ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui profil darah (eritrosit, leukosit,
hemoglobin dan hematokrit) tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinfeksikan
Trypanosoma evansi isolat Simeulue. Hewan yang digunakan adalah 5 ekor tikus
(Rattus norvegicus) jantan. Profil darah tikus diperiksa sebelum dan setelah
diinfeksikan T. evansi dengan konsentrasi 105 secara intraperitonial. Pemeriksaan
darah tikus dilakukan dua hari sekali setelah infeksi. Hasil penelitian menunjukkan
rata-rata (±SD) jumlah eritrosit (106/mm3) pada H±0 ,H±2, H±4, H±6, H±8, H±10
adalah 5,84x106/mm3; 3,95x106/mm3; 3,72 x106/mm3; 1,50 x 106/mm3;
2,04x106/mm3; dan 2,41x106/mm3. Jumlah leukosit (103/mm3) yaitu 4,69x103/mm3;
6,31x103/mm3; 6,45x 103/mm3;7,04 x 103/mm3; 8,13 x 103/mm3; dan 14,25 x
103/mm3. Kadar hemoglobin (g/dl) yaitu 12,2 g/dl; 10,88 g/dl; 9,78 g/dl; 6,92 g/dl;
6,75 g/dl; dan 5,8 g/dl. Nilai hematokrit (%) yaitu 47,4%; 40%; 35,6%; 21%;
15,5%dan 22,5%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa tikus yang diinfeksikan T.
evansi mengalami penurunan jumlah eritrosit, hemoglobin dan hematokrit namun
meningkatkan jumlah leukosit tikus.
Kata kunci: Trypanosoma evansi, eritrosit, leukosit, hemoglobin, hematokrit.
ABSTRACT
This research was aimed at calculating rat blood profile infected with
T.evansi of simeulue isolate. Five male rats (Rattus norvegicus) were used in these
study. Blood profile was examined before and after infection. Blood was drawn every
two other days for 10 days ( H±0, H±2, H±4, H±6, H±8, H±10).Erytrocyte number
was 5,84 x 106/mm3; 3,95 x 106/mm3; 3,72 x 106/mm3; 1,50 x 106/mm3; 2,04 x 106/mm3
and 2,41 x 106/mm3r espectively. Number of leucocyte was 4,69 x 103/mm3;
6,31x103/mm3; 6,45 x 103/mm3; 7,04 x 103/mm3; 8,13 x 103/mm3; and 14,25 x 103/mm
3
respectively. Hemoglobin profile was 12,2 g/dl; 10,88 g/dl; 9,78 g/dl; 6,92 g/dl; 6,75
g/dl; and 5,8 g/dl. Haematocrit value was 47,4%; 40%; 35,6%; 21%; 15,5% and
22,5% respectively. It can be concluded that rat infection of T. evansi decreased the
number of erythrocytes, hemoglobin and hematocrit but increased the number of rat
leukocytes.
Keywords: Trypanosoma evansi, erythrocyte, leucocyte, hemoglobin, and hematocrit.
1
PENDAHULUAN
Jumlah Eritrosit
Rata-rata jumlah eritrosit tikus putih (Rattus norvegicus) jantan setelah
diinfeksikan T. evansi isolat Simelue ditampilkan pada gambar dibawah
menunjukan penurunan jumlah eritrosit tikus putih jantan.
0.007
5.84
0.006
0.005
3.95
Jumlah Eritrosit (10 6/mm 3)
0.004 3.72
0.001
0
H-0 H-2 H-4 H-6 H-8 H-10
JUMLAH ERITROSIT
Jumlah eritrosit tikus putih jantan terendah terdapat pada hari H-6 dan
jumlah eritrosit tertinggi pada hari H-0. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah
eritrosit H-2,H-6,H-8, dan H-10 di bawah kisaran normal sedangkan H-0 masih
berada dalam kisaran normal jumlah eritrosit yaitu (5-12x106/mm3)
(Kusumawati, 2004).
Jumlah eritrosit tikus H-0 lebih tinggi dari tikus H-2 hingga H-10, karena
tikus perlakuan H-0 merupakan tikus yang tidak diinfeksikan T.evansi,
Sedangkan tikus pada kelompok H-2, H-4, H-6, H-8 dan H-10 menunjukan
penurunan di bawah kisaran normal akibat diinfeksikan T.evansi isolat Simelue.
3
Jumlah eritrosit tikus putih yang diinfeksikan 105 T.evansi merupakan
hasil positif dari tikus H-2 hingga H-10 yang menunjukan dibawah normal yaitu
3,95x106/mm3,3,72x106/mm3, 1,5x106/mm3, 2,045 x106/mm3 dan2,41 x106/mm3.
Tikus yang diinfeksikan T.evansi mulai dari hari -0 normal hingga hari -6
semua tikus masih dalam keadaan utuh 5 ekor tikus tetapi terjadi penurunan nilai
eritrosit akibat terinfeksinya T. evansi tikus sehingga nilai eritrosit pada grafik
menunjukkan perubahannya semakin menurun sedangkan tikus pada hari ke 8
terjadinya kematian satu ekor tikus dan pada hari ke 10 terjadi lagi kematian 2
ekor tikus sehingga total tikus yang masih hidup pada hari ke 10 tinggal 2 ekor
tikus sehingga nilai eritrosit pada hari ke 8 hingga hari ke 10 pada tikus meningkat
sedikit dari hari ke 6 tikus yang diinfeksikan Trypanosoma evansi .
Jumlah eritrosit tikus yang diinfeksikan T. evansi membuktikan bahwa
terjadinya penurunan kadar erirosit. Hal ini sesuai dengan pendapat Wayan dkk.
(1981), bahwa penurunan jumlah eritrosit ini disebabkan karena rusaknya sel
darah merah akibat infeksi yang terjadi. Selain itu toksin dari Trypanosoma dapat
menyebabkan peruntuhan eritrosit sehingga jumlah eritrosit menurun dan
menyebabkan anemia (Ressang,1984).
Jumlah leukosit
Rata-rata jumlah leukosit tikus putih (Rattus norvegicus) jantan setelah
diinfeksikan T.evansi isolat Simelue pada gambar dibawah menunjukkan
peningkatan jumlah leukosit tikus putih jantan.
0.016
14.25
0.014
0.012
JUMLAH LEUKOSIT
8.13
0.01
6.45 7.04
0.008
6.31
0.006 4.69
0.004
0.002
0
H-0 H-2 H-4 H-6 H-8 H-10
Jumlah leukosit tikus putih jantan terendah pada perlakuan H-0 dan
jumlah leukosit tertinggi ditemukan pada perlakuan H-10. Pada semua perlakuan
4
penelitian mulai dari H-0 hingga H-10, Jumlah rata-rata leukosit tikus jantan
berada dalam kisaran normal 3-15 x 103/mm3 (Kusumawati, 2004). Jumlah
leukosit pada perlakuan H-0 hingga H-10 berturut-turut yaitu 4,69x103/mm3,
6,31x103/mm3, 6,45x103/mm3, 7,04x103/mm3, 8,13x103/mm3 dan 14,25x103/mm3.
Pada perlakuan tikus jantan H-10 yang diinfeksikan T. evansi
menunjukkan peningkatan jumlah sehingga menyebabkan leukositosis. Tingginya
jumlah leukosit ini memperlihatkan tingkat immunitas tikus untuk melawan
infeksi T. evansi.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya kecenderungan semakin
meningkat jumlah leukosit akibat dari infeksi T. evansi isolat Simelue. Hal ini
sesuai dengan yang dinyatakaan oleh Rukmana dkk., (1981) bahwa hewan yang
terinfeksi dengan parasit T. evansi memperlihatkan kenaikan jumlah sel darah
putih. Daya tahan hewan akan berpengaruh terhadap jumlah sel darah putih. Pada
infeksi yang kuat dengan kondisi tubuh yang baik menyebabkan kenaikan jumlah
sel darah putih, sedang pada infeksi yang lemah maka tidak jelas perubahan
gambaran sel darah putihnya. Menurut Artama dkk., (1981) bahwa T. evansi
mengeluarkan toksin yang dapat merusak sel darah merah, disamping itu juga
toksin dapat meningkatkan sel darah putih.
Kadar Hemoglobin
Rata-rata kadar hemoglobin tikus putih (Rattus norvegicus) jantan yang
diinfeksikan T.evansi isolat Simelue menunjukkan penurunan kadar hemoglobin
tikus putih jantan.
Hemoglobin
14
12 12.2
10.88
10 9.78
8 6.92 6.75
6 5.8 Hemoglobin
0
H-0 H-2 H-4 H-6 H-8 H-10
Kadar hemoglobin tikus putih jantan terendah pada perlakuan H-10 dan
kadar hemoglobin tertinggi pada perlakuan H-0. Kadar H-2 hingga H-10 berada
5
dibawah kisaran normal sedangkan pada perlakuan H-0 berada dalam kisaran
normal (11,1- 18,00g/dl) (Kusumawati, 2004).
Kadar hemoglobin tikus putih yang diinfeksikan T.evansi dengan
konsentrasi 105 di bawah kadar normal. Rata-rata kadar Hb jumlah dari H-0
Sampai H-10 berturut- turut yaitu 12,2 g/dl, 10,88g/dl, 9,78 g/dl, 6,92 g/dl, 6,75
g/dl, 5,8 g/dl. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin hari jumlah
hemoglobin pada tikus jantan yang diinfeksikan T. evansi menunjukkan
penunurunan kadar hemoglobin, Menurut Kumar dkk., (2011), Kadar hemoglobin
merupakan salah satu parameter untuk mengetahui terjadinya anemia.
Penurunan kadar hemoglobin ini terjadi akibat terjadinya hemolisis.
Namun hal yang lain juga terjadi akibat anemia. Dampak pada anemia tikus yaitu
kadar hemoglobin mengalami penurunan dibawah nilai normal. Hal ini juga
berpengaruh terhadap jumlah eritrosit yang berada dalam darah (Guyton dan
Hall,1997)
Nilai Hematokrit
Rata-rata nilai hematokrit tikus putih (Rattus norvegicus) jantan yang
diinfeksikan T. evansi dibawah menunjukkan penurunan nilai hematokrit yang
diinfeksikan T. evansi isolat Simelue.
50 47.4
45 40
40 35.6
35
30
21 22.5
25
15.5
20
15
10
5
0
H-0 H-2 H-4 H-6 H-8 H-10
HEMATOKRIT
Nilai hematokrit tikus putih tertinggi terdapat pada perlakuan H-0 dan
perlakuan terendah pada H-8. Nilai hematokrit H-0 (47%) dan masih dalam
6
kisaran nilai hematokrit normal antara 36-52 %. Sedangkan tikus putih yang
diinfeksikan T.evansi berada di bawah normal.
Pada penelitian ini tikus dari H-0 hingga hari H-10 menunjukkan
penurunan setelah diinfeksikan T.evansi. Akibat adanya T.evansi dalam darah
tikus membuatnya hidupnya menjadi lebih cepat dan parasitemia pada darah tikus
meningkat tajam sehingga tikus tidak mampu melawan invasi dari T.evansi.
Namun pada hari ke 10 pasca infeksi, tikus yang tersisa tinggal 2 ekor
menyebabkan peningkatan sedikit nilai hematokrit tetapi masih dibawah nilai
normal.
Jumlah parasit di dalam darah berbanding terbalik dengan kadar glukosa
darah, semakin banyak jumlah parasit maka kadar glukosa yang terdapat dalam
darah sedikit dan menyebabkan anemia berat (Jatkar dan Singh, 1974).
Penurunan nilai hematokrit dan jumlah eritrosit yang memiliki dampak terhadap
penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah dapat menyebabkan
keadaan patologis seperti anemia (Elin dan Kusnandar, 2008).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA