Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf
(neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan
(movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan
kekakuan otot.
Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi
pikun Perawatan Penderita Penyakit Parkinson Pengobatan Penyakit Parkinson memiliki sejarah
yang cukup panjang. Fakta menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar dopamin pada
Penyakit Parkinson di awal tahun 1960-an, membawa dunia pengobatan kepada penemuan obat
levodopa, suatu prekursor dopamin, yang secara efektif dapat memperbaiki gejala-gejala pada
Penyakit Parkinson (kajian oleh Barbeau 1962; Birkmayer & Hornikewicz 1962; serta Cotzias et
al 1967).
Namun levodopa tersebut tidak menyembuhkan penyakit atau menghentikan
perkembangan Penyakit Parkinson, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih
mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana laporan pendahuluan Parkinson?
2. Bagaiaman asuhan keperawatan Parkinson?
3. Bagaimana contoh tinjauan kasus Parkinson?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui laporan pendahuluan Parkinson
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Parkinson
3. Untuk mengetahui contoh tinjauan kasus parkinson

1
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi
Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progsesif yang mengenai
pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan karateristik yang
mucul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan), tremor dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare,
2002).
Parkinsonisme merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik,
bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Kelainan pergerakan
diakibatkan oleh defek jalur dopaminergik( produksi dopamine) yang menghubungkan subtansia
nigra dengan korpus striatum ( nucleus kaudatus dan nucleus lentikularis). Basal ganglia adalah
bagian dari sistem ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk mengawali, modulasi, mengakhiri
pergerakan, serta mengatur gerakan-gerakan otomatis ( Sylvia dan price, 1999).

2.2 Etiologi
Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak dan
faktor-faktor lainnya seperti :
a. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit
Parkinson,
b. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas, atau
penyebab lain yang tidak diketahui.
c. Parkinson juga disebabkan oleh obat antara lain:
reserpin (serpasil),phenithiszzives,butjrophenous (contohnya haloperidol)

2.3 Patofisiologi
Secara tepat kelainan di batang otak,yaitu disubstansia nigra mesensefalon sebagai substrat
penyakit Parkinson.pemeriksaan makroskopik menunjukkan daerah yang pucat (depigmentasi
)pada pars kompacta substansia nigra yang dengan jelas menunjukkan lenyap atau berkurangnya
jumlah sel-sel neuromelanin yang menghasilkan dopamine pada penyakit Parkinson.sedangkan
pada pemeriksaan mikroskopik menunjukkan adanya badan-badan lewy yang merupakan

2
incrusion body dan mendesak granula-granula neuromelanin yang tersisa ke tepi juga terlihat
dekstruksi sel dengan fagositosis sisa sel dan pigmen,serta sel-sel yang masih ada akan menciut
dan bervakuola.
Pada penyakit ini biasa muncul pada usia 10-60 tahun,dan factor genetif mempunyai
peranan penting dalam keluarga.bila terjadi pada usia dibawah 40 tahun disebut parkinsonismus
juvenilis

2.4 Tanda dan Gejala


1. Bradikinesia (pergerakan lambat), hilang secara spontan,
2. Tremor yang menetap ,
3. Tindakan dan pergerakan yang tidak terkontrol,
4. Gangguan saraf otonom (sulit tidur, berkeringat, hipotensi ortostatik),
5. Depresi, demensia,
6. Wajah seperti topeng.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik


Observasi gejala klinis dilakukan dengan mempelajari hasil foto untuk mengetahui
gangguan.

2.6 Komplikasi
Komplikasi terbanyak dan tersering dari penyakit Parkinson yaitu demensia, aspirasi, dan
trauma karena jatuh.

2.7 Penatalaksanaan Medis


Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti:
a. Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan ketika kekurangan
dopamin.
b. Levodopa, merupakan prekursor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor
dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki
otak.
c. Bromokiptin, agonis dopamine yang mengaktifkan respons dopamine di dalam otak.

3
d. Amantidin yang dapat meningkatkan pecahan dopamine di dalam otak.
e. Menggunakan monoamine oksidase inhibitor seperti deprenil untuk menunda serangan
ketidakmampuan dan kebutuhan terapi levodopa.

4
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Pengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan gangguan system persarafan
meliputi anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan diagnostic, dan pengkajian
psikososial.
1. Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan fungsi motorik.
2. Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas.
3. Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh.
4. Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.
5. Kaji tanda depresi.

3.2 Pemeriksaan Fisik


1. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor
tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran
anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya
menandakan adanya patah tulang.
2. Mengkaji tulang belakang
Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang) Kifosis (kenaikan kurvatura tulang
belakang bagian dada) Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang
berlebihan)
3. Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya
benjolan, adanya kekakuan sendi
4. Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing
otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.

5
5. Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih
pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan
abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan selangkah-selangkah –
penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).
6. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari
lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna,
suhu dan waktu pengisian kapiler.
7. Mengkaji fungsional klien
a. KATZ Indeks Termasuk katagori yang mana:
 Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian, pergi ke
toilet, berpindah,dan mandi.
 Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.
 Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.
 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.
 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu
 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.
 Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.
Keterangan:
Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang
yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap
mampu.
b. Indeks ADL BARTHEL (BAI)
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN
1 Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu
pembuangan tinja pencahar).
1 Kadang-kadang tak terkendali (1x
seminggu).
2 Terkendali teratur.

6
2 Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali atau pakai kateter
berkemih Kadang-kadang tak terkendali (hanya
1 1x/24 jam)
Mandiri
2
3 Membersihkan diri (seka 0 Butuh pertolongan orang lain
muka, sisir rambut, sikat
gigi) 1 Mandiri
4 Penggunaan jamban, 0 Tergantung pertolongan orang lain
masuk dan keluar Perlu pertolonganpada beberapa
(melepaskan, memakai 1 kegiatan tetapi dapat mengerjakan
celana, membersihkan, sendiri beberapa kegiatan yang
menyiram) lain.
Mandiri

2
5 Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong makanan
Mandiri
2
6 Berubah sikap dari 0 Tidak mampu
berbaring ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bias
duduk
2 Bantuan minimal 1 orang.

3 Mandiri
TOTAL SKOR
Skor BAI :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang

7
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total

3.3 Diagnosis keperawatan


1. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan bradikinesia, regiditas otot dan tremor
ditandai dengan:
DS: klien mengatakan sulit melakukan kegiatan
DO: tremor saat beraktivitas.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
kesulitan: menggerakkan makanan, mengunyah, dan menelan, ditandai dengan:
DS: klien mengatakan sulit makan, berat badan berkurang
DO: kurus, berat badan kurang dari 20% berat badan ideal, konjungtiva pucat, dan
membran mukosa pucat.
3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan bicara dan
kekakuan otot wajah ditandai dengan :
DS: klien/keluarga mengatakan adanya kesulitan dalam berbicara
DO: kata-kata sulit dipahami, pelo, wajah kaku.

3.4 Intervensi
Dx.1 : Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan bradikinesia, regiditas otot dan
tremor
Tujuan : meningkatkan mobilitas
Kriteria Hasil:
a. Bantu klien melakukan olah raga setiap hari seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau
berkebun.
b. Anjurkan klien untuk merentangkan dan olah raga postural sesuai petunjuk terapis.
c. Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan pengurutan untuk membantu relaksasi otot.
d. Instruksikan klien untuk istirahat secara teratur agar menghindari kelemahan dan frustasi.
e. Ajarkan untuk melakukan olah raga postural dan teknik berjalan untuk mengurangi kekakuan
saat berjalan dan kemungkinan belajar terus.
f. Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki terbuka.

8
g. Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran, mengangkat kaki saat berjalan,
menggunakan sepatu untuk berjalan, dan berjalan dengan langkah memanjang.
h. Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik untuk membantu memperbaiki sensorik.

Dx.2 : Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
kesulitan: menggerakkan makanan, mengunyah, dan menelan
Tujuan : mengoptimalkan status nutrisi.
Kriteria Hasil:
a. Ajarkan klien untuk berpikir saat menelan-menutup bibir dan gigi bersama-sama,
mengangkat lidah dengan makanan di atasnya, kemudian menggerakkan lidah ke belakang
dan menelan sambil mengangkat kepala ke belakang.
b. Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan, menggunakan kedua dinding mulut.
c. Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi saliva secara sadar dengan memegang kepala
dan menelan secara periodik.
d. Berikan rasa aman pada klien, makan dengan stabil dan menggunakan peralatan.
e. Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan makanan selingan (snack).
f. Monitor berat badan.

Dx.3 : Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan bicara
dan kekakuan otot wajah
Tujuan: memaksimalkan kemampuan berkomunikasi.
Kriteria Hasil:
a. Jaga komplikasi pengobatan.
b. Rujuk ke terapi wicara.
c. Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan metoda bernafas untuk memperbaiki kata-
kata, volume, dan intonasi.
d. Nafas dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume suara dan jumlah kata dalam
kalimat setiap bernafas.
e. Latih berbicara dalam kalimat pendek, membaca keras di depan kaca atau ke dalam perekam
suara (tape recorder) untuk memonitor kemajuan.

9
3.5 Evaluasi
a. Klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan latihan wajah 10 menit 2 kali sehari.
b. Klien dapat makan 3 kali dalam porsi kecil dan dua kali snack, tidak ada penurunan berat
badan.
c. Tidak adanya kesulitan dalam berbicara, kata-kata dapat dipahami

10
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PARKINSON


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI KEPALA (PUSING)
PADA GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN

4.1 PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama : Tn D
Umur : 55th
Jenis kelamin : laki-laki
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Pendidikan : SMA
Alamat : cilacap
Tgl pengkajian : 3 Maret 2011 pkl 10.00 wib

4.2 RIWAYAT KEPERAWATAN


a. Keluhan utama : pusing
b. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah gombong dengan keluhan utama
pusing.Tremor kedua kaki dan tangan,lemes.Penyakit yang dialami ini (tremor) sudah
terjadi sejak 5 tahun yang lalu
c. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mempunyai riwayat hipertensi sebelum mngalami penyakit seperti ini.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dari keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini,hanya dari kakek yang
mempunyai riwayat tekanan darah tinggi.Persepsi keluarga terhadap kondisi penyakit
yang dialami pasien diperlukan perawatan yang baik supaya cepat sembuh.Keluarga

11
menyetujui terhadap tindakan apa saja yang akan dilakukan yang berhubungan dengan
pengobatan pasien demi kesembuhan pasien setelah pasien dan keluarga mendapatkan
penjelasan dari petugas.keluarga mengatakan tidak akan mempermasalahkan masalah
biaya yang penting pasien segera ditangani.Selama dalam perawatan keluarga menyadari
dan menerima proses pengobatan.

4.3 OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


a. System pernafasan
Dada simetris,retraksi (+),RR 20 x/mnt,pernafasan vesikuler,suara tambahan(-),ronchi
(-).whezing (-) inspirasi ekspirasi simetris,pernafasan cuping hidung (-), secret/lender (-),
terpasang canule O2 3 l/mnt .
b. System cardiovaskuler
Tekanan darah 210/110 mmHg,nadi 88 x/mnt ,suhu 36 0C,anemis (-)suara jantung gallop dan
murmur (-),terpasang infuse RL 20 tpm
c. System persarafan
GCS 15 , tremor (+),reflek mata (+) Persepsi sensori:pendengaran (+), pengecapan (-) ,
penglihatan (+) mengeluh lemes,pusing (nyeri skala 4)
d. System perkemihan
Terpasang DC dengan produksi jam 10.00 s/d 11.00 wib sebanyak 100 cc,warna kuning
pekat,bau khas.Infeksi saluran kencing (-),oedem (-),scrotum (+),pubis (+)
e. System pencernaan
Perut supel,nyeri abdomen (-),peristaltic (+)
f. System musculoskeletal
Tonus otot lembek tidak kaku,tremor ekstremitas atas (+)
g. Psikososial
Pasien adalah seorang pensiunan tidak ada masalah dengan tetangga atau keluarganya,selama
sakit pasien dirawat oleh keluarganya sendiri,harapan keluarga agar penyakitnya segera
sembuh dan cepat pulang ke rumah.Hubungan pasien dan keluarga baik begitu juga dengan
tetangga sekitar.

12
h. Spiritual
Pasien beraga islam,keluarga yakin bahwa semua yang telah terjadi sudah ada yang mengatur
kita hanya berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi semua kesulitan.keluarga yakin
dengan berdoa kepada Tuhan YME bisa membantu proses kesembuhan pasien.

