Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


2.1.1. Definisi

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang


mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok
masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,
masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2009).

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan


profesional yang di tujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di butuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Soekidjo Notoadmojo, 2003).

Menurut Ruth B Freeman (1981) dalam buku (Soekidjo Notoadmojo,


2003). mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas adalah kesatuan
yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang
ditujukan kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan
baik sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus atau masyarakat, pelayanan ini tercakup dalam spektrum
pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang


merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta

7
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2009).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan


yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan


kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas
menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) dalam Buku
(Mubarak, 2009) didasarkan pada asumsi:

1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks


2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan
komponen pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi


dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan


2. Merupakan bidang khusus keperawatan
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)

8
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif
dan promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat
7. Bekerja secara team (bekerjasama)
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

2.1.2. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas


2.1.2.1.Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga


tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.

2.1.2.2.Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok


khusus dan msyarakat dalam hal:

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi


2. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan
/keperawatan
4. Menanggulangi masalah kesehatan/ keperawatan yang mereka hadapi
5. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan
6. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
7. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).

9
8. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan
9. Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam
menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
10. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.

2.1.3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas

Menurut (Riyadi, 2007), Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah


individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun
yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.

1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal, maka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila
salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk
diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
1. Ibu hamil

10
2. Bayi baru lahir
3. Balita
4. Anal usia sekolah
5. Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1. Penderita penyakit menular, seperti : TBC, dan lain sebagainya.
2. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranyaa
1. Wanita tuna susila
2. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
4. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama


cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik
permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya. (Mubarak, 2009).

2.1.4. Strategi Keperawatan Kesehatan Komunitas

Menurut (Ferry Efendi, 2009) Keperawatan komunitas menerapkan suatu


strategi pelaksanaan yang berfokus pada peningkatan peranserta
masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. Tahapan
penerapan asuhan keperawatan komunitas adalah segabai berikut :

1. Tahap persiapan
a. Pengaktifan sumber daya yang dimiliki.

11
b. Perencanaan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada.
c. Interaksi dengan masyarakat yang bertujuan untuk terbinanya rasa
saling percaya
2. Tahap pengorganisasian
a. Pembinaan terhadap organisasi pelayanan kesehatan yang ada seperti
pokjakes, kader, melalui masyarakat RT, tokoh masyarakat, dan
puskesmas
b. Penyusunan rencana kerja kelompok dengan baik dan terperinci
3. Tahap edukasi dan latihan
Mengadakan pertemuan secara teratur dalam kelompok-kelompok inti
dengan menetapkan masalah, rencana tindakan, dan evaluasi.

2.1.5. Ruang Lingkup Keperawatan Kesehatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya


peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi). (Nasrul Effendi, 2001).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, menurut (Nasrul


Effendi, 2001) kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan
promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif.

1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
c. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
d. Olahraga secara teratur
e. Rekreasi
f. Pendidikan seks

12
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas
maupun kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas
ataupun di rumah
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
Puskesmas dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas.
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
dilakukan melalui kegiatan Latihan fisik baik yang mengalami
gangguan fisik ataupun yang tidak mengalami gangguan fisik.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga
dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya
adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena

13
menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-
kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah
kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan
penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jeals dan dapat
dimengerti.

2.1.6. Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,


menurut (Depkes RI, 2007) maka dapat di kembangkan falsafah
keperawatan kesehatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap
pengaruh lingkungan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual) terhadap
kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi
keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang
terdiri dari 4 hal penting yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan
keperawatan sehingga dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan pekerjaan yang luhur


dan manusiawi yang di tujukan kepada individu, keluarga dan
kelompok
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang
sehat pada umumnya.
3. Pelayanan keperawatan kesehatan harus terjangkau dan dapat diterima
oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

14
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan kesehatan, menjamin suatu hubungan
yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat di
rencanakan secara berkesinambungan dan terus menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan sendiri.

Paradigma Kesehatan Komunitas menurut (Ferry Efendi, 2009) di jabarkan


masing-masing unsur sebagai berikut:

a. Manusia
Manusia sebagai klien berarti sekumpulan individu atau klien yang memilki
nilai, keyakinan, minat, dan interaksi satu sama lainnya untuk mencapai
tujuan.
b. Kesehatan
Adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
klien atau komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh di sekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, sosial, cultural, dan spiritual.
d. Keperawatan
Intervensi bertujuan untuk menekan stressor atau meningkat kemampuan klien
melalui upaya pencegahan primer, sekunder, dan tertier.

15
2.2. Proses Asuhan Keperawatan Komunitas
2.2.1. Pengertian Proses Keperawatan Komunitas
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan
dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara
kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut
dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis.
Selanjutnya menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses
pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (Wolf,
Weitzel dan Fuerst, 2001).
Jadi proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang
bersifat ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau
masyarakat yang langkah – langkahnya dimulai dari (1) pengkajian :
pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis
keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi
tindakan keperawatan. (Wahit, 2009). Proses keperawatan pada komunitas
mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan
pelayanan asuhan keperawatan.
Dalam perawatan kesehatan komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh –
tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap
pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat
benar – benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan
dan keperawatan yang diberikan (Nursalam, 2008).

2.2.2. Tujuan Dan Fungsi Proses Keperawatan Komunitas


2.2.2.1. Tujuan

Tujuan melakukan proses keperawatan dalam komunitas adalah menurut


(Mubarak, 2009) adalah:

a. Agar diperoleh hasil asuhan keperawatan komunitas yang bermutu,


efektif dan efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada

16
masyarakat dan agar pelaksanaannya dilakukan secara sistematis,
dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Meningkatkan status kesehatan masyarakat.
c. Untuk dapat mencapai tujuan ini maka perawat kesehatan komunitas
harus memiliki keterampilan dasar yang meliputi : epidemiologi,
penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat dan hubungan
interpersonal yang baik.

2.2.2.2. Fungsi
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahabn
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahannya atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhannya.

2.2.3. Langkah-Langkah Proses Keperawatan Komunitas

Menurut buku (Fallen. R & R. Budi Dwi K, 2010) Banyak ahli yang
mendefinisikan tentang langkah – langkah proses keperawatan diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Subdit Perawatan Kesehatan Masyarakat Depkes RI


Membagi dalam empat tahap yaitu : (a) Identifikasi, (b) Pengumpulan data (c)
Rencana dan kegiatan (d) serta Penilaian.
2. Freeman

Sedangkan Freeman membagi dalam enam tahap yaitu : (a) Membina


hubungan saling percaya dengan klien, (b) Pengkajian, (c) Penentuan tujuan

17
bersama keluarga dan orang terdekat klien, (d) Merencanakan tindakan
bersama klien, (e) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana, dan (f) Hasil
evaluasi.

3. S.G Bailon
Membagi menjadi empat tahap yaitu : (a) Pengkajian, (b) Perencanaan, (c)
Implementasi, dan (d) Evaluasi. Dari pendapat – pendapat dari para ahli
tersebut diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya langkah –
langkah dalam proses keperawatan komunitas adalah :

(1) Pengkajian

(2) Diagnosis Keperawatan

(3) Perencanaan

(4) Pelaksanaan

(5) Evaluasi atau penilaian

2.2.3. Langkah – Langkah Proses Asuhan Keperawatan Komunitas


2.2.3.1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu kumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat


untuk mengukur keadaan masyarakat dengan memakai sistem norma-norma
kesehatan masyarakat yang merupakan sistem terintegretