Anda di halaman 1dari 4

Biopori

Saat ini, pertambahan jumlah penduduk menjadi permasalahan yang


semakin kompleks. Karena, akan semakin banyak lahan yang terbangun dan
mengakibatkan tingkat alih fungsi lahan menjadi semakin tinggi, Ruang Terbuka
Hijau (RTH) menjadi berkurang. Salah satu bencana yang mungkin terjadi akibat
dari pengalihan fungsi lahan tersebut adalah banjir. Banjir dapat berpengaruh pada
berbagai aspek, baik terhadap wilayah itu sendiri maupun wilayah di sekitarnya.
Pengalihan fungsi lahan dan berkurangnya RTH dapat mengurangi daya
serap tanah terhadap air, sehingga air hujan akan mengalir di permukaan dan
berakhir di sungai dan di daerah yang terdapat cekungan. Kapasitas sungai untuk
menampung limpasan air permukaan ada.
Menurut Peraturan Menteri Kehutanan nomor: P.70/Menhut-
II/2008/Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan, biopori adalah
lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme
di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya.
Lubang bipori berbentuk silinder yang dibuat vertikal ke dalam tanah
dengan diameter 10-30cm dan kedalamannya sekitar 80-100cm atau tidak melebihi
kedalaman muka air tanah. Lubang tersebut diisi dengan sampah organik untuk
menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini
kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang pada akhirnya dapat menciptakan
pori-pori pada tanah.
Pemilihan lokasi pembuatan lubang biopori sebaiknya di tempat yang cukup
bebas dari aktivitas manusia. Lokasi pembuatan sebaiknya dipilih pada tempat
dimana air akan berkumpul, atau bisa juga dengan mengatur agar air mengalir ke
lubang tersebut. Pengaliran air dapat dilakukan dengan membuat alur dan lubang
biopori dibuat di akhir atau di dasar alur tersebut. Selain itu, lubang biopori dapat
dibuat di saluran pembuangan air hujan. Hal ini akan mengubah funsi saluran dari
saluran pembuangan menjadi saluran peresapan air hujan. Sehingga air hujan akan
terserap kedalam halaman rumah dan tidak menjadi beban bagi saluran drainase.

1
Lokasi lain yang dapat dijadikan penempatan lubang biopori adalah di dasar
alur yang dibuat di sekeliling pepohonan dan juga di sekitar batas tanaman.
Keberadaan biopori di sekitar pohon akan membentuk siklus peredaran humus.
Bagian dari pohon yang berupa daun-daun, ranting, bunga dan buah yang busuk
dapat dijadikan bahan baku kompos. Dengan demikian pengambilan unsur hara
oleh tanaman akan terus tergantikan dengan adanya kompos di dalam lubang
biopori, sehingga kesuburan tanah dapat terus dipertahankan.

Pembuatan biopori juga memiliki tujuan agar dapat memperoleh manfaat.


Berikut adalah manfaat yang diperoleh apabila membuat lubang biopori:
1. Mengurangi sampah organik
Pembuatan lubang biopori dapat mengurangi sampah organik dari
pemukiman ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Karena, pada saat
pembuatan lubang biopori salah satu yang harus dilakukan adalah
memasukkan sampah organik.

2
2. Menyuburkan tanah
Ketika memasukkan sampah organik ke dalam lubang resapan, akan terjadi
proses biologis yang akan menjadikan sampah tersebut menjadi pupuk
kompos. Dengan terbentuknya pupuk kompos di dalam lubang tentu akan
membuat tanah menjadi subur
3. Membantu mencegah terjadinya banjir
Salah satu penyebab terjadinya banjir adalah system drainase yang tidak
baik. Dengan membuat lubang biopori dappat membantu air untuk segera
masuk kedalam tanah. Selain itu, sampah organik yang ada di dalam lubang
merupakan makanan dari cacing tanah. Cacing yang masuk kedalam lubang
akan membuat lubang-lubang yang akan membuat air lebih cepat meresap
ke dalam tanah.
4. Mempengaruhi jumlah air tanah
Lubang yang dibuat oleh cacing akan meningkatkan luas permukaan tanah
yang mengakibatkan kapasitas tanah untuk menampung air akan meningkat.
Bahkan, lubang biopori ini mampu meningkatkan luas bidang resapan
menjadi 40 kali lipat.
5. Meningkatkan kualitas air tanah
Organisme atau fauna yang berperan dalam penguraian sampah di lubang
biopori maupun mineral-mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Oleh
karen itu, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral.
6. Mencegah terjadinya erosi tanah
7. Membantu mencegah terjadinya pemanasan global
Sampah tersebut akan terurai menjadi humus, sehingga tidak cepat
diemisikan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca.

Untuk menjaga kualitas, lubang biopori harus dilakukan perawatan agar


tetap terjaga kualitasnya dan dapat berfungsi dengan baik. Hal-hal yang perlu
dilakukan antara lain adalah:
1. Mengisi lubang biopori dengan sampah organik secara bertahap sampai
lubang terisi penuh dengan sampah.
2. Penggantian sampah organik yang sudah menjadi kompos tiap 3 bulan
sekali.

3
Solusi untuk permasalahan banjir berupa lubang biopori ini sebenarnya
sudah sangat bermanfaat dan hamper tidak ada kesulitan dalam pembuatannya.
Akan tetapi terdapat beberapa kendala dalam penerapannya. Antara lain sebagai
berikut:
1. Kurangnya kepedulian masyarakat dalam usaha penanggulangan banjir.
2. Rasa malas untuk memilah sampah organik dan anorganik.
3. Tidak mengetahui dapak positif dari pemilihana sampah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai