Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Tujuan Observasi Lapangan
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah selesai melakukan pengamatan/observasi Pemeriksaan
Obstetri mahasiswa mampu menjelaskan prosuder antenatal care,
intranatal care, dan postnatal care

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mengetahui pentingnya komunikasi pada pemeriksaan obstetric
yang meliputi antenatal care, intranatal care dan postnatal care
2. Mengetahui pemeriksaan dan prosedur pengisian Gravidogram
pada antenatal care
3. Mengetahui prosedur dan pemeriksaan screening USG Obstetri
pada ANC
4. Mengetahui pemeriksaan dan prosedur pengisian Partograf pada
intranatal care
5. Mengetahui penilaian dan penangan awal bayi baru lahir
6. Mengetahui prosedur pemeriksaan Postnatal care
7. Mengetahui penerapan nilai-nilai Islam dalam antenatal care,
intranatal care, penanganan bayi baru lahir dan postnasal care

1
B. Gambaran Umum Observasi Lapangan

Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah I Makassar merupakan salah
satu rumah sakit ibu dan anak yang bertempat di Jl. Kartini. Rumah sakit ini
memiliki perlengkapan yang cukup memadai. Ruang VK (persalinan dan OK)
memiliki kesterilisasian yang sangat dijaga. Untuk ruang penanganan bayi baru
lahirnya, dibagi 2, yaitu untuk bayi lahir normal dan bayi lahir preterm dilengkapi
dengan inkubator.

2
BAB II
HASIL OBSERVASI LAPANGAN
A. Laporan Hasil Observasi Antenatal Care
Data subjektif
1. Biodata
Nama : Ny. Sahyra Ahniza Setiawan, A. MD
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Rajawali Lr. 13 no. 7
2. Keluhan Utama
Pasien merasakan nyeri perut hingga ke belakang
HPHT : 09 Juli 2015
Perkiraan Kelahiran : 16 April 2016
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun, dan
penyakit menular.
4. Riwayat Kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit asma, DM, hipertensi,
TBC, dan lain-lain.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menurun dan menular
dalam keluarga.
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Anak Pertama : Perempuan, berat lahir 3.5 kg melalui persalinan
pervaginam kondisi sehat pada tahun 2010
Anak Kedua : Laki-laki, berat lahir 2.4 kg melalui persalinan
pervaginam kondisi sehat pada tahun 2011
Anak Ketiga : Abortus

7. Riwayat kehamilan sekarang


Pasien mengatakan telah melakukan ANC 5 kali di poliklinik, dan ada
riwayat injeksi TT sebanyak 2 kali.
8. Riwayat KB
Pasien mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi berupa suntikan
setiap 12 minggu sejak 2011-2012.
9. Riwayat konsumsi obat
Pasien mengatakan tidak ada riwayat konsumsi obat/ jamu

Data objektif
1. Pemeriksaan Umum

3
KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV
 TD : 110/80 mmHg
 Nadi : 76 kali/menit
 Suhu : 36,60C
 RR : 18 kali/menit
2. Pemeriksaan Luar
 Tinggi fundus uteri : 31 cm
 Lingkar perut :100 cm
 Situs anak : memanjang
 Posisi punggung : Punggung kiri
 HIS : (+)
 DJJ : 138x/i
 Leopold I : 3 jari di bawah processus xyphoideus dan
TFU 31 cm, teraba bulat, lunak, tidak melintang, LP 100 cm, dan
taksiran berat janin 3100 gram
Leopold II : Punggung kiri dan situs memanjang
Leopold III : Bagian bawah teraba keras, bulat, dan
sebagian kepala sudah masuk di PAP
Leopold IV : Divergen, Hodge 4/5

3. Pemeriksaan Dalam Vagina


 V/V : TAK/TAK
 Portio : Lunak tipis
 Diameter Portio : (5)
 Pelepasan : lendir (+), darah (+)

4. Pemeriksaan USG
-
5. Pemeriksaan KTG

4
5
Assesment
G4P2A1 UK 30 minggu impartu kala II
B. Laporan Hasil Observasi Intranatal Care
Data subjektif
1. Biodata

No. RM : 05-39-48
Nama : Ny. Y
Nama suami : Tn. Z
Tanggal Lahir : 8 Juni 1990
Umur : 25 thn
Riwayat Obstetrik : G1P1A0

2. Keluhan utama

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut.

3. Riwayat menstruasi

Menarche 16 tahun, lama haid 6 hari, teratur


HPHT : 30-5-2015
Perkiraan partus : 07-3-2016

6
4. Riwayat perkawinan

Menikah

5. Riwayat obstetrik :

Tidak ada

6. Riwayat Ante Natal Care 5 kali di puskesmas, riwayat TT 2x, tidak ada
riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma maupun alergi.
Data objektif
1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,50C
Pernapasan : 20 x/permenit

2. Pemeriksaan Fisik

Mata : baik
Leher : baik
Sistem Kardio : baik
Dada dan Axilla : baik
Punggung : baik
Ekstremitas Atas : baik
Ekstremitas Bawah : baik

3. Pemeriksaan Khusus

Abdomen
Inspeksi : membesar dengan arah memanjang, linea nigra, tidak ada luka
bekas operasi
Palpasi : Leopold I : Tinggi fundus 3 jari di bawah Processus
xyphoideus
Leopold II : Punggung kiri, situs memanjang
Leopold III : Presentasi Kepala
Leopold IV : Tinggi Fundus Uteri 32 cm, Lingkar perut 92 cm,
Tafsiran Berat Janin 2970 gr

7
Auskultasi : DJJ 148 x/menit, teratur
His : frekuensi 4x/10 menit lamanya 40-45 detik, kualitas His
adekuat
4. Pemeriksaan Luar
Tinggi fundus : 32 cm
Posisi punggung : kiri
Bagian paling depan : kepala
DJJ : 148 x/permenit
Gemelli / tunggal : tunggal
Gerakan anak : aktif
TBJ : 2970 gr

Proses Persalinan
Kala I :

- Terjadi pada pukul 12.15 hingga 13.30 (hingga pembukaan lengkap)


- Rincian : pembukaan 8 , DJJ 142
12.15 WITA
Subyektif : Ibu datang ke rumah sakit dengan pembukaan 8
Objektif : His : 3x/10menit (40 detik)
DJJ : 142x/menit
Pemeriksaan dalam vagina : v/v : TAK/TAK
Portio : lunak tipis
Diameter ; 8 cm
Ketuban : positif
Penurunan kepala : H II

Pelepasan lender (+) darah (+) air (+)

Assesment : G1P0A0, impartu fase aktif

13.30 WITA
Subyektif : Ibu ingin meneran
Obyektif : His 4x/10 menit (40-45 detik)
DJJ 141x/menit
Pemeriksaan dalam vagina : v/v : TAK/TAK
Portio : melesap
Diameter : lengkap
Ketuban : positif
Bagian terdepan : kepala
Penurunan kepala : H IV
Panggul dalam kesan cukup

8
Pelepasan lender (+) darah (+)
ketuban (+)

Assesment : G1P1A0, aterm impartu fase aktif

Kala II :
- Terjadi pada pukul 14.00 WITA
- ibu lelah meneran
- His adekuat
- Selaput ketuban pecah
- Dengan his yang adekuat namun tenaga ibu untuk mengedan tidak kuat
maka ibu diepisiotomi oleh dokter obgyn sedangkan perawat pendamping
menyuntikkan oksitosin untuk membantu jalan lahir janin. Setelah itu,
lahirlah bayi, dengan jenis kelamin perempuan.
- Pimpinan dan terapi : pimpin, sokong, jepit dan potong tali pusat, suntik
oxytocin

9
Kala III :

- Terjadi pada pukul 14.15


- Terjadi ±½ jam
- Placenta mudah terlepas
- Perdarahan : minimal
- Tali pusat : panjang, putih, terpilin
- Pimpinan dan terapi : Peregangan Tali Pusat Terkendali, Massase, Injeksi
oksitosin 10 IU/IM dilakukan sebanyak 2 kali hingga akhirnya dilakukan
drips intravena.
- Placenta lahir kesan lengkap, tali pusat putih, licin, terpilin, panjang 51
cm. perineum rupture tingkat II.
- Pimpinan dan terapi : IVFD RL tambah oxytocin 20 IU 40 tpm, massase
fundus, cek robekan jalan lahir, jahit perineum dan bekas episiotomi.
Kala IV :
- Kontraksi uterus baik
- Tinggi fundus setinggi umbilicus
- Tidak terdapat perdarahan pervaginam
- Placenta lahir lengkap.
- Tekanan darah 110/70 mmHg
- Nadi 80 kali permenit

Pimpinan dan terapi : IVD cetotaxim, drips metronidazole, asam mefenamat,


intrion.

10
Partograf

11
C. Laporan Hasil Observasi Bayi Baru Lahir
Hari melahirkan : Minggu
Tanggal melahirkan : 20 Maret 2016
Jam melahirkan : 14.00 WITA
Nama : BY Ny”Y”
Jenis Kelamin : Perempuan
Panjang badan : 49 cm
Berat badan : 3250
Frekuensi jantung : 138x/menit
Pernapasan : 46x/menit
Suhu : 37,1 oC
Warna Kulit : Kemerahan
Rambut : Ada
Refleks hisap : Baik
Refleks morrow : Baik
Refleks graps : Baik
Refleks rooting : Baik

D. Laporan Hasil Observasi Post Natal Care


Identitas pasien
Nama : Ny. Rosmiati
Umur : 27 tahun
Tanggal lahir : 13 Juni 1988
No. RM :-
Diagnosa : Partus aterm

12
Tabel masa nifas
Nama : Ny. R
Tgl/bln/tahun lahir : 13 Juni 1988
Pukul : 07.00
BBL : 2980 gram
PBL : 49 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Polewali, Mandar
Nama Ibu : Ny. R
Nama Ayah : Tn. M
Nama dokter : Dr.dr. H. Nasrudin AM, SpOG
No. RM :-

Tanggal 20 Maret 2016

15.00
1. Tinggi Fundus Uteri sudah setinggi umbilicus
2. Lokia masih rubra
3. Nipple baik tetapi ASI tidak keluar
4. Saluran kemih sudah membaik
5. Masih merasakan nyeri di vagina

13
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Observasi Antenatal Care
Tinjauan Pustaka
Definisi
Asuhan antenatal adalah usaha preventif program pelayanan kesehatan
obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangakaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Tujuan antenatal care
1. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan janin
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga
kualitas kehamilan dan merawat bayi
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan janin
Jadwal kunjungan antenatal
Bila kehamilan termasuk risiko tinggi, perhatian dan jadwal kunjungan harus
lebih ketat. Namun, bila kehamilan normal, jadwal asuhan cukup 4x sebagai
berikut:
 Kehamilan trimester I (˂14 minggu) 1x kunjungan
 Kehamilan trimester II (14 - 28 minggu) 1x kunjungan
 Kehamilan trimester III (28 - 36 minggu) 2x kunjungan ‘
Gejala dan Tanda Bahaya selama Kehamilan
1. Perdarahan
2. Preeklamsia
3. Nyeri hebat di daerah abdominopelvicum

14
Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai
1. Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan
2. Disuria
3. Menggigil atau demam
4. Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
5. Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya
Umur Kehamilan
Untuk menetapkan umur kehamilan, banyak cara dapat dilakukan di
antaranya:
1. Mengetahui tanggal menstruasi terakhir
Dengan perhitungan bahwa umur kehamilan sekitar 280-288 hari, Naegle
dapat menetapkan perkiraan tanggal perkiraan dengan:
a. Perhitungan tanggal terakhir ditambah 9 bulan dan tujuh hari.
b. Contoh tanggal menstruasi terakhir ialah 2 April 2002. Dengan
demikian, perkiraan persalinan ialah 9 Januari 2003.
2. Kini yang paling akuran adalah mempergunakan ultrasonografi
Dengan ultrasonografi dapat ditetapkan:
a. Perkiraan persalinan
b. Berat janin dalam Rahim
3. Perhitungan fundus uteri menurut:
a. Standar lazim yang dipergunakan
b. Hukum empat Bartolomew
Edukasi kesehatan bagi ibu hamil
1. Nutrisi adekuat
2. Perawatan payudara
3. Perawatan gigi
4. Kebersihan tubuh dan pakaian

15
Kesesuaian Teori dengan Hasil Observasi ANC :
1. HPHT pada pasien 09 Juli 2015 sehingga perkiraan kelahiran 16 April
2016. Tetapi pada pasien terdapat tanda impartu pada tanggal 24 Maret
2016 dengan pembukaan serviks 3 cm.
2. Pada pasien umur kehamilan 30 minggu dengan berat janin 3100 gram,
tidak sesuai dengan teori. Berdasarkan kurva Lubchenco pada umur
kehamilan 30 minggu berat janin 1000-1750 gram. Sehingga interpretasi
janin tersebut bayi kurang bulan besar masa kehamilan (BKB-BMK).

B. Pembahasan Hasil Observasi Intranatal Care


Tinjauan Pustaka
Definisi
Asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta
upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca kehamilan,
hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. Fokus utamanya ialah mencegah
terjadinya komplikasi.
Tujuan
Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang
tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan
lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
Definisi persalinan normal
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang dapat hidup dari
dalam uterus dan keluar melalui vagina secara spontan pada kehamilan cukup
bulan tanpa bantuan alat dan tidak terjadi komplikasi pada ibu ataupun pada
janin dengan presentasi belakang kepala berlangsung dalam kurang dari 24
jam.
Kegiatan asuhan persalinan normal

1. Secara konsisten dan sistematik menggunakan praktik pencegahan infeksi;


cuci tangan rutin, menggunakan sarung tangan, menjaga lingkungan bersih
serta menerapkan standar proses peralatan

16
2. Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah
bayi lahir, termasuk penggunaan partograf
3. Memberikan asuhan saying ibu secara rutin selama persalinan,
pascapersalinan dan nifas; meminta para suami dan kerabat untuk turut
berpartisipasi dalam proses persalinan dan kelahiran bayi
4. Menyiapkan rujukan bagi setiap ibu bersalin atau melahirkan bayi
5. Menghindarkan tindakaan-tindakan berlebihan atau berbahaya; episiotomy
rutin, amniotomi, kateterisasi, dan penghisapan lender secara rutin sebagai
upaya untuk mencegah perdarahan pasca persalinan
6. Memberikan asuhan bayi baru lahir
7. Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayi baru lahir, termasuk
dalam masa nifas dini secara rutin
8. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga untuk mengenali secara dini bahaya
yang mungkin terjadi selama masa nifas da pada bayi baru lahir
9. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan

Tanda-tanda persalinan normal

 Ibu merasakan ingin mengedan bersamaan dengan terjadinya kontraksi


 Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum atau vagina
 Perineum terlihat menonjol
 Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka
 Peningkatan pengeluaran lendir dan darah

Kala Persalinan dan Stndar Asuhan Persalinan

1. Kala I
Kala I adalah persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks hinga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten persalinan
Fase laten adalah fase yang lambat yang ditandai dengan: dimulai
sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap, pembukaan kurang dari 4 cm dan biasanya
memerlukan waktu selama 8 jam pada saat primipara.
b. Fase aktif persalinan
Fase aktif adalah fase di mana ditandai dengan: frekuensi dan lama
kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat

17
atau memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih, serviks membuka dari 4
ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga
pembukaan lengkap 10 cm, dan terjadi penurunan bagian terbawah
janin.
2. Kala II
Kala II adalah persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal juga sebagai
kala pengeluaran.
3. Kala III
Kala III adalah persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhirnya
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
4. Kala IV
Kala IV adalah persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
dua jam setelah itu. Pemantauan pada kala IV sangat penting terutama
untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan pasca
persalinan.

Panduan Induksi Persalinan

Definisi
Induksi persalinan (induction of labor) ialah suatu tindakan / langkah yang
dilakukan untuk memulai suatu persalinan, bisa secara mekanik ataupun
secara kimiawi (farmakologik). Induksi persalinan yang di awali dengan
pematangan servikis, akan memberikan hasil yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan tanpa pematangan serviks.

Indikasi induksi persalinan

- Hipertensi dalam kehamilan (eklamsia dan preeklamsia)


- Kehamilan lewat waktu (postterm)
- Pertumbuhan janin terhambat / PJT / IUGR
- Hipertensi kronik
- Kematian janin intrauterine
- Inkompatibilitas uterus
- Amnionitis atau korioamnionitis
- Abruptio atau solution plasenta

18
- Diabetes mellitus

Kontraindikasi

1. Malpresentasi janin
2. Bekas SC atau operasi uterus lainnya (tidak mutlak)
3. Plasenta previa
4. Adanya tumor dinding uterus (seperti mioma uteri)
5. Insufisiensi utero-plasenta tipe maligna atapun gawat janin, atau
kesejahtraan janin yang disangsikan (melalui pemeriksaan NST maupun
CST)
6. Cephalopelvic disproportional (CPD)

Alasan Partograf WHO diterapkan dalam persalinan

Angka kematian maternal dan perinatal yang tinggi disebabkan oleh dua hal
penting yang memerlukan perhatian khusu, yaitu terjadinya partus terlantar
dan terlambatnya melakukan rujukan. Dengan penerapan partograf WHO
diharapakan penerapan partograf WHO diharapkan bahwa angka kematian
maternal dan perinatal dapat diturunkan dengan bermakna sehingga mampu
menunjang sistem kesehatan menuju tingkat kesejahtraan masyarakat.

Kontraindikasi Partograf

 Wanita hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm


 Perdarahan antepartum
 Preeklamsia berat dan eklamsia
 Persalinan premature
 Persalinan bekas seksio sesarea atau bekas operasi Rahim (uterus)
 Persalinan dengan hamil ganda
 Kelainan letak
 Pada keadaan gawat janin
 Dugaan kesempitan panggul
 Hamil dengan anemia berat
Kasus-kasus di atas digolongkan sebagai hamil dengan risiko tinggi
sehingga perlu segera segera dilakukan rujukan, untuk mendapatkan
pertolongan yang memadai.

Kesesuaian Teori dengan Hasil Observasi INC :

19
1. Pada saat kala II, pasien tidak cukup baik dalam mengeran, selain itu
Os Coccygeus menonjol ke rongga pelvis sehingga menyebabkan bayi
sulit keluar. Sehingga dokter mengambil keputusan untuk menginjeksi
lidocain kemudian melakukan episiotomy dan menginduksi dengan
oksitosin sehingga bayi dapat lahir. Tindakan tersebut sesuai dengan
teori yang ada.

C. Pembahasan Hasil Observasi Bayi Baru Lahir


1. Pengaturan suhu
a. Konduksi : melalui benda-benda padat yang berkontak dengan kulit
bayi
b. Konveksi : pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi
c. Evaporasi : kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi
yang basah
d. Radiasi : Melalui benda padat dekat bayi yang tidak berkontak
secara langsung dengan kulit bayi
2. Resusitasi dengan tindakan A = Airway, B = Breathing dan C =
Circulation
a. Jalan napas (Airway)
Jalan napas dibebaskan yang pertama harus dinilai adalah
kelancaran jalan napas.Ini meliputi pemeriksaan adanya sumbatan
jalan napas yang dapat disebabkan benda asing, adanya fraktur
mandibula atau kerusakan trakea/larings. Harus diperhatikan pula
secara cermat mengenai kelainan yang mungkin terdapat pada vertebra
servikalis dan apabila ditemukan kelainan, harus dicegah gerakan yang
berlebihan pada tempat ini dan diberikan alat bantu. Pada penderita
yang dapat berbicara, dapat dianggap jalan napas bersih, walaupun
demikian penilaian ulang terhadap airway harus tetap dilakukan.
-
Lihat (Look). Apakah penderita mengalami agitasi atau
kesadarannya menurun. Sianosis menunjukkan hipoksemia yang
disebabkan oleh kekurangan oksigenasi dan dapat dilihat dengan
melihat pada kuku dan kulit sekitar mulut. Lihat adanya retraksi
dan penggunaan otot-otot napas tambahan yang apabila ada
merupakan bukti tambahan adanya gangguan airway.

20
-
Dengar (listen). Adanya suara-suara abnormal. Pernapasan yang
berbunyi (napas tambahan) adalah pernapasan yang tersumbat.
Suara mendengkur (snoring), berkumur (gurgling) dan bersiul
(crowing sound, stridor) mungkin berhubungan dengan sumbatan
parsial pada faring atau laring.
-
Rasakan (feel). Lokasi trakea dan dengan cepat menentukan
apakah trakea ada ditengah.Juga merasakan adanya atau tidaknya
hembusan nafas penderita.
b. Pernapasan (Breathing)
Gangguan pernapasan dapat disebabkan oleh kelainan sentral atau
perifer. Kelainan sentral disebabkan oleh depresi pernapasan yang
ditandai dengan pola pernapasan Cheyne Stokes, hiperventilasi
neurogenik sentral, atau ataksik. Kelainan perifer disebabkan oleh
aspirasi, trauma dada, edema paru, emboli paru, atau infeksi.
Tata laksana:
 Oksigen dosis tinggi, 10-15 liter/menit, intermiten
 Cari dan atasi faktor penyebab
 Kalau perlu pakai ventilator
c. Sirkulasi (Circulation)
Hipotensi dapat terjadi akibat cedera otak. Hipotensi dengan
tekanan darah sistolik <90 mm Hg yang terjadi hanya satu kali saja
sudah dapat meningkatkan risiko kematian dan kecacatan. Hipotensi
kebanyakan terjadi akibat faktor ekstrakranial, berupa hipovolemia
karena perdarahan luar atau ruptur alat dalam, trauma dada disertai
tamponade jantung/pneumotoraks, atau syok septik. Tata laksananya
dengan cara menghentikan sumber perdarahan, perbaikan fungsi
jantung, mengganti darah yang hilang, atau sementara dengan cairan
isotonik NaCl 0,9%.
Perdarahan merupakan sebab utama kematian pasca-bedah yang
mungkin dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah
sakit.Suatu keadaan hipotensi pada pasien trauma harus dianggap
disebabkan oleh hipovolemia, sampai terbukti sebaliknya. Dengan
demikian diperlukan penilaian yang cepat dari status hemodinamik.12

21
Ada tiga penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat
memberikan informasi mengenai keadaan hemo-dinamik ini, yakni
tingkat kesadaran, warna kulit dan nadi.
a. Tingkat kesadaran
Bila volume darah menurun, perfusi otak dapat berkurang,
yang akan mengakibatkan penurunan kesadaran (jangan dibalik;
pasien yang sadar belum tentu normo-volemik).
b. Warna kulit
Warna kulit dapat membantu diagnosis hipovolemia.Pasien
trauma yang kulitnya kemerahan, terutama pada wajah dan
ekstremitas, jarang yang dalam keadaan hipovolemia. Sebaliknya
wajah pucat keabu-abuan dan kulit ekstremitas yang pucat
merupakan tanda hipovolemia.
c. Nadi
Periksalah pada nadi yang besar seperti a.femoralis atau a.carotis
(ki-ka) untuk kekuatan nadi, kecepatan dan irama.Nadi yang tidak
cepat, kuat dan tidak teratur biasanya merupakan tanda normo-
volemia. Nadi yang cepat dan kecil merupakan tanda hipovolemia.
Kecepatan nadi yang normal buka jaminan bahwa
normovolemia.Nadi yang tidak teratur biasanya merupakan tanda
gangguan jantung.Tidak ditemukannya pulsasi dari arteri besar
merupakan pertanda diperlukannya resusitasi segera.

Kesesuaian Teori dengan Hasil Observasi Bayi Baru Lahir


Segala tahapan sesuai dengan teori yang ada pada bayi lahir normal.

D. Pembahasan Hasil Observasi Post Natal Care


Tinjauan Pustaka
Definisi Nifas
Nifas atau puerperium adalah masa yang dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan
deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin
terjadi.

