Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN
Pada dasarnya kimia analit dibagi mejadi dua yaitu;kimia analit kualitatif dan
kimia analit kuantitatif.
kimia analit kualitatif adalah suatu analisa yang bertujuan untuk mengidentifikasi
penyusun-penyusun suatu zat,campuran-campuran zat atau larutan-larutan yang
biasanya unsur-unsur penyusun zat tersebut bergabung dengan yang satu dengan
yang lain,sedang kimia analititik kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan
perbandingan relative dari penyusun-penyusun tersebut.
Jadi dengan demikian jelaslah bahwa kimia Analitik kualitatif harus dilakukan
sebelum kimia analititik kuantitatif,karena analisa secara kualitatif akan
memberikan suatu petunjuk tentang penyusun-penyusun yang ada dan terdapat
dalam suatu zatyang akan dianalisa ,disamping itu juga akan membantu sebagai
pemandu pada metoda-metoda yang akan digunakan dalam analisa secara
kuantitatif.
Biasanya identifikasi suatu zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang
susunannya telah diketahui,sehingga terjadi suatu perubahan ;perubahan ini
disebut suatu reaksi kimia.zat yang susunannya telah diketahui dan yang
menyebabkan terjadinya perubahan tersebut disebut ‘’Pereaksi’’.
Analisa secara kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara ,yaitu cara
basah(dimana reaksi terjadi dalam larutan yang biasanya sebagai pelarut nya
dalam air),dan cara kering,dari kedua cara tersebut yang lebih penting adalah cara
basah.
Adapun keuntungan cara basah terhadap cara kering adalah bahwa reaksi dapat
terjdi dengan cepat ,lagipula reletif lebih mudah dikerjakan.perubahan –perubahan
yang terjadi dengan cara ini antara lain:terjadinya suatu endapan,terjadinya suatu
perubahan warna larutan,atau timbul nya suatu gas.
Dalam analisa secara kualitatif,reaksi-reaksi yang digunakansebagian besar adalh
reaksi-reaksi:asam-asam basa-basa dan garam-garam anorganikdalam larutan
air;adapun pelarut-pelarut lain jarang digunakan,kecuali untuk keadaan–keadaan

Page 1
tertentu;oleh karenanya perlu diberikan pengertian-pengertian umum dari keadaan
yang ada dalam larutan.

I.1 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dilakukannya praktikum kimia analitik ini adalah untuk
mengetahui bagaimana reaksi suatu zat terhadap zat yang berbeda,dan dari itu kita
dapat menganalisa apa yang terjadi pada larutan zat tersebut.selain itu identifikasi
suatu zat dapat dilakukan dengan penambahan zat lain yang susunannya telah
diketahui,sehingga terjadi suatu perubahan ,perubahan ini disebut suatu reaksi
kimia,zat yang susunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadi nya
perubahan tersebut disebut’’Pereaksi’’

Page 2
BAB II
ANALISA KUALITATIF
Analisa kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk menentukan macam
atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan
analisa kita mempergunanakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis
maupun sifat-sifat kimianya. Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia.
Bila kita ingin tahu apa sampel cair itu maka kita lakukan analisa kualitatif
terhadap sampel cairan itu. Caranya ialah kita tentukan sifat-sifat fisis sampel
tersebut. Misalnya bagaimanakah warna, bau, indeks bias, titik didih, massa jenis
serta kelarutan. Begitu pula bila sampel berupa padatan, kita tentukan
bagiamanakah warna, bau, warna nyala, titik leleh, bentuk kristal, serta
kelarutannya. Harus disadari bahwa untuk melakukan analisa kualitatif yang cepat
dan tepat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai sifat fisis bahan-bahan
yang dianalisa.

Pengetauan ini sangat diperlukan dalam manarik kesimpulan yang tepat.


Data tentang sifat-sifat fisis ini dapat ditemukan dalam suatu Hand Book,
misalnya dalam Physical and Chemical Data Hand Book. Berdasarkan
metodenya, analisa kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua kelompok.
Pertama, analisis bahan berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis
dan keasaman. Kedua, analisis bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis
kation dan analisis anion. Pada bab ini akan diuraikan bagaimana cara melakukan
analisa kualitatif tersebut.

Analisis kualitatif berdasarkan sifat fisis bahan


Sebelum kita melakukan penentuan sifat fisis berupa penentuan titik leleh dan
bentuk kristal untuk sampel padat dan penentuan titik didih dan indeks bias untuk
sampel cair, lakukanlah terlebih dahulu analisis pendahuluan. Untuk sampel padat
analisis pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan, pemanasasan dalam

Page 3
tabung uji serta tes nyala. Sedangkan untuk sampel cair analisis penaduluan
meliputi: warna, bau, kelarutan serta keasaman.

Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam
sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau
ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif
merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis
anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation.
Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan
kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu
ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.

Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath
menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan
garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada
proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan
asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi
anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion
membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang
membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula
identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang
diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks.

2.1 Analisis Anion


Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal
dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis
sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat
memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan

Page 4
sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan
Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas.
Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.

Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:


a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung
anion berbasa banyak seperti oksalat.

Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk


memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-
sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.
10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena
ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan
suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditabahkan dulu asam.Bila
dalam pemeriksaan kation ditemukan kation-kation logam berat (kation golongan
I, II, III, IV dan Mg2+ pada golongan skema H2S) maka pemeriksaan anion
menggunakan larutan ekstrak soda. Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak
cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring.
Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka
larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya
sebelum digunakan ditabahkan dulu asam.

Analisis terhadap ion-ion pengoksida


ES + H2SO4 (4N) kemudian dituangkan dengan hati-hati ke dalam larutan difenil
amin dalam H2SO4 pekat. Bila terjadi warna biru tua menunjukkan ion pengoksida
ada. Bila bukan biru tua maka menunjukkan ion pengoksida tidak ada.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan

Page 5
untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan
Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat dan
karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO42- yang dapat
larut makin banyak. Dari hasil identifikasi sebelumnya dapat ditehui adanya
beberapa anion seperti CO32- dan CH3COO-. Berikut ini akan dibahas beberapa
reaksi identifikasi anion yang lain.

SO32- : Dengan larutan KMnO4 yang diasamkan dengan asam sulfat encer akan
terjadi penghilangan warna ungu KMnO4 karena MnO4 tereduksi menjadi ion
Mn2+.
S2O32- : Dengan larutan Ion akan terjadi penghilangan warna iod karena terbentuk
larutan tetrationat yang tak berwarna.
SO42- : Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih BaSO4 yang tak
larut dalam HCl encer, asam nitrat encer tetapi larut dalam HCl pekat panas.
NO2- : Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat atau sulfat encer
akan dibebaskan iodium yang dapat diidentifikasi dari timbulnya warna biru
dalam pasta kanji.
CN- : Denga larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCN yang mudah larut
dalam larutan sianida berlebih karena membentuk ion komplkes [Ag(CN)2]–
SCN- : Dengan larutan FeCl3 membentuk warna merah darah.
[Fe(CN)6]4- : Dengan larutan FeCl3 akan terbentuk endapan biru prusia dalam
larutan netral atau asam. Endapan diuraikan oleh larutan hidroksida alkali
membentuk endapan Fe(OH)3 yang berwarna coklat.
[Fe(CN)6]3- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan merah jingga,
Ag3[Fe(CN) 6] yang larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat.
Cl- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan putih AgCl yang tidak larut
dalam air dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam amonia encer.
Br- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan kuning AgBr yang sukar larut
dalam amonia encer, larut dalam amonia pekat, KCN dan Na2S2O3 tetapi tidak
larut dalam sama nitrat encer.

Page 6
I- : Dengan larutan Pb asetat terbentuk endapan kuning PbI2 yang larut dalam air
panas yang banyak membentuk larutan tidak berwarna, ketika didinginkan
terbentuk keping-keping kuning keemasan.
NO3- : Dengan tes cincin coklat. Tambahkan 3 ml larutan FeSO4 yang segar ke
dalam 2 ml larutan NO3-. Tuangkan 3-5 ml asam sulfat pekat melalui dinding
tabung. Terbentuknya cicncin coklat menunjukkan adanya NO3.

- Barium Karbonat (BaCO3)


Senyawa Barium Karbonat mungkin berada dalam bentuk bahan tambang yang
lain. Karbonat dan Barium Karbonat yang diendapkan. Barium karbonat
merupakan persenyawaan antara Barium dan Karbonat.
Sifat – Sifat Barium Karbonat (BaCO3)
A. Sifat Fisika :
1.Berat molekul : 197,37 gr/mol
2.Warna : putih
3.Spesifik gravity : 4,29
4.Titik lebur : 17400 C
5.Titik didih : 14500 C
6.Sering bergabung dengan galena
7.Tersedia dalam jumlah yang sedikit di alam

B. Sifat Kimia :
1.Mempunyai kelarutan yang normal
2.Larut dalam air
3.Terbentuk karena reaksi oleh asam karbonat yang berlebihan
4.Barium Karbonat dapat dilarutkan dalam asam nitrat
5.Terurai pada saat pendidihan larutan
6.Barium Karbonat digunakan untuk racun tikus

Page 7
Pembuatan Karbonat (BaCO3)
A.Skala Laboratorium
Dalam skala laboratorium Barium Karbonat dapat dibuat dengan mengalirkan gas
CO2 kepada larutan Ba(OH)2 sehingga terjadi endapan Barium Karbonat (BaCO3)
reaksinya adalah :
Ba(OH)2 + CO2 BaCO3 + H2O

B.Skala Industri
Proses pembuatan BaCO3 dapat dilakukan dengan menggunakan proses feedstock
BaCO3 dengan kemurnian tinggi yang digunakan oleh OSRAM Sylvania Product
Inc.. Prosesnya sebagai berikut:
Garam BaCl2 dengan kemurnian tinggi terlarut dalam air deionisir. Solution
difiltrasi untuk menghilangkan residu padatan tersuspensi dan hasil filtrasi
dibuang. Solution NH4HCO3 kemudian dipompa ke BaCl2 untuk mengendapkan
BaCO3.
Penguapan NH3 dari penambahan NH4HCO3 ke BaCl2 dilepaskan ke scrubber.
Scrubber air limbah disalurkan secara langsung ke fasilitas pengolahan air limbah
OSRAM on-site.
Presipitat BaCO3 yang masih mengandung NH4+ dipisahkan dengan pengurai
amonia. Presipitat BaCO3 dicuci dengan air deionisir dan hasil air cucinya dikirim
langsung ke bagian pengolahan air limbah. Produk BaCO3 dibersihkan,
dikeringkan, dan sized. Uap air dilepaskan ke atmosfer dari unit pengering dan
pengukur. Debu yang dihasilkan selama tahap sizing ditangkap oleh pengumpul
debu dan akhirnya dibuang. Produk akhir BaCO3 digunakan sebagian secara
internal dalam fasilitas OSRAM sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk
OSRAM.

Kegunaan Karbonat (BaCO3)


Digunakan sebagai bahan Pembuat Racun Tikus, sebagai bahan untuk Gelas

Page 8
Optik, Bahan Pembuat Keramik, Cat, dan Enamel.

- 2Na2CrO4 (Natrium kromat)


Natrium kromat bersifat murni dan kemurnian yang tinggi. Senyawa ini biasanya
digunakan sebagai reagensia. Namun, senyawa natrium kromat merupakan
senyawa beracun.

Sifat – Sifat Na2CrO4 (Natrium kromat)


Sifat Fisika :
1.Berbentuk kristal berwarna kuning.
2.Juga berada dalam bentuk larutan.
3.Berwarna kuning.
4.Berat molekul : 342,16
5.Titik lebur : 19,9oC
6.Densitas : 1,483 gr/ml

Sifat Kimia :
1.Sedikit larut dalam alkohol.
2.Merupakan zat yang beracun.
3.Afinitas elektron kuat.
4.Bersifat reduktor.
5.Keelektronegatifan kecil
6.Beracun.
7.Bersifat reduktor.

Pembuatan Na2CrO4 (Natrium kromat)

A. Skala laboratorium
Pembuatan asam kromat bisa dilakukan dengan mereaksikan kalium kromat
dengan timbal asetat. Kemudian menghasilkan endapan yang larut dalam larutan

Page 9
natrium hidroksida. Kelarutan dalam larutan natrium hidroksida disebabkan
karena terbentuknya senyawa garam kompleks dan natrium plumbit yang
mereduksi konsentrasi ion Pb2+ sehingga timbal kromat larut dalam larutan.
K2CrO4 + Pb(C2H3O2)2 PbCrO4 + 2KC2H3O2
(kalium kromat) (timbal asetat) (timbal kromat) (kalium asetat)
PbCrO4 + 4NaOH Na2(PbO2) + Na2CrO4 + 2H2O
(timbal kromat) (natrium hidroksida) (natrium plumbit) (natrium kromat) (air)

B. Skala industri
Dalam skala industri, pembuatan natrium kromat dilakukan dengan melelehkan
bijih krom dalam tungku dengan asam dan soda dengan aliran udara. Lelehan
tersebut dilarutkan dalam air dan sedikit natrium karbonat ditambahkan. Larutan
tersebut didinginkan dan diasamkan dengan asam asetat pada konsentrasi tertentu
dan dibentuk menjadi kristal.

Kegunaan CrO4 (Anion kromat)


1.PbCrO4 digunakan sebagai pigmen dalam industri cat, karet, plastik, pelapisan
keramik, dan analisis organik.
2.Cr(C2H3O2).3H2O digunakan dalam industri tekstil, katalis polimerisasi dan
oksidasi, dan pengemulsi.
3.ZnCrO4.7H2O digunakan sebagai zat warna.
4.ZnCr2O7 digunakan sebagai zat warna.
5.K2Cr2O7 digunakan sebagai agen pengoksidasi, reagensia analitis, komposisi
kuningan, bahan peledak, korek api, tekstil, percetakan, perekat, pewangi sintetis,
zat warna.
6.Na2Cr2O7 digunakan dalam kolorimetri, agen pengompleks, oksidator inhibitor
dalam etil eter.

Page 10
- NaCl (Natrium Klorida)
Natrium Klorida biasanya disebut Garam, adalah senyawa yang hamper setiap
hari digunakan. Senyawa ini adalah komponen utma dalam bahan masakan,
pembutan yang mudah dan harga yang relative terjangkau.

Sifat – sifat NaCl(Natrium Klorida)


Sifat Fisika :
1.Rumus Kimia ( NaCl )
2.Tampilan Padatan
3.Titik Lebur 140˚C
4.Titik didih 430˚C
5.Densitas pada suhu 20˚C 1.9 kg/L

Sifat Kimia :
1.Di alam terdapat sebagai Karnalit
2.Mudah Larut dalam Air
3.Dapat ditemukan di air laut
4.Tidak hogroskopis
5.Dapat digunakan sebagai katalis

Pembuatan NaCl(Natrium Klorida)

A. Skala laboratorium
Natrium klorida terbentuk dari campuran unsur alam Natrium dan Chlor. Zat ini
sangat banyak dijumpai di alam dengan reaksi :
Na+ + Cl- → NaCl

Page 11
B. Skala Industri
Ada bermacam-macam cara pembuatan garam yang telah dikenal manusia, tetapi
dalam tulisan ini hanya akan diuraikan secara singkat cara pembuatan garam yang
proses penguapannya menggunakan tenaga matahari (solar evaporation),
mengingat cara ini dinilai masih tepat untuk diterapkan perkembangan teknologi
dan ekonomi di Indonesia pada waktu sekarang. Pada dasarnya pembuatan garam
dari air laut terdiri dari langkah-langkah proses pemekatan (dengan menguapkan
airnya) dan pemisahan garamnya (dengan kristalisasi).
Bila seluruh zat yang terkandung diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari
campuran bermacam-macam zat yang terkandung, tidak hanya Natrium Klorida
yang terbentuk tetapi juga beberapa zat yang tidak diinginkan ikut terbawa
(impurities). Proses kristalisasi yang demikian disebut “kristalisasi total”. Bila
terjadi kristalisasi komponen garam tersebut diatur pada tempat-tempat yang
berlainan secara berturut-turut maka dapatlah diusahakan terpisahnya komponen
garam yang relatif lebih murni. Proses kristalisasi demikian disebut kristalisasi
bertingkat. Untuk mendapatkan hasil garam Natrium Klorida yang kemurniannya
tinggi harus ditempuh cara kristalisasi bertingkat, yang menurut kelakuan air laut,
tempat kristalisasi garam (disebut meja garam) harus mengkristalkan air pekat
dari 25°Be sehingga menjadi 29°Be, sehingga pengotoran oleh gips dan garam-
garam magnesium dalam garam yang dihasilkan dapat dihindari/dikurangi.

Kegunaan NaCl(Natrium Klorida)


1.Digunakan sebagai bahan penting untuk makanan
2.Dapat digunakan sebagai bahan pengawet
3.Bahan baku pembuatan logam Na dan Larutan NaOH
4.Dan bahan untuk pembuat keramik, kaca dan
5.Sebagi bahan pembuat Pupuk

Page 12
- AgBr (Perak Bromida)
Perak bromida adalah persenyawaan antara Ag+ dan Br-. Senyawa sangat sering
digunakan delam Fotografi karma depat menghitamkan berkas Film dari kamera.

Sifat – sifat AgBr (Perak Bromida)

Sifat Fisika :
1.Rumus Kimia ( AgBr)
2.Tampilan Padatan,
3.Berwarna Kuning Muda
4.Titik Lebur 423˚C
5.Densitas pada suhu 20˚C 6,5 kg/L

Sifat Kimia :
1.Sukar larut dalam ammonia
2.Mudah larut dalam senyawa kompleks
3.Ksp sebesar 3,3 x 10-13
4.Menghitam jika dikenai cahaya
5.Senyawa anorganik

Pembuatan AgBr (Perak Bromida)

A. Skala laboratorium
Pembuatan perak bromida secara laboratorium secara reaksi substitusi Br2 dengan
senyawa atau garam yang mengandung perak misalnya perak iodida dengan reaksi

Br2 + 2 AgI → 2 AgBr + I2


Dapat juga dibuat dengan mereaksikan garam perak dengan asam bromida untuk
menghasilkan perak bromida dengan reaksi :

Page 13
AgNO3 + HBr → AgBr + HNO3

B. Skala industri
Pembuatan brom ini memakai “proses pendorongan uap” dari air garam. Untuk air
laut, dimana konsentrasi bom relatif encer, udara merupakan bahan peniup yang
paling ekonomis. Tetapi untuk pengolahan sumber-sumber yang mempunyai
kandungan brom relatif tinngi seperti air garam (brom cara peniupan uap (vapor)
brom yang lebih baik ialah dengan uap (steam). Dalam proses ini air garam
dipanaskan di dalam penukar kalor sampai suhu 90oC, kemudian dilewatkan
menuju menara klorinator. Setelah mengalami klorinasi sebagian, air garam itu
dialirkan ke dalam menara tiupan uap, dimana uap diinjeksikan dari bawah sambil
menambahkan klor dan yang mengandung halogen dikondensasikan dan
dipisahkan melalui gravitasi. Lapisan yang terdiri dari campuran air halogen
dikembalikan ke menara uap, dan halogen yang sebagian besar terdiri dari brom,
pada lapisan bawah dipisahkan dan dimurnikan.
Brom mentah dari proses yang terdahulu dapat dimurnikan dengan melewatkan
uap melalui isian yang terbuat dari besi yang dapat menangkap klor yang
menyebabkan ketidakmurnian. Sebagian besar brom yang dihasilkan dijadikan
alkali bromida dan senyawa lain misal Perak bromida.
AgNO3 + HBr → AgBr + HNO3

Kegunaan AgBr (Perak Bromida)


1.Sebagai pereaksi (reagensia) di laboratorium.
2.Pembuatan etilena dibromida.
3.Digunakan dalam penghambat nyala (bahan anti nyala).
4.Digunakan dalam pembuatan senyawa racun api.
5.Sebagai obat penenang yang aman.
6.Pembuatan rol film fotografi dan kertas foto.
7.Pembuatan desinfektan, anti hama (fumigan).

Page 14
- Hidrogen Iodida (HI)
Hidrogen Iodida adalah senyawa organik dengan rumus HI, merupakan gas tidak
berwarna yang dibuat dengan persenyawaan H2 dengan uap I2. bnyak penelitian
menemukan bahwa senyawa ini tidak stabil.

Sifat – sifat Hidrogen iodida (HI)

Sifat fisikanya :
1.Rumus Kimia ( HI)
2.Tampilan Gas putih
3.Titik Lebur –50.8˚C
4.Titik didih 35.4˚C
5.Densitas pada suhu 20˚C 2.85 kg/L (cair)
6.Densitas pada suhu 20˚C 4.4 kg/L (gas)

Sifat Kimianya :
1.Reduktor pada katalis Pt
2.Asam Kuat
3.Larut baik dalam air
4.Merupakan Reduktor
5.Senyawa anorganik

Pembuatan Hidrogen iodida (HI)

A. Skala laboratorium
Asam iodida (HI) terbentuk dari pemanasan iodida dengan asam posfat yang
dibentuk dari posfor merah, memakai bantuan asam sulfur sebagai pendingin
dengan reaksi :
I- + H3PO4 → HI + H2PO4-

Page 15
B. Skala industri
Pembuatan iodin dapat dilakukan dengan tiga tahap yang paling mungkin dari
brines. Langkah pertama adalah klarifikasi terhadap brines untuk memisahkan
minyaknya dan materi yang lain. Kemudian pada tahap selanjutnya, dilakukan
penambahan larutan perak nitrat ke dalam presipitat atau endapan dari perak
iodida yang terkandung dalam brines, dimana akan terjadi penyaringan dan
perlakuan untuk membentuk logam perak dan larutan ferro iodida. Perak ini pada
akhirnya akan dilarutkan kembali oleh asam nitrat pada siklus yang lain dan
direaksikan dengan klorin untuk membebaskan iodin. Pada langkah terakhir,
setealh pembebasan iodin itu telah terjadi, itu berarti anion iodida telah berada
dalam keadaan bebas pada larutannya. Larutan tersebut akan dilewatkan pada
kabel-kabel tembaga, sehingga iodida dalam larutan akan bereaksi menjadi cupro
iodida yang tidak larut pada scrap reactor yang akhirnya akan disaring lagi,
dikeringkan untuk memisahkan senyawa tersebut menjadi iodium dengan residu
senyawa besi II klorida. Lalu ditambah H3PO4 menghasilkan HI.

Kegunaan Hidrogen iodida (HI)


1.Untuk membuat asam hidrida.
2.Sebagai katalis untuk klorinasi senyawa organik.
3.Dalam kimia analitik untuk penentuan angka iodium.
4.Untuk pengobatan (farmasi) dan fotografi.
5.Sebagai zat warna pada germisida (pembasuh kuman).

Anion Karbonat :
1.Na2CO3
A. Sifat Fisika :
1.Padatan Kristal Berwarna putih
2.Titik Lebur 851°C
3.Densitas (anhydrous) : pada 20°C 2.5 Kg/L
4.Densitas (Dekahidrat) : pada 20°C 1.4 Kg/L

Page 16
5.Nama Dagang : Soda Hablur / Soda Cuci

B. Sifat Kimia :
1.Mudah Melapuk oleh udara
2.Beracun
3.Dapat digunakan sebagai pembersih
4.Pelunak Air sadah
5.Pereksi dalam pembuatan Kaca

2.Ba(OH)2
A. Sifat Fisika :
1. Berbentuk Kristal
2. Berwarna Putih
3. Titik Lebur : 78°C
4. Densitas : pada suhu 20°C 2,13 kg/L
5. Tidak Berbau

B. Sifat Kimia :
1. Merupakan larutan Basa
2. Larutan Anorganik
3. Pereaksi Analitik
4. Pereaksi dalam pemurnian Gula
5. Tidak beracun

3. HCl
A. Sifat Fisika
1. Massa atom : 36,45
2. Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
3. Titik leleh : -1010C
4. Energi ionisasi : 1250 kj/mol

Page 17
5. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C
6. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
7. Berbau tajam.

B. Sifat Kimia
1.HCl akan berasap tebal di udara lembab.
2. Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang.
3.Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter.
4.Merupakan oksidator kuat.
5.Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya, sehingga dapat
6. Racun bagi pernapasan.

Anion Khromat :
1.NH4OH
A. Sifat Fisika :
1.Berbentuk Cair
2.berbau tidak sedap
3.Tidak Berwarna
4.Titik Lebur : -78 °C
5.Titik Didih : - 33,5°C

B. Sifat Kimia :
1.Tidak dapat diisolasi
2.Tidak Stabil
3.Merupakan larutan basa
4.Mudah larut dalam Air
5.Autoniosasi

Page 18
2.Hac
A. Sifat Fisika :
1. Tidak berwarna
2. Tidak berbau
3. Berbentuk cair
4. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
5. Titik lelehnya Rendah

B. Sifat Kimia ;
1. Merupakan Asam
2. Mudah larut dalam Air
3. Merupakan oksidator kuat.
4. Larutanya Stabil
5. Beracun

3. BaCl2
A. Sifat Fisika :
1. Berbentuk Kristal
2. Tidak Berwarna
3. Titik Lebur : 960°C
4. Densitas : pada suhu 20°C 3,10 kg/L
5. Tidak Berbau

B. Sifat Kimia
1. Merupakan Garam Organik
2. Mudah Larut dalam Air
3. Digunakan sebagai zat Aditif untuk pelumas
4. Beracun
5. Tidak bereaksi dengan Udara

Page 19
Anion Clorida, Bromida, Iodida :
1.HNO3
A. Sifat fisika :
1. Massa jenis : 1,502 gr/cm3
2. Titik didih : 86ºC
3. Titik lebur : -42ºC
4. Energi evaporasi : 9,43 kkal/mol pada 20oC
5. Berat molekul : 63,02 gram/mol
6. Nilai entropi : 37,19 kkal/mol oK pada 25oC
7. Tidak berwarna

B. Sifat kimia :
1.Merupakan oksidator yang kuat dan asam kuat
2.Reaksi dengan amonia menghasilkan amonium nitrat, menurut reaksi:
HNO3 + NH3 → NH4NO3
3.Reaksi dengan nikel sulfida menghasilkan garam nikel nitrat, nitrogen
monoksida, belerang, dan air.
3 NiS + 8 HNO3 → 3 Ni(NO3)2 + 2 NO + 3 S + 4 H2O
4.Reaksi dengan NiS yang ditambah asam klorida, menghasilkan garam nikel
klorida.
3 NiS + 2 HNO3 + 6 HCl → 3 NiCl2 + 2 NO + 3 S + 4 H2O
5.Reaksi dengan logam perak akan membentuk perak nitrat dan nitrogen
dioksida.
Ag + 2 HNO3 → AgNO3 + NO2 + H2O

2. AgNO3
A. Sifat Fisika :
1.Padatan Kristal
2.Tidak Berwarna
3.Tidak Berbau

Page 20
4.Tidak Aromatis
5.Rumus Kimianya AgNO3

B. Sifat Kimia :
1.Larut dalam air
2.Merupakan Garam
3.Oksidator Kuat
4.Dapat diisolasi
5.Beracun

3. CCl4
A. Sifat Fisika :
1. Berbentuk Cair
2. Densitas : pada suhu 20°C 2,238 kg/L
3. Tidak Berwarna
4. ΔHf° : -135.44 kJ/mol
5. Memiliki bau Khas

B. Sifat Kimia :
1.Sangat reaktif terhadap zat lain
2.Dapat diisolasi
3.Beracun
4.Tidak larut dalam Air
5.Tidak stabil

Page 21
2.1.1 Dasar Teori

Dalam analisa terhadap anion-anion, sebetulnya belum ada suatu cara


yang ada untuk mendeteksi anionnya dengan lebih sistematik seperti dalam
analisa terhadap kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema
yang benar-benar memuaskan, sehingga memungkinkan penggolongan anion ke
dalam golongan utama dan pada pemeriksaan selanjutnya dapat menghasilkan
anggota-anggota golongan yang tidak diragukan lagi. Dalam analisa terhadap
anion-anion dalam bab ini akan kita lakukan dengan pemeriksaan reaksi-reaksi
anion dan penyelidikan anion dalam larutan.
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematis seperti metode
yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk kation. Sampai kini belum
pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan yang
memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan-golongan
utamadan pemisahan berikutnya yang tanpa ragu dan masing-masing golongan
tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan disini, bahwa kita
memang bisa memisahkan anion-anion dalam golongan utama, bergantung pada
kelarutan garam peraknya, garam kalsium, dan garam zinknya. Namun, ini hanya
boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan
metode ini. Dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-
prosedur yang lebih sederhana.
Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktik.
Skema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam
lebih dari satu sub golongan, lagipula tak punya dasar teoritis. Pada hakekatnya,
proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam
Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang
diperoleh pada pengolahan denga asam-asam.
Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Kelas A dibagi lagi ke dalam sub kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan asam
klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam

Page 22
sulfat pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam subkelas (i) reaksi pengendapan dan (ii)
oksidasi dan reduksi dalam larutan.
Kelas A
(i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer :
karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit,
hipoklorit, sianida, dan sianat.
(ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.
Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut : fluorida, heksaflurosilikat,
klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat,
heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat,
dan sitrat.
Kelas B
(i) Rekasi Pengendapan
Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat,
silikat, heksaflurosilikat, salisilat, benzoat dan suksinat.
(ii) Okidasi dan Reduksi dalam larutan
Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat.
Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada
halaman-halaman berikut. Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik
tertentu, dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat,
sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang
lain lagi, semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah
ditambahkan larutan besi (III) kloridakepada suatu larutan yang praktis netral.
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan
reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini
meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat, dan benzoat.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang digunakan
untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku
karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Page 23
Anion sederhana seperti O2, F- atau CN-
Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-
Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi.
Anion kompleks halide seperti TaF6 dan komples anion berbasa banyak
Reaksi Anion
1. Cl- + Ag NO3 → AgCl ↓ (putih) + NO3-
AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 + Cl-
Cl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 (putih) + 2 CH3COO-
2. S2- + AgNO3 → Ag2S ↓ hitam + 2 NO3-
Ag2S + HNO3 → 2 AgNO3
S2- + FeCl3 → FeS ↓ hitam + HNO3
S2- + Pb(CH3COO)2 → PbS ↓ hitam + 2 CH3COO-
3. SO32- + AgNO3 → Ag2SO3 ↓ putih + 2 NO3-
Ag2SO3 + 2 HNO3 → 2 AgNO3 + H2SO4
SO32- + Ba(NO3)2 → BaSO3 ↓ putih + 2 NO3-
BaSO3 + 2 HNO3 → Ba(NO3)2 + H2SO3
SO32- + Pb(CH3COO)2 → PbSO3 ↓ putih + 2 CH3COO-
PbSO3 + 2 HNO3 → Pb(NO3)2 + H2SO3
4. CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 putih + 2 NO3-
Ag2CO3 + 2 NO3 → 2 AgNO3 + CO32-
CO32- + Mg(SO4)2 → MgCO3 putih + 2 SO42-
5. 3S2O32- + 2FeCl3 → Fe2(S2O3)3 + 6 Cl-
6. NO3- → ↓ coklat tipis + FeSO4 + H2SO4
NO3- + 4 H2SO4 + 6 FeSO4 → 6 Fe + 2 NO + 4 SO4 + 4 H2O

2.1.2 Bahan dan Alat Percobaan

Bahan : NaCl, H2SO4, AgNO3, KI, CuSO4, HgCl2,


Pb(CH3COO)2, BaCl2, Na2B4O7

Page 24
Alat yang dipergunakan : Tabung reaksi, penjepit dan pemanas
spirtus

2.1.3 Cara Kerja dan Kesimpulan

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


.
1 Anion Klorida
a. NaCl + H2SO4 Tidak ada reaksi Tidak ada
- dipanaskan - Terjadi reaksi
gelembung dan
b. NaCl + AgNO3 gas NaCl + AgNO3 → NaNO3 + AgCl
Timbul endapan ↓ putih
putih Ag+ + Cl- → AgCl putih AgCl putih
* AgCl + NH4OH
AgCl + 2 NH4OH → {Ag(NH3)2} Garam
Endapan larut Cl + 2H2O kompleks
* AgCl + HNO3 sempurna 2KI + CuSO4 → K2 {Ag(NH3)2}
encer Cl
Endapan tidak
c. NaCl + larut
Pb(Ch3COO)2
- dipanaskan Timbul endapan
putih
- Endapan larut
tapi tidak
sempurna

Page 25
2 Anion Iodida
a. KI + AgNO3 Timbul endapan
kuning
* AgI + Na2S2O3
Endapan larut tapi
tidak sempurna
* AgI + NH4OH
b. KI + CuSO4 Endapan tidak
larut
* CuI & I2 + Timbul endapan
Na2S2O3 coklat
c. KI + HgCl
Endapan larut
+ KI berlebih Timbul endapan
orange

Endapan larut
sempurna
3 Anion
Ferrosianida dan
Rhodanida Timbul endapan
a. K4Fe(CN)6 + putih
Pb(CH3COO)2
+ HNO3 Endapan tidak
b. KCNS + larut
AgNO3 Timbul endapan
putih
c. KCNS + FeCl3
Larutan berubah
menjadi merah

Page 26
dan terbentuk
senyawa Ferri
rhodanida

4 Anion Sulfida
a. Na2S + AgNo3 Timbul endapan
b. Na2S + H2SO4 hitam
+ kertas saring +
dipanaskan + Pb Timbul hitam
(CH3COO)2 pada kertas saring

5 Anion karbonat &


Anion tiosulfat
a. Na2CO3 + Timbul endapan
AgNO3 putih
+AgNO3 berlebih Endapan
bertambah banyak
b. Na2S2O3 + Timbul gas
H2SO4 berbau dan
endapan belerang
c. Na2S2O3 + Timbul endapan
AgNo3 putih yang
kemudian
menjadi kuning,
coklat dan
akhirnya hitam

Page 27
6 Anion Sulfat
a. Na2SO4 + Timbul endapan
BaCl2 putih
b. Na2SO4 + Timbul endapan
Pb(CH3COO)2 putih
+H2SO4 pekat
Endapan larut,
larutan menjadi
keruh
7 Anion Borat
a. Na2B4O7 + Timbul endapan
AgNO3 putih
- dipanaskan Timbul Ag2O
warna hitam
b. Na2B4O7 + Timbul endapan
BaCl2 putih

2.2 Analisis kation

Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.

Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan
bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu
golongan.

Page 28
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya :
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral
/ amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca,
Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-
regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.
Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.

2.2.1 Dasar Teori


Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik kali adalah uji kation.
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat dalam suatu
sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang digunakan dalam percobaan
adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga larutan sampel tersebut
selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang terkandung didalamnya melalui
penambahan Reagen yang spesifik dari masing – masing kation tersebut. Reagen
yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan sampel
yang telah disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH, K4Fe(CN)6 dan

Page 29
HgCl2. semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat dalam konsentrasi
dan komposisi tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan endapan ataupun
perubahan warna yang menunjukkan adanya kandungan kation-kation tersebut di
dalam larutan sampel yang digunakan.
Kation yang diidentifikasi keberadaannya dalam setiap sampel adalah kation Ag+,
Fe3+, Bi3+, Pb2+, dan Sn2+. Reaksi berlangsung setelah penambahan reagen
(pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang
merupakan karakteristik untuk ion-ion yang diidentifikasi dalam setiap sampel.
Adapun percobaan yang telah dilakukan dalam uji kation ini adalah dengan
penambahan larutan HCl 2 M untuk menguji kation Ag+, penambahan larutan
K2CrO4dan H2SO4 untuk menguji kation Pb2+, reagen KI dan NaOH pada uji
kation Bi3+, uji kation Fe3+ menggunakan reagen KSCN dan K4Fe(CN)6serta
penambahan larutan HgCl2 untuk menguji kation Sn2+. Dari kelima jenis kation
yang diidentifikasi tersebut, tidak semuanya berreaksi dengan reagennya masing –
masing membentuk endapan. Pada proses uji kation Ag+, Pb2+, Fe3+ dan Sn2+ tidak
menunjukkan perubahan baik secara fisik maupun kimlah penambahan reagennya
masing – masing. Sebab larutan tidak mengalami perubahan warna dan juga tidak
membentuk endapan. Ini menunjukkan bahwa dalam sampel tersebut memang
tidak terdapat jenis kation – kation yang dapat berreaksi dengan reagen. Dengan
kata lain, sampel yang dianalisis tersebut tidak mengandung ion Ag+, Pb2+,
Fe3+ maupun Sn2+.
Satu – satunya reaksi yang timbul dalam pengidenitifikasian kation – kation ini
adalah ketika larutan sampel direaksikan dengan NaOH dalam identifikasi kation
Bi3+. Pada pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan perubahan yang sangat
mencolok dari larutan yang berreaksi dimana larutan sampel yang semula bening,
setelah penambahan NaOH larutan berubah menjadi keruh dan terdapat endapan
pada dasar tabung. Hal ini menunjukkan bahwa larutan sampel tersebut dapat
berreaksi sempurna dengan reagen yang ditambahkan sebab dalam larutan sampel
tersebut ada kandungan Bi3+ yang spesifik terhadap reagen NaOH.

Page 30
Secara teoretis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation – kation
dalam setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari daerah terbuka
yang berinteraksi langsung dengan berbagai aktivitas lain dialam secara natural.
Jadi tidak mungkin larutan sampel benar – benar netral ataui tidak mengandung
zat – zat kontaminan lain didalamya mengingat sifat air sebagai pelrut murni yang
dapat menerima berbagai zat masuk kedalamnya meskipun dengan toksitas yang
tinggi. Tidak terbacanya kandungan kation – kation lain didalamnya kemungkinan
disebabkan kurangnya kadar kation Ag+, Pb2+, Fe3+ dan Sn2+ dalam larutan sampel
sehingga tidak dapat dianalisis dengan metode sederhana yang digunakan dalam
percobaan analisis kuantitatif dan uji spesifik seperti ini.

2.2.1 Bahan dan Alat percobaan

Bahan :
𝐴𝑔𝑁𝑂3 , 𝐻𝐶𝑙, 𝑁𝐻4 𝑂𝐻, 𝑁𝑎𝑂𝐻, 𝐻𝑔2 (𝑁𝑂3 )2 , 𝐾𝐼, 𝐻𝑁𝑂3 , 𝐶𝑢𝑆𝑂4 ,

𝑆𝑛𝐶𝑙2 , 𝐻𝑔𝐶𝑙2 , 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 , 𝐾𝐶𝑁𝑆, 𝐹𝑒𝐶𝑙3 , 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 , 𝐾4 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 ,

𝐶𝑑𝑆𝑂4 , 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 , 𝐾𝑂𝐻, 𝐴𝑙𝐶𝑙3 , 𝐹𝑒𝐶𝑙3 , 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 , 𝑁𝑎2 𝐵𝑎4 𝑂7 , 𝐵𝑎𝐶𝑙2 ,

𝑀𝑛𝑆𝑂4 , 𝑁𝑖𝑆𝑂4 , (𝑁𝐻4 )2 𝐶𝑂3 , 𝑍𝑛(𝑁𝑂3 )2 , 𝐶𝑎𝐶𝑙2 , 𝐻2 𝑆𝑂4 , 𝑁𝑎2 𝐻𝑃𝑂3

𝐵𝑎(𝑁𝑂3 )2 , 𝑀𝑔𝐶𝑙2

Alat yang dipergunakan : Tabung Reaksi, Pengaduk Gelas, pipet, Pemanas


spritus

2.2.3 Cara kerja & kesimpulan

I. KATION GOLONGAN I : Ag⁺ dan Hg²⁺


Perak (Ag⁺)
Digunakan larutan AgNO₃.

Page 31
Masukkan kira-kira 4ml larutan AgNO₃ pada lima buah tabung reaksi
Tabung 1 masukkan Asam klorida encer maka akan terbentuk
endapan AgCl putih, kemudian isi tabung dibagi dua, tabung yang satu
dimasukkan larutan ammonia sehingga endapan AgCl putih larut.
Tabung 2 masukkan NaOH, maka akan terbentuk endapan Ag₂O
berwarna coklat, kemudian isi tabung dibagi menjadi tiga bagian
masukkan tabung yang masih kosong , tabung yang pertama dibiarkan
seperti awal sementara tabung yang kedua masukkan larutan ammonia
dan tabung yang ketiga masukkan larutan asam nitrat maka endapan
Ag₂O larut.
Tabung 3 masukkan Amonia, mula-mula terbentuk endapan AgOH
berwarna putih, kemudian berubah menjadi coklat karena terbentuk
endapan AgO.
Tabung 4 masukkan kalium kromat netral maka akan terjadi endapan
merah perak kromat, endapan ini larut dalam ammonia dan asam nitrat
Tabung 5masukkan KI, maka akan terbentuk AgI yang berwarna
kuning, sedikit larut dalam ammonia, dan larut sempurna
dalamnatrium tiosulfat.

Merkuri nitrat (Hg₂)


Digunakan larutan Hg(NO₃)₂
Mauskkan larutan Hg(NO₃)₂ kedalam 4 tabung reaksi
Tabung 1 tambahkan ammonia, maka akan terbentuk endapan putih
dari AgOH dengan endapan akan larut biladitambah HCl
Tabung 2 tambahkan NaOH , maka akan terbentuk endapan kuing
lama-lama akan menjadi coklat.
Tabung 3 tambahkan KI, maka terbentuk endapan orange dan akan
larut dalam KI yang berlebih
Tabung 4 tambahkan SnCl₂, maka akan terjadi endapan putih Hg₂Cl₂.
Jika ditambah SnCl₂ berlebih warna menjadi putih kecoklatan.

Page 32
II. KATION GOLONGANII : Hg²⁺ ; Cu²⁺ ; Cd²⁺ ; dan Sn ²⁺
Merkuri (Hg²⁺)
Digunakan larutan HgCl₂
Masukkan larutan HgCl₂ kedalam 4 buah tabung reaksi
Tabung 1 tambahkan NaOH kedalam tabung maka akan terbentuk
endapan kuning
Tabung 2 tambahkan K₂CrO₄ , maka akan terjadi endapan kuning
merkuri kromat, jika dipanaskan akan berubah menjadi warna merah,
karena terjadi garam basa
Tabung 3 tambahkan ammonia, maka akan terjadi endapan putih dari
merkuri ammonia klorida.Endapan ini larut dalam asam klorida dan
juga dapat bereaksi dengan larutan ammonium klorida.
Tabung 4 tambahkan KI, maka akan terjadi endapan merah HgI₂, larut
dalam KI berlebihan

Kupri (Cu²⁺)
Digunakan larutan CuSO₄
Masukkan larutan kedalam 4 buah tabung reaksi
Tabung 1 tambahkan NaOH , maka akan terjadi endapan biru dari
Cu(OH)₂. Jika dipanaskan terbentuk CuO yang berwarna hitam.
Tabung 2 tambahkan Na₂CO₃ , maka akan terjadi endapan hijau biru
dari basa karbonat. Pada penambahan Na₂CO₃ berlebih maka akan
terbentuk Kristal CuCO₃, dan Cu(OH)₂. H₂O, endapan tersebut larut
dalam ammonia.
Tabung 3 tambahkan NH₄OH, maka akan terjadi endapan hijau dari
garam basa, jika ditambah ammonia berlebih maka akan larut, larutan
berubah menjadi biru.

Page 33
Tabung 4 tambahkan KI, maka terjadi endapan putih Cu₂I, dan
tebentuk I₂ bebas yang menyebabkan larutan berwarna coklat.

Kadmium (Cd²⁺)
Digunakan larutan CdSO₄
Masukkan larutan CdSO₄ kedalam 3 buah tabung reaksi
Tabung 1 tambahkan ammonium karbonat, maka akan terjadi endapan
putih dari basa karbonat yang berwarna kuning kecoklatan
Tabung 2 tambahkan NaOH, maka akan terjadi endapan putih dari
Cd(OH)₂, jika dipanaskan maka akan terbentuk CdO yang berwarna
hitam.
Tabung 3 tambahkan ammonia, maka akan terbentuk endapan putih
dari Cd(OH)₂ yang larut dalam ammonia berlebih

Stanno (Sn²⁺)
Digunakan larutan SnCl₂
Masukkan larutan kedalam 2 buah tabung reaksi
Tabung 1 tambahkan KOH, maka akan terjadi endapan putih Sn(OH)₂
endapan larut dalam KOH berlebih, dan terbentuk senyawa kompleks.
Tabung 2 tambahkan HgCl₂ , maka akan terjadi endapan putih Hg₂ Cl₂
lama-kelamaan akan terbentuk Hg bebas, jika ditambah SnCl₂
berlebih.

III. KATION GOLONGAN III : Al³⁺ ; Fe³⁺ ; Mn²⁺ ; Ni²⁺ ; dan Zn²⁺
Allumunium (Al³⁺)
Digunakan larutan AlCl₃
Masukkan larutan tersebut kedalam 2 tabung reaksi

Page 34
Tabung 1 tambahkan NH₄OH, maka akan terbentuk endapan putih
Al(OH)₃, yang tidak larut dalam air.
Tabung 2 tambahkan KOH, maka akan terjadi endapan putih dari
Al(OH)₃, endapan ini larut dalam KOH berlebih.

Ferri (Fe²⁺)
Digunakan larutan FeCl₂
Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tanbung reaksi
Tabung 1 tambahkan KOH, maka akan terbentuk endapan Fe(OH)₃
yang berwarna coklat.Endapan ini larut dalam asam diantaranya adalah
(HCl, H₂SO₄, CH₃COOH)
Tabung 2 tambahkan K₄Fe(CN)₆ , maka akan terjadi warna biru karena
terbentuk ferri ferro sianida.
Tabung 3 tambahkan KCNS, maka akan terjadi larutan berwarna
merah ferri rhodanida.

Mangano (Mn²⁺)
Digunakan larutan MnSO₄
Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi
Tabung 1 tambahkan KOH, maka akan terjadi endapan Mn(OH)₂ yang
berwarna putih, yang mudah teroksidasi membentuk MnO yang
berwarna coklat.
Tabung 2 tambahkan NH₄OH , maka dalam keadaan netral akan
terbentuk endapan Mn(OH)₂.
Tabung 3 tambahkan Na₂CO₃, maka akan terjadi endapan berwarna
putih dari MnCO₃, jika dipanaskan akan terjadi MnO.

Nikel (Ni²⁺)
Digunakan larutan NiSO₄

Page 35
Masukkan larutan kedalam 5 buah tabung reaksi
Tabung 1 tambahkan NaOH , maka akan terjadi endapan hijau
Ni(OH)².
Tabung 2 tambahkan NH₄OH, maka akan terbentuk endapan hijau,
yang larut dalam ammonia berlebih.
Tabung 3 tambahkan ammonium karbonat, maka akan terbentuk
endapan yang larut dalam pereaksi berlebihan.
Tabung 4 tambahkan K₄CrO₄, maka dalam keadaan panas terjadi
endapan coklat dari Na₂CrO₄.NiO.
Tabung 5 tambahkan K₄Fe(CN)₆, maka akan terjadi endapan putih dari
seng ferro sianida, sedikit larut dalam pereaksi berlebih.

IV. KATION GOLONGAN IV : Ca²⁺ ; Ba²⁺ ; Mg²⁺


Kalsium (Ca²⁺)
Digunakan larutan CaCl₂
Masukkan larutan kedalam 3 buah tabung reaksi
Tabung 1 tambahkan K₂CrO₄ , maka akan terjadi endapan kalsium
kromat, reaksi menjadi cepat jika ditambah alcohol.
Tabung 2 tambahkan H₂SO₄encer , maka akan terjadi endapan putih
CaSO₄
Tabung 3 tambahkan NaHPO₄, pada keadaan netral akan membentuk
endapan putih kalsium fosfat.

Barium( Ba²⁺)
Digunakan larutan Ba(NO₃)₂
Masukkan larutan kedalam 4 buah tabung reaksi
Tabung 1 tambahkan K₂CrO₄, maka akan terbentuk endapan kuning
dari barium kromat.

Page 36
Tabung 2 tambahkan asam sulfat encer, maka akan terbentuk endapan
BaSO₄ putih.
Tabung 3 tambahkan Na₂HPO₄, maka akan terbentuk endapan putih
barium fosfat, yang akan larut dalam asam.
Tabung 4 tambahkan Na₂SO₃, maka akan terbentuk endapan putih
barium sulfit.

Magnesium (Mg²⁺)
Digunakan larutan MgCl₂.
Masukkan larutan kedalam sebuah tabung
Tambahkan NaOH , maka akan terbentuk endapan putih dari
Mg(OH)₂.

V.KATION GOLONGAN V : NH₄⁺


Amonium (NH₄⁺)
Digunakan larutan NH₄OH
Masukkan larutan kedalam sebuah tabung reaksi
Tambahkan NaOH , ambil pengaduk gelas dan basahi dengan
ammonia pekat , taruh pengaduk dalam gelas dalam tabung reaksi
maka akan muncul gas putih yang timbul dari pengaduk yang dibasahi
amonia kearah larutan.

N PERCOBAA PENGAMA KESIMPULAN/


REAKSI
O N TAN HASIL
I. Kation gol. I
# Perak (𝐴𝑔+ )

Page 37
a. 𝐴𝑔𝑁𝑂3 + - Terjadi 𝐴𝑔𝑁𝑂3 + 𝐻𝐶𝑙 Endapan
𝐻𝐶𝑙 reaksi, → 𝐴𝑔𝐶𝑙↓𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ + 𝐻𝑁𝑂3 𝐴𝑔𝐶𝑙𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
larutan &
endapan
warna
putih
- 𝐴𝑔𝐶𝑙 + - Endapan 𝐴𝑔𝐶𝑙 + 2𝑁𝐻4 𝑂𝐻 Garam komplek
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 larut → 𝐴𝑔(𝑁𝐻3 )2 + 2𝐻2 𝑂 𝐴𝑔(𝑁𝐻3 )2
b. 𝐴𝑔𝑁𝑂3 + - Terjadi 2𝐴𝑔𝑁𝑂3 + 𝑁𝑎𝑂𝐻 Endapan
𝑁𝑎𝑂𝐻 reaksi, → 𝐴𝑔2 𝑂↓𝑐𝑜𝑘𝑙𝑎𝑡 𝐴𝑔2 𝑂𝑐𝑜𝑘𝑙𝑎𝑡
larutan & + 𝑁𝑎𝑁𝑂3
endapan
warna
coklat
- 𝐴𝑔2 𝑂 + - Endapan 𝐴𝑔2 𝑂 + 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 →
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 larut
c. 𝐴𝑔𝑁𝑂3 + - Terjadi 𝐴𝑔𝑁𝑂3 + 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 Endapan
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 reaksi, → 𝐴𝑔𝑂𝐻 + 𝑁𝐻4 𝑁𝑂3 𝐴𝑔𝐶𝑙𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ lalu
endapan menjadi
warna 𝐴𝑔2 𝑂𝑐𝑜𝑘𝑙𝑎𝑡
putih,
kemudian
menjadi
coklat
d. 𝐴𝑔𝑁𝑂3 + - Terjadi 2𝐴𝑔𝑁𝑂3 + 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 → Endapan
𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 reaksi, 𝐴𝑔2 𝐶𝑟𝑂4 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ
endapan 𝐴𝑔2 𝐶𝑟𝑂4 ↓
𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ

warna + 2𝐾𝑁𝑂3
merah
perak

Page 38
kromat
- 𝐴𝑔2 𝐶𝑟𝑂4 + - Endapan 𝐴𝑔2 𝐶𝑟𝑂4 + 𝐻𝑁𝑂3 →
𝐻𝑁𝑂3 larut,
larutan
warna
kuning
e. 𝐴𝑔𝑁𝑂3 + - Terjadi 𝐴𝑔𝑁𝑂3 + 𝐾𝐼 → 𝐴𝑔𝐼 Endapan
𝐾𝐼 reaksi, + 𝐾𝑁𝑂3 𝐴𝑔𝐼𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔
endapan
warna
kuning
- 𝐴𝑔𝐼 + - Endapan 𝐴𝑔𝐼 + 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 →
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 tidak larut
sempurna
- 𝐴𝑔𝐼 + - Endapan 𝐴𝑔𝐼 + 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 →
𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 larut
sempurna
# Merkuro
((𝐻𝑔2 )2+ )
a. 𝐻𝑔(𝑁𝑂3 )2 + - Terjadi 𝐻𝑔(𝑁𝑂3 )2 + 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 Endapan
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 reaksi, → 𝐻𝑔𝑂𝐻𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
endapan
warna 𝐻𝑔𝑂𝐻↓𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ + 𝑁𝐻4 𝑁𝑂3

putih
- 𝐻𝑔𝑂𝐻 + - Endapan 𝐻𝑔𝑂𝐻 + 𝐻𝐶𝑙 → 𝐻𝑔𝐶𝑙 Garam komplek
𝐻𝐶𝑙 larut + 𝐻2 𝑂 𝐻𝑔𝐶𝑙
sempurna
b. 𝐻𝑔(𝑁𝑂3 )2 + - Terjadi 𝐻𝑔(𝑁𝑂3 )2 + 𝑁𝑎𝑂𝐻 → Endapan
𝑁𝑎𝑂𝐻 reaksi, 𝐻𝑔𝑂𝐻𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
endapan

