Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu syarat untuk mencapai gelar ahli madya keperawatan pada
Akademi Keperawatan adalah karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah merupakan
muara dari semua pengetahuan dan keterampilan yang diproleh sebelumnya.
Untuk diterapkan dalam menggali dan memecahkan permasalahan yang ada (baik
dalam literatul maupun kancah). Mahasiswa yang menyusun karya tulis ilmiah
dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan proses belajar yang ada dalam
penyusunan tugas akhir tersebut. Proses belajar yang ada dalam penyusunan karya
tulis ilmiah berlangsung secara individu, sehingga tuntutan akan belajar mandiri
sangat besar. Mahasiswa yang menyusun karya tulis ilmiah dituntut untuk dapat
membuat suatu karya tulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan
diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum(Panduan Akademi
AKPERMUS, 2012)

Karya tulis ilmiah merupakan fase yang dianggap paling sulit bagi mahasiswa
keperawatan. Mahasiswa yang sedang menyusun karya tulis ilmiah sering
mengalami stres, dikatakan mengalamin stres ketika mahasiswa merasakan
adanya ketidakmampuan dalam menghadapi sumber stres yang ada dan
menyebabkan tekanan dalam diri. Proses mengerjakan karya tulis ilmiah tidak
semudah yang dibayangkan membutuhkan usaha yang keras dan pengorbanan
yang tidak sedikit untuk menyelesaikan pembuatan karya tulis ilmiah, karena
mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri(self-directed), aktif dan dapat berpikir
secara ilmiah. Rasa putus asa sering dialami mahasiswa yang sedang
menyelesaikan tugas akhir bahkan sampai mengakibatkan stres.
Stres adalah sebagai kondisi yang disebabkan adanya interaksi antara
individu dengan lingkungan sehingga menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan
tuntutan, berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan
sosial dari seseorang (Sarafino dan Smith, 2012).

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap


anggota keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian,
dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah
suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan
penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada
yang memperhatikan (Friedman, 2010).

Menurut WHO (2003) dalam Sriati (2008) stres adalah reaksi atau respon
tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan).
Populasi mahasiswa di Amerika Serikat dari tahun 1950 bertambah, terdapat
582.996 siswa berasal dari 186 negara yang tersebar di 2.500 lembaga pendidikan
tinggi di Amerika Serikat pada tahun 2001 dengan berbagai faktor seperti faktor
ekonomi, budaya, dan politik yang menyebabkan pendaftaran mahasiswa
meningkat (Misra & Castillo, 2004). Menurut data resmi Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan Republik Indonesia, saat ini sudah ada 100
Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia dalam bentuk Universitas, Sekolah Tinggi,
Akademi, dan Politeknik dan 3.078 Perguruan Tinggi Swasta yang tersebar dari
Aceh sampai Papua. Dari data tahun 2012, jumlah mahasiswa baik dari Perguruan
Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta tercatat ada sekitar 5 juta orang
mahasiswa di Indonesia (Kompasiana, 2014).

Stres ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus


dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respons fisiologis, perilaku
dan subjektif terhadap stres. Konteks yang menjembat pertemuan antara individu
dengan stimulus yang membuat stres. Keterlambatan dalam penyelesaian KTI
dapat dipengaruhi oleh adanya hambatan-hambatan atau permasalahan selama
pembuatannya. Permasalahan yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan KTI
membuat mahasiswa rentan untuk mengalami stres. Adapun kendala-kendala
yang biasa dihadapi mahasiswa dalam menulis tugas akhir adalah kendala internal
meliputi malas (40%), motivasi rendah (26,7%), takut bertemu dengan dosen
pembimbing (6,7%), dan sulit menyesuaikan diri dengan dosen pembimbing
(6,7%). Sedangkan, kendala eksternal yang berasal dari dosen pembimbing skripsi
meliputi minimnya waktu bimbingan (23,3%), kurang koordinasi dan kesamaan
persepsi pembimbing 1 dan 2 (23,3%), dosen terlalu sibuk (13,3%), buku-buku
sumber tulisan karya ilmiah (53,3%) dan kendala pada fasilitas penunjang seperti
terbatasnya dana, penentuan judul dan masalah lainnya (13,3%) (Januarti, 2009).

Karya Tulis Ilmiah merupakan tugas akhir yang wajib disusun oleh
mahasiswa program diploma sebagai bagian dari persyaratan kelulusan akademis.
Pada proses penyelesaiannya terdapat berbagai kendala yang memungkinkan
mahasiswa mengalami kondisi tertekan ataupun stres. Hal tersebut dapat membuat
mahasiswa tertekan, karena waktu penelitian hanya sebentar yang berhubungan
dengan waktu tempuh studi yang lebih singkat. Akan tetapi, tidak semua
mahasiswa mengalami kondisi tertekan, hal ini tergantung pada kesiapan maupun
keaktifan mahasiswa mencari referensi. Kesiapan dan keaktifan tersebut sangat
memerlukan keyakinan diri. Keyakinan diri atau self efficacy merupakan hal yang
berperan penting dalam mengurangi tingkat stres, karena self efficacy bagian dari
diri seseorang yang dapat menentukan pikiran seseorang sehingga seseorang dapat
mengendalikan pikiran dan persepsinya dalam menghadapi stres. Keyakinan diri
mahasiswa tersebut dapat memberikan pengaruh pada perilaku positif maupun
negatif mahasiswa dalam mengatasi yang dihadapinya (Colbert, 2011)

Mahasiswa yang sedang menyusun karya tulis ilmiah sering mengalami stres,
dikatakan mengalami stres ketika mahasiswa merasakan adanya ketidakmampuan
dalam menghadapi sumber stres yang ada dan menyebabkan tekanan dalam diri.
Proses mengerjakan karya tulis ilmiah tidak semudah yang dibayangkan.
Membutuhkan usaha yang keras dan pengorbanan yang tidak sedikit untuk
menyelesaikan pembuatan karya tulis ilmiah, karena mahasiswa dituntut untuk
lebih mandiri (self-directed), aktif dan dapat berfikir secara ilmiah. Beberapa hal
yang menyebabkan mahasiswa lambat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah
adalah sulitnya mencari literatur, mahasiswa tidak terbiasa menulis, kurangnya
inkompetensi mahasiswa, meliputi masalah teknis, minimnya menuangkan ide,
kurang paham teknik pengumpulan data dan metodologi penelitian. Rasa putus
asa sering dialami mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir bahkan
sampai mengakibatkan stres. Stres merupakakan salah faktor internal yang
menghambat mahasiswa dalam mengerjakan karya tulis ilmiah.

Dukungan keluarga yang tinggi memiliki motivasi yang tinggi dan adapun
dukungan keluarga yang rendah memiliki motivasi yang tinggi juga. Sehingga,
adanya dukungan keluarga motivasi mahasiswa tetap tinggi (Ira C, 2013). Namun,
akan lebih tinggi jika mendapatkan dukungan keluarga pernyataan ini diperkuat
oleh teori Friedman (2010) dukungan keluarga merupakan anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Adanya dukungan dari keluarga maka
akan meningkatkan motivasi mahasiswa dan karena dukungan keluarga,
mahasiswa juga semakin semangat untuk meraih cita-cita sehingga
membanggakan orang tuanya.

Ketika mahasiswa mengalami stres, dukungan berguna untuk menghadapi


stres. Dukungan keluarga merupakan dukungan sosial pertama karena keluarga
adalah orang yang paling dekat dengan individu dan memiliki peluang paling
besar untuk memberi bantuan. Pada mahasiswa program khusus banyak persoalan
yang harus dihadapi dibandingkan dengan mahasiswa regular. Dukungan keluarga
sangat berarti bagi mahasiswa program khusus (Panduan Akademik
AKPERMUS, 2012).

Persoalan keluarga, pekerjaan ditambah tugas mengerjakan karya tulis ilmiah


menyebabkan tekanan diri yang dapat berujung pada stres. Adanya dukungan
keluarga menjadikan mahasiswa program khusus lebih semangat dalam
mengerjakan tugas akhirnya. Keluarga perlu memberi dukungan yang positif agar
anggota yang lain tidak mengalami stres. Tujuan dan dukungan keluarga untuk
meredahkan stres dan memberikan ketenangan menjelaskan dukungan keluarga
dapat mencegah terjadinya stres dan meningkatkan kemampuan kognitif
(Triyanto, 2010). Dukungan keluarga mempengaruhi individu dengan
memberikan perlindungan melawan efek negatif dari stres tingkat tinggi. Ketika
mahasiswa mengalami stres, dukungan keluarga akan mengembangkan “buffer”
yang berguna untuk menghadapi stres (Eggen, 2007). Menemukan adanya
hubungan antar jaringan personal dan dukungan sosial terhadap prilaku belajar
dan harga diri belajar. Jaringan personal dan dukungan keluarga dapat membantu
dalam penanggulangan stres dan kesulitan-kesulitan selama belajar (Fibrianti,
2009).

Menurut linda dalam penelitiannya yang berjudul hubungan dukungan


keluarga dengan tingkat stres pada mahasiswa penyusunan skripsi di fakultas
kedokteran program studi ilmu keperawatan unsrat manado menyimpukan bahwa
dukungan keluarga pada mahasiswa dalam penyusunan skripsi di fakultas
kedokteran program studi ilmu keperawatan UNSRAT sebagian besar mendapat
dukungan keluarga kurang, tingkat stres dialami mahasiswa dalam penyusunan
skripsi difakultas kedokteran program studi ilmu keperawatan UNSRAT sebagian
besar mengalami stres dalam kategori sedang dan terdapat hubungan dukungan
keluarga dengan tingkat stres pada mahasiswa dalam penyusunan skripsi di
falkustas kedokteran program. Berdasarkan hasil kesimpulan data yang didapat
peneliti menyimpulkan bahwa dari 83 responden (100%) didapati mahasiswa
yang menerima dukungan keluarga emosional baik yaitu berjumlah 26 responden
(31,1%) sedangkan mahasiswa yang kurang menerima dukungan emosional dari
keluarga berjumlah 57 responden (68,7%), bahwa dari 83 responden (100%)
didapati mahasiswa yang menerima dukungan keluarga material baik yaitu
berjumlah 30 responden (36,1%) sedangkan yang kurang menerima dukungan
material 53 responden (63,9%), bahwa dari 83 responden (100%) mahasiswa yang
kurang menerima dukungan keluarga informasi baik yakni 33 responden (38,8%)
sedangkan mahasiswa yang kurang menerima dukungan informasi tidak baik 50
responden (60,2%).
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang “ Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Dalam Penyusunan KTI di STIKes
Payung Negeri ”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut ”Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres
pada mahasiswa dalam penyusunan KTI di STIKes Payung Negeri?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres pada
mahasiswa dalam penyusunan KTI di STIKes Payung Negeri.
1.3..2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dukungan keluarga dalam penyusunan KTI di STIKes
Payung Negeri.
b. Untuk mengetahui tingkat stres pada mahasiswa dalam penyusunan KTI di
STIKes Payung Negeri.
c. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres pada
mahasiswa dalam penyusunan KTI di STIKes Payung Negeri.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak


antara lain :

1.4.1 Bagi Peneliti

Agar dapat dan menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dalam


melaksanakan metode penelitian.
1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan

Dapat menjadi bahan ilmu pengetahuan tambahan dan untuk


mengembangkan kreativitas mahasiswa.

1.4.3 Bagi Pengembangan Profesi Keperawatan

Dapat menjadi acuan dan tambahan pengetahuan dibidang keperawatan yang


lebih meningkat dan dapat meningkatan motivasi untuk yang lebih baik lagi.

1.4.4 Bagi Responden

Dapat dijadikan bahan masukan dan menambah pengetahuan responden


dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab III Okta
    Bab III Okta
    Dokumen6 halaman
    Bab III Okta
    Maria Rotua Hutajulu
    Belum ada peringkat
  • Benar
    Benar
    Dokumen2 halaman
    Benar
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Kenakalan Remaja
    Kenakalan Remaja
    Dokumen14 halaman
    Kenakalan Remaja
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Llaporan Merak
    Llaporan Merak
    Dokumen9 halaman
    Llaporan Merak
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Gout Artritis KK BINAAN
    Gout Artritis KK BINAAN
    Dokumen7 halaman
    Gout Artritis KK BINAAN
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen30 halaman
    Bab 2
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen30 halaman
    Bab 2
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen30 halaman
    Bab 2
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen30 halaman
    Bab 2
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen30 halaman
    Bab 2
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Sempro Jessica
    Sempro Jessica
    Dokumen36 halaman
    Sempro Jessica
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Selesai
    Bab 1 Selesai
    Dokumen7 halaman
    Bab 1 Selesai
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Sempro Jessica
    Sempro Jessica
    Dokumen36 halaman
    Sempro Jessica
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Sempro Jessica
    Sempro Jessica
    Dokumen36 halaman
    Sempro Jessica
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat
  • BAB I Okta
    BAB I Okta
    Dokumen5 halaman
    BAB I Okta
    Oktaviana Siregar
    Belum ada peringkat