Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa – masa sekarang ini manusia sudah dimudahkan dalam berbagai hal. Seperti
adanya ponsel untuk menghubungkan orang – orang tanpa batasan jarak, adanya surat
elektronik untuk pengiriman surat secara online, tapi dalam pengiriman suatu paket kita tidak
bisa langsung mengirimnya secara online karena paket tersebut berwujud nyata dan tidak bisa
dipindah tangankan tanpa adanya peranan manusia didalamnya. Maka dari itu, diperlukannya
jasa – jasa pengiriman dalam hal pengiriman paket.
Dengan latar belakang ini kami mencoba untuk menganalisis jasa – jasa pengiriman
dengan membandingkan beberapa faktor yang ada untuk dinilai oleh orang – orang yang
sudah pernah menggunakan jasa – jasa pengiriman secara berkala. Dan juga pemilihan rute
dalam pengiriman barang dari kantor cabang ke kantor pusat guna mendapatkan keuntungan
optimum yang akan di dapat oleh jasa pengiriman tersebut. Dan juga mencoba menganalisis
jasa pengiriman manakah yang sekarang diminati dan menjadi pilihan oleh orang – orang
yang sering menggunakan jasa pengiriman pada zaman sekarang ini.
1.2 Profil Objek Kajian
 Pada materi AHP
Nama Perusahaan : JNE dan J&T
Deskripsi : Jasa pengiriman JNE yang sudah berdiri dan membantu dalam
jasa pengiriman sejak 1990.
 Pada materi PD Deterministik
Nama Perusahaan : J&T
Deskripsi : Jasa pengiriman J&T sudah berdiri dan membantu dalam jasa
pengiriman sejak 2015
1.3 Perumusan Masalah
1. Dengan metode AHP jasa pengiriman manakah yang memiliki nilai paling besar?
2. Dengan menghitung CR pada metode AHP apakah nilai tersebut sudah konsisten?
3. Dengan perhitungan menggunakan PD Deterministik stagecoach, jalur manakah
yang paling optimum?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Memahami konsep AHP
2. Mengetahui perhitungan CR dan mengetahui apakah sudah konsisten atau belum
3. Memahami konsep PD Deterministik
4. Mengetahui jalur yang paling optimum
4.1 Batasan Masalah
1. Konsep AHP
2. Konsep PD Deterministik
3. Responden untuk AHP adalah 3 orang yang sudah sering menggunakan kedua jasa
pengiriman
4. Penelitian hanya dilakukan di JNE dan J&T
5. Perhitungan menggunakan perhitungan manual dan dengan aplikasi
6. Aplikasi yang digunakan adalah Excel, IBM SPSS, dan juga POMQM
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1. AHP
Analytical Hierarchy Process (AHP) diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun
1970 an, untuk menyelesaikan masalah multikriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki.
Tiga prinsip yang harus dipahami untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan metode
AHP, yaitu: decomposition, comparative judgement, dan logical consistency.
1. Decomposition
Decomposition adalah memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur yang
saling berhubungan, dalam bentuk struktur hirarki seperti tampak pada garnbar 1.

2. Comparative Judgement
Comparative judgemenr dilakukan dengan mernberikan penilaian tentang
kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan
tingkatan di atasnya, untuk memberikan urutan prioritas dari elemen-elemennya.
Hasil penilaian ini akan lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks painuaise
comparison atau matriks perbandingan berpasangan. Dalam membentuk pairtuaise,
Saaty (1980) menetapkan skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai
perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain (Tabel 1).
3. Logical Consistency
Logical consistency merupakan karakteristik penting AHP. Konsistensi memiliki
dua makna, yang pertama adalah bahwa obyek-obyek yang serupa dapat
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi dan yang kedua adalah
menyangkut tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkanpada kriteria
tertentu.

2.2. PD Deterministik
Program Dinamis (dynamic programming) merupakan sebuah metode pemecahan
masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau
tahapan (stage) sedemikian rupa sehingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari
serangkaian keputusan yang saling berkaitan satu dan lainnya. Beberapa aplikasi
dari dynamic programming antara lain adalah network, resource allocation, inventory
control. Pemrograman dinamis (dynamic programming) yaitu membagi 1 pesoalan
atas beberapa bagian persoalan dalam program dinamis disebut tahap (stage),
kemudian memecahkan tiap tahap menjadi sub tahap (state) dengan mengoptimalkan
keputusan tiap tahap sampai seluruh persoalan dapat dipecahkan (Munir, 2004). Ide
dasar program dinamis ini ialah membagi persoalan menjadi beberapa bagian yang
lebih sehingga memudahkan penyelesaiannya, namun pada program dinamis ini tidak
ada formulasi matematis yang standar sehingga persamaan yang terpilih harus
dikembangkan agar dapat memenuhi masing-masing situasi yang dihadapi. Istilah
yang biasa digunakan antara lain (Munir, 2004):
1. Stage (tahap) adalah bagian persoalan yang mengandung decision variable.
2. Alternatif, pada setiap stage terdapat decision variable dan fungsi tujuan yang
menentukan besarnya nilai setiap alternatif.
3. State, menunjukan kaitan satu stage dengan stage lainnya, sehingga
setiap stage dapat dioptimalkan secara terpisah sehingga hasil optimasi layak
untuk seluruh persoalan.
Program dinamis deterministik adalah pendekatan program dinamis sebagai
persoalan deterministik dimana state pada stage berikutnya sepenuhnya ditentukan
oleh state dan keputusan pada stage saat ini untuk mengkategorikan persoalan
program dinamis deterministik ini adalah dengan melihat bentuk fungsi tujuannya.
Program dinamik deterministik dapat digambarkan sebagai berikut:

Dengan demikian, maka pada stage n, prosesnya akan berada pada state Sn.
Pada state ini dibuat keputusan Xn, kemudian proses bergerak ke state Sn+1 pada
stage (n+1). Dari titik ini ke depan, nilai fungsi tujuan untuk keputusan optimumnya
telah terlebih dahulu dihitung. Keputusan memilih Xn juga memberikan kontribusi
terhadap fungsi tujuan, yang dengan menggabungkan kedua besaran ini akan
diperoleh nilai fungsi tujuan yang berawal pada stage n. Setelah hal ini dilakukan
untuk semua nilai Sn yang mungkin, maka prosedut penyelesainnya bergerak
kembali pada persoalan dengan satu stage.
Suatu cara untuk mengategorikan persoalan program dinamis deterministik ini
adalah dengan melihat bentuk fungsi tujuannya. Sebagai contoh, fungsi tujuannya
mungkin meminimumkan jumlah kontribusi dari masing – masing stage atau dapat
pula memaksimumkannya atau meminimumkan hasil perkaliannya. Cara
pengategorian yang lain didasarkan pada keadaan dari kumpulan state pada suatu
stage. Artinya apakah state Sn dapat direpresentasikan sebagai variabel state diskrit
atau kontinu, atau mungkin diperlukan suatu vector state (lebih dari satu variabel)
(Ahmad Dimyati. 1994.285).
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Flow Chart Penelitian

3.2. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang kami lakukan adalah untuk metode AHP
sendiri kami menyebar kuesioner (terlampir) kepada tiga orang ahli yang sudah
sering kali menggunakan jasa pengiriman. Dan untuk metode PD Deterministik kami
menanyakan langsung kepada staff yang ada di J&T untuk rute darat pengiriman
barang dari kantor cabang Bojongsoang ke kantor pusat yang berada di Jl. Terusan
Pasir Koja.
3.3. Metode Analisis Data
3.3.1. Analisis Data Menggunakan AHP
Namun sebelumnya tentukan dahulu tujuan atau goal permasalan kasus (
langkah awal), tentukan kriteria dan alternatif, selanjutnya perhitungannya di
mulai dengan langkah berikut ini:
1. Membuat matriks perbandingan kriteria dengan nilai yang telah di inputkan
2. Mencari bobot vektor prioritas, sebelum mencari nilai ini, Anda harus
menjumlahkan setiap kolom sel pada kolom matriks di bagi dengan jumlah
kolom pada setiap selnya.
3. Mencari lambda
4. Mencari Konsitensi Index (CI)
5. Mencari Konsistensi Rasio (CR), Tingkat konsistensi apabila nilai CR <0.1
3.3.2. Analisis Data Menggunakan PD Deterministik
Setelah menentukan rute yang akan digunakan, maka langkah – langkah dalam
menghitung PD Deterministik adalah sebagai berikut:
1. Menggambar rute yang diinginkan
2. Menghitung dengan cara backward
3. Melakukan pendekatan yang dimulai dari tujuan dan berakhir di asal
(backward)
4. Menyambungkan pendekatan yang ada dan menjadikan rute optimum
BAB 4
PENGOLAHAN DATA
4.1. Metode AHP
4.1.1. Pengolahan Data Manual

4.1.2. Pengolahan Data dengan Software


a. Membuat matriks perbandingan kriteria dengan nilai yang telah di
inputkan
Dari kuesioner yang sudah disebar kepada 3 orang ahli, didapatkan nilai dari
tiap kuesioner adalah sebagai berikut:
Kecepatan Kevalidan Penulisan
Responden 1 Harga Pelayanan Promo Pengiriman Data
Harga 1 0,166666667 5 0,2 0,166666667
Pelayanan 6 1 7 0,166666667 0,2
Promo 0,2 0,142857143 1 5 0,2
Kecepatan
Pengiriman 5 6 0,2 1 0,25
Kevalidan
Penulisan Data 6 5 5 4 1

Kecepatan Kevalidan Penulisan


Responden 2 Harga Pelayanan Promo Pengiriman Data
Harga 1 0,333333333 0,2 0,142857143 0,125
Pelayanan 3 1 5 0,2 0,2
Promo 5 0,2 1 5 0,142857143
Kecepatan
Pengiriman 7 5 0,2 1 0,142857143
Kevalidan
Penulisan Data 8 5 7 7 1

Kecepatan Kevalidan Penulisan


Responden 3 Harga Pelayanan Promo Pengiriman Data
Harga 1 0,5 0,5 2 0,111111111
Pelayanan 2 1 0,125 0,111111111 0,111111111
Promo 2 8 1 2 0,5
Kecepatan
Pengiriman 0,5 9 0,5 1 0,5
Kevalidan
Penulisan Data 9 9 2 2 1
Setelah menghitung dari tiap nilai pada tabel tersebut, selanjutnya adalah
menghitung matriks perbandingan sebagai berikut:
Kecepatan Kevalidan
Geomean Harga Pelayanan Promo Pengiriman Penulisan Data
Harga 1 0,302853432 0,793700526 0,385171357 0,132283421
Pelayanan 3,3019272 1 1,635533155 0,154719628 0,164414138
Promo 1,259921 0,611421417 1 3,684031499 0,24264275
Kecepatan
Pengiriman 2,5962471 6,46330407 0,271441762 1 0,261378979
Kevalidan
Penulisan Data 7,5595263 6,082201996 4,1212853 3,825862366 1
Total 15,717622 14,45978092 7,821960743 9,049784849 1,800719289

Setelah itu, selanjutnya adalah menghitung normalisasi sebagai berikut:


Kevalidan
Kecepatan Penulisan
Normalisasi Harga Pelayanan Promo Pengiriman Data Total
Harga 0,0636229 0,020944538 0,1014708 0,042561383 0,073461434 0,302061
Pelayanan 0,210078 0,069157341 0,209095 0,017096498 0,091304702 0,59673162
Promo 0,0801598 0,042284279 0,1278452 0,407084982 0,134747682 0,7921219
Kecepatan
Pengiriman 0,1651807 0,446984924 0,0347025 0,110499865 0,14515254 0,90252051
Kevalidan
Penulisan
Data 0,4809587 0,420628918 0,5268865 0,422757273 0,555333641 2,40656497
Total 1 1 1 1 1 5

b. Mencari bobot vektor prioritas


Didapatnya normalisasi diatas, maka kita dapat menghitung priority vectornya
sebagai berikut:
Priority Vector Hasil Kali HK/ PV
0,0604122 0,355493 5,884455397
0,119346324 0,684994 5,739544413
0,158424381 1,08928 6,875708025
0,180504101 1,277529 7,07756093
0,481312994 3,007385 6,248293774
1 6,41468 31,82556254
c. Mencari lambda, Mencari Konsitensi Index (CI), dan Mencari
Konsistensi Rasio (CR), tingkat konsistensi apabila nilai CR <0.1
Dengan adanya priority vector, kita dapat melanjutkan untuk menghitung uji
konsistensi sebagai berikut:
Uji Konsistensi
Lambda 6,3651125
CI 0,3412781
RI 1,12
CR 0,3047126
Didapatkan CR nya sebesar 0,304 dengan begitu dapat dikatakan CR tersebut
konsisten karena CR>0,1
d. Mencari perbandingan berdasarkan 3 orang ahli
 Harga
Dari penilai ketiga responden, maka didapatkan nilai sebagai
berikut:
Harga JNE J&T
JNE 0,3333333 3
J&T 0,037037 0,333333333
Total 0,3703704 3,333333333
Setelah mendapatkan nilai seperti diatas, bisa didapatkan matriks
normalisasi dengan hasil sebagai berikut:
Normalisasi
Harga JNE J&T Total Priority Vector
JNE 0,9 0,9 1,8 0,9
J&T 0,1 0,1 0,2 0,1
Total 1 1 2 1

 Pelayanan
Dari penilai ketiga responden, maka didapatkan nilai sebagai
berikut:
Pelayanan JNE J&T
JNE 0,3333333 0,057142857
J&T 105 0,333333333
Total 105,33333 0,39047619
Setelah mendapatkan nilai seperti diatas, bisa didapatkan matriks
normalisasi dengan hasil sebagai berikut:
Normalisasi
Pelayanan JNE J&T Total Priority Vector
JNE 0,003164557 0,14634146 0,14950602 0,074753
J&T 0,996835443 0,85365854 1,85049398 0,925247
Total 1 1 2 1

 Promo
Dari penilai ketiga responden, maka didapatkan nilai sebagai
berikut:
Promo JNE J&T
JNE 0,3333333 4,2
J&T 0,026455 0,333333333
Total 0,3597884 4,533333333
Setelah mendapatkan nilai seperti diatas, bisa didapatkan matriks
normalisasi dengan hasil sebagai berikut:
Normalisasi
Promo JNE J&T Total Priority Vector
JNE 0,926470588 0,92647059 1,852941176 0,926471
J&T 0,073529412 0,07352941 0,147058824 0,073529
Total 1 1 2 1

 Kecepatan Pengiriman
Dari penilai ketiga responden, maka didapatkan nilai sebagai
berikut:
Kecepatan
Pengiriman JNE J&T
JNE 0,3333333 3
J&T 0,037037 0,333333333
Total 0,3703704 3,333333333
Setelah mendapatkan nilai seperti diatas, bisa didapatkan matriks
normalisasi dengan hasil sebagai berikut:
Normalisasi
Kecepatan Pengiriman JNE J&T Total Priority Vector
JNE 0,9 0,9 1,8 0,9
J&T 0,1 0,1 0,2 0,1
Total 1 1 2 1
 Kevalidan Penulisan Data
Dari penilai ketiga responden, maka didapatkan nilai sebagai
berikut:
Kevalidan
Pencatatan
Data JNE J&T
JNE 0,3333333 3,6
J&T 0,0308642 0,333333333
Total 0,3641975 3,933333333
Setelah mendapatkan nilai seperti diatas, bisa didapatkan matriks
normalisasi dengan hasil sebagai berikut:
Normalisasi
Kevalidan Pencatatan Priority
Data JNE J&T Total Vector
JNE 0,915254237 0,91525424 1,830508475 0,915254
J&T 0,084745763 0,08474576 0,169491525 0,084746
Total 1 1 2 1

e. Melakukan perkalian antara priority vector dari faktor – faktor yang ada
dengan priority vector dari kedua jasa pengiriman
Dari nilai – nilai diatas didapatkan priority vector dari masing –
masing faktor dengan kedua jasa pengiriman itu sendiri. Setelah
mendapatkan priority vector masing – masing kita kalikan dengan
priority vector yang ada diatas tadi lalu hasilnya adalah sebagai
berikut:
Hasil Akhir
Kecepatan Kevalidan Pencatatan
Harga Pelayanan Promo Pengiriman Data Total
Priority
Vector 0,0604122 0,119346324 0,1584244 0,180504101 0,481312994
JNE 0,9 0,07475301 0,9264706 0,9 0,915254237 0,81304545
J&T 0,1 0,92524699 0,0735294 0,1 0,084745763 0,18695455

Dari nilai diatas, didapatkan bobot tertinggi adalah JNE dengan


nilai 0,81304545 dan kemudian untuk nilai J&T sendiri adalah sebesar
0,18695455.
4.2. Metode PD Deterministik
Dalam hal pengiriman barang, dari kantor cabang harus terlebih dahulu ke
kantor pusat sebelum akhirnya dikirimkan ke kantor tujuan yang dituju. Maka dari itu
kami mengambil data dari kantor cabang J&T yang ada di Bojongsoang ke kantor
pusat J&T yang berada di Pasir Koja. Penggambaran rutenya adalah sebagai berikut:

Dengan keterangan:
A: Kantor cabang J&T Bojongsoang
B: Jalan Raya Dayeuhkolot
C: Jalan Terusan Buah Batu
D: Tol Padaleunyi
E: Jalan Jendral Sudirman
F: Jalan Terusan Pasir Koja
Jarak dari satu ke satu wilayah:
A – B: 3,1 km
A – C: 2,3 km
B – D: 4,4 km
B – E: 7,6 km
C – D: 8,6 km
C – E: 6,7 km
D – F: 12 km
E – F: 2,9 km
4.2.1. Pengolahan Data Manual

4.2.2. Pengolahan Data dengan Software


a. Melakukan pendekatan yang dimulai dari tujuan dan berakhir di asal
(backward)
N=3
F₃ = C₃
S₃ F₃*(s) X₃*
F
D 12 12 F
E 2,9 2,9 F

N=2
F₂ = C₂
S₂ F₂*(s) X₂*
D E
B 16,4 10,5 10,5 E
C 20,6 9,6 9,6 E

N=1
F₁ = C₁
S₁ F₁*(s) X₁
B C
A 13,6 11,9 11,9 C

Setelah perhitungan diatas dengan memperhatikan jarak minimum dari tiap


wilayah, didapatkan jarak paling optimum adalah sebesar 11,9 km dengan
pemilihan rute A – C – E – F.
BAB 5
ANALISIS
Pada dua jasa pengiriman, kami menganalisis dari 5 faktor yaitu harga, pelayanan,
promo, kecepatan pengiriman, dan kevalidan penulisan data. Dari kelima faktor tersebut,
kami menyebarkan kuesioner (terlampir) ke 3 orang ahli yang telah melakukan pengiriman
barang dengan menggunakan kedua jasa pengiriman tersebut dan tidak hanya 2 kali dalam
sebulan. Pada 5 faktor tersebut, kami mendapatkan priority vector dari tiap – tiap faktor yang
kemudian kami bisa mendapatkan nilai CR yaitu sebesar 0,3047126 dengan begitu dapat
disimpulkan bahwa nilai CR tersebut bersifat konsisten karena melebihi 0,01.
Setelah menghitung dari tiap – tiap priority vector, kami juga meminta pendapat dari
3 orang ahli tentang faktor – faktor tadi terhadap 2 jasa pengiriman. Yang kemudian kami
menghitung matriks normalisasi dan mendapatkan priority vector berdasarkan kedua jasa
pengiriman tersebut. Dari kedua nilai priority vector tersebut, yaitu berdasarkan jasa
pengiriman dan bukan, kami mendapatkan nilai dari tiap – tiap jasa pengiriman yang kami
analisis (JNE dan J&T). Dan dari nilai yang ada didapatkan bobot paling besar adalah pada
jasa pengiriman JNE dengan bobot nilai sebesar 0,81304545 dan kemudian untuk nilai J&T
sendiri adalah sebesar 0,18695455
Pada pengiriman J&T dari kantor cabang ke kantor cabang lainnya harus melalui
kantor pusat terlebih dahulu. Kami mengangkat kasus untuk pengiriman dari kantor cabang
Bojongosnga ke kantor pusat Pasir Koja. Dengan jarak dalam satuan kilometer, kami mencari
rute dengan jarak terpendek dari berbagai pilihan rute yang bisa digunakan oleh kurir J&T
sendiri.
Pada perhitungan di metode PD Deterministik stagecoach dengan pendekatan
backward. Pendekatan pertama dengan menghitung dari belakang dengan tujuan F dan dari
D, E didapatkan jarak minimum yaitu dari D ke F sebesar 12 km, dan dari E ke F sebesar 2,9
km. Lalu pendekatan selanjutnya yaitu dengan tujuan ke D dan E, dari B dan C dengan
ditambahkan dengan perhitungan sebelumnya. Didapatkan yang paling minimum adalah dari
B ke E sebesar 10,5 km, dan dari C ke E sebesar 9,6 km. Pendekatan yang terakhir adalah
dengan tujuan ke B dan C dari A dengan ditambahkan dengan perhitungan sebelumnya juga,
didapatkan yang paling minimum adalah dari A ke C sebesar 11,9 km. Didapatkan bahwa
jarak yang harus ditempuh oleh kurir jasa pengiriman J&T dari kantor cabang Bojongsoang
ke kantor pusat di Pasir Koja adalah dengan rute Bojongsoang – jl Raya Dayeuhkolot – jl
Jenderal Sudirman – jl Terusan Pasir Koja dengan jarak yang ditempuh adalah sebesar 11,9
km.
BAB 6
SARAN DAN KESIMPULAN
6.1. Saran
6.2. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Saaty, T.L., (1995). The Anallic Hierarchy Process. New York : McGraw-Hill.
Dimyati, Ahmad. 1994. Operation Research. Bandung : PT Sinar Baru Algensindo.

Anda mungkin juga menyukai