Page 39
warna
kuning
lama2
menjadi
coklat
c. 𝐻𝑔(𝑁𝑂3 )2 + - Terjadi 𝐻𝑔(𝑁𝑂3 )2 + 2𝐾𝐼 Endapan
𝐾𝐼 reaksi, → 𝐻𝑔𝐼↓𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒 𝐻𝑔𝐼𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
endapan + 2𝐾𝑁𝑂3
warna
orange
- KI berlebih - Endapan
larut
sempurna
II. Kation gol. II
Merkuri
(𝐻𝑔2+ )
a. 𝐻𝑔𝐶𝑙2 + - Terjadi 𝐻𝑔𝐶𝑙2 + 2𝑁𝑎𝑂𝐻 Endapan
𝑁𝑎𝑂𝐻 reaksi, → 𝐻𝑔𝑂↓𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐻𝑔𝑂𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔
larutan & + 2𝑁𝑎𝐶𝑙 + 2𝐻2 𝑂
endapan
warna
kuning
b. 𝐻𝑔𝐶𝑙2 + - Terjadi 𝐻𝑔𝐶𝑙2 + 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 Endapan
𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 reaksi, → 𝐻𝑔𝐶𝑟𝑂4 → 𝐻𝑔𝐶𝑟𝑂4 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔
𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑟𝑘𝑢𝑟𝑖 𝑘𝑟𝑜𝑚𝑎𝑡
larutan &
+ 𝐾𝐶𝑙
endapan
warna
kuning
merkuri
kromat

Page 40
c. 𝐻𝑔𝐶𝑙2 + - Terjadi 𝐻𝑔𝐶𝑙2 + 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 Endapan
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 reaksi, → 𝐻𝑔𝑁𝐻3 𝐶𝑙2 + 𝐻2 𝑂 𝐻𝑔𝑁𝐻3 𝐶𝑙2 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔
endapan
warna
putih
- 𝐻𝑔𝑁𝐻3 𝐶𝑙2 +- Endapan 𝐻𝑔𝑁𝐻3 𝐶𝑙2 + 𝐻𝐶𝑙
𝐻𝐶𝑙 larut → 𝐻𝑔𝐶𝑙2 + 𝑁𝐻4 𝐶𝑙
- 𝐻𝑔𝑁𝐻3 𝐶𝑙2 +- Tidak
𝑁𝐻4 𝐶𝑙 terjadi
reaksi
d. 𝐻𝑔𝐶𝑙2 + - Terjadi 𝐻𝑔𝐶𝑙2 + 2𝐾𝐼 Endapan
𝐾𝐼 reaksi, → 𝐻𝑔𝐼2 ↓ + 2𝐾𝐶𝑙 𝐻𝑔𝐼2 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔
𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ
endapan
warna
merah/oran
ge
- 𝐾𝐼 berlebih - Endapan
larut
sempurna
# Kupri (𝐶𝑢2+ )
a. 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + 𝑁𝑎𝑂𝐻 → Endapan
𝑁𝑎𝑂𝐻 reaksi, 𝐶𝑢(𝑂𝐻)2 𝑏𝑖𝑟𝑢
endapan 𝐶𝑢(𝑂𝐻)2 ↓
𝑏𝑖𝑟𝑢

warna biru + 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4



- Dipanaskan - endapan 𝐶𝑢(𝑂𝐻)2 ↓ ↑𝐶𝑢𝑂↓ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚 Endapan
𝑏𝑖𝑟𝑢

warna 𝐶𝑢𝑂ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚
hitam
b. 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 Endapan
𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 reaksi, → 𝐶𝑢𝐶𝑂3 + 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 𝐶𝑢𝐶𝑂3 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚
endapan

Page 41
warna
hijau biru /
biru muda
- 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3ber - Ada Kristal 𝐶𝑢𝐶𝑂3
lebih Kristal
𝐶𝑢𝐶𝑂3
- 𝐶𝑢𝐶𝑂3 + - Endapan 𝐶𝑢𝐶𝑂3 + 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 Garam komplek
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 larut → 𝐶𝑢𝑁𝐻3 𝐶𝑂3 + 𝐻2 𝑂 𝐶𝑢𝑁𝐻3 𝐶𝑂3
sempurna
c. 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 → Endapan Garam
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 reaksi, 𝐶𝑢𝑁𝐻3 𝑆𝑂4 ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢
𝐶𝑢𝑁𝐻3 𝑆𝑂4 ↓
endapan ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢

warna + 𝐻2 𝑂
hijau
- 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 - Endapan
berlebih larut
sempurna,
larutan
warna biru
d. 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + 2𝐾𝐼 Endapan
𝐾𝐼 reaksi, → 𝐶𝑢𝐼2 ↓ 𝐶𝑢𝐼2 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ−𝑐𝑜𝑘𝑙𝑎𝑡
𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ−𝑐𝑜𝑘𝑙𝑎𝑡
endapan
+ 𝐾2 𝑆𝑂4
warna
putih
lama2
menjadi
coklat
# Kadmium
(𝐶𝑑2+ )

Page 42
a. 𝐶𝑑𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝐶𝑑𝑆𝑂4 + (𝑁𝐻4 )2 𝐶𝑂3 Endapan
(𝑁𝐻4 )2 𝐶𝑂3 reaksi, → 𝐶𝑑𝐶𝑂3 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔−𝑐𝑜𝑘𝑙𝑎𝑡
endapan
warna 𝐶𝑑𝐶𝑂3 ↓
𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔−𝑐𝑜𝑘𝑙𝑎𝑡

putih + (𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4


b. 𝐶𝑑𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝐶𝑑𝑆𝑂4 + 2𝑁𝑎𝑂𝐻 → Endapan
𝑁𝑎𝑂𝐻 reaksi, 𝐶𝑑(𝑂𝐻)2 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
𝐶𝑑(𝑂𝐻)2 ↓
endapan 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ

warna + 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4


putih
- dipanaskan - Tidak 𝐶𝑑(𝑂𝐻)2 →↑𝐶𝑑𝑂 + 𝐻2 𝐶𝑑𝑂𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑚𝑝𝑎𝑙
terjadi
reaksi
c. 𝐶𝑢𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝐶𝑑𝑆𝑂4 + 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 → Endapan
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 reaksi, 𝐶𝑑(𝑂𝐻)2 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
𝐶𝑑(𝑂𝐻)2 ↓
endapan 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ

warna + 𝑁𝐻4 𝑆𝑂4


putih
- 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 - Endapan 𝐶𝑑(𝑂𝐻)2 + 𝑁𝐻4 𝑂𝐻
berlebih larut →
sempurna
# Stanno (𝑆𝑛2+ )
a. 𝑆𝑛𝐶𝑙2 + - Terjadi 𝑆𝑛𝐶𝑙2 + 2𝐾𝑂𝐻 Endapan
𝐾𝑂𝐻 reaksi, → 𝑆𝑛(𝑂𝐻)2 ↓ 𝑆𝑛(𝑂𝐻)2 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
endapan
+ 2𝐾𝐶𝑙
warna
putih
- 𝐾𝑂𝐻 berle - Endapan 𝑆𝑛(𝑂𝐻)2 + 𝐾𝑂𝐻
bih larut, → 𝑆𝑛𝐾
terbentuk + 𝐻2 𝑂

Page 43
senyawa
komplek
b. 𝑆𝑛𝐶𝑙2 + - Terjadi 𝑆𝑛𝐶𝑙2 + 2𝐻𝑔𝐶𝑙2 Endapan
𝐻𝑔𝐶𝑙2 reaksi, → 𝐻𝑔2 𝐶𝑙2 ↓ + 𝑆𝑛 𝐻𝑔2 𝐶𝑙2 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
endapan
warna
putih
- 𝑆𝑛𝐶𝑙2 berle - Terbentuk 𝐻𝑔2 𝐶𝑙2 + 𝑆𝑛𝐶𝑙2 𝐻𝑔 bebas
bih 𝐻𝑔 bebas → 𝑆𝑛𝐶𝑙2
+ 𝐻𝑔
III Kation gol. III
# Aluminium
(𝐴𝑙 3+ )
a. 𝐴𝑙𝐶𝑙3 + - Terjadi 𝐴𝑙𝐶𝑙3 + 3𝑁𝐻4 𝑂𝐻 → Endapan
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 reaksi, 𝐴𝑙(𝑂𝐻)3 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
endapan 𝐴𝑙(𝑂𝐻)3 ↓
𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ

warna + 3𝑁𝐻4 𝐶𝑙
putih
- 𝐴𝑙(𝑂𝐻)3 + - Tidak larut 𝐴𝑙(𝑂𝐻)3 + 𝐻2 𝑂
𝐻2 𝑂 dalam air → 𝐴𝑙(𝑂𝐻)3 + 𝐻2 𝑂
b. 𝐴𝑙𝐶𝑙3 + - Terjadi 𝐴𝑙𝐶𝑙3 + 3𝐾𝑂𝐻 Endapan
𝐾𝑂𝐻 reaksi, → 𝐴𝑙(𝑂𝐻)3↓𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ 𝐴𝑙(𝑂𝐻)3 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
endapan + 3𝐾𝐶𝑙
warna
putih
- 𝐾𝑂𝐻 berle - Endapan 𝐴𝑙(𝑂𝐻)3 + 𝐾𝑂𝐻 Garam 𝐴𝑙𝐾𝑂3
bih larut → 𝐴𝑙𝐾𝑂3 + 𝐻2 𝑂
# Ferri (𝐹𝑒 3+ )

Page 44
a. 𝐹𝑒𝐶𝑙3 + - Terjadi 𝐹𝑒𝐶𝑙3 + 3𝐾𝑂𝐻 Endapan
𝐾𝑂𝐻 reaksi, → 𝐹𝑒(𝑂𝐻)3↓𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ 𝐹𝑒(𝑂𝐻)3 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
endapan + 3𝐾𝐶𝑙
warna
coklat
- 𝐹𝑒(𝑂𝐻)3 + - Endapan 𝐹𝑒(𝑂𝐻)3 + 3𝐻𝐶𝑙
𝐻𝐶𝑙 larut → 𝐹𝑒𝐶𝑙3
sempurna + 3𝐻2 𝑂
b. 𝐹𝑒𝐶𝑙3 + - Terjadi 𝐹𝑒𝐶𝑙3 + 𝐾4 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 → Endapan
𝐾4 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 reaksi, 𝐹𝑒3 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
endapan & 𝐹𝑒3 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 ↓
𝑏𝑖𝑟𝑢

larutan + 𝐾𝐶𝑙
warna biru
(ferro ferri
sianida)
c. 𝐹𝑒𝐶𝑙3 + - Terjadi 𝐹𝑒𝐶𝑙3 + 3𝐾𝐶𝑁𝑆 Larutan
𝐾𝐶𝑁𝑆 reaksi, → 𝐹𝑒(𝐶𝑁𝑆)3 + 3𝐾𝐶𝑙 𝐹𝑒(𝐶𝑁𝑆)3
larutan
warna
merah
(ferro
rhodanida)
# Mangano
(𝑀𝑛2+ )
a. 𝑀𝑛𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝑀𝑛𝑆𝑂4 + 2𝐾𝑂𝐻 → Endapan
𝐾𝑂𝐻 reaksi, 𝑀𝑛(𝑂𝐻)2 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ−𝑐𝑜𝑘𝑙𝑎𝑡
𝑀𝑛(𝑂𝐻)2 ↓
endapan 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ−𝑐𝑜𝑘𝑙𝑎𝑡

warna + 𝐾2 𝑆𝑂4
putih →
coklat

Page 45
b. 𝑀𝑛𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝑀𝑛𝑆𝑂4 + 2𝑁𝐻4 𝑂𝐻 → Endapan
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 reaksi, 𝑀𝑛(𝑂𝐻)2 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
𝑀𝑛(𝑂𝐻)2 ↓
endapan 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ

warna + (𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4


putih
c. 𝑀𝑛𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝑀𝑛𝑆𝑂4 + 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 → Endapan
𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 reaksi, 𝑀𝑛𝐶𝑂3 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
𝑀𝑛𝐶𝑂3 ↓
endapan 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ

warna + 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4


putih
- Dipanaskan - tidak 𝑀𝑛𝐶𝑂3 →↑ 𝑀𝑛𝑂
terjadi
reaksi
# Nikel (𝑁𝑖 2+ )
a. 𝑁𝑖𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝑁𝑖𝑆𝑂4 + 2𝑁𝑎𝑂𝐻 → Endapan
𝑁𝑎𝑂𝐻 reaksi, 𝑁𝑖(𝑂𝐻)2 ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢
𝑁𝑖(𝑂𝐻)2 ↓
endapan ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢

warna + 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4


hijau
- 𝑁𝑖(𝑂𝐻)2 + - Endapan 𝑁𝑖(𝑂𝐻)2 + 2𝐻𝐶𝑙 Garam komplek
𝐻𝐶𝑙 larut → 𝑁𝑖𝐶𝑙2 𝑁𝑖𝐶𝑙2
sempurna + 2𝐻2 𝑂
b. 𝑁𝑖𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝑁𝑖𝑆𝑂4 + 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 → Endapan
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 reaksi, 𝑁𝑖(𝑂𝐻)2 ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢
endapan 𝑁𝑖 (𝑂𝐻 )2 ↓
ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢

warna + (𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4


hijau
𝑁𝐻4 𝑂𝐻 - Endapan 𝑁𝑖(𝑂𝐻)2 + 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 →
berlebih larut
sempurna,

Page 46
larutan
warna biru
muda
c. 𝑁𝑖𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝑁𝑖𝑆𝑂4 + (𝑁𝐻4 )2 𝐶𝑂3 Endapan
(𝑁𝐻4 )2 𝐶𝑂3 reaksi, → 𝑁𝑖𝐶𝑂3 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢𝑎𝑛
endapan
warna 𝑁𝑖𝐶𝑂3 ↓
𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢𝑎𝑛

putih + (𝑁𝐻4 )2 𝑆𝑂4


kehijauan
− (𝑁𝐻4 )2 𝐶𝑂3 - Endapan
berlebih larut
sempurna,
larutan
warna
putih
kehijauan
d. 𝑁𝑖𝑆𝑂4 + - Larutan 𝑁𝑖𝑆𝑂4 + 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 larutan
𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 warna → 𝑁𝑖𝐶𝑟𝑂4 + 𝐾2 𝑆𝑂4 𝑁𝑖𝐶𝑟𝑂4 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔
kuning
- Dipanaskan - Terjadi
reaksi,
endapan
warna
coklat
e. 𝑁𝑖𝑆𝑂4 + - Terjadi 𝑁𝑖𝑆𝑂4 + 𝐾2 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 Endapan
𝐾2 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 reaksi, → 𝑁𝑖𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢
endapan
warna 𝑁𝑖𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 ↓
ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢

hijau (nikel + 𝐾2 𝑆𝑂4


ferro

Page 47
sianida)

# Seng (𝑍𝑛2+ )
a. 𝑍𝑛(𝑁𝑂3 )2 - - Terjadi 𝑍𝑛(𝑁𝑂3 )2 + 2𝐾𝑂𝐻 → Endapan
+ 𝐾𝑂𝐻 reaksi, 𝑍𝑛(𝑂𝐻)2 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
𝑍𝑛(𝑂𝐻)2 ↓
endapan 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ

warna + 2𝐾𝑁𝑂3
putih
- 𝐾𝑂𝐻 - Endapan
berlebih larut
sempurna
b. 𝑍𝑛(𝑁𝑂3 )2 - - Terjadi 𝑍𝑛(𝑁𝑂3 )2 + 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 Endapan
+ 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 reaksi, → 𝑍𝑛𝐶𝑂3 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
endapan
warna 𝑍𝑛𝐶𝑂3 ↓
𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ

putih + 𝑁𝑂3 𝐶𝑂3


c. 𝑍𝑛(𝑁𝑂3 )2 - - Terjadi 𝑍𝑛(𝑁𝑂3 )2 - Endapan
+ reaksi, + 𝐾2 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 → 𝑍𝑛𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
𝐾4 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 endapan
warna 𝑍𝑛𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 ↓
𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ

putih + 𝐾𝑂𝐻
kekuninga
n (seng
ferro
sianida)
- 𝐾4 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 - Endapan
berlebih larut tidak
sempurna
IV Kation gol. IV
# Kalsium

Page 48
(𝐶𝑎2+ )
a. 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + - Larutan 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂4 Larutan
𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 warna → 𝐶𝑎𝐶𝑟𝑂4 + 2𝐾𝐶𝑙 𝐶𝑎𝐶𝑟2 𝑂4 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔
kuning
+ alkohol - Tidak ada
reaksi
b. 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + - Tidak ada 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + 𝐻2 𝑆𝑂4
𝐻2 𝑆𝑂4 perubahan → 𝐶𝑎𝑆𝑂4 + 2𝐻𝐶𝑙
reaksi
c. 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + - Tidak ada 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + 𝑁𝑎2 𝐻𝑃𝑂4
𝑁𝑎2 𝐻𝑃𝑂4 perubahan → 𝐶𝑎𝐻𝑃𝑂4 + 2𝑁𝑎𝐶𝑙
# Barium
(𝐵𝑎2+ )
a. 𝐵𝑎(𝑁𝑂3 )2 + - Terjadi 𝐵𝑎(𝑁𝑂3 )2 + 𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 Endapan
𝐾2 𝐶𝑟𝑂4 reaksi, → 𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂4 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔
endapan
warna 𝐵𝑎𝐶𝑟𝑂4 ↓ + 𝐾𝑁𝑂3
𝑘𝑢𝑖𝑛𝑔

kuning
b. 𝐵𝑎(𝑁𝑂3 )2 + - Terjadi 𝐵𝑎(𝑁𝑂3 )2 + 𝐻2 𝑆𝑂4 → Endapan
𝐻2 𝑆𝑂4 reaksi, 𝐵𝑎𝑆𝑂4 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ
𝐵𝑎𝑆𝑂4 ↓ + 𝐻𝑁𝑂3
endapan 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ

warna
putih
c. 𝐵𝑎(𝑁𝑂3 )2 + - Terjadi 𝐵𝑎(𝑁𝑂3 )2
𝑁𝑎2 𝐻𝑃𝑂4 reaksi, + 𝑁𝑎2 𝐻𝑃𝑂4 →
endapan
warna 𝐵𝑎𝐻𝑃𝑂4 ↓
𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ

putih + 𝑁𝑎𝑁𝑂3
- 𝐵𝑎𝐻𝑃𝑂4 + - Endapan 𝐵𝑎𝐻𝑃𝑂4 + 𝐻𝐶𝑙 Garam komplek
𝐻𝐶𝑙 larut → 𝐵𝑎𝐶𝑙𝑃𝑂3 + 𝐻2 𝑂 𝐵𝑎𝐶𝑙𝑃𝑂3

Page 49
sempurna

# Magnesium -
(𝑀𝑔2+ )
a. 𝑀𝑔𝐶𝑙2 + - Terjadi 𝑀𝑔𝐶𝑙2 + 2𝑁𝑎𝑂𝐻 Endapan
𝑁𝑎𝑂𝐻 reaksi, → 𝑀𝑔(𝑂𝐻)2 + 2𝑁𝑎𝐶𝑙 𝑀𝑔(𝑂𝐻)2 ↓
𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ

endapan
warna
putih,
larutan
warna
putih
V Kation gol. V
- 𝑁𝐻4 𝑂𝐻 + - Tidak ada
𝑁𝑎𝑂𝐻 reaksi

- Pengaduk - Terbentuk
dibasahi uap putih
𝐻𝐶𝑙 yang
bergerak
turun ke
bawah
mendekati
larutan

Page 50
BAB III. ANALISIS KUANTITATIF

ASIDI DAN ALKALIMETRI


Dasar Teori :
Standardisasi larutan HCl x N
Bahan dan Alat Percobaan
Bahan : larutan HCl x N, larutan borax (Na2B4O7.10H2O),indicator m.o
Alat : buret, Erlenmeyer, gelas ukur, corong
Cara Kerja dan Kesimpulan
Cara Kerja :
a. Ambil cuplikan larutan HCl x N dimasukkan ke dalam buret 50 ml
b. Masukkan larutan borax 25 ml ke dalam erlenmeyer 250 ml tambahkan 2 tetes
indikator m.o
c. Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan warna
d. Catat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali
Reaksi :
Pengamatan :
warna sebelum titrasi warna setelah titrasi
(.......................) (.......................)

