Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN PELACAKAN KASUS DIARE


TAHUN 2018

A. PENDAHULUAN
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang
seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Survei morbiditas
yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat
kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/1000 penduduk, tahun 2003
naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010
menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan
CFR yang masih tinggi. Pada tahu 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133
orang, kematian 239 orang (CFR2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah
kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB
diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.)
Salah satu langkah dalam pencapaian target MDG’s (Goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak
menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada 2015.

B. LATAR BELAKANG
Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian
yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan sebagai salah satu penyebab
utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Secara umum, diperkirakan lebih
dari 10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahunnya, sekitar 20 % meninggal
karena infeksi diare. Kematian yang disebabkan diare diantara anak–anak terlihat menurun dalam
kurun waktu lebih dari 50 tahun. Meskipun mortalitas dari diare dapat diturunkan dengan program
rehidrasi/terapi cairan namun angka kesakitannya masih tetap tinggi. Pada saat ini angka kematian
yang disebabkan diare adalah 3,8 per 1000 per tahun, median insidens secara keseluruhan pada
anak usia dibawah 5 tahun adalah 3,2 episode anak per tahun. Diare menduduki urutan kedua
penyebab kematian pada anak , dan sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kematian
anak di dunia. Di Indonesia berdasarkan data laporan Surveilan Terpadu Penyakit (STP)
puskesmas dan rumah sakit (RS) secara keseluruh anangka insidens Diare selama kurun waktu
lima tahun dari tahun 2002 sampai tahun 2006 cenderung berfluktuasi dari 6,7 per1000 pada tahun
2002 menjadi 9,6 per1000 pada tahu 2006 (angka insiden bervariasi antara 4,5-25,7per1000). Dari
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 penyakit diare menduduki urutan kedua dari
penyakit infeksi dengan angka morbiditas sebesar 4,0% dan mortalitas 3,8%.7 Dilaporkan pula
bahwa penyakit Diare menempati urutan tertinggi penyebab kematian (9,4%) dari seluruh kematian
bayi. Dari tampilan data yang diuraikan diatas betapa tidak diare merupakan penyakit yang masih
bayak terjadi di masyarakat kita. Salah satu penyebabya adalah faktor ketidak tahuan masyarakat
tentang PHBS dan tidak menutup kemungkinan masih banyak lagi kasus di masyarakat yang tidak
terlaporkan karena ketidak tahuan sehingga dirawat sendiri dirumah dengan berbagai ramuan.
Salah ssatu langkah yang diambil dalam penemuan kasus di masyarakat adalah dengan melakukan
pelacakan kasus dilapangan sehingga diharapkan semua kasus tertangani dan terlaporkan.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena penyakit diare bersama lintas program dan
sektoral terkait.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang sesuai standar, baik di sarana kesehatan
maupun di rumah tangga.
b. Terkendalinya angka kejadian penyakit diare
c. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat
melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian karena
diare dapat dicegah.
d. Tertangani dan terlaporkannya semua kasus diare yang ada di masyarakat.

D. SASARAN
1. Luar Gedung
Bayi, balita dan semua masyarakat secara umum baik yang ditemukan saat pelacakan kasus
maupun yang dilaporkan oleh kader kesehatan.
2. Dalam Gedung
Semua masyarakat yang datang di sarana kesehatan baik Puskesmas, Pustu, Polindes, Klinik
dan Praktek swasta.

E. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan pelacakan kasus diare dilakukan setiap bulanya oleh pelaksana
program diare diseluruh dusun/posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Kotaraja sesuai dengan
anggaran yang disetujui oleh BOK Puskesmas.

F. JADWAL KEGIATAN
Rencana dan Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun setiap bulanya oleh pelaksana program
diare sesuai dengan kebutuhan program dan dikonsultasikan kepada pengelola BOK Puskesmas
untuk penganggaran biaya.

G. PEMBIAYAAN
Segala pembiayaan yang ditimbulkan dari kegiatan ini dibebankan kepada dana BOK
Puskesmas Teara.

H. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dilakukan setiap hari pada buku register harian program dan dilaporkan ke
Dinas Kesehatan sekali sebulan mengetahui Kepala Puskesmas dengan menggunakan format
pelaporan yang telah ditentukan.
I. EVALUASI
Evaluasi kegiatan dan rencana tindak lanjut dilakukan sekali sebulan pada saat acara minilokakarya
Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai