Anda di halaman 1dari 13

Potensi yang dapat dikembangkan di wilayah tersebut

1. Adanya berbagai dampak dinamika perkembangan kota menuju “kota


metropolis"

Kota Malang sebagai kota besar yang menuju kota metropolis, saat ini sudah
dirasakan problematika perkotaan yang berkaitan dengan sarana transportasi,
persampahan, kependudukan, dan drainase perkotaan.

2. Pengelolaan Kependudukan Yang Berkualitas dan tingginya arus


urbanisasi
Kota Malang sebagai kota besar kedua di Jawa Timur dengan jumlah penduduk
yang cukup tinggi termasuk didalamnya warga yang bukan sebagai penduduk
Kota Malang. Penduduk merupakan subyek pembangunan 14 sekaligus obyek
pembangunan, sangat diperlukan akurasi data sebagai bahan pengambilan
kebijakan pemerintah dalam rangka untuk menata tertib adiministrasi
kependudukan dan pencatatan sipil.

3. Potensi kepariwisataan daerah yang belum diberdayakan secara optimal


Pembangunan pariwisata di Kota Malang sangat potensial, sesuai dengan data
BPS, jumlah kunjungan wisata ke Kota Malang mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Dengan potensi yang dimiliki baik dari pendidikan, industri
dan perdagangan sangat mendukung untuk pengembangan potensi wisata

4. Pemberdayaan ekonomi sektor formal dan perbaikan iklim investasi


Investasi merupakan faktor penting dalam peningkatan pertumbuhan
perekonomian Kota Malang dan memerlukan jaminan keamanan dan kepastian
hukum serta penyediaan sarana prasarana pendukung investasi.

5. Peningkatan Kualitas Pendidikan


Mengingat kemajemukan warga Kota Malang terutama dari aspek sosial
ekonomi, maka perlu dibangun sinergitas antara pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat guna terselenggaranya pelayanan pendidikan yang merata dan
berkualitas bagi masyarakat Kota Malang.

6. Peningkatan Kualitas Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan


Kawasan Permukiman Kota
Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman kota dilakukan
secara sistematis dengan menerapkan prinsip-prinsip revitalisasi dalam bentuk
perbaikan lingkungan maupun pembangunan kembali.

Potensi yang dapat dikembangkan di wilayah tersebut


1. Adanya berbagai dampak dinamika perkembangan kota menuju “kota
metropolis"

Kota Malang sebagai kota besar yang menuju kota metropolis, saat ini sudah
dirasakan problematika perkotaan yang berkaitan dengan sarana transportasi,
persampahan, kependudukan, dan drainase perkotaan.

2. Pengelolaan Kependudukan Yang Berkualitas dan tingginya arus


urbanisasi
Kota Malang sebagai kota besar kedua di Jawa Timur dengan jumlah penduduk
yang cukup tinggi termasuk didalamnya warga yang bukan sebagai penduduk
Kota Malang. Penduduk merupakan subyek pembangunan 14 sekaligus obyek
pembangunan, sangat diperlukan akurasi data sebagai bahan pengambilan
kebijakan pemerintah dalam rangka untuk menata tertib adiministrasi
kependudukan dan pencatatan sipil.

3. Potensi kepariwisataan daerah yang belum diberdayakan secara optimal


Pembangunan pariwisata di Kota Malang sangat potensial, sesuai dengan data
BPS, jumlah kunjungan wisata ke Kota Malang mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Dengan potensi yang dimiliki baik dari pendidikan, industri
dan perdagangan sangat mendukung untuk pengembangan potensi wisata

4. Pemberdayaan ekonomi sektor formal dan perbaikan iklim investasi


Investasi merupakan faktor penting dalam peningkatan pertumbuhan
perekonomian Kota Malang dan memerlukan jaminan keamanan dan kepastian
hukum serta penyediaan sarana prasarana pendukung investasi.

5. Peningkatan Kualitas Pendidikan


Mengingat kemajemukan warga Kota Malang terutama dari aspek sosial
ekonomi, maka perlu dibangun sinergitas antara pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat guna terselenggaranya pelayanan pendidikan yang merata dan
berkualitas bagi masyarakat Kota Malang.

6. Peningkatan Kualitas Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan


Kawasan Permukiman Kota
Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman kota dilakukan
secara sistematis dengan menerapkan prinsip-prinsip revitalisasi dalam bentuk
perbaikan lingkungan maupun pembangunan kembali.

Gambaran potensi dan permasalahan wilayah


Struktur Tata Ruang Wilayah
POTENSI
1. Kota Malang yang merupakan kota orde II dengan sistem struktur ruang
Kota Malang secara konseptual yang telah ada dan pembangunan dan
konstelasi ruang secara spasial yang sudah konsisten.
2. Struktur pusat permukiman perkotaan Malang yang berpusat di Kota
Malang sebagai pusat utama bagi wilayah perkotaan di Kota/Kabupaten
Malang serta Kota Batu.
3. Pola tata ruang kota membagi wilayah Kota Malang menjadi lima Bagian
Wilayah Kota (BWK).
MASALAH
4. Belum meratanya pengembangan dan pelayanan sarana prasarana dan
skala pelayanan pada sebaran komunitas turunannya dikarenakan pusat-
pusat pelayanan berada pada koridor jalan-jalan tertentu terutama jalan-
jalan protokol (sub pusat kota)
5. Struktur linkage yang menghubungkan antara pusat dan sub pusat
pelayanan belum memadai
6. Tidak ada pengembangan sarana prasarana pada sub-sub pusat
sehingga perkembangan wilayah tersebut tidak sesuai dengan fungsi
pelayanan yang telah ditetapkan

Pemanfaatan Ruang
POTENSI
7. Kota Malang memiliki luas wilayah sebesar 11.006,66 Ha yang
dimanfaatkan untuk berbagai jenis penggunaan lahan berupa
permukiman, sawah, tegalan, kebun, perikanan/tambak seluas 10.506,04
Ha.
8. Tersedianya lahan-lahan kosong/tegal di wilayah hinterland dapat menjadi
potensi pemanfaatan ruang yang masih dapat dikembangkan di Kota
Malang.
9. Jenis pemanfaatan ruang yang beragam berpotensi meningkatkan
pembangunan ekonomi Kota Malang.

MASALAH
10. Penyimpangan atau alih fungsi lahan yang banyak terjadi
secara cepat terutama di jalan-jalan protokol yang tidak sesuai dengan
fungsi yang telah ditetapkan (ekologis, hidrologis dan lingkungan).
11. Penyerobotan ruang/lahan secara ilegal di bantaran sungai dan
rel kereta api, serta kawasan timur Kota Malang yang msih belum terbina
KEPENDUDUKAN
POTENSI
12. Jumlah penduduk di Kota Malang berdasar atas data registrasi
penduduk yang dikoordinasi oleh Biro Pusat Statistik Kota Malang tahun
2007 dalam Kota Malang Dalam Angka Tahun 2007 adalah sebesar
816.444 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk berkelamin pria
sebesar 407.959 jiwa dan wanita sebesar 408.485 jiwa.
13. Persebaran penduduk pada tiap wilayah adminsitratif
Kecamatan di Kota Malang diketahui bahwa Kecamatan Lowokwaru
memiliki kontribusi terbesar yaitu 194.331 jiwa, kemudian disusul oleh
Kecamatan Kedungkandang sebesar 182.534 jiwa, Kecamatan Sukun
sebesar 170.201 jiwa, Kecamatan Blimbing sebesar 167.555 jiwa.
Sementara jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Klojen yaitu
sebesar 101.823 jiwa.
14. Tingkat kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Klojen
dengan tingkat kepadatan mencapai 11.531 Jiwa/km dan kepadatan
penduduk terendah berada di Kecamatan Kedungkandang yang
mencapai 4.576 jiwa/ km
15. Penduduk yang bekerja di sektor perdagangan berjumlah
paling banyak dari sektor lain yaitu sekitar 32% dari total penduduk yang
bekerja. Sesuai dengan usia produktif penduduk (20-59 tahun) Kota
Malang pada tahun 2007 sebesar 431.435 jiwa, jumlah penduduk yang
bekerja adalah sebesar 320.424 jiwa. Hal ini dapat diartikan bahwa
persentase jumlah penduduk yang bekerja adalah sebesar 74,27 % dari
jumlah penduduk usia produktif. Dari potensi tersebut maka dalam
perkembangannya adalah pengoptimalan tenaga kerja di Kota Malang.

MASALAH
16. Jumlah pengangguran di Kota Malang masih terbilang banyak
yaitu sebesar 25,73 % dari jumlah penduduk usia produktif pada tahun
2007.
17. Tingkat kepadatan penduduk yang tidak merata di setiap
kecamatan.

FASILITAS PERKOTAAN
POTENSI
18. Perdagangan : Kawasan perdagangan dan jasa ini memiliki
skala regional (pusat Kota). Tersedianya pusat-pusat perbelanjaan
tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi Kota Malang dan berfungsi
sebagai pusat kegiatan perekonomian di Kota Malang. Adapun prospek
pengembangan bagi sarana perdagangan jasa yaitu dengan
memanfaatkan sarana perdagangan jasa tersebut sebagai wisata belanja
di Kota Malang.
19. Pendidikan : Fasilitas pendidikan yang ada di Kota Malang
seluruhnya berjumlah 780 unit yang terdiri dari 255 unit fasilitas
pendididikan berupa Taman Kanak-Kanak, 239 unit fasilitas Sekolah
Dasar Negeri, 56 Unit Sekolah Dasar Swasta, 23 unit fasilitas SLTP
Negeri, 67 unit fasilitas SLTP Swasta, 5 Unit SMU Negeri, 40 unit SMU
swasta dan 8 unit SMK Negeri, 37 unit SMK Swasta serta 43 Perguruan
Tinggi. Fasilitas-fasilitas pendidikan tersebut memiliki potensi untuk
berkembang sesuai dengan standar pendidikan internasional. Adapun
prospek engembangan bagi sarana pendidikan yaitu dengan
mengembangkan fasilitas pendidikan yang bertaraf internasional. Di
samping itu sarana pendidikan yang ada di Kota Malang dapat juga
berfungsi menjadi objek wisata edukatif.
20. Peribadatan : Potensi sarana atau fasilitas peribadatan di Kota
Malang yaitu tersedianya fasilitas peribadatan yang merata padamasing-
masing kecamatan. Fasilitas peribadatan tersebut terdiri dari Masjid,
Mushola, Gereja, Pura dan Vihara.
21. Kesehatan : Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Malang
terdiri dari Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu, Apotik, Klinik KB,
Balai Pengobatan, Rumah Obat, Lab. Medis, dan jumlah Tenaga Medis.
MASALAH
22. Perdagangan :Permasalahan sarana perdagangan yaitu
persebarannya yang kurang merata di seluruh wilayah Kota Malang.
23. Pendidikan : Permasalahan sarana pendidikan yaitu
manajemen perguruan tinggi yang kurang, sehingga arahan penanganan
bagi permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan manajemen
perguruan tinggi.
24. Peribadatan : Tidak ada permasalahan yang berkaitan dengan
sarana peribadatan di Kota Malang karena sarana peribadatan sudah
tersebar secara merata di seluruh wilayah Kota Malang.
25. Kesehatan : Permasalahan sarana kesehatan di Kota Malang
yaitu keberadaan puskesmas yang kurang difungsikan dengan baik.
Untuk itu arahan penanganan bagi permasalahan tersebut yaitu dengan
meningkatkan fungsi puskesmas sehingga dapat dioptimalkan dengan
lebih baik

Sistem Transportasi
POTENSI
26. Jaringan Jalan Raya : Pola transportasi utama di kota Malang
yakni konsentris-radial dengan sistem lingkar dalam (inner ring road) yang
pada umumnya berpola grid, dimana Kota Malang mengalami
peningkatan arus pergerakan manusia dan barang dari satu wilayah kota
menuju ke wilayah kota yang lain serta pergerakan antara kota Malang
dengan daerah luar kota Malang. Hal tersebut didukung oleh kondisi jalan
yang relatif bagus dengan topografi relatif datar dan perambuan jalan
yang lengkap.
27. Sarana Angkutan Umum : Moda transportasi umum yang ada
di Kota Malang, terdiri atas Bis Umum (besar), Bis Umum (sedang), Bis
Umum (kecil), MPU, Pick Up, Truk (sedang),Truk (berat), Truk (gandeng),
Krt Tempel, Penarik / Traktor head. Adapun trayek kendaraan angkutan
kota yang ada di Kota Malang terdiri atas 26 trayek angkutan, yang
menghubungkan antara wilayah-wilayah yang ada di Kota Malang.
Angkutan kota tersebut beroperasi hampir 24 jam sehari dengan warna
kendaraan yang diseragamkan.
28. Terminal : Kota Malang memiliki 3 terminal utama, yaitu
Terminal Arjosari, Terminal Gadang, dan Terminal Landungsari. Terminal
Arjosari merupakan terminal induk terbesar di kota Malang yang melayani
perjalanan ke luar Kota Malang dan angkutan antar propinsi. Terminal
Gadang merupakan terminal regional yang terletak di sebelah Selatan
kota yang merupakan terminal bagi bus antar kota dalam propinsi (antara
lain jurusan Blitar), angkutan kota (mikrolet) dan angkutan pedesaan.
Sedangkan Terminal Landungsari merupakan terminal regional yang
berada di sebelah Barat Laut kota Malang yang merupakan terminal bagi
bus antar kota dalam propinsi (antara lain jurusan Batu-Kediri), angkutan
kota (mikrolet) dan angkutan pedesaan.
29. Jaringan Kereta Api : Jaringan jalan rel Kereta Api di Kota
Malang ini membagi Kota Malang menjadi 2 (dua) bagian, membentang
dari Utara ke Selatan hampir sejajar dengan jalan arteri dan mempunyai
beberapa perlintasan dengan jalan utama, sehingga mempengaruhi arus
lalu lintas jalan raya.
30. Sempadan rel kereta api di beberapa wilayah Kota Malang
lebih banyak dimanfaatkan sebagai area permukiman dan sebagai
kawasan lainnya. Kondisi ini dapat dilihat di sempadan kereta api di
sepanjang jalur Malang kota lama (sekitar jembatan Fly over) hingga ke
jalur kota baru. Jarak antara rumah penduduk dengan rel kereta api pada
sisi kiri dan kanan tidak lebih dari 3 meter.
31. Jaringan Pejalan Kaki : Berdasarkan hasil survey primer
diketahui bahwa sebagian besar koridor jalan utama mulai dari arteri
primer hingga kolektor memiliki jalur pedestrian. Sebagian besar dari
trotoar kondisinya masih sangat bagus.

MASALAH
32. Jaringan Jalan Raya
Banyak permasalahan yang terjadi di Kota Malang menyangkut jaringan
jalan raya antara lain:
33. Kemacetan yang terjadi pada beberapa ruas jalan di Kota
Malang terutama pada jam-jam sibuk akibat kapasitas jalan yang
meningkat. Belum terlaksananya beberapa rencana pelebaran jalan
pada ruas-ruas jalan yang mengalami perubahan hirarki, seperti ruas
Jalan Merjosari - tembus Pasar Dinoyo - tembus Desa
Tunggulwulung - terus sampai Karanglo, Jalan Gajayana - Jalan
Sumbersari - Jalan Galunggung , dan Jalan Raden Intan - Jalan RP.
Suroso - Jalan Sunandar PS – Jalan Tumenggung Suryo - Jalan
Jend. Sudirman - Jalan Martadinata - Jalan Kol. Sugiono Kondisi
perparkiran yang tidak teratur. Hal ini disebabkan banyaknya
kendaraan yang memarkir di badan jalan (on street) menyebabkan
pengurangan badan jalan Kurang baiknya manajemen lampu lalu
lintas (traffic light) menyebabkan kendaraan-kendaraan dari arah
yang berbeda bergerak secara bersamaan. Akibatnya terjadi tundaan
pada titik pertemuan persimpangan karena masing-masing
kendaraan saling berebut kepentingan
34. Tidak tersedianya sarana penunjang jalan seperti trotoar dan
zebra cross pada beberapa ruas jalan yang banyak dilalui oleh
pejalan kaki.
35. Beberapa jalan relatif sempit
36. Belum adanya jalan lingkar di Kota Malang
2. Sarana Angkutan Umum
 Beberapa masalah sarana angkutan umum di Kota Malang yaitu sebagian
besar rute trayek saling berhimpitan sehingga distribusi jaringan angkutan
umum tidak merata, sehingga menyebabkan ketidakmerataan jumlah
pendapatan pengemudi angkutan umum.
 Permasalahan terminal di Kota Malang berupa kondisi prasarana yang
terdapat pada masing-masing terminal dan sub terminal di Kota Malang
masih banyak yang kurang memadai.
3. Jaringan Kereta Api :Masalah yang berkaitan dengan jaringan Kereta
Api di Kota Malang yaitu sempadan rel kereta api di beberapa wilayah Kota
Malang tidak memiliki lebar yang sesuai dengan persyaratan sempadan
kereta api.
4. Jaringan Pejalan Kaki : Tidak tersedianya jalur pedestrian pada
beberapa ruas jalan yang banyak dilalui oleh pejalan kaki.

Rona kondisi eksisting yang ada


DEMOGRAFI
Kota Malang merupakan Kota Orde P-3 di Propinsi Jawa Timur. Kota Malang memiliki
luas wilayah sebesar 11.006 Ha dengan jumlah penduduk sebesar 807,136 jiwa yang
terdiri dari 404.553 jiwa penduduk laki-laki, dan penduduk perempuan
sebesar 415.690 jiwa. Kepadatan penduduk kurang lebih 7.453 jiwa per
kilometer persegi. Tersebar di 5 Kecamatan

 Klojen = 105.907 jiwa,


 Blimbing = 172.333 jiwa,
 Kedungkandang = 174.447 jiwa,
 Sukun = 181.513 jiwa, dan
 Lowokwaru = 186.013 jiwa).

Terdiri dari 57 Kelurahan, 536 unit RW dan 4.011 unit RT. Wilayah
administrasi Kota Malang terdiri dari 5 Kecamatan yang nantinya akan
dilakukan pemekaran wilayah kecamatan. Berdasarkan pada jumlah penduduk Kota
Malang yang berjumlah kurang dari 1.000.000 jiwa maka Kota Malang tergolong dalam
kota besar, dimana tidak menutup kemungkinan di waktu yang akan menjadi Kota
Metropolis dengan jumlah Penduduk yang lebih besar lagi.

EKONOMI
Perekonomian Kota Malang ditunjang dari berbagai sektor, diantaranya industri, jasa,
perdagangan, dan pariwisata. Sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur, menjadikan
laju ekonomi Malang merupakan yang terpenting kedua di Jawa Timur setelah Surabaya.

Perdagangan dan jasa,


kawasan perdagangan dikota malang mempunyai sebagai contoh Pasar Besar
Malang merupakan pusat perdagangan dan belanja yang terletak tidak jauh dari Alun-
Alun Kota Malang. Pasar Besar Malang ini sering kali disebut-sebut sebagai salah satu
sight and activities di Malang.

Industri,
Kota Malang memiliki pola pertumbuhan industri yang unik, dimana
sebagian besar industrinya disokong oleh sektor industri kecil dan
mikro. Hanya terdapat beberapa industri manufaktur besar yang terdapat
di Kota Malang sebagian disusun atas industri manufaktur padat karya.

 Industri kecil-menengah di Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan


Blimbing antara lain terdiri dari kripik tempe, keripik buah, keramik,
dan lain-lain
 Pergudangan yang ada di sekitar Jalan Tenaga (Kelurahan Blimbing) sedangkan
Untuk industri yang memiliki skala besar - menengah berada di sekitar
Kecamatan Singosari dan Karangploso.

Pariwisata

Kota Malang memiliki wisata sejarah, rekreasi dan kuliner. Wisata


sejarah tersebut terdapat di beberapa museum seperti
Museum dan perpustakaan
 Museum Brawijaya Malang
 Museum Bentoel
 Museum Mpu Purwa
 Museum Zoologi Frater Vianney
 Museum Malang Tempo Doeloe
Taman rekreasi dan pasar wisata
 Taman Rekreasi Senaputra
 Taman Wisata Tlogomas
 Pasar Minggu Semeru (Jalan Semeru)
 Pasar Minggu Vellodrome (lingkar luar arena Velodrome Sawojajar)
 Wisata Kuliner Pulosari
 Taman Kridha Budaya Jawa Timur
 Taman Rekreasi Lembah Dieng
 Playground
 Malang Tempoe Doeloe 1 tahun sekali dan di adakan saat pertengahan
tahun.
 Taman Wisata Wendit

Kota Malang mempunyai beberapa wisata kuliner, di antaranya:


 Bakso Malang
 Bakso Bakar
 Cwie Mie / sejenis pangsit mie dengan taburan sawi hijau
 Rawon khas Malang
 Soto ayam Gang Lombok
 Kaldu kambing kacang hijau
 Soto kambing Tunggulwulung
 Nasi Bug

SOSIAL-BUDAYA
Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh
terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal
adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini
semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud
pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger).
Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-
kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-
kultur Madura di lereng gunung Arjuno, dan sub-kultur Tengger sisa
budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru.

Di kota Malang juga terdapat tempat yang merupakan sarana apresiasi


budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur, di tempat
ini sering ditampilkan aneka budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk,
Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda Lumping, Sendra
tari.
SARANA PRASARANA
Pendidikan
Malang juga dikenal sebagai Kota Pendidikan, karena memiliki
sejumlah perguruan tinggi ternama, Sebagai kota pendidikan, banyak
mahasiswa berasal dari luar Malang yang kemudian menetap di Malang,
terutama dari wilayah Indonesia Timur seperti Bali, Nusa Tenggara,
Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua, bahkan dari luar negeri
sekalipun.

Perdagangan dan jasa

Fungsi utama dan pendukung yang diarahkan

Fungsi

Kota Malang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN);


Kota Malang sebagai Pusat Pelayanan Berskala Regional;
Kota Malang sebagai Pusat Pelayanan Kawasan Andalan Malang Raya;

Fungsi pendukung lainnya


 Kota Malang sebagai pusat pelayanan SWP Malang Raya.
 Kota Malang merupakan sentra akomodasi di wilayah Malang Raya.
 Kota Malang merupakan pusat pelayanan regional di wilayah Malang Raya.
 Kebijakan penetapan Kota Malang sebagai kota pendidikan bertaraf internasional serta
sebagai kota pariwisata.
 Secara spasial berada pada kawasan strategis antara potensi pariwisata dan agrobisnis
Kabupaten Malang dan potensi wisata akomodasi Kota Batu.
Kota Malang sebagai kota pendidikan yang berkualitas
dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang didukung sektor
penunjang pariwisata sertasektor industri, perdagangan dan jasa

Pembagian Kota ke dalam 6 BWK (Bagian Wilayah Kota)


70. BWK Malang Tengah, meliputi wilayah Kecamatan Klojen.
Fungsi utama yaitu pemerintahan, perkantoran, perdagangan dan
jasa, sarana olahraga, pendidikan dan peribadatan.
71. BWK Malang Utara, meliputi wilayah Kecamatan Lowokwaru.
Fungsi utama yaitu pendidikan, perdagangan dan jasa, industri
besar/menengah dan kecil serta wisata budaya.
72. BWK Malang Timur Laut, meliputi sebagian wilayah
Kecamatan Blimbing. Fungsi utama yaitu terminal, industri, perdagangan
dan jasa, pendidikan dan sarana olah raga.
73. BWK Malang Timur, meliputi wilayah sebagian Kecamatan
Kedungkandang. Fungsi utama yaitu perkantoran, terminal, industri dan
sarana olahraga.
74. BWK Malang Tenggara, meliputi wilayah sebagian Kecamatan
Sukun dan sebagian Kecamatan Kedungkandang. Fungsi utama yaitu
perdagangan dan jasa, Sport Centre (GOR Ken Arok), Gedung
Convention Center, industri, dan perumahan.
75. BWK Malang Barat, meliputi wilayah sebagian Kecamatan
Sukun. Fungsi utama yaitu perdagangan dan jasa dan pendidikan.

Delineasi dan deskripsi batasan wilayahnya

Kota Malang yang terletak di dataran tinggi yaitu pada ketinggian


antara 440 - 667 meter diatas permukaan air laut, merupakan salah satu
kota tujuan pariwisata karena keindahan alamnya yang dikelilingi
pegunungan. Letak kota Malang berada di tengah-tengah
wilayah Kabupaten Malang dan secara astronomis terletak 112,06° -
112,07° Bujur Timur dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan, dengan batas
wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kec. Singosari dan Kec. Karangploso , Kabupaten


Malang
 Sebelah Timur : Kec. Pakis dan Kec.Tumpang , Kabupaten Malang
 Sebelah Selatan : Kec. Tajinan dan Kec. Pakisaji, Kabupaten Malang
 Sebelah Barat : Kec. Wagir dan Kec. Dau , Kabupaten Malang

Kota Malang dibagi menjadi 5 sub pelayanan yaitu Pusat Pelayanan Kota
Malang Tengah, Pusat Pelayanan Kota Malang Utara, Pusat Pelayanan
Kota Malang Timur, Pusat Pelayanan Kota Malang Timur Laut, Pusat
Pelayanan Kota Malang Tenggara dan Pusat Pelayanan Kota Barat.

Introduction
Kota Malang merupakan salah satu daerah otonom dan merupakan kota
besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Sebagai kota besar,
Malang tidak lepas dari permasalahan sosial dan lingkungan yang semakin
buruk kualitasnya. Kota yang pernah dianggap mempunyai tata kota yang
terbaik di antara kota-kota Hindia Belanda ini, kini banyak dikeluhkan
warganya seperti kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas, suhu udara
yang mulai panas, sampah yang berserakan atau harus merelokasi
pedagang kaki lima yang memenuhi alun-alun kota. Namun terlepas dari
berbagai permasalahan tata kotanya, pariwisata Kota Malang mampu
menarik perhatian tersendiri. Dari segi geografis, Malang diuntungkan oleh
keindahan alam daerah sekitarnya seperti Batu dengan agrowisatanya,
pemandian Selecta, Songgoriti atau situs-situs purbakala peninggalan
Kerajaan Singosari. Jarak tempuh yang tidak jauh dari kota membuat para
pelancong menjadikan kota ini sebagai tempat singgah dan sekaligus
tempat belanja. Perdagangan ini mampu mengubah konsep pariwisata
Kota Malang dari kota peristirahatan menjadi kota wisata belanja.

Anda mungkin juga menyukai