Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : MANAJEMEN NYERI NONFARMAKOLOGI

Hari/Tanggal : Jumat, 29 Juni 2018

Waktu :

Penyaji : Nadi Cucu Sakti

Tempat : Bangsal Cendana 1 RSUP dr Sardjito

A. Tujuan.
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan klien mampu
mengontrol nyeri secara Non-Farmakologi.
b. Tujuan Khusus.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/ penyuluhan kesehatan selama 1x
pertemuan, klien diharapkan mampu :
1. Mengetahui pengertian dari nyeri.
2. Mengetahui klasifikasi nyeri.
3. Mengetahui tanda dan gejala nyeri.
4. Memahami manajemen nyeri secara non-farmakologi.

B. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan.


a. Pembukaan :
Waktu Penyuluh Klien Media/Alat
5 menit 1. Salam pembuka. 1. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan.

1
b. Kerja :
Waktu Penyuluh Klien Media/Alat
10 menit 1. Menjelaskan topik yang akan 1. Mendengarkan Leaflet
disampaikan. 2. Menjelaskan dan
2. Menjelaskan tujuan mempraktekan.
3. Menyampaikan materi yang 3. Memahami materi
akan diberikan : yang di sampaikan.
a. Pengertian nyeri 4. Bertanya.
b. Klasifikasi nyeri 5. Menjawab pertanyaan.
c. Tanda dan gejala nyeri 6. Memahami isi materi.
d. Manajemen nyeri secara non-
farmakologi.
5 menit 4. Tanya jawab dengan klien.
5 menit 5. Memberi kesempatan klien
untuk mengajukan pertanyaan.
5 menit 6. Evaluasi :
Memberikan pertanyaan kepada
klien tentang materi yang sudah
disampaikan

c. Penutup
Waktu Penyuluh Klien Media/Alat
3 menit Menyampaikan salam penutup Menjawab salam

C. Sasaran.
Sasaran ditujukan pada klien dan keluarga.

D. Strategi pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, Diskusi.
2. Media : Leaflet.

2
E. Evaluasi.
1. Evaluasi struktual.
a. Membuat SAP.
b. Kontrak waktu.
c. Menyiapkan peralatan : media atau peralatan yang digunakan adalah
Leaflet.
d. Setting.
a. Tempat penyuluhan adalah Bangsal Cendana 1 RSUP dr Sardjito

2. Evaluasi Proses.
a. Klien Mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai.
b. Klien kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan.
c. Penyuluhan berjalan dengan lancar.
d. Penyuluh
1) Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
2) Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
e. Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.

3
MANAJEMEN NYERI NONFARMAKOLOGI

A. Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila kita


mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Nyeri dapat terasa sakit,
panas, gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau ditikam.

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat


sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda-beda pada setiap orang dalam
hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimun,
2006).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang dipengaruhi seseorang
dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. Nyeri adalah
sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial atau yang
dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan. Nyeri
merupakan perasaan tidak nyaman baik ringan maupun berat yang hanya
dirasakan individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup
pola fikir, aktifitas secara langsung, dan perubahan hidup seseorang (Tamsuri.
2007)
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan
dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan.
Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai beratyang
dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dengan durasi kurang
dari 6 bulan (Judith M. Wilkinson,2002)

4
B. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri akut (< 6 bulan).
Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba- tiba dan umumnya berkaitan
dengan cedera spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung
dari beberapa detik hingga enam bulan.
b. Nyeri kronik (>6 bulan).
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang suatu periode
waktu. Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan selama lebih dari 6
bulan.

C. Tanda dan Gejala Nyeri.


a. Suara
1) Menanggis
2) Merintih
3) Menarik
b. Ekspresi wajah
1) Meringis
2) Mengigit lidah
3) Tertutup rapat/membuka mata
c. Pergerakan tubuh
1) Gelisah
2) Mondar-mandir
3) Otot tegang
d. Interaksi sosial
1) Menghindari Percakapan
2) Melakukan aktivitas untuk mengurangi nyeri
3) Disorientasi waktu

D. Manajemen Nyeri Nonfarmakologi


a. Distraksi
Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal – hal
lain sehingga lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Contoh :
1. Membayangkan hal – hal yang menarik dan indah
2. Membaca buku, Koran sesuai dengan keinginan

5
3. Menonton TV
4. Medengarkan musik, radio, dll

b. Perilaku.
1. Terapi
Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri Sejumlah teknik
relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu dengan
meminimalkan aktivitas simpatik dalam system saraf otonom
Tahapan relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :

1. Ciptakan lingkungan yang tenang


2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa
berkurang
11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

6
Daftar Pustaka

Aziz, Alimun. 2006. Nursing Intervention Classification (NIC). Solo: Mosby An


Affiliate Of Elsefer.

Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundal Mental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. E.d 4. Jakarta : EGC.

Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Suddarth & Brunner. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:


EGC.

Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-


63.

Wilkinson, Judith. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC. E.d 7.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai