PENDAHULUAN
A. Tujuan Observasi Lapangan
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah selesai melakukan pengamatan/observasi Pemeriksaan
Obstetri mahasiswa mampu menjelaskan prosuder antenatal care,
intranatal care, dan postnatal care
1
B. Gambaran Umum Observasi Lapangan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah I Makassar merupakan salah
satu rumah sakit ibu dan anak yang bertempat di Jl. Kartini. Rumah sakit ini
memiliki perlengkapan yang cukup memadai. Ruang VK (persalinan dan OK)
memiliki kesterilisasian yang sangat dijaga. Untuk ruang penanganan bayi baru
lahirnya, dibagi 2, yaitu untuk bayi lahir normal dan bayi lahir preterm dilengkapi
dengan inkubator.
2
BAB II
HASIL OBSERVASI LAPANGAN
A. Laporan Hasil Observasi Antenatal Care
Data subjektif
1. Biodata
Nama : Ny. Sahyra Ahniza Setiawan, A. MD
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Rajawali Lr. 13 no. 7
2. Keluhan Utama
Pasien merasakan nyeri perut hingga ke belakang
HPHT : 09 Juli 2015
Perkiraan Kelahiran : 16 April 2016
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun, dan
penyakit menular.
4. Riwayat Kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit asma, DM, hipertensi,
TBC, dan lain-lain.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menurun dan menular
dalam keluarga.
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Anak Pertama : Perempuan, berat lahir 3.5 kg melalui persalinan
pervaginam kondisi sehat pada tahun 2010
Anak Kedua : Laki-laki, berat lahir 2.4 kg melalui persalinan
pervaginam kondisi sehat pada tahun 2011
Anak Ketiga : Abortus
Data objektif
1. Pemeriksaan Umum
3
KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 76 kali/menit
Suhu : 36,60C
RR : 18 kali/menit
2. Pemeriksaan Luar
Tinggi fundus uteri : 31 cm
Lingkar perut :100 cm
Situs anak : memanjang
Posisi punggung : Punggung kiri
HIS : (+)
DJJ : 138x/i
Leopold I : 3 jari di bawah processus xyphoideus dan
TFU 31 cm, teraba bulat, lunak, tidak melintang, LP 100 cm, dan
taksiran berat janin 3100 gram
Leopold II : Punggung kiri dan situs memanjang
Leopold III : Bagian bawah teraba keras, bulat, dan
sebagian kepala sudah masuk di PAP
Leopold IV : Divergen, Hodge 4/5
4. Pemeriksaan USG
-
5. Pemeriksaan KTG
4
5
Assesment
G4P2A1 UK 30 minggu impartu kala II
B. Laporan Hasil Observasi Intranatal Care
Data subjektif
1. Biodata
No. RM : 05-39-48
Nama : Ny. Y
Nama suami : Tn. Z
Tanggal Lahir : 8 Juni 1990
Umur : 25 thn
Riwayat Obstetrik : G1P1A0
2. Keluhan utama
3. Riwayat menstruasi
6
4. Riwayat perkawinan
Menikah
5. Riwayat obstetrik :
Tidak ada
6. Riwayat Ante Natal Care 5 kali di puskesmas, riwayat TT 2x, tidak ada
riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma maupun alergi.
Data objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
Mata : baik
Leher : baik
Sistem Kardio : baik
Dada dan Axilla : baik
Punggung : baik
Ekstremitas Atas : baik
Ekstremitas Bawah : baik
3. Pemeriksaan Khusus
Abdomen
Inspeksi : membesar dengan arah memanjang, linea nigra, tidak ada luka
bekas operasi
Palpasi : Leopold I : Tinggi fundus 3 jari di bawah Processus
xyphoideus
Leopold II : Punggung kiri, situs memanjang
Leopold III : Presentasi Kepala
Leopold IV : Tinggi Fundus Uteri 32 cm, Lingkar perut 92 cm,
Tafsiran Berat Janin 2970 gr
7
Auskultasi : DJJ 148 x/menit, teratur
His : frekuensi 4x/10 menit lamanya 40-45 detik, kualitas His
adekuat
4. Pemeriksaan Luar
Tinggi fundus : 32 cm
Posisi punggung : kiri
Bagian paling depan : kepala
DJJ : 148 x/permenit
Gemelli / tunggal : tunggal
Gerakan anak : aktif
TBJ : 2970 gr
Proses Persalinan
Kala I :
13.30 WITA
Subyektif : Ibu ingin meneran
Obyektif : His 4x/10 menit (40-45 detik)
DJJ 141x/menit
Pemeriksaan dalam vagina : v/v : TAK/TAK
Portio : melesap
Diameter : lengkap
Ketuban : positif
Bagian terdepan : kepala
Penurunan kepala : H IV
Panggul dalam kesan cukup
8
Pelepasan lender (+) darah (+)
ketuban (+)
Kala II :
- Terjadi pada pukul 14.00 WITA
- ibu lelah meneran
- His adekuat
- Selaput ketuban pecah
- Dengan his yang adekuat namun tenaga ibu untuk mengedan tidak kuat
maka ibu diepisiotomi oleh dokter obgyn sedangkan perawat pendamping
menyuntikkan oksitosin untuk membantu jalan lahir janin. Setelah itu,
lahirlah bayi, dengan jenis kelamin perempuan.
- Pimpinan dan terapi : pimpin, sokong, jepit dan potong tali pusat, suntik
oxytocin
9
Kala III :
10
Partograf
11
C. Laporan Hasil Observasi Bayi Baru Lahir
Hari melahirkan : Minggu
Tanggal melahirkan : 20 Maret 2016
Jam melahirkan : 14.00 WITA
Nama : BY Ny”Y”
Jenis Kelamin : Perempuan
Panjang badan : 49 cm
Berat badan : 3250
Frekuensi jantung : 138x/menit
Pernapasan : 46x/menit
Suhu : 37,1 oC
Warna Kulit : Kemerahan
Rambut : Ada
Refleks hisap : Baik
Refleks morrow : Baik
Refleks graps : Baik
Refleks rooting : Baik
12
Tabel masa nifas
Nama : Ny. R
Tgl/bln/tahun lahir : 13 Juni 1988
Pukul : 07.00
BBL : 2980 gram
PBL : 49 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Polewali, Mandar
Nama Ibu : Ny. R
Nama Ayah : Tn. M
Nama dokter : Dr.dr. H. Nasrudin AM, SpOG
No. RM :-
15.00
1. Tinggi Fundus Uteri sudah setinggi umbilicus
2. Lokia masih rubra
3. Nipple baik tetapi ASI tidak keluar
4. Saluran kemih sudah membaik
5. Masih merasakan nyeri di vagina
13
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Observasi Antenatal Care
Tinjauan Pustaka
Definisi
Asuhan antenatal adalah usaha preventif program pelayanan kesehatan
obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangakaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Tujuan antenatal care
1. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan janin
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga
kualitas kehamilan dan merawat bayi
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan janin
Jadwal kunjungan antenatal
Bila kehamilan termasuk risiko tinggi, perhatian dan jadwal kunjungan harus
lebih ketat. Namun, bila kehamilan normal, jadwal asuhan cukup 4x sebagai
berikut:
Kehamilan trimester I (˂14 minggu) 1x kunjungan
Kehamilan trimester II (14 - 28 minggu) 1x kunjungan
Kehamilan trimester III (28 - 36 minggu) 2x kunjungan ‘
Gejala dan Tanda Bahaya selama Kehamilan
1. Perdarahan
2. Preeklamsia
3. Nyeri hebat di daerah abdominopelvicum
14
Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai
1. Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan
2. Disuria
3. Menggigil atau demam
4. Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
5. Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya
Umur Kehamilan
Untuk menetapkan umur kehamilan, banyak cara dapat dilakukan di
antaranya:
1. Mengetahui tanggal menstruasi terakhir
Dengan perhitungan bahwa umur kehamilan sekitar 280-288 hari, Naegle
dapat menetapkan perkiraan tanggal perkiraan dengan:
a. Perhitungan tanggal terakhir ditambah 9 bulan dan tujuh hari.
b. Contoh tanggal menstruasi terakhir ialah 2 April 2002. Dengan
demikian, perkiraan persalinan ialah 9 Januari 2003.
2. Kini yang paling akuran adalah mempergunakan ultrasonografi
Dengan ultrasonografi dapat ditetapkan:
a. Perkiraan persalinan
b. Berat janin dalam Rahim
3. Perhitungan fundus uteri menurut:
a. Standar lazim yang dipergunakan
b. Hukum empat Bartolomew
Edukasi kesehatan bagi ibu hamil
1. Nutrisi adekuat
2. Perawatan payudara
3. Perawatan gigi
4. Kebersihan tubuh dan pakaian
15
Kesesuaian Teori dengan Hasil Observasi ANC :
1. HPHT pada pasien 09 Juli 2015 sehingga perkiraan kelahiran 16 April
2016. Tetapi pada pasien terdapat tanda impartu pada tanggal 24 Maret
2016 dengan pembukaan serviks 3 cm.
2. Pada pasien umur kehamilan 30 minggu dengan berat janin 3100 gram,
tidak sesuai dengan teori. Berdasarkan kurva Lubchenco pada umur
kehamilan 30 minggu berat janin 1000-1750 gram. Sehingga interpretasi
janin tersebut bayi kurang bulan besar masa kehamilan (BKB-BMK).
16
2. Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah
bayi lahir, termasuk penggunaan partograf
3. Memberikan asuhan saying ibu secara rutin selama persalinan,
pascapersalinan dan nifas; meminta para suami dan kerabat untuk turut
berpartisipasi dalam proses persalinan dan kelahiran bayi
4. Menyiapkan rujukan bagi setiap ibu bersalin atau melahirkan bayi
5. Menghindarkan tindakaan-tindakan berlebihan atau berbahaya; episiotomy
rutin, amniotomi, kateterisasi, dan penghisapan lender secara rutin sebagai
upaya untuk mencegah perdarahan pasca persalinan
6. Memberikan asuhan bayi baru lahir
7. Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayi baru lahir, termasuk
dalam masa nifas dini secara rutin
8. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga untuk mengenali secara dini bahaya
yang mungkin terjadi selama masa nifas da pada bayi baru lahir
9. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan
1. Kala I
Kala I adalah persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks hinga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten persalinan
Fase laten adalah fase yang lambat yang ditandai dengan: dimulai
sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap, pembukaan kurang dari 4 cm dan biasanya
memerlukan waktu selama 8 jam pada saat primipara.
b. Fase aktif persalinan
Fase aktif adalah fase di mana ditandai dengan: frekuensi dan lama
kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat
17
atau memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih, serviks membuka dari 4
ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga
pembukaan lengkap 10 cm, dan terjadi penurunan bagian terbawah
janin.
2. Kala II
Kala II adalah persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal juga sebagai
kala pengeluaran.
3. Kala III
Kala III adalah persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhirnya
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
4. Kala IV
Kala IV adalah persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
dua jam setelah itu. Pemantauan pada kala IV sangat penting terutama
untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan pasca
persalinan.
Definisi
Induksi persalinan (induction of labor) ialah suatu tindakan / langkah yang
dilakukan untuk memulai suatu persalinan, bisa secara mekanik ataupun
secara kimiawi (farmakologik). Induksi persalinan yang di awali dengan
pematangan servikis, akan memberikan hasil yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan tanpa pematangan serviks.
18
- Diabetes mellitus
Kontraindikasi
1. Malpresentasi janin
2. Bekas SC atau operasi uterus lainnya (tidak mutlak)
3. Plasenta previa
4. Adanya tumor dinding uterus (seperti mioma uteri)
5. Insufisiensi utero-plasenta tipe maligna atapun gawat janin, atau
kesejahtraan janin yang disangsikan (melalui pemeriksaan NST maupun
CST)
6. Cephalopelvic disproportional (CPD)
Angka kematian maternal dan perinatal yang tinggi disebabkan oleh dua hal
penting yang memerlukan perhatian khusu, yaitu terjadinya partus terlantar
dan terlambatnya melakukan rujukan. Dengan penerapan partograf WHO
diharapakan penerapan partograf WHO diharapkan bahwa angka kematian
maternal dan perinatal dapat diturunkan dengan bermakna sehingga mampu
menunjang sistem kesehatan menuju tingkat kesejahtraan masyarakat.
Kontraindikasi Partograf
19
1. Pada saat kala II, pasien tidak cukup baik dalam mengeran, selain itu
Os Coccygeus menonjol ke rongga pelvis sehingga menyebabkan bayi
sulit keluar. Sehingga dokter mengambil keputusan untuk menginjeksi
lidocain kemudian melakukan episiotomy dan menginduksi dengan
oksitosin sehingga bayi dapat lahir. Tindakan tersebut sesuai dengan
teori yang ada.
20
-
Dengar (listen). Adanya suara-suara abnormal. Pernapasan yang
berbunyi (napas tambahan) adalah pernapasan yang tersumbat.
Suara mendengkur (snoring), berkumur (gurgling) dan bersiul
(crowing sound, stridor) mungkin berhubungan dengan sumbatan
parsial pada faring atau laring.
-
Rasakan (feel). Lokasi trakea dan dengan cepat menentukan
apakah trakea ada ditengah.Juga merasakan adanya atau tidaknya
hembusan nafas penderita.
b. Pernapasan (Breathing)
Gangguan pernapasan dapat disebabkan oleh kelainan sentral atau
perifer. Kelainan sentral disebabkan oleh depresi pernapasan yang
ditandai dengan pola pernapasan Cheyne Stokes, hiperventilasi
neurogenik sentral, atau ataksik. Kelainan perifer disebabkan oleh
aspirasi, trauma dada, edema paru, emboli paru, atau infeksi.
Tata laksana:
Oksigen dosis tinggi, 10-15 liter/menit, intermiten
Cari dan atasi faktor penyebab
Kalau perlu pakai ventilator
c. Sirkulasi (Circulation)
Hipotensi dapat terjadi akibat cedera otak. Hipotensi dengan
tekanan darah sistolik <90 mm Hg yang terjadi hanya satu kali saja
sudah dapat meningkatkan risiko kematian dan kecacatan. Hipotensi
kebanyakan terjadi akibat faktor ekstrakranial, berupa hipovolemia
karena perdarahan luar atau ruptur alat dalam, trauma dada disertai
tamponade jantung/pneumotoraks, atau syok septik. Tata laksananya
dengan cara menghentikan sumber perdarahan, perbaikan fungsi
jantung, mengganti darah yang hilang, atau sementara dengan cairan
isotonik NaCl 0,9%.
Perdarahan merupakan sebab utama kematian pasca-bedah yang
mungkin dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah
sakit.Suatu keadaan hipotensi pada pasien trauma harus dianggap
disebabkan oleh hipovolemia, sampai terbukti sebaliknya. Dengan
demikian diperlukan penilaian yang cepat dari status hemodinamik.12
21
Ada tiga penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat
memberikan informasi mengenai keadaan hemo-dinamik ini, yakni
tingkat kesadaran, warna kulit dan nadi.
a. Tingkat kesadaran
Bila volume darah menurun, perfusi otak dapat berkurang,
yang akan mengakibatkan penurunan kesadaran (jangan dibalik;
pasien yang sadar belum tentu normo-volemik).
b. Warna kulit
Warna kulit dapat membantu diagnosis hipovolemia.Pasien
trauma yang kulitnya kemerahan, terutama pada wajah dan
ekstremitas, jarang yang dalam keadaan hipovolemia. Sebaliknya
wajah pucat keabu-abuan dan kulit ekstremitas yang pucat
merupakan tanda hipovolemia.
c. Nadi
Periksalah pada nadi yang besar seperti a.femoralis atau a.carotis
(ki-ka) untuk kekuatan nadi, kecepatan dan irama.Nadi yang tidak
cepat, kuat dan tidak teratur biasanya merupakan tanda normo-
volemia. Nadi yang cepat dan kecil merupakan tanda hipovolemia.
Kecepatan nadi yang normal buka jaminan bahwa
normovolemia.Nadi yang tidak teratur biasanya merupakan tanda
gangguan jantung.Tidak ditemukannya pulsasi dari arteri besar
merupakan pertanda diperlukannya resusitasi segera.
22
2. Penyediaan pelayanan pemberian asi.
3. Cara menjarangkan kehamilan.
4. Imunisasi
5. Nutrisi bagi ibu.
Kebutuhan Ibu Pasca Persalinan
Informasi dan konseling tentang :
- Perawatan bayi dan pemberian ASI
- Apa yang terjadi termasuk gejala adanya masalah yang mungkin
timbul
- Kesehatan pribadi, hiegene dan masa penyembuhan
- Kehidupan seksual
- Kontrasepsi
- Nutrisi
Dukungan dari :
- Petugas kesehatan
- Kondisi emosional dan psikologis suami serta keluarganya
Pelayanan kesehatan untuk kecurigaan dan munculnya tanda terjadinya
komplikasi.
23
Kesesuaian Teori dengan Hasil Observasi PNC
Penyembuhan post partum sesuai dengan teori, namun ASI tidak keluar
oleh karena itu dokter menyarankan untuk tetap menyusui walaupun ASI
belum keluar untuk merangsang pengeluaran ASI. Dengan teori yang ada
bayi memiliki cadangan energy yang cukup selama 2-3 hari.
24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
ANC
Pasien bernama Ny. S dengan usia 36 tahun datang ke rumah sakit dengan
pemeriksaan yang mencakup 7 T yaitu diukur tinggi badan dan berat badan,
pengukuran tinggi fundus, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet besi
minimal 90 tablet selama masa kehamilan, pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan tes terhadap penyakit menular seksual, serta temu wicara dalam
rangka persiapan rujukan.
INC
Pasien bernama Ny. Y dengan usia 26 tahun datang ke rumah sakit dengan
tanda-tanda impartu. Karena HIS yang dihasilkan baik, maka tidak diberikan
induksi dan dokter jaga serta bidan membantu persalinan berjalan dengan
baik. Namun ketika kala II, terjadi kelelahan pada ibu karena Os Coccygeus
menonjol ke rongga pelvis sehingga menyebabkan bayi sulit keluar sehingga
dokter mengambil tindakan episiotomy.
PNC
Pasien bernama Ny. R dengan usia 27 tahun sudah bersalin pada 20 Maret
2016 pkl. 07.00 WITA dengan keadaan baik.
25
Banyaknya pembesuk yang bingung mengenai lokasi resepsionist,
sehingga pembesuk tidak tahu lokasi kamar perawatan pasien yang ingin
mereka jenguk.
26
DAFTAR PUSTAKA
27