Oleh :
NIM 2013730080
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat yang sangat luas
kepada kita semua. Atas pertolongan dan kekuasaan-Nya yang begitu sempurna,
penulis dapat menyelesaikan tugas Kepanitraan Ilmu Kesehatan Anak ini. Shalawat
serta salam juga penulis haturkan ke junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh
cahaya bagi umat yang betaqwa kepada-Nya.
Penulis
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : An. Sn
Umur : 6 bulan
No. RM : 00-82-86-03
Keluhan Utama
Buang air besar cair dan muntah-muntah sejak 3 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
3 hari yang lalu BAB cair dan muntah-muntah Pasien BAB cair
sebanyak > 6 kali per hari, berwarna kuning, berampas, terdapat
sedikit lendir, tidak berbusa dan tidak berdarah, berbau asam. Pasien
muntah > 10 kali per hari, muntah setiap kali pasien selesai menyusu,
muntah berisi cairan susu berwarna putih sebanyak ± ¼ gelas kecil air
mineral setiap kali muntah.
4 hari yang lalu, pasien demam. Demam bersifat naik turun, naik pada
pagi hari saat pasien bangun tidur, demam tidak disertai menggigil
ataupun kejang.
Sejak tadi pagi setelah bangun tidur, pasien muntah-muntah dan BAB
cair. Muntah berisi cairan susu berwarna putih sebanyak ± ¼ gelas
kecil air mineral, pasien sudah muntah sebanyak 4 kali dari sejak tadi
pagi setelah bangun tidur sampai pada saat berobat, biasanya muntah
setelah beberapa menit selesai minum susu. Pagi ini pasien BAB cair
sudah 3x. Pasien juga mengalami demam, rewel, nafsu makan
menurun namun masih mau minum susu. Ibu pasien menyangkal
keluhan batuk, pilek dan sesak nafas.
Riwayat Pengobatan
4 hari yang lalu pasien sudah berobat ke bidan, diberi obat penurun panas,
setelah minum obat keluhan sudah mulai membaik namun setelah itu timbul
lagi dan semakin parah.
Riwayat Psikososial
Pasien memiliki kebiasaan memasukan jari ataupun mengecap jempolnya ke
mulut. Menurut pengakuan ibu pasien, ibu pasien merebus botol susu dengan
air hangat terlebih dahulu sebelum digunakan dan sebelum memberikan ASI
ibu pasien tidak pernah membersihkan terlebih dahulu area puting payudara
dengan air hangat. Air dirumah bening, tidak berwarna dan berbau.
Lingkungan rumah pasien dekat dengan sungai dan jauh dari tempat
pembuangan sampah.
Riwayat Alergi
Tidak ada riwayat alergi obat, makanan, susu sapi, cuaca ataupun debu.
Riwayat Imunisasi
Hepatitis B : 3x umur 0 bulan, 1 bulan, 6 bulan
Riwayat Makanan
Mendapat ASI ekslusif, setelah ASI keluar, tetap diberikan juga susu formula
karena pengakuan ibu ASI keluar sedikit.
MP-ASI (susu formula) : saat lahir - sekarang
TANDA VITAL :
Suhu : 36,9 ◦c Frekuensi Pernapasan : 48x/menit
Nadi : 142 x/menit Jenis Pernapasan : Abdominothorakal
Isi/tegangan : Cukup, teratur
STATUS GIZI :
BB : 7.2 kg Lingkar Kepala : 43 cm
PB : 65 cm
Kesimpulan Status Gizi :
BB/U : 7.2/7.8 x 100% = 92 %
TB/U: 65/67 x 100% = 97 %
BB/TB : 7.2/7.4 x 100% = 97 %
Kesan : Gizi Baik
PEMERIKSAAN KHUSUS :
Kulit : Turgor kulit kembali lambat, tidak sianosis, tidak ikterik, tidak ada
purpura, tidak ada eritema.
Kepala :
Bentuk kepala : Normocephal
Rambut : Kecoklatan, tidak mudah rontok dan dicabut
Ubun-ubun : Belum menutup sempurna, cekung (+).
Mata : Mata cekung (+)/(+), konjungtiva anemis (-)/(-), sklera tidak ikterik, pupil
ishokor, refleks cahaya positif.
Hidung : Tidak ada deviasi septum, tidak ada epistaksis, tidak ada sekret, tidak
ada pernafasan cuping hidung.
Telinga : Normotia, nyeri tekan daun telinga telinga tidak ada.
Mulut :
Bibir : mukosa bibir kering, tidak sianosis
Lidah : tremor tidak ada, lidah kotor tidak ada.
Tonsil : tidak ada pembesaran tonsil
Pharinx : tidak hiperemis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
Thorax (Paru dan Jantung)
Inspeksi : Dada simetris dextra-sinistra, bentuk dada normal
Palpasi : Tidak ada bagian dinding thorax yang tertinggal, vocal fremitus
simetris.
Perkusi :
Paru : sonor dikedua lapang paru
Jantung : pekak
Auskultasi :
Paru : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : BJ I dan BJ II reguler
Abdomen :
Inspeksi : Perut datar
Auskultasi : Bising usus meningkat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, massa tidak ada, turgor kulit
kembali lambat
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 dtk.
Tungkai Lengan
Tonus + + + +
Trofi - - - -
Klonus - - - -
Refleks fisiologis + + + +
Refleks patologis - - - -
M.Sign - - - -
Sensibilitas + + + +
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (16 Januari 2018)
Hematokrit 37,5 30 – 40 %
Electrolit
Natrium 139,6 135-148 mmol/L
17 Januari 2018
Makroskopis Feses
Mikroskopis Feses
RESUME :
Anak laki-laki usia 6 bulan, datang dengan keluhan BAB cair dan muntah sejak 3
hari yang lalu. Sebelumnya, demam sejak 4 hari yang lalu, bersifat naik turun, naik
pada pagi hari saat pasien bangun tidur, demam tidak disertai menggigil ataupun
kejang. BAB cair sejak 3 hari yang lalu sebanyak > 6 kali per hari, berwarna kuning
kehijauan , berampas, terdapat sedikit lendir, tidak berbusa dan tidak berdarah,
berbau asam. Muntah sejak 3 hari yang lalu > 10 kali per hari, muntah setiap kali
pasien selesai menyusu, muntah berisi cairan susu berwarna putih sebanyak ± ¼
gelas kecil air mineral setiap kali muntah. Sejak tadi pagi setelah bangun tidur,
pasien muntah-muntah dan BAB cair, muntah berisi cairan susu berwarna putih
sebanyak ± ¼ gelas kecil air mineral, pasien sudah muntah sebanyak 4 kali dan BAB
cair sudah 3x dari sejak tadi pagi setelah bangun tidur sampai saat masuk poli, pasien
demam, rewel, nafsu makan menurun namun masih mau minum. Ibu pasien
menyangkal keluhan batuk, pilek dan sesak nafas.
Pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum sakit sedang, kesadaran compos mentis,
suhu : 36,9 ◦c, frekuensi pernapasan : 48x/ menit, nadi : 142x/menit, mata cekung,
ubun-ubun cekung, suara napas vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada,
suara jantung BJ I dan BJ II normal, reguler, bising usus meningkat, turgor kulit
kembali lambat, CRT < 2 detik, akral hangat.
DIAGNOSA KERJA : Diare Akut non disentriform e.c Bakterial dengan Dehidrasi
Ringan Sedang
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Diare Akut non disentriform e.c Rotavirus dengan Dehidrasi Ringan Sedang
2. Diare Akut non disentriform e.c ETEC dengan Dehidrasi Ringan Sedang
PENATALAKSANAAN :
750𝑥15
- IVFD RL /24 jam : = 8 tpm (makro)
24𝑥 60
Terapi IV : Ondansetron 1 x 2 mg
Terapi Oral :
Zinc syr 1x 10 ml
Edukasi : edukasi orang tua pasien untuk terus memberikan banyak cairan, cukupi
kebutuhan kalori dengan memberi asupan makanan yang cukup, berikan makanan
yang halus (lembut), hindari makanan-makanan yang asam dan pedas.
PROGNOSIS :
Follow Up :
17 Januari 2018
S : BAB encer 6x, muntah sudah 4x berisi makanan ± ¼ gelas air mineral,
lemas, nafsu makan masih kurang.
O : suhu 36,80C, frekuensi pernapasan : 35x/menit, nadi : 117x/menit, mata
masih cekung, konjungtiva hiperemis, suara napas vesikuler, ronkhi tidak
ada, wheezing tidak ada, turgor kulit kembali lambat, CRT < 2 detik.
A : Diare Akut non disentriform e.c Rotavirus dengan Dehidrasi Ringan Sedang
750𝑥15
- P : IVFD RL /24 jam : = 8 tpm (makro)
24𝑥 60
Terapi IV : Ondansetron 1 x 2 mg
Terapi Oral :
Zinc syr 1x 10 ml
L-Bio 1x1 sachet sehari
Sanmol drop 4x0.6 ml
Cek pemeriksaan feses rutin
18 Januari 2018
S : Demam tidak ada, muntah sudah tidak ada, BAB cair 2x, terakhir BAB pagi
hari berwarna kuning, terdapat lendir namun terdapat sedikit ampas, nafsu
makan membaik,
O : suhu 36,4◦c , frekuensi pernapasan : 32x/menit, nadi : 112x/menit, ubun-
ubun datar, mata cekung (-)/(-), suara napas vesikuler, ronkhi tidak ada,
wheezing tidak ada, turgor kulit normal, CRT ≤ 2 detik.
A : Diare Akut non disentriform e.c bakteri dengan Dehidrasi Ringan Sedang
750𝑥15
P : IVFD RL /24 jam : = 8 tpm (makro)
24𝑥 60
Terapi IV : Ondansetron 1 x 2 mg
Terapi Oral :
Zinc syr 1x 10 ml
L-Bio 1x1 sachet sehari
Cefotaxim 2 x 500 mg
TINJAUAN PUSTAKA
DIARE
Menurut WHO, diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga
kali sehari. Dalam referensi lain juga disebutkan bahwa definisi diare untuk bayi
dan anak-anak adalah pengeluaran tinja > 10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata
pengeluaran tinja normal pada bayi sebesar 5-10 g/kg/24 jam.1
Selanjutnya, menurut teori diare dibagi menjadi diare akut dan diare
kronis. Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Kadang-kadang pada
seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari tetapi konsistensinya cair,
keadaan ini sudah dapat disebut diare. Diare kronik adalah diare yang
berlangsung lebih dari 2 minggu sedangkan kondisi serupa yang disertai berat
badan menurun atau sukar naik oleh Walker-Smith et al. didefinisikan sebagai
diare persisten.2
Berikut penentuan derajat dehidrasi menurut WHO:3
Pasien ini didiagnosis diare akut dengan dehidrasi ringan sedang karena
pada kasus ini, pasien BAB cair sudah 3 hari (< 1 minggu) dengan frekuensi > 6x
per hari (> 3x per hari), berwarna kuning, berampas, terdapat sedikit lendir, tidak
berbusa dan tidak berdarah, berbau asam,
Faktor resiko :
Etiologi :
Pada kasus ini pasien memiliki kebiasaan menghisap jari jempol dan diberi
makanan (bubur tim) yang selalu dibeli diluar, dimana kebersihannya tidak
diketahui dan mungkin tercemar dengan kotoran yang mengandung kuman
patogen.
Secara teori, diare dibagi menjadi diare infeksi dan non infeksi. Diare infeksi
dibagi lagi atas inflammatory dan non inflammatory. Enteropatogen
menimbulkan non inflammatory diare melalui produksi enterotokin oleh bakteri,
desktruksi sel permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh parasit, perlekatan
dan/atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya inflammatory diare biasanya
disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung atau
memproduksi sitotoksin. Sedangkan penyebab diare non infeksi antara lain
seperti defek anatomis, malabsorbsi, keracunan makanan, alergi susu sapi, dll.6
Beberapa penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia
adalah:6
Golongan bakteri
1. Aeromonas 8. Salmonella
2. Bacillus cereus 9. Shigella
3. Campylobacter jejuni 10. Staphylococcus aureus
4. Clostridium perfringens 11. Vibrio cholera
5. Clostridium defficile 12. Vibrio parahaemolyticus
6. Escherichia coli 13. Yersinia enterocolitica
7. plesiomonas shigeloides
Golongan virus
1. Astrovirus 5. Rotavirus
2. Calcivirus (Norovirus, Sapovirus) 6. Norwalk virus
3. Enteric adenovirus 7. Herpes simplex virus*
4. Coronavirus 8. Cytomegalovirus*
Golongan parasit
1. Balantidium coli 5. Giardia lamblia
2. Blastocystis homonis 6. Isopora belli
3. Cryptosporidium parvum 7. Strongyloides stercoralis
4. Entamoeba histolytica 8. Trichuris trichiura
Di negara berkembang kuman patogen penyebab penting diare akut pada anak-
anak yaitu: Rotavirus, Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella,
Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium.9
Gejala Klinis
Pemeriksaan Penunjang :
1) Pemeriksaan darah tepi lengkap: hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung
jenis leukosit, kadar elektrolit serum,
2) Ureum dan Creatinin: memeriksa adanya kekurangan volume cairan dan
mineral tubuh.
3) Pemeriksaan tinja: melihat adanya leukosit pada tinja yang menunjukkan
adanya infeksi bakteri, adanya telur cacing dan parasit dewasa.
4) Pemeriksaan ELISA (enzim-linked immunosorbent assay): mendeteksi
giardiasis dan tes serologic amebiasis
5) Foto x-ray abdomen
Pasien dengan diare karena virus, biasanya memiliki jumlah dan hitung
jenis leukosit normal atau limfositosis. Pasien dengan infeksi bakteri terutama
pada infeksi bakteri yang invasif ke mukosa, memiliki leukositosis dengan
kelebihan darah putih muda. Neutropenia dapat timbul pada salmonellosis.
Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut dilakukan
pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak
menunjukkan adanya miroorganisme atau ova, maka diperlukan pemeriksaan
kultur feses dengan medium tertentu sesuai dengan mikroorganisme yang
dicurigai secara klinis dan pemeriksaan laboratorium rutin.
Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain, diare berat, suhu tubuh >
38,50C, adanya darah dan/atau lender pada feses, ditemukan leukosit pada
feses, laktoferin, dan diare persisten yang belum mendapat antibiotic.
Tatalaksana
Pada kasus ini, pasien menderita diare akut dengan dehidrasi ringan sedang
sehingga memerlukan tatalaksana terapi B yaitu:
Pada pasien ini tidak diberikan oralit tetapi diberikan infus intravena dikarenakan
pasien mengalami muntah-muntah.
Selanjutnya lakukan observasi pada anak:11
Dehidrasi dibagi tiga tingkat yaitu dehidrasi ringan, sedang dan berat:12
Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan), dehidrasi
sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan
dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
Kebutuhan Cairan Berdasarkan Berat Bada Ideal
BB aktual = 7,8 kg
TB aktual = 67 cm
5 500 750
10 1000 1500
15 1250 2000
20 1500 2500
25 1600 2850
30 1700 3200
Pasien diare dengan dehidrasi ringan sedang yang berarti terdapat defisit cairan 5%,
dan berdasarkan tabel kebutuhan cairan berdasarkan berat badan (rumatan + defisit
5%) maka pasien dapat diberikan terapi cairan 1500 ml/24 jam:
DAFTAR PUSTAKA
3. WHO. The Treatment of diarrhea: a manual for physicians and other senior
health workers Child Health/WHO. CDR 95.1995.
8. Bresse J, Fang, Wang BLE, Soenarto Y, Nelson EA, Tam J, Wilopo SA, Kilgore
P. First report from the asian rotavirus surveillance network. Emerg Infect Dis.
2004;10(6):988-955.
9. Luttrie M, Soenarto SS, et al. Buku Ajar Gastroenterohepatologi. 2nd ed. Jakarta:
UKK Gastroenterohepatologi; 2011. p.87-120.
10. WHO. The Treatment of diarrhea: a manual for physicians and other senior
health workers Child Health/WHO. CDR 95.1995.
11. World Health Organization. Pocket Book of Hospital Care for Children
http://www.ichrc.org/sites/default/files/pocket%20book%20high%20res_0.pdf.
12. id.wikipedia.org [homepage on the Internet]. Dehidrasi [update 2016 March 20;
cited 2016 Jun 29]. Available from: https://id.wikipedia.org/wiki/Dehidrasi