Anda di halaman 1dari 11

[Pendaftaran dan Kuliah Gratis] Penerimaan Mahasiswa Baru STEM Akamigas Jalur

Beasiswa tahun 2017/2018. Melalui website resminya http://akamigas.ac.id/, STEM


Akamigas mengumkan akan menerima calon mahasiswa baru tahun 2017. Penerimaan
tersebut dibuka melalui empat jalur yaitu jalur beasiswa, Umum, Industri/KESDM,
Aparatur/PNS. Informasi penerimaan untuk Jalur Industri/KESDM dan Aparatur/PNS bisa
kalian baca di website http://akamigas.ac.id/.

Penerimaan jalur beasiswa dikhususkan untuk putra/putri terbaik dari masyarakat umum
yang bertempat tinggal di daerah penghasil dan/atau daerah yang melaksanakan kegiatan
bidang energi dan sumber daya mineral dan/atau berasal dari daerah tertinggal, terpencil,
atau pedalaman dan/atau daerah pasca bencana. Berikut ini adalah beberapa informasi
penting terkait PMB STEM Akamigas Jalur Beasiswa Tahun 2017/2018.

Logo STEM Akamigas

Program Studi
1. Teknik produksi minyak dan gas
2. Teknik pengolahan minyak dan gas
3. Teknik instrumentasi kilang
4. Teknik mesin kilang
5. Logistik minyak dan gas

Jadwal Pendaftaran
1. Edaran tanggal 1 Februari - 31 Maret 2017
2. Pendaftaran tanggal 3-19 april 2017
3. Seleksi administrasi tanggal 4 april - 4 Mei 2017
4. Pengumuman peserta wawancara tanggal 5 Mei 2017
5. Pelaksanaan tes tertulis 17 Mei 2017
6. Pelaksanaan tes wawancara 18-19 Mei 2017
7. Pengumuman kelulusan tanggal 19-22 Juni 2017
8. Daftar ulang/verifikasi kesehatan tanggal 10-19 Juli 2017
9. Kedatangan calon tanggal 20-23 Juli 2017
10. Pembukan STEM Akamigas tanggal 25 Juli 2017
11. OSPEK 25-29 Juli 2017
Syarat Pendaftaran
1. Persyaratan Pendidikan : Pendidikan akhir SLTA (SMU/MA IPA dan SMK Teknik)
2. Tahun Kelulusan : Tahun ajaran 2014/2015 s.d. Tahun ajaran 2016/2017
3. Status : belum menikah, berusia dibawah 21 tahun saat pendaftaran
4. Nilai UAN: Nilai rata-rata kelulusan minimal 6,00, khusus mata pelajaran bahasa
inggris minimal 7,00, dan matematika 7,00. Untuk tahun kelulusan 2016/2017 yang
belum keluar nilai UAN dapat menggunakan nilai raport bahasa inggris dan
matematika Semester I s.d. Semester IV minimal 7,00
5. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter/pemerintah, dan
tidak buta warna (total maupun parsial)
6. Surat keterangan bebas narkoba (disertakan saat dinyatakan diterima)
7. Dari keluarga kurang mampu dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari
desa/kelurahan setempat, atau mempunya kartu indonesia pintar (disesuaikan
dengan peraturan di bidik misi) /bsm (bea siswa miskin), kartu keluarga, dan surat
keterangan penghasilan orang tua
8. Pendaftaran dapat dilakukan secara online pada website http://akamigas.ac.id/

Tahapan Seleksi
1. Seleksi kelengkapan administrasi
2. Penulusuran prestasi akademik melalui nilai raport SLTA sampai dengan semester
V, Nilai mata pelajaran matematika, bahasa inggris, fisika, kimia, minimal 7,00
3. Penulusuran penghargaan prestasi di sekolah, bakat, minat, dan wawasan
kebangsaan melalui wawancara
4. Proses wawancara hanya diberikan kepada sejumlah peserta yang memenuhi
syarat sesuai dengan kuota yang tersedia
5. Peserta yang sudah dinyatakan lulus wawancara, apabila pada saat daftar
ulang/verifikasi kesehatan (narkoba dan Buta warna total maupun parsial) tidak
memenuhi syarat berdasarkan hasil tes dari dokter yang ditunjuk STEM Akamigas,
maka peserta yang sudah dinyatakan lulus akan dinyatakan gugur

Biaya Seleksi
1. Biaya Pendaftaran : Peserta Beasiswa tidak dikenakan biaya pendaftaran
2. Biaya pendidikan : Peserta Beasiswa dibebaskan dari biaya pendidikan
3. Biaya trasportasi calon peserta wawancara dari tempat asal ke lokasi wawancara
ditanggung oleh peserta
4. Biaya transportasi calon mahasiswa dari tempat asal ke STEM Akamigas
ditanggung oleh peserta

Fasilitas yang Diterima Mahasiswa Beasiswa


1. Mengikuti pendidikan tinggi
2. Biaya pendidikan tinggi
3. Perlengkapan pendidikan tinggi
4. Fasilitas akomodasi dan konsumsi
5. Transportasi perjalanan dan pulang pergi ke dan dari tempat pendidikan tinggi di
STEM Akamigas
6. Pelayanan pengobatan
7. Perlengkapan keselamatan
8. Hak lain sesuai ketentuan yang berlaku
9. Menandatangani surat perjanjian
10. Mengikuti perkuliahan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab serta
menyelesaikan pendidikan tinggi tepat pada waktu yang telah ditetapkan oleh STEM
Akamigas
11. Bersikap dan berperilaku baik selama mengikuti pendidikan tinggi
12. Kewajiban lain sesuai ketentuan yang berlaku

Kontak Panitia
Alamat : Sekretariat panitia penerimaan mahasiswa STEM Akamigas Cepu
Kampus STEM Akamigas
Jl.Gajah Mada No. 38 Cepu, Kab. Blora, Jawa Tengah
Telp : (0296) 422356
(0296) 421897 Ext 0,1,2
Fax : (0296) 425939
Email : pmbu@akamigas.ac.id

Perempuan....

dia dipuja karena kecantikan dan kelembutannya.. dia dikagumi karena keperkasaan dibalik
kelemahannya.. Namun, adakalanya dia juga diinjak karena kelemahannya...dikekang karena
ketidakberdayaannya..bahkan terkadang dia harus tersenyum didalam tangisnya...

Kisah ini menunjukkan bagaimana perjuangan seorang perempuan, seorang perempuan muda
ditengah kenyataan hidup dan impiannya yang bertemu pada sebuah batas...

Ria (bukan nama sebenarnya) adalah seorang perempuan muda yang cantik, menarik dan baik
hati. Usianya kurang lebih 22 tahun ketika dia mengenal Andi (bukan nama sebenarnya), seorang
pemuda tampan yang mampu membuatnya jatuh hati. Namun sayang, keluarga mereka tidak
pernah merestui hubungan mereka karena sebuah alasan..atau tepatnya karena beberapa alasan
ya...entahlah,, yang pasti salah satu alasan yang ku tahu adalah perbedaan adat dan budaya
diantara keduanya.
Namun seperti kata pepatah, “cinta kuat seperti maut, dan nyalanya seperti nyala api..”, cinta
mereka tetap terjalin dan makin bersemi meskipun ditolak keluarga. Sampai pada akhirnya,
karena suatu kelalaian, cinta mereka benar-benar berbuah. Seorang janin mungil pun mulai
tumbuh dalam rahim sang perempuan.. membuat pasangan ini terjebak dalam rantai dosa,
kebimbangan dan penyesalan..

Demi cinta tulus pada calon buah hati, mereka akhirnya memberanikan diri mengungkapkan
semua dan mengutarakan keinginan untuk hidup berdua. Tapi sayang... Garis pembatas agaknya
sudah dipasang oleh kedua keluarga dan permusuhan benar-benar tidak dapat diredam. Hati
keduanya benar-benar hancur, terlebih Ria sebagai perempuan yang ingin patuh pada orangtua,
benar-benar hancur hatinya namun tidak berdaya untuk memilih. Disatu sisi, rasa berdosa kian
menghantui karena si janin yang tumbuh semakin besar. Akhirnya, ditengah situasi itu, Ria
berusaha bangkit, dia berusaha tegar dan berjanji dalam hatinya untuk tetap menjaga sang buah
hati dalam rahimnya, demi menghapus rasa berdosa nya selama ini. Berdasarkan beberapa
pertimbangan yang ia dapatkan, Ria memilih “single parent” sebagai pilihannya.

Luka dan derita pun harus ia jalani, karena dalam kehamilannya itu, keluarganya mulai tidak
mau perduli. Ria terus bekerja dan mengendarai motornya sendiri bahkan saat dalam kondisi
hamil tua dan mulai merasakan kontraksi rahim. Sampai pada akhirnya menjelang persalinan,
Ria harus berangkat sendiri dan merasakan hebatnya nyeri menjelang persalinan sendiri.
Keluarganya sendiri tidak ada yang bisa datang, sedangkan keluarga dari kekasihnya dan
kekasihnya sendiri baru tiba di rumah sakit beberapa saat kemudian. Namun karena suatu
indikasi tertentu, Ria ternyata harus menjalani operasi Sectio Caecar. Ria benar-benar bingung
dan sedih karena tidak mempunyai cukup biaya untuk operasi. Ditengah situasi itu, keluarga dari
kekasihnya menyatakan siap menanggung semua biaya asalkan bayi yang lahir diserahkan pada
keluarga. Ria benar-benar tidak punya pilihan saat itu. Impiannya dan kerinduannya untuk
merawat sang buah hati dan berada didekatnya semakin pudar. Dia hanya bisa meminta pada
keluarga agar diijinkan menengok sang buah hati dan memberikan ASI nya sewaktu-waktu pada
sang bayi, karena hanya itulah yang bisa ia lakukan untuk menebus kesalahannya dengan
mencintai bayinya seutuhnya.

Maka, setelah bayi dinyatakan boleh dibawa pulang, orangtua laki-laki pun membawa sang bayi
kerumahnya. Sementara Ria pulang kerumahnya sendiri dan dirawat kakaknya. Sungguh betapa
hancur hati Ria setiap kali mengigat dan membayangkan wajah tanpa dosa sang buah hati,
sementara ia tidak bisa memeluk dan menyusuinya saat ini. Namun Ria tidak patah semangat.
Rasa cintanya serasa terlalu dalam pada bayinya dan tidak bisa terhalang oleh apapun juga.
Setiap saat ia memikirkan dan membayangkan bayinya. Setiap saat itu pula ia berusaha bertemu
dengan bayinya dan menyusuinya, bahkan ketika sakit pada luka bekas SC masih ia rasakan.
Tidak jarang juga ia rasakan nyeri di payudaranya karena ASI yang penuh. Ia bertanya ke teman-
temannya untuk mengatasi itu. Setiap dia merasakan ASI-nya keluar, dia selalu menyempatkan
untuk memompa dan menyimpannya untuk diberikan pada sang bayi jika ia berkunjung kesana.
Ia yakin bayinya dapat memahami keadaannya dan merasakan kehadirannya. Tidak ada yang
bisa menggantikan rasa bahagia dihatinya saat ia bisa bersama sang buah hati dan menyusuinya.
Ria berusaha tegar menjalani itu hari demi hari dan hanya bisa menangis setiap malam dalam
doa-doanya, namun ia percaya Tuhan mendengar dan melihat umat-NYA yang bersungguh-
sungguh.

Sampai suatu ketika, ibu dari kekasihnya menghampirinya ketika ia sedang memberikan ASI
dirumah kekasihnya. Suatu pernyataan yang tidak pernah ia duga sebelumnya dan hanya menjadi
impiannya mungkin..

Sang ibu mengatakan bahwa sebenarnya ia merasa kagum dengan Ria dengan
ketelatenannya menyusui dan memperhatikan bayinya selama ini. Dan sebenarnya ibu
juga mulai merasakan bahwa si bayi mulai rewel namun bisa tenang saat Ria datang
dan menyusuinya. Sehingga ibu tersentuh melihat jalinan batin ibu dan anak ini. Hal
itu membuat ibu menyadari betapa kuatnya cinta Ria pada sang bayi yang juga
merupakan darah daging anak laki-lakinya.
Lalu ibu itu mengatakan akan membujuk suaminya agar mempertimbangkan kembali untuk
merestui hubungan keduanya dan menikahkannya. Ria benar-benar kaget, bahagia, dan terharu...
Dan beberapa hari setelahnya, orangtua laki-laki memutuskan untuk meminta maaf kepada
keluarga Ria dan kembali menjalin hubungan baik demi anak dan cucu mereka.

Bagaikan sebuah keajaiban,, semuanya pun akhirnya berubah..sedikit demi sedikit.. Sampai pada
akhirnya kedua orangtua dari dua pemuda ini pun merestui hubungan keduanya dan menikahkan
mereka berdua. Ria benar-benar bahagia, akhirnya tercapai apa yang menjadi impiannya dan
perjuangannya selama ini untuk selalu bersama sang buah hati, menyusui dan menjaganya sebaik
mungkin.

Ria benar-benar bersyukur atas semuanya.. Tetes-tetes air kehidupan yang telah dititipkan
Tuhan padanya adalah anugerah luar biasa dalam hidupnya.. tetesan ASI lah yang membuatnya
kuat selama ini.. tetesan ASI lah yang menjalin kedekatannya dengan sang buah hati, dan
tetesan ASI-lah yang secara tidak langsung telah menyatukan keluarga mereka. Benar-benar
keajaiban... Miracle !

Organisasi Profesi
Marqius Bessi L. & Huston J.C. (2000) mendefinisikan organisasi profesi sebagai organisasi praktisi yang menilai/
mempertimbangkan seseorang memiliki kompetensi profesional dan ikatan bersama untuk menyelenggarakan fungsi
sosial yang mana tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai individu.
Organisasi profesi memiliki dua perhatian utama, yaitu :
1. Kebutuhan hukum untuk melindungi masyarakat dari perawat yang tidak dipersiapkan dengan baik.
2. Kurangnya standar dalam keperawatan.

Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk perawat dalam menghadapi tantangan yang ada saat ini dan akan
datang serta bekerja ke arah positif terhadap perubahan-perubahan profesi sesuai dengan perubahan sosial.
Ciri-ciri organisasi profesi adalah :
1. Hanya ada satu organisasi untuk setiap profesi.
2. Ikatan utama para anggota adalah kebanggaan dan kehormatan.
3. Tujuan utama adalah menjaga martabat dan kehormatan profesi.
4. Kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat persaudaraan.
5. Memiliki sifat kepemimpinan kolektif.
6. Mekanisme pengambilan keputusan atas dasar kesepakatan.
Peran organisasi profesi adalah :
1. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan.
2. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan.
3. Sebagai pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.
4. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas kehidupan profesi.
Fungsi organisasi profesi adalah :
1. Bidang pendidikan keperawatan
2. Menetapkan standar pendidikan keperawatan.
3. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut.
4. Bidang pelayanan keperawatan
5. Menetapkan standar profesi keperawatan.
6. Memberikan ijin praktik.
7. Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan.
8. Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan.
9. Bidang IPTEK
10. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi riset keperawatan.
11. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam keperawatan.
12. Bidang kehidupan profesi
13. Membina, mengawasi organisasi profesi.
14. Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar anggota.
15. Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara lain.
16. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota.
Manfaat organisasi profesi adalah :
Menurut Breckon (1989) manfaat organisasi profesi mencakup 4 hal, yaitu :
1. Mengembangkan dan memajukan profesi.
2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi.
3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi.
4. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam
mengembangkan dan memajukan profesi.
Organisasi Profesi Nasional
Di Indonesia organisasi keperawatan tingkat nasional yang digunakan sebagai wadah perawat untuk menyalurkan
aspirasi, bernama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (sering disingkat dengan PPNI).

Sejarah PPNI
PPNI didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi keperawatan di masa
itu, seperti IPI (Ikatan Perawat Indonesia), PPI (Persatuan Perawat Indonesia), IGPI (Ikatan Guru Perawat Indonesia),
IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia).
Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat mendaftarkan diri sebagai anggota
PPNI, dan semua siswa/ mahasiswa keperawatan yang sedang belajar dapat disebut sebagai calon anggota.

Tujuan dan Fungsi PPNI


Tujuan PPNI adalah sebagai berikut :
1. Membina dan mengembangkan organisasi profesi keperawatan antara lain : persatuan dan kesatuan,
kerjasama dengan pihak lain, dan pembinaan manajemen organisasi.
2. Membina, mengembangkan, dan mengawasi mutu pendidikan keperawatan dan pelayanan
keperawatan di Indonesia.
3. Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatan di Indonesia.
4. Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota.
Fungsi PPNI adalah sebagai berikut :
1. Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai dengan posisi jabatan,
profesi, dan lingkungan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada program-program
pembangunan manusia secara holistik tanpa membedakan golongan, suku, keturunan, agama/ kepercayaan
terhadap Tuhan YME.
3. Menampung, memadukan, menyalurkan, dan memperjuangkan aspirasi tenaga keperawatan serta
mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga keperawatan.

Struktur Organisasi PPNI


Jenjang organisasi di dalam PPNI adalah sebagai berikut :
1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
2. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I)
3. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPD II)
4. Komisariat PPNI (penguruh pada institusi dengan jumlah anggota 25 orang)
Struktur organisasi tingkat pusat adalah sebagai berikut :
Ketua umum sebagai puncak tertinggi kepemimpinan. Di bawahnya ada beberapa ketua bidang seperti :
1. Pembinaan organisasi
2. Pembinaan pendidikan dan latihan
3. Pembinaan pelayanan
4. Pembinaan IPTEK
5. Pembinaan kesejahteraan
6. Sekretaris jenderal sebagai wakil ketua untuk urusan kesekretariatan dan administrasi. Sekretaris
berjumlah 5 orang sesuai dengan beberapa departemen di bawah ini.
7. Departemen organisasi, keanggotaan, dan kaderisasi
8. Departemen pendidikan
9. Departemen pelatihan
10. Departemen pelayanan di rumah sakit
11. Departemen pelayanan di puskesmas
12. Departemen penelitian
13. Departemen hubungan luar negeri
14. Departemen kesejahteraan anggota
15. Departemen pembinaan yayasan
Keanggotaan PPNI
Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah Daerah yang juga
diselenggarakan untuk :
1. Menyempurnakan AD/ ART
2. Perumusan program kerja
3. Pemilihan pengurus
Keanggotaan PPNI ada 2, yaitu :
1. Anggota biasa
2. WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.
3. Lulus bidang pendidikan keperawatan formal dan disahkan oleh pemerintah.
4. Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi.
5. Pernyataan diri untuk menjadi anggota.
6. Anggota kehormatan
Syaratnya sama dengan anggota biasa, yaitu pada butir a, c, d dan bukan berasal dari pendidikan perawatan tetapi
telah berjasa terhadap organisasi PPNI yang ditetapkan oleh DPP (Dewan Pmpinan Pusat).
Kewajiban anggota PPNI :
1. Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART organisasi.
2. Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota penghormatan.
3. Mentaati dan menjalankan segala keputusan.
4. Menghadiri rapat yang diadakan organisasi.
5. Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program kerja.
6. Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekuen.
7. Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang pangkal dan uang iuran.
Hak anggota PPNI :
1. Semua anggota berhak mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi dalam hal yang benar
dan adil dalam rangka tujuan organisasi.
2. Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan mengembangkan ilmu serta
kecakapannya yang diadakan oleh organisasi.
3. Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan maupun tulisan.
4. Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai
pengurus atau perwakilan organisasi.
Organisasi Profesi Mancanegara
Selain di Indonesia, dunia keperawatan di luar negeri juga terdapat beberapa organisasi profesi yang mengatur dan
menjalankan birokrasi keperawatan secara global. Organisasi-organisasi ini dibentuk sebagai tempat untuk
memperkokoh silaturahmi para perawat di seluruh dunia dan memberi kesempatan untuk membicarakan berbagai
masalah tentang keperawatan. Berikut beberapa contoh organisasi yang dibahas.

International Council of Nurses (ICN)


International Council of Nurses atau Konsil Keperawatan Internasional (KKI) adalah sebuah federasi yang
beranggotakan asosiasi-asosiasi perawat nasional (NNAs) dari 133 negara di dunia dan merupakan representasi dari
jutaan perawat di seluruh dunia. Didirikan pada tanggal 1 Juli 1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick dan
mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali, berpusat di Geneva, Switzerland.
ICN tidak memiliki keanggotaan secara perseorangan. Peran perawat yang telah terdaftar dalam asosiasi perawat
nasional dari suatu negara secara otomatis juga terdaftar sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ICN.
Misi ICN adalah sebagai representasi dari profesi perawat dalam tatanan internasional dan terlibat secara aktif dalam
mempengaruhi kebijakan kesehatan di seluruh dunia. Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa
keperawatan bersifat universal. Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kulit, usia, jenis
kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial. Alamat ICN :
3rd place Jean Marteau CH 1201 Geneva, Switzerland
Telp. : +41 22 908-0100, Fax : +41 22 908-0101, E-mail : icn@icn.ch

American Nurses Association (ANA)


ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun 1800 yang anggotanya terdiri
dari organisasi perawat dari Negara-negara bagian. ANA berperan dalam menetapkan standar praktek keperawatan,
melakukan penelitian untuk menignkatkan mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan profil keperawatan
profesional dengan pemberlakuan legislasi keperawatan.

Canadian Association of Nurses (CAN)


CAN adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Memiliki tujuan yang sama dengan ANA, yaitu membuat standar
praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar praktek keperawatan, mendukung peningkatan
profesionalisasi keperawatan, dan meningkatkan kesejahteraan perawat. CAN juga berperan aktif meningkatkan mutu
pendidikan keperawatan, pemberian ijin bagi praktek keperawatan mandiri.

Peran Organisasi Profesi Keperawatan


Di era globalisasi ini, organisasi profesi keperawatan sudah sangat berkembang dengan pesat dan maju. Melalui
berbagai macam organisasi profesi keperawatan yang ada di seluruh dunia, perawat yang dulunya hanya dianggap
sebagai pihak yang tidak terlalu penting dalam dunia kesehatan, sekarang pun sudah menjadi suatu profesi.
Karena hal itu, keberadaan organisasi profesi keperawatan menjadi sangat bermanfaat dan berperan penting dalam
mewujudkan sistem keperawatan yang lebih bermutu. Peran-peran tersebut diaplikasikan dalam beberapa langkah
nyata seperti yang sudah dilakukan oleh organisasi profesi keperawatan berikut ini.

PPNI
Peran dan langkah nyata yang dilakukan oleh PPNI dalam rangka pengembangan profesi keperawatan di Indonesia
adalah :
1. Menganjurkan suatu kegiatan sosialisasi profesional.
2. Mengusulkan Pola Jenjang Karir tenaga perawat sebagai sistem pengembangan karir.
3. Agar sistem pengembangan karir dapat terlaksana, PPNI bertanggung jawab terhadap terlaksananya
Program Pendidikan Berkelanjutan Bagi Perawat (PBP/ CNE).
4. Menciptakan komunitas profesional, yaitu komunitas perawatan yang ada di institusi pelayanan
kesehatan dan pendidikan dan melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan profesional, memiliki sistem
nilai dan tanggung jawab yang sama, merupakan bagian dari masyarakat keperawatan profesional.
5. Untuk menjamin kualitas pelayanan keperawatan yang diterima masyarakat, maka PPNI telah
menetapkan sistem legislasi keperawatan diawali dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan No. 647
tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.
ICN
ICN bekerja dalam banyak area, terutama dalam memberikan panduan dalam Praktik Keperawatan Profesional,
Perumusan Regulasi, dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomi pada berbagai negara di dunia, serta berkaitan
dengan Standar Keperawatan dan Kebijakan dalam Keperawatan dan Kesehatan di manca negara. ICN menyediakan
publikasi dalam skala yang luas terkait dengan isu-isu terkini dan kebijakan-kebijakan yang diambil organisasi bagi
anggotanya secara gratis.
Setiap tahun ICN mempublikasikan dan mendiseminasikan seperangkat media untuk digunakan dalam peringatan
Hari Perawat Sedunia (The International Nurses’ Day Kit), yang dilaksanakan secara serentak di berbagai belahan
dunia setiap tanggal 12 Mei. ICN memiliki proyek penting dalam bidang Praktik Keperawatan Profesional dan
Kesejahteraan Sosial Ekonomi, seperti Leadership for Change, ICNP®, Negotiation in Leadership yang terus
dijalankan di Amerika Latin, Karibia, Asia Pasifik, dan Afrika.

Majelis Tenaga Keperawatan Indonesia


PPNI memiliki suatu majelis tinggi yang mengatur segala regulasi keperawatan agar fungsinya berjalan dengan baik.
Majelis tersebut bernama Majelis Tenaga Keperawatan Indonesia (MTKI). Majelis ini didirikan sebagai upaya
meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan kepada masyarakat, meningkatkan daya saing tenaga
keperawatan dalam negeri maupun luar negeri, serta memberikan perlindungan kepada penerima dan pemberi jasa
pelayanan keperawatan, dan juga perlu dilakukan suatua registrasi dan sertifikasi kepada tenaga keperawatan.
Wewenang Majelis Tenaga Keperawatan Indonesia :
1. Mengatur sertifikasi tenaga keperawatan.
2. Membina, mengawasi, dan mengendalikan tenaga keperawatan dan pelaksanaan praktik pelayanan
kesehatan.
3. Menerima dan menindaklanjuti masukan dan pengaduan dari masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan.
4. Memberikan advokasi non litigasi dan etik bagi tenaga keperawatan.
5. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah tentang perencanaan tenaga keperawatan dalam hal
kebutuhan baik jenis, jumlah, amupun kualifikasi tenaga keperawatan.
6. Menetapkan pedoman organisasi dan tatalaksana kerja serta Divisi dan Komite Profesi MTKI
beserta rincian tugas-tugas.
7. Memberikan rekomendasi kepada Dinas Kesehatan dalam penerbitan dan pencabutan ijin tenaga
kesehatan.
RUU Keperawatan
Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan yang harus memiliki kompetensi dan memenuhi
standar praktik, serta memperhatikan kode etik dan moral profesi agar masyarakat menerima pelayanan dan asuhan
keperawatan yang bermutu.
Saat ini terjadi pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model medikal yang menitikberatkan
pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan ke paradigma sehat yang lebih holistik, yang melihat penyakit dan
gejala sebagai informasi, bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996).
Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Keperawatan dan PPNI mengenai kegiatan perawatan di Puskesmas, ternyata
lebih dari 75% dari seluruh kegiatan pelayanan adalah kegiatan pelayanan keperawatan (Depkes, 2005). Dari sini kita
dapat menyadari bahwa perawat berada pada posisi kunci paling penting dalam pemberian pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, sehingga diperlukan suatu regulasi yang jelas dalam mengatur pemberian asuhan keperawatan
dan perlindungan hukum pun mutlak didapatkan oleh perawat.
Tetapi bila kita lihat realita yang ada sekarang, dunia keperawatan di Indonesia masih memprihatinkan. Dalam
keadaan ini, perawat yang tugasnya berada di samping pasien selama 24 jam sering mengalami kedaruratan pasien
sedangkan dokter yang bertugas tidak ada. Hal ini membuat perawat terpaksa melakukan tindakan medis yang bukan
merupakan wewenangnya demi keselamatan pasien. Tindakan yang dilakukan tanpa ada delegasi dan petunjuk dari
dokter sering terjadi di Puskesmas di daerah-daerah terpencil. Dengan adanya pengalihan fungsi perawat tersebut,
ketika ada kesalahan tentu saja perawat tidak mendapatkan perlindungan hokum yang baku, karena pekerjaannya tidak
dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.
Selain itu banyak pula masyarakat yang menuntut hukum terhadap praktik tenaga keperawatan, dan sering
diidentikkan dengan kegagalan upaya pelayanan kesehatan. Padahal perawat hanya melakukan daya upaya sesuai
disiplin ilmu keperawatan.
Dari beberapa kenyataan di atas, jelas bahwa diperlukan suatu ketetapan hukum yang mengaturpraktik keperawatan
dalam rangka menjamin perlindungan terhadap masyarakat penerima pelayanan asuhan keperawatan serta perawat
sebagai pemberi pelayanan asuhan keperawatan. Hanya perawat yang memenuhi persyaratan yang mendapatkan izin
melakukan praktik keperawatan.
Untuk itu diperlukan Undang-undang Praktik keperawatan yang mengatur keberfungsian Konsil Keperawatan sebagai
badan regulator untuk melindungi masyarakat. Fungsi Konsil keperawatan, sebagai Badan Independen yang
bertanggungjawab langsung kepada Presiden, yakni mengatur sistem registrasi, lisensi, dan sertifikasi bagi praktik
perawat (PPNI, 2006). Dengan adanya Undang-undang PraktikKeperawatan maka akan terdapat jaminan terhadap
mutu dan standar praktik, di samping sebagai perlindungan hukum bagi pemberi dan penerima asuhan keperawatan.
Pada tahun 1989, PPNI sebagai organisasi profesi perawat di Indonesia mulai memperjuangkan terbetuknya UU
Keperawatan. Berbagai peristiwa penting terjadi dalam usaha mensukseskan UU Keperawatan ini. Pada tahun 1992
disahkanlah UU Kesehatan yang di dalamnya mengakui bahwa keperawatan merupakan profesi (UU Kesehatan
No.23, 1992). Peristiwa ini penting artinya, karena sebelumnya pengakuan bahwa keperawatan merupakan profesi
hanya tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP No.32, 1966). Dan usulan UU Keperawatan baru disahkan menjadi
Rancangan Undang-uandang (RUU) Keperawatan pada tahun 2004.
Perlu kita ketahui bahwa untuk membuat suatu undang-undang dapat ditempuh dengan dua cara yakni melalui
Pemerintah (UUD 1945 Pasal 5 ayat 1) dan melalui DPR (Badan Legislatif Negara). Selama hampir 20 tahun ini PPNI
memperjuangkan RUU Keperawatan melalui Pemerintah, dalam hal ini Depkes RI. Dana yang dikeluarkan pun tidak
sedikit. Tapi kenyataannya hingga saat ini RUU keperawatan berada pada urutan 250-an pada Program Legislasi
Nasional (Prolegnas), yang pada tahun 2007berada pada urutan 160 (PPNI, 2008).
Tentunya, pengetahuan masyarakat akan pentingnya UU Keperawatan mutlak diperlukan. Hal ini terkait status DPR
yang merupakan lembaga perwakilan rakyat, sehingga pembahasan-pembahasan yang dilakukan merupakan masalah
yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, pencerdasan kepada masyarakat akan pentingnya UU Keperawatn
harus dilakukan agar masyarakat merasa butuh dan usulan UU Keperawatan pun masuk dalam agenda DPR RI.

Daftar Pustaka
1. http://www.inna-
ppni.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=29&Itemid=44 (diakses
tanggal 10 November 2011)
2. http://www.icn.ch/about-icn/governance/ (diakses tanggal 10 November 2011)
3. Muslim Sudirman, S.Kp. (2000). Catatan Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan I. PSIK STIK Bina
Husada Palembang
4. Chitty R.T. (1997). Profesional Nursing : Concept and Challenges. WB Sounders Company
Philadelphia
5. Marqius Bessi L. & Huston J.C. (2000). Leadership Roles and Management Functions in Nursing.
Theory and Application, Lippincott Philadelphia

Anda mungkin juga menyukai