Anda di halaman 1dari 5

1.

Cara Mencegah Terjadinya Infeksi Vagina


23 Oct 2016 11:00 WIB

Ribuan wanita mengalami permasalahan pada daerah vagina seperti infeksi vagina. Infeksi
vagina menimbulkan gejala seperti gatal, rasa terbakar, cairan yang keluar berwarna dan bau. Hal
ini tentu akan mengganggu dan membuat keadaan menjadi tidak nyaman.
Berikut adalah cara untuk mencegah terjadinya infeksi pada vagina:
Konsumsi yogurt
Dengan mengkonsumsi yogurt yang berisi lactobacillus acidophilus hidup, bakteri probiotik
yang baik. Probiotik mempertahankan flora normal di daerah vagina
Bawang putih
Makan satu siung bawang putih setiap hari. Anda dapat memotong dan menambahkan bawang
putih ke dalam sup, salad ataupun makanan lainnya. Bawang putih mempunyai sifat antijamur
dan berfungsi untuk menyembuhkan dan mencegah infeksi vagina.
Konsumsi vitamin C dan E
Dengan mengkonsumsi vitamin C dan vitamin E. Kedua vitamin tersebut akan membantu reaksi
peradangan dan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.
Konsumsi suplemen kalsium dan magnesium
Sebuah penelitian mengatakan wanita yang mengalami infeksi pada vagina dapat disebabkan
karena kekurangan kadar kalsium dan magnesium dalam tubuh.
Kurangi jumlah lemak hewani
Kurang konsumsi jumlah lemak hewani dan tingkatkan konsumsi asam lemak esensial yang
banyak ditemukan pada ikan dan kacang-kacangan untuk mengurangi peradangan dan
pembengkakan jaringan.
Gunakan pakaian dalam yang tepat
Selalu perhatikan kebersihan daerah vagina agar bersih dan tidak lembab. Gunakan pakaian
dalam yang berasal dari kain katun. Setelah buang air kecil usahakan agar mengeringkan daerah
vagina Anda gunakan tissue yang bersih dengan cara usap dari bagian depan baru bagian
belakang.
Minimalkan terjadinya infeksi pada vagina dengan menghindari terjadinya iritasi, seperti:
• Gesekan. Bisa disebakan karena celana atau pakaian dalam yang tidak sesuai dan terlalu
ketat. Aktivitas seksual yang agresif dan terlalu berlebihan.Naik sepeda terlalu lama.
• Hindari penggunaan tampon, pembalut, kertas toilet dan produk lain yang memiliki
pewarna buatan dan mengandung parfum
• Kurangi penggunaan lubrikasi yang mengandung bahan kimia saat berhubungan intim
Hindari melakukan hubungan seksual
Hindari melakukan hubungan seksual saat Anda memiliki infeksi vagina. Beberapa infeksi pada
vagina dapat menular. Gunakan kondom saat akan berhubungan.

Banyak faktor yang dapat berperan dalam terjadinya infeksi vagina dan debit. Apa yang dapat
Anda lakukan untuk mengurangi risiko infeksi vagina ? Berlatih tips sederhana secara signifikan
mengurangi risiko terkena infeksi vagina:

1. Selalu memakai celana dalam katun. Kapas memungkinkan daerah genital Anda untuk
bernapas, membantu tetap kering. Ini juga ide yang baik untuk memakai celana dalam
hanya pada siang hari dan tidak pada malam hari saat Anda tidur.
2. Jangan gunakan douche vagina.
3. Jangan gunakan petroleum jelly atau minyak untuk pelumasan vagina. Hal ini dapat
menciptakan tempat berkembang biak bagi bakteri untuk tumbuh.
4. Jika Anda sedang dirawat untuk infeksi vagina, menggunakan semua obat sesuai
petunjuk, bahkan jika Anda berpikir Anda lebih baik.
5. Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan untuk infeksi vagina. Tunggu
sampai Anda tidak memiliki gejala yang lebih.
6. Hindari kontak vagina dengan produk yang dapat mengiritasi vagina seperti produk
kesehatan feminin, wangi atau sabun deodoran, bedak, lotion, dan mandi gelembung.
7. Hindari memakai pakaian ketat, seperti pakaian renang, pakaian olahraga, atau stoking,
untuk jangka waktu yang lama.
8. Banyak kali, infeksi vagina menyebabkan rasa gatal – jangan menggaruk! Menggaruk
terinfeksi, meradang daerah hanya akan memperburuk keadaan.
9. Jika haid dimulai saat Anda menggunakan krim vagina atau supositoria, terus jadwal
pengobatan rutin anda selama periode anda, dan tidak menggunakan tampon – bantalan
digunakan sebagai gantinya.
10. Jika Anda adalah diri mengobati infeksi vagina dan gejala tidak membaik setelah
pengobatan, melihat dokter untuk pemeriksaan vagina. Jangan menggunakan produk
vagina atau perawatan selama 48 jam sebelum janji Anda.
11. Selalu gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual kecuali Anda berada dalam
hubungan monogami jangka panjang.
12. Selalu bersihkan dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau buang air
besar. Wiping yang tidak benar mudah menyebar bakteri ke vagina dan dapat
menyebabkan keputihan dan infeksi.
13. Gunakan Crystal X karena saat ini masih menjadi solusi terbaik mengatasi berbagai
masalah pada vagina
2.Menopause Dan Klimakterium BEDA !!!
Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering diartikan sebagai
berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Oleh karena itu, tidak jarang
seorang wanita takut menghadapi saat menopausenya. Kehidupan menjelang dan
setelah menopause inilah yang sering disebut sebagai ‘masa senja’ atau masa
klimakterium.

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal
masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.

Masalah Menopause: Terapi pengobatan


yang efektif
by Samir Jalali on April 02, 2013 in Artikel Kesehatan, pengobatan, Senyawa Obat

Masalah menopause dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Terapi pengobatan menopause hendaknya
sesuai dengan standar pengobatan yang ada. Dalam terapi terdapat beberap cara yang dapat mencegah
terjadinya menopause yang terjadi pada seorang wanita yang usia sudah cukup tua yaitu berkisar pada 40-
55 tahun. Adapun cara-cara untuk mencegah terjadinya menopause sebagai berikut :

1. Estrogen, Progestoren dan Obat sintetikanya


Estrogen dan Progestoren sitemik, merupakan terpai pengganti hormon, untuk menggantikan kehilangan
atau kekurangan hormon, sehingga mencegah perkembangan lebih lanjut dan gejala menopause.
Beberapa estrogen sistemik berhubungan dengan berkembangnya kanker rahim atau payudara.
Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin selama penggunaan obat ini.

Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan riwayat kanker rahim atau payudara, kanker
ovarium, pembekuan darah di kaki, panggul atau paru-paru, hipertensi, diabetes, penyakit kandung
empedu atau uterus fibroid yang besar.

2. Suplemen
Untuk suplemen sendiri yaitu suplemen kalsium, Multivitamin dan Mineral, The Chamomile. Gingseng,
Vitamin B, C, dan E, Produk Kedelai, Minyak Flakseed.

Dalam penogobatan tradisional telah ditemukan khasiat minuman tradisional berbahan baku kedelai
terhadap perlambatan menopause pada wanita. Dari hasil penelitian Hery Winarsi (mahasiswa doktor
pangan di IPB) telah terbukti hasilnya, walaupun masih perlu dikembangkan lebih lanjut, setidaknya telah
memberikan harapan cerah bagi wanita.

Seperti telah kita pahami bahwa premenopause menjadi momok tersendiri bagi wanita. Kendati hal ini
alamiah terjadi pada semua wanita, namun efek sampingnya banyak mempengaruhi keharmonisan rumah
tangga bila tidak siap menghadapinya. Premenopause menimpa wanita yang berusia menjelang 40 tahun
ke atas. Perubahan-perubahan fisik pun terlihat dari banyak terjadi pengkeriputan di kulit.
Dalam kehidupan berumah tangga, tentu saja menghabiskan hidup berdua dengan pasangan di hari tua
memerlukan persiapan mental dan fisik yang memadai. Salah satunya kita perlu mengetahui dan
memahami perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada istri Anda. Menopause merupakan
perubahan yang paling nyata pada wanita yang masuk pada akhir masa reproduksi, masa klimakterium,
serta masa senile (masa tua).

Usia menopause terjadi pada usia 48-50 tahun, termasuk dalam masa klimakterium yang merupakan
sindrom perubahan endokrin, somatik, dan psikik pada akhir masa subur/reproduktif (40-65 tahun).
Menopause adalah pendarahan fisiologik yang terakhir yang masih dikendalikan ovarium, karena ovarium
mengalami penurunan fungsi dan ukuran sehingga hormon estrogen dan progesteron yang biasanya
dihasilkan secara siklik mulai menurun sehingga mempengaruhi kelancaran haid. Seorang wanita yang
menopause tidak mempunyai lagi sel telur yang dapat dibuahi, bahkan siklus anovulasi ini telah
berlangsung sejak fase premenopause.

Secara medis istilah premenopause adalah suatu kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki
proses penuaan (aging), yang ditandai dengan menurunnya kadar hormonal estrogen ovarium yang
sangat berperan dalam hal reproduksi dan seksualitas. Penurunan kadar estrogen tersebut sering
menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas kehidupan para wanita, bahkan mengancam
kebahagiaan rumah tangga. Gejala tersebut disebut sindroma menopause, yang meliputi hot flushes
(semburan panas dari dada hingga wajah), night sweat (keringatan di malam hari), dryness vaginal
(kekeringan vagina), penurunan daya ingat, insomnia (susah tidur), depresi (rasa cemas), fatigue (mudah
capek), penurunan libido, drypareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) dan incontinence urinary
(beser).

Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa,
60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia. Dari beberapa data
tampak bahwa salah satu faktor dari perbedaan jumlah tersebut adalah karena pola makannya. Wanita
Eropa dan Amerika mempunyai estrogen yang lebih banyak daripada Asia. Ketika terjadi menopause,
wanita Eropa dan Amerika estrogennya menurun drastis dibanding wanita Asia yang kadar estrogennya
moderat.

Sindroma menopause sendiri dapat memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif antara lain: kanker,
tumor, asteoporosis (tulang keropos), astesklerosis dan sebagainya. Selain itu, pada keadaan tadi fungsi
sistem imunitas (kekebalan) mengalami penurunan. Khususnya aktivitas yang diperantai oleh sel T. Hal ini
karena kelenjar timus atrofi (mengkerut). Padahal kelenjar timus merupakan tempat pendewasaan sel T.
Sehingga dengan atrofinya timus, sel T yang dewasa berkurang, demikian pula fungsinya. Hal ini
berdampak pada fungsi sel B dalam memproduksi antibodi.

Minuman fungsional hasil kajian peneliti Indonesia ini, kaya akan isoflavon kedelai dan Zn. Isoflavon dapat
ditemukan pada kacang-kacangan terutama kedelai yang diyakini memiliki sifat estrogenik,
antikarsinogenik, antiosteoporoisitik, antioksidatif dan dapat memperbaiki sindroma menopause.
Kemiripan struktur molekul isoflavom kedelai dengan estrogen endogen, membuat isoflavon mampu
berikatan dengan reseptor estrogen. Pada akhirnya isoflavon dapat menggantikan fungsi estrogen.
”Meskipun demikian, potensi isoflavon sangat lemah, bila dibandingkan dengan potensi estrogen
endogen.
Secara ilmiah minuman fungsional tersebut telah diuji cobakan pada 33 wanita premenopause yang
tinggal di Purwokerto, selama dua bulan. Pada bulan ke-2, responden diimunisasi dengan vaksin Tetanus
secara intramuscular. Minuman ini terbukti secara ilmiah memperbaiki fungsi sistem imun.

Selanjutnya sampel darah responden diambil sebanyak tiga kali. Kemudian, sampel darah tersebut diteliti
kadar estrogen, timulin, IgM dab IgG anti-Tetanus (TT), aktivitas enzim Superoxide Dismutase (SOD)
limfosit, katalase, aktivitas enzim Glutation Peroxidase (GSH-PX) limfosit, MDA (oksidasi lipid), Hormon
estradiol, profil darah periferir dan kadar Zn-nya.

Hasil data menunjukkan bahwa minuman fungsional dapat menurunkan bahkan menghilangkan dryness
vaginas, dyspareunia, penurunan daya ingat dan fatigue. Selain itu, meningkatkan aktivitas SOD, aktivase
katalase, aktivitas GPX sel limfosit yang bisa mencegah kanker. Di samping menurunkan MDA (produk
radikal bebas), juga mampu meningkatkan kadar IgG anti TT serum dan kadar hormone timulin.

Melihat hasilnya yang sangat bermanfaat secara medis, penemuan minuman ini tergolong hal baru. Hal
ini perlu ditindak lanjuti, terutama untuk dihasilkan produk secara massal yang bisa dikonsumsi oleh
masyarakat luas. Selain itu yang terpenting lagi adalah secara ekonomis sangatlah murah, karena hanya
memanfaatkan bahan alam. Hal ini tentunya bisa mengurangi ketergantungan terhadap obat-obatan
produk luar negeri yang begitu mahal harganya.

Melihat begitu kayanya negeri kita akan tumbuhan berkhasiat medis, maka sangatlah sayang bila potensi
ini tidak dikembangkan dan ditindak lanjuti dengan baik. Tidak menutup kemungkinan kelak akan
ditemukan bahan-bahan obat tradisional yang bisa mengobati penyakit seperti AIDS, Demam Berdarah,
Cacar, Rabies dan sebagainya dari tumbuhan tersebut bila kita serius mengkaji dan mengembangkannya.
Apalagi di tengah krisis ekonomi yang masih mencekik kehidupan di Indonesia, kembali memanfaatkan
bahan alami secara tradisional tentunya meringankan beban. Kalaupun pemerintah tidak perduli, semoga
masih ada pihak swasta yang berminat melirik dan mengembangkan temuan ini.

Anda mungkin juga menyukai