Indonesiamdgbigoal5 20081122001221 518 PDF
Indonesiamdgbigoal5 20081122001221 518 PDF
57
Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia
58
Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia
59
Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia
Tantangan
Meningkatnya kebutuhan. MDG menargetkan
Sumber: Susenas penurunan AKI sebesar tiga perempat antara 1990
and 2015. Upaya ini menghadapi berbagai tan-
tangan yang cukup berat, seperti transisi demografi,
tinggi, 89,2 persen kelahiran ditolong oleh tenaga desentralisasi kesehatan, pelayanan publik, dan
kesehatan, sementara pada golongan berpendapat- pendanaan. Sensus penduduk tahun 2000 menun-
9
an rendah hanya 21,3 persen. Hal ini menunjukkan jukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia 206 juta
tidak meratanya akses finansial terhadap pelayanan jiwa.12 Pada tahun 2015, jumlah penduduk Indone-
kesehatan dan tidak meratanya distribusi tenaga sia diperkirakan meningkat menjadi 242 juta jiwa.13
terlatih terutama bidan. Dengan kata lain, kebutuhan pelayanan kesehatan
akan meningkat.
Penyebab tidak langsung. Risiko kematian ibu
dapat diperparah oleh adanya anemia dan penyakit Desentralisasi bidang kesehatan juga akan men-
menular seperti malaria, tuberkulosis (TB), hepati- jadi tantangan penting di tahun-tahun mendatang.
tis, dan HIV/AIDS. Pada 1995, misalnya, prevalensi Perubahan peran dan tanggung jawab pemerintah
anemia pada ibu hamil masih sangat tinggi, yaitu pusat dan daerah belum secara jelas terdefinisikan
10
51 persen, dan pada ibu nifas 45 persen. Anemia dan dipahami. Institusi-institusi pemerintahan ma-
pada ibu hamil mempuyai dampak kesehatan terha- sih perlu menyesuaikan diri dengan wewenangnya
dap ibu dan anak dalam kandungan, meningkatkan yang baru, sementara jaringan dan koordinasi di se-
risiko keguguran, kelahiran prematur, bayi dengan tiap level administrasi perlu terus diperkuat. Dengan
berat lahir rendah, serta sering menyebabkan kema- penganggaran yang juga didesentralisasikan, dae-
tian ibu dan bayi baru lahir. Faktor lain yang berkon- rah dengan kemampuan keuangan yang rendah
tribusi adalah kekurangan energi kronik (KEK). Pada akan mengalami kesulitan untuk mengalokasikan
2002, 17,6 persen wanita usia subur (WUS) men deri- anggaran kesehatannya karena harus pula memper-
11
ta KEK. Tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidik- hatikan prioritas-prioritas pembangunan lain. Dalam
an, faktor budaya, dan akses terhadap sarana kese- hal ini, pusat dapat memainkan peran penting un-
hatan dan transportasi juga berkontribusi secara tuk membantu kabupaten/kota dalam mengelola
tidak langsung terhadap kematian dan kesakitan sumber daya mereka. Setiap upaya dalam advokasi
ibu. Situasi ini diidentifikasi sebagai “3 T” (terlam- sangat penting untuk menjamin bahwa komitmen
bat). Yang pertama adalah terlambat deteksi bahaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dapat dilak-
dini selama kehamilan, persalinan, dan nifas, serta sanakan pada setiap tingkatan.
dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan ibu dan neonatal. Kedua, ter- Pelayanan kesehatan merupakan tantangan beri-
lambat merujuk ke fasilitas kesehatan karena kondisi kutnya yang perlu ditangani. Termasuk di dalamnya
geografis dan sulitnya transportasi. Ketiga, terlam- adalah kualitas pelayanan yang disediakan oleh
60
Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia
pemerintah dan swasta serta penanganan dispari- bagai kelanjutan dari program Safe Motherhood,
tas akses pada kelompok rentan dan miskin. Data dengan tujuan untuk mempercepat penurunan ke-
terbaru menunjukkan bahwa jumlah bidan di desa sakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. MPS
(BDD) yang menyediakan pelayanan bagi kelom- terfokus pada pendekatan perencanaan sistematis
14
pok rentan dan miskin telah menurun. Bagaimana dan terpadu dalam intervensi klinis dan sistem ke-
mengatasi situasi baru dan tidak terduga ini men- sehatan serta penekanan pada kemitraan antar in-
jadi salah satu tantangan bagi pemerintah pusat, stitusi pemerintah, lembaga donor, dan peminjam,
provinsi, dan kabupaten. Keterbatasan sumber daya swasta, masyarakat, dan keluarga. Perhatian khusus
rumah tangga juga telah menghambat akses terha- diberikan pada penyediaan pelayanan yang me-
dap pelayanan dasar. Karenanya, inovasi mekanisme madai dan berkelanjutan dengan penekanan pada
yang meringankan beban keuangan rumah tangga ketersediaan penolong persalinan terlatih. Aktivitas
sangat diperlukan untuk menjamin akses mereka masyarakat ditekankan pada upaya untuk menjamin
terhadap pelayanan. bahwa wanita dan bayi baru lahir memperoleh akses
terhadap pelayanan.
Koordinasi dan pendanaan pembangunan antar
institusi dan lembaga donor sangat krusial untuk Strategi. Ada empat strategi utama bagi upaya
menghindari terjadinya tumpang tindih dan ter- penurunan kesakitan dan kematian ibu. Pertama,
fragmentasinya program, sehingga peningkatan meningkatkan akses dan cakupan pelayanan ke-
kesehatan ibu lebih mudah dicapai. Keberlanjutan sehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dan
program juga menjadi tantangan yang harus diatasi cost effective. Kedua, membangun kemitraan yang
dalam tahun-tahun mendatang. efektif melalui kerja sama lintas program, lintas sek-
tor, dan mitra lainnya. Ketiga, mendorong pember-
dayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan
Kebijakan dan program pengetahuan dan perilaku sehat. Keempat, mendo-
rong keterlibatan masyarakat dalam menjamin pe-
nyediaan dan pemanfaatan pelayanan ibu dan bayi
Prioritas nasional. Menurunkan kesakitan dan ke- baru lahir.
matian ibu telah menjadi salah satu prioritas utama
dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaima- Pesan kunci MPS. Strategi MPS memiliki tiga pesan
na tercantum dalam Propenas. Kegiatan-kegiatan kunci, yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga
yang mendukung upaya ini antara lain meningkat- kesehatan terlatih; setiap komplikasi obstetrik dan
kan pelayanan kesehatan reproduksi, meningkatkan neonatal mendapatkan pelayanan yang memadai;
pemberantasan penyakit menular dan imunisasi, dan setiap wanita usia subur mempunyai akses ter-
meningkatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujuk- hadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
an, menanggulangi KEK, dan menanggulangi ane- dan penanganan komplikasi keguguran.
mia gizi besi pada wanita usia subur dan pada masa
kehamilan, melahirkan, dan nifas.15 Kelompok sasaran. Perhatian khusus perlu diberi-
kan kepada kelompok masyarakat berpendapat-
Kehamilan Aman. Mengacu pada Indonesia Se- an rendah baik di perkotaan dan pedesaan serta
hat 2010, telah dicanangkan strategi Making Preg- masyarakat di daerah terpencil. Program Jaring
nancy Safer (MPS) atau Kehamilan yang Aman se- Pengaman Sosial (JPS)—yang telah dimulai sejak
61
Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia
62