V1 awal : V1 akhir : V1 :
V2 awal : V2 akhir : V2 : Vrata-rata :

Perhitungan :
Volume HCl rata-rata :
Normalitas HCl : Nx
Berat borax : 200 mgr

Page 51
Mr Borax (Na2B4O7.10H2O) : 381.2
Maka,
Nx = 2 x 200 x 1 x 25
Mr x V x 100
Kesimpulan :

Standardisasi larutan NaOH y N


Bahan dan Alat Percobaan
Bahan : larutan HCl x N, larutan NaOH y N, aquades,indicator p.p
Alat : buret, Erlenmeyer, gelas ukur, corong
Cara Kerja dan Kesimpulan
Cara Kerja :
a. Ambil cuplikan larutan NaOH y N sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam
erlenmeyer
b. Tambahkan larutan 15 ml aquades,tambahkan 2 tetes indikator p.p
c. Titrasi larutan dengan HCl x N sampai terjadi perubahan warna
d. Catat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali
Reaksi :
Pengamatan :
warna sebelum titrasi warna setelah titrasi
(.......................) (.......................)

V1 awal : V1 akhir : V1 :
V2 awal : V2 akhir : V2 : Vrata-rata :

Perhitungan :
Volume HCl rata-rata (A) :

Page 52
Normalitas HCl (Nx) :
Maka,

Ny = Nx x A
10

Kesimpulan :

ARGENTOMETRI
Dasar Teori :
Standardisasi larutan AgNO3 c N
Bahan dan Alat Percobaan
Bahan : larutan AgNO3 c N, larutan HCl 0,1 N , indicator K2CrO4
Alat : buret, Erlenmeyer, gelas ukur, corong
Cara Kerja dan Kesimpulan
Cara Kerja :
a. Ambil cuplikan larutan AgNO3 c N masukkan ke dalam buret 50 ml
b. Masukkan 25 ml HCl 0,1 N ke dalam erlenmeyer tambahkan 4 tetes
....indikator K2CrO4
c. Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan warna
d. Catat volume AgNO3 c N yang digunakan,ulangi titrasi sampai 2 kali
Reaksi :
Pengamatan :
warna sebelum titrasi warna setelah titrasi
(.......................) (.......................)

V1 awal : V1 akhir : V1 :

Page 53
V2 awal : V2 akhir : V2 : Vrata-rata :

Perhitungan :
Volume AgNO3 rata-rata :
Normalitas AgNO3 c N : Nc
Maka,
Nc = 25 x 0,1
Vrata-rata
Kesimpulan :

Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr


Bahan dan Alat Percobaan
Bahan : larutan NaCl, larutan AgNO3 c N,indicator K2CrO4
Alat : buret, Erlenmeyer, gelas ukur, corong
Cara Kerja dan Kesimpulan
Cara Kerja :
a. Ambil 25 ml NaCl masukkan ke dalam erlenmeyer
b. Tambahkan 2 tetes indikator K2CrO4
c. Titrasi larutan dengan AgNO3 c N sampai terjadi perubahan warna
d. Catat volume AgNO3 c N yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali
Reaksi :
Pengamatan :
warna sebelum titrasi warna setelah titrasi
(.......................) (.......................)

Page 54
V1 awal : V1 akhir : V1 :
V2 awal : V2 akhir : V2 : Vrata-rata :

Perhitungan :
Volume HCl rata-rata :
Normalitas AgNO3 (Nc) :
Mr NaCl : 58
Maka,

Kadar NaCl = 100 x Nc x Mr NaCl x Vrata-rata


25 x 200

Kesimpulan :

PERMANGANOMETRI
Dasar Teori :

Standardisasi larutan KMnO4 dengan asam oksalat ( H2C2O4.2H20 )


Bahan dan Alat Percobaan
Bahan : larutan asam oksalat ( H2C2O4.2H20 ), larutan KMnO4
Alat : buret, Erlenmeyer, gelas ukur, corong, kompor
Cara Kerja dan Kesimpulan
Cara Kerja :

Page 55
a. Ambil larutan asam oksalat 20 ml, panaskan
b. Titrasi larutan dengan larutan KMnO4
c. Catat volume yang digunakan,ulangi titrasi sampai 2 kali
Reaksi :
Pengamatan :
warna sebelum titrasi warna setelah titrasi
(.......................) (.......................)

V1 awal : V1 akhir : V1 :
V2 awal : V2 akhir : V2 : Vrata-rata :

Perhitungan :
Volume KMnO4 rata-rata :
Mr ( H2C2O4.2H20 ) :

Maka,
Nk = 620 x 2 x 100
Mr oks x 20 x Vrata-rata
Kesimpulan :

PERCOBAAN I
’ Menetapkan Kadar Larutan dalam Campuran ’

Dasar Teori :
Menetapkan campuran NaOH dan Na2CO3

Page 56
Bahan dan Alat Percobaan
Bahan : larutan campuran NaOH dan Na2CO3 ,larutan HCl 0,1 N , …..aquades,
indicator p.p , indicator m.o
Alat : buret, Erlenmeyer, gelas ukur, corong, pipit ukur dan tetes
Cara Kerja dan Kesimpulan
Cara Kerja :
a. Ambil 25 ml larutan campuran, masukkan dalam erlenmeyer
b. Tambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indicator p.p
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N, sampai warna merah hilang
d. Catat volumenya (Va), tambahkan lagi larutan pada erlenmeyer 3 .tetes m.o
e. Lanjutkan titrasi sampai warna kuning hilang
f. Catat volume (Vb), Ulangi titrasi 2 kali
Reaksi :
NaOH + HCl NaCl + H2O (Titik Ekuivalen I)
Na2CO3 + HCl NaCl + NaHCO3
NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 (Titik Ekuivalen II)
Pengamatan :
Percobaan A
warna sebelum titrasi warna setelah titrasi
(.......................) (.......................)
Percobaan B
warna sebelum titrasi warna setelah titrasi
(.......................) (.......................)

V1 awal : V1 akhir : V1 :
V2 awal : V2 akhir : V2 : Vrata-rata :

Perhitungan :
Dalam tipa 25 ml larutan cuplikan mengandung :
Volume rata-rata :
Mr NaOH :

Page 57
Mr Na2CO3 :

Maka,
Massa NaOH = (Va-Vb) x 0,1 x Mr NaOH mgr
Massa NaOH =

Massa Na2CO3 = 2 x Vb x 0,1 x Mr Na2CO3


Massa Na2CO3 =

Massa Total = Massa Na2CO3 + Massa NaOH

Kadar NaOH = massa NaOH x 100%


Massa total

Kadar Na2CO3 = massa Na2CO3 x 100 %


Massa total

Kesimpulan :

Page 58
PERCOBAAN II
’ Menetapkan Ion Ferro dalam Campuran ’

Dasar Teori :
Menentukan Kadar Ion Ferro dalam campuran
Bahan dan Alat Percobaan
Bahan : larutan campuran Ferro ,larutan KMnO4 , larutan H2SO4 1 N
Alat : buret, Erlenmeyer, gelas ukur, corong, pipit ukur
Cara Kerja dan Kesimpulan
Cara Kerja :
a. Ambil 20 ml larutan campuran Ferro, masukkan dalam erlenmeyer
b. Tambahkan 10 ml H2SO4 1 N
c. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang telah di ketahui konsentrasinya
d. Catat volumenya (V1), sampai terjadi perubahan warna
Reaksi :
Pengamatan :
warna sebelum titrasi warna setelah titrasi
(.......................) (.......................)

Page 59
V1 awal : V1 akhir : Vrata-rata :

Perhitungan :
Dalam 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung :
Volume rata-rata :
Normalitas KMnO4 :

Maka,
Ferro = Vrata-rata x N KMnO4 x 56 mgr

KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum tersebut yaitu:Tujuan dari analisa kulitatif


untuk mengetahui penyusun -penyusun suatu zat, Campuran-campuran suatu zat
atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusun zat tersebut bergabung
dengan yang satu dengan yang lain,sedang kimia analitik kuantitatif dimaksudkan
untuk menentukan perbandingan relatif dari penyusun-penyusun tersebut.

Jadi dengan demikian jelas lah bahwa kimia analitik kualitatif harus
dilakukan sebelum kimia analitik kuantitatif,karena analisa secara kualitatif akan
membeerikan suatu zat yang akan dianalisa,disamping itu juga akan membantu
sebagai pemandu pada metoda-metoda yang akan digunakan dalam analisa secara
kuantitatif.

Page 60
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK 2013

OLEH :

Page 61
ADAMA

410012078

Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Responsi


Praktikum kimia analitik 2013 , Jurusan Teknik Geologi, Sekolah
Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Yogyakarta, (30-juni-2013)

Disahkan oleh :

ASISTEN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

2013

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

I.1. Pendahuluan

I.2. Maksud praktikum

Page 62
I.3. Tujuan praktikum

BAB II

ANALISIS KUALITATIF

II.1. ANALISIS ANION

II.1.1. Dasar teori

II.1.2. Bahan dan alat percobaan

II.1.3. Cara kerja dan kesimpulan

II.1.4. Laporan anion

II.2. ANALISIS KATION

II.2.1. Darar teori

II.2.2. Bahan dan alat percoban

II.2.3. Cara kerja dan kesimpulan

II.2.4. Laporan kation

ANALISIS KUANITATIF

II.3.1. Dasar teori

II.3.2. Bahan dan alat percobaan

II.3.3.Cara kerja dan kesimpulan

II.3.4. Laporan kation

BAB III

III.1. Kesimpulan

III.2. Saran

Page 63
III.3. Lampiran

LAPORAN RESMI KIMIA ANALIT

Page 64
ROMY ABDUL HANIF

410012195

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

Jl. Babarsari Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

Telp.(0274) 485390, 486986, 487540 Fax. (0274) 487249

Homepage STTNAS : http//www.sttnas.ac.id E-mail : info@sttnas.ac.id

Page 65

Anda mungkin juga menyukai