22
2. Penyediaan pelayanan pemberian asi.
3. Cara menjarangkan kehamilan.
4. Imunisasi
5. Nutrisi bagi ibu.
Kebutuhan Ibu Pasca Persalinan
 Informasi dan konseling tentang :
- Perawatan bayi dan pemberian ASI
- Apa yang terjadi termasuk gejala adanya masalah yang mungkin
timbul
- Kesehatan pribadi, hiegene dan masa penyembuhan
- Kehidupan seksual
- Kontrasepsi
- Nutrisi
 Dukungan dari :
- Petugas kesehatan
- Kondisi emosional dan psikologis suami serta keluarganya
 Pelayanan kesehatan untuk kecurigaan dan munculnya tanda terjadinya
komplikasi.

Kebutuhan Bayi saat Masa Pasca Persalinan


 Kemudahan akses ke ibu
 Air susu ibu
 Suhu lingkungan yang sesuai
 Lingkungan yang aman
 Pengasuhan oleh orangtua
 Kebersihan
 Pengawasan dan tindak lanjut pada gejala sakit
 Akses ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila terdapat kecurigaan atau
terjadinya komplikasi
 Asuhan dan rangsangan kasih sayang
 Perlingdungan dari :
- Penyakit
- Praktik yang membahayakan
- Kekerasan
 Penerimaan dari :
- Seks
- Perilaku
- Ukuran
 Surat kelahiran

23
Kesesuaian Teori dengan Hasil Observasi PNC

Penyembuhan post partum sesuai dengan teori, namun ASI tidak keluar
oleh karena itu dokter menyarankan untuk tetap menyusui walaupun ASI
belum keluar untuk merangsang pengeluaran ASI. Dengan teori yang ada
bayi memiliki cadangan energy yang cukup selama 2-3 hari.

24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
ANC
Pasien bernama Ny. S dengan usia 36 tahun datang ke rumah sakit dengan
pemeriksaan yang mencakup 7 T yaitu diukur tinggi badan dan berat badan,
pengukuran tinggi fundus, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet besi
minimal 90 tablet selama masa kehamilan, pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan tes terhadap penyakit menular seksual, serta temu wicara dalam
rangka persiapan rujukan.

INC
Pasien bernama Ny. Y dengan usia 26 tahun datang ke rumah sakit dengan
tanda-tanda impartu. Karena HIS yang dihasilkan baik, maka tidak diberikan
induksi dan dokter jaga serta bidan membantu persalinan berjalan dengan
baik. Namun ketika kala II, terjadi kelelahan pada ibu karena Os Coccygeus
menonjol ke rongga pelvis sehingga menyebabkan bayi sulit keluar sehingga
dokter mengambil tindakan episiotomy.

PNC
Pasien bernama Ny. R dengan usia 27 tahun sudah bersalin pada 20 Maret
2016 pkl. 07.00 WITA dengan keadaan baik.

Setelah melakukan observasi lapangan di RSIA. Sitti Khadijah I, kami dapat


menyimpulkan bahwa secara keseluruhan pelayanan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan baik perawat, bidan maupun dokter sudah baik, walaupun
pada kenyataannya ada beberapa tahapan yang tidak dilakukan baik pada
ANC, INC, dan PNC. Sedangkan pada Penanganan Bayi Baru Lahir sudah
sesuai dengan teori yang ada
B. Saran
1. Penanganan Tenaga Medis
Ada beberapa tahapan-tahapan yang dilewatkan pada ANC, INC dan PNC
yang seharusnya dilakukan.
2. Pelayanan Rumah Sakit

25
Banyaknya pembesuk yang bingung mengenai lokasi resepsionist,
sehingga pembesuk tidak tahu lokasi kamar perawatan pasien yang ingin
mereka jenguk.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawiroharjo S. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo; 2014.
2. Saifuddin. Buku Acuan Praktis Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwonoo Prawirohadjo; 2005.
3. Manuaba PdIBG. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC; 2003.
4. Varneys. Persalinan Normal. Jakarta: PT. Grasindo; 2003.
5. Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2006.
6. Achadiat CM. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC; 2004.
7. Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC; 2010.
8. Doctors ATLSf. American College of Surgeons Committee On Trauma. 2008:168,
70-2.

27

Anda mungkin juga menyukai