4.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan laboratorium tgl 3/3/2011
Al : 9,74 /m3
Erytrosit :5,70/m3
Hb :17,3 gr%
Ht :47,3 vol%
Mcv :83,0 %
Mch :30,4%
Mcac : 36,6%
Trombosit :160 %
Gol darah : B
GDS : 111 mg/dl
Ureum : 51,0
Creatini : 1.3
HbSAg : negative
Terapi medis tgl 3/3/11:
a. Kalfoxim 2x1
b. Dexa 3x1
c. Acran 2x1
d. Kalmeco 2x1
e. Angioten 1x1
f. Zipras 0,5 2x1
Terapi tgl 4/3/11:
a. Kalfoxim (stop)
b. dexa (stop)
c. acran (stop)

13
d. diganti cernevit 1x1, panso(1x1)

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS: pasien mengatakan pusing Peningkatan TIK,TD Nyeri
210/110 mmhg
DO:nyeri pusing skala 4,tampak
ekspresi sakit,TD:210/110

2. DS :pasien mengatakan Tremor berlebihan Tremor Berlebihan


tremornya terus menerus
sehingga tidak bisa
beraktifitas,badannya sulit
digerakkan
DO: tampak tremor ekstremitas
atas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan TIK tidak adekuat
2. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan tremor ekstremitas,otot lemah

INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK ditandai dengan peningkatan TD
210/110,tampak ekspresi menahan rasa sakit kepala.
Tujuan : nyeri hilang atau berkurang
Criteria hasil :
a. tekanan darah sistol: 120-140,Diastole:70-100
b. tidak menunjukkan ekspresi nyeri
Intervensi :

14
a. Kaji tingkat nyeri
b. Kaji tekanan darah tiap jam
c. Kolaborasi diit rendah garam
d. Ajarkan tekhnik relaksasi
e. Beri O2 3l/mnt
f. Kolaborasi pemberian analgetik
g. Ciptakan ruangan tetap tenang

2. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan tremor ,kelemahan fisik


Tujuan : meningkatkan kemampuan mobilisasi
Criteria hasil :
a. Kebutuhan ADL terpenuhi
b. Mampu memenuhi kebutuhan ADL mandiri tanpa dibantu orang lain
Intervensi :
a. Kaji kemampuan pemenuhan keb ADL pasien
b. Anjurkan istirahat cukup,kurangi aktifitas
c. Bantu pemenuhan kebutuhan ADL pasien
d. Beri pengaman di sekitar tempat tidur
e. Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi pasien
f. Latih mobilisasi bertahap
g. Kolaborasi dengan bagian fisioterapi

15
IMPLEMENTASI
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl 20/04/18 pkl 10.00 Pkl 10.00 wib pkl 11.00 wib
wib 1. Mengkaji tingkat nyeri S: mengatakan nyeri berkurang
Gangguan nyeri 2. Member O2 3l/mnt O: masih tampak ekspresi
berhubungan dengan 3. Mengajarkan tekhnik relaksasi nyeri,TD : 210/100
peningkatan tekanan 4. Menciptakan suasana ruangan A : masalah belum teratasi
intra kranial tetap tenang P:lanjutkan implementasi
5. Member terapi zipras 0,5 mg
6. Memberi diit lunak rendah
garam
7. Mengukur vital sign
8. Member terapi injeksi dan oral
sesuai program
Kalfoxim 1gr
Dexa 5amp
Acran 1 amp
Kalmeco tab
Zypras 0,5
angioten
Pkl 11.00 wib
20/04/18 pkl 10.00 wib 3/3/11 pkl 10.00 wib S: mengatakan ma/mi masih
Gangguan mobilisasi harus dibantu
1. Mengkaji kemampuan pasien
fisik berhubungan O: pasien masih tampak
gerak pasien
dengan tremor dan tiduran,ma/mi dibantu
2. Membantu memenuhi
kelemahan fisik istrinya.kemampuan kebutuhan
kebutuhan ma/mi pasien
ADL tergantu ng pada orang
3. Menganjurkan keluarga untuk
lain
selalu mendampingi pasien
A:masalah belum teratasi
4. Member pengaman di sekitar
P:lanjutkan intervensi
tempat tidur
- Pasien kooperatif

16
5. Mengkonsulkaan kebagian
fisioterapi
21/04/18,pkl 05.00
Dx I -Mengukur vital sign
-memberi terapi sesuai program
-memberi diit TKTP rendah
garam TD;140/80
-membersihkan tempat tidur N:88 x/mnt
pasien S:36 0C
Dx II -membantu memandikan pasien RR:20x/mnt

- Mengkaji vital sign


- Membantu memandikan pasien Pasien kooperatif
- Member terapi sesuai program Diit habis ½ porsi
21/04/18 - Melatih mobilisasi pasien
PKL 05.00

- Member diit lunak rendah Pasien kooperatif mengikuti


instruksi
garam
- Menyambung infuse RL 20
07.00wib
tpm
Habis ½ porsi

- Pasien diberi fisioterapi


- Mengukur vital sign dan
11.00 wib
mengkaji keluhan pasien
Pasien mengikuti instruksi

- Member diit makan siang


- Membantu pasien untuk makan
17.00 wib
sendiri

17
- Membantu pasien mobilisasi -pasien mengeluh pegel pada
- Member terapi sesuai program kakinya,dan pusing
- Member diit sore(diit lunak
20.00wib rendah garam)
- Membantu memandikan pasien
- Menyambung infuse

CATATAN PERKEMBANGAN
TGL EVALUASI
20/04/18 PKL 11.00 WIB
S:mengatakan masih lemes,gemetar,pusing
O:tremor (+),ma/mi (+) habis setengah porsi,
A:masalah dx I,II belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
PKL 20.00 WIB
S:mengatakan badan pegel-pegel,pusing berkurang
O:nyeri skala 3,TD: 150/90,analgetik (+),ma/mi (+),kemandirian
(-),tremor (+)
A:masalah dx I,II teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi,terapi sesuai program

TGL PKL 08.00 WIB


21/04/18 S:mengatakan masih lemes,pusing sedikit
O:TD:170/100 mmhg,nyeri skala 2,ma/mi (+) masih dibantu
keluarga,tremor (+)
A:masalah dx I,II teratasi sebagian
P:lanjutkkan intervensi,beri diit nasi rendah garam

18
PKL 11.00 WIB
S: mengatakan kaki masih terasa tebal,pusing hilang timbul
O: tremor (+),diit 1 porsi habis ¾,fisioterapi (+)latihan mobilisasi (+)
A:dx I,II teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi,bantu mobilisasi bertahap
PKL 19.00 WIB
S:mengatakan kaki terasa tebal,nyeri kepala,
O:tremor (+)TD:170/90 mmhg,th(+),mobilisasi (+),diit (+)
A:masalah dx I.II teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi

PKL 08.00 WIB


22/04/18 S: mengatakan pegel berkurang,pusing berkurang
O:tremor (+),TD 130/80,diit (+),terapi (+)
A:masalah dx I,II teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
PKL 11.00WIB
S:mengatakan pegel dan nyeri berkurang,nyeri skala 2
O:tremor (+),TD:140/80 mmhg,s:36 0C,N:88x/mnt,RR20x/mnt,diit
lunak (+)habis ¾ porsi,terapi (+) sesuai program,mobilisasi (+)
A:masalah dx I,II teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
PKL 19.00WIB
S:mengatakan pusing ada tapi sedikit,pegel-pegel
O:tremor (+),mobilisasi (+),fisioterapi(+),diit (+) habis ½
porsi,ekstremitas bawah bengkak
A:masalah teratasi sebagian
P:anjurkan untuk mengganjal kedua kaki dengan bantal saat tidur/posisi
kaki lebih tinggi

19
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif,
merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau
tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal
dopamine deficiency).

Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan secara


holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit
ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul . Obat-obatan yang ada
sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa
dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani
sepanjang hidupnya.

Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total
disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan
kematian. Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-berbeda. Kebanyakan pasien
berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat
bervariasi. Efek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah.

20
DAFTAR PUSTAKA
DOENGES,ME.2000,Rencana Asuhan Keperawatan,edisi 3,Jakarta:EGC
Wilkinson,JM,2007,buku saku diagnosis keperawatan,edisi 7,Jakarta:EGC
Hudak dan Gallo,1996,keperawatan kritis pendekatan holistic,edisi VI,volume II,Jakarta:EGC
Carpenito linda juall,1995,rencana asuhan dan dokumentasi keperawatn,penerbit buku
kedokteran,jakarta
long Barbara c,1996,perawatan medical bedah,bandung

21

Anda mungkin juga menyukai