Anda di halaman 1dari 3

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 2
RESIKO PERILAKU KEKERASAN (KLIEN)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
Penampilan klien tampak rapi, pakaian klien bersih, klien tampak senang dikunjungi
oleh perawat
2. Diagnosa keperawatan: Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus:
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyepaktkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
4) Pasien dapat menyepaktkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5) Pasien dapat menyepaktkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik 1.
4. Tindakan keperawatan:
a. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, PK yang dilakukan, akibat PK.
b. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual.
c. Latih cara mengontrol PK fisik 1 (tarik nafas dalam)danfisik 2 (mencucibaju).
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum pak, masih ingat saya? Saya datang lagi nih pak.”
2. Evaluasi/ Validasi:
“Bagaimana perasaan pak saat ini?, Saya dengar dari teman yang dulu mengelola
bapak, kadang suka ngomong kasar kalau marah karena dengar sesuatu yang jelek
gitu yaa pak?”
3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat
”kalau begitu bagaimana jika kita sekarang berbincang-bincang tentang perasaan
marah bapak”
“Berapa lama pak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 15 menit?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di
ruang tamu?”
KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan
“Apa yang menyebabkan pak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? “Pada saat penyebab marah itu ada, apa yang bapak
rasakan?” “Apakah pak merasakan kesal kemudian dada pak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?” “Setelah itu apa yang bapak
lakukan?. Apa kerugian cara yang bapaklakukan? “Menurut pak apakah ada cara
lain yang lebih baik? Maukah pak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan
baik tanpa menimpaklkan kerugian?” ”Ada beberapa cara untuk mengontrol
kemarahan, pak. Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik
disalurkan rasa marah.” ”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara
dulu?” ”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah pak rasakan maka bapak
berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-
lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari
hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, pak
sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?” “Nah, sebaiknya latihan ini
paklakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul
paksudah terbiasa melakukannya”
”Sekarang kita pakat jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari pak mau latihan
napas dalamdanmelakukankegiatan? jam berapa saja pak?”

TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subyektif:
“Bagaimana perasaan pak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan pak
dengan saya?”.
Obyektif:
”Coba pak sepaktkan tadi apa saja penyebab marah pak?” dan yang pak rasakan?
dan yang pak lakukan ? serta apa saja akibatnya pak?”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan):
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapakyang lalu, apa
yang bapaklakukan kalau marah yang telah kita bahas dan jangan lupa latihan nafas
dalamnya danmelakukankegiatanmisalnyamencucibaju, menyapu, ataubersih-
bersihya pak
3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):
”Bagaimana jika besoklusa saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, jamnya juga sama ya
pak? Baik saya permisi dulu. Assalamualaikum”

Anda mungkin juga menyukai