumbuhan industri yang unik, dimana
sebagian besar industrinya disokong oleh sektor industri kecil dan
mikro. Hanya terdapat beberapa industri manufaktur besar yang terdapat
di Kota Malang sebagian disusun atas industri manufaktur padat karya.
Pariwisata
SOSIAL-BUDAYA
Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh
terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal
adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini
semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud
pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger).
Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-
kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-
kultur Madura di lereng gunung Arjuno, dan sub-kultur Tengger sisa
budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru.
Fungsi
Kota Malang dibagi menjadi 5 sub pelayanan yaitu Pusat Pelayanan Kota
Malang Tengah, Pusat Pelayanan Kota Malang Utara, Pusat Pelayanan
Kota Malang Timur, Pusat Pelayanan Kota Malang Timur Laut, Pusat
Pelayanan Kota Malang Tenggara dan Pusat Pelayanan Kota Barat.
Introduction
Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan kota
besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Sebagai kota besar,
Malang tidak lepas dari permasalahan sosial dan lingkungan yang semakin
buruk kualitasnya. Kota yang pernah dianggap mempunyai tata kota yang
terbaik di antara kota-kota Hindia Belanda ini, kini banyak dikeluhkan
warganya seperti kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas, suhu udara
yang mulai panas, sampah yang berserakan atau harus merelokasi
pedagang kaki lima yang memenuhi alun-alun kota. Namun terlepas dari
berbagai permasalahan tata kotanya, pariwisata Kota Malang mampu
menarik perhatian tersendiri. Dari segi geografis, Malang diuntungkan oleh
keindahan alam daerah sekitarnya seperti Batu dengan agrowisatanya,
pemandian Selecta, Songgoriti atau situs-situs purbakala peninggalan
Kerajaan Singosari. Jarak tempuh yang tidak jauh dari kota membuat para
pelancong menjadikan kota ini sebagai tempat singgah dan sekaligus
tempat belanja. Perdagangan ini mampu mengubah konsep pariwisata
Kota Malang dari kota peristirahatan menjadi kota wisata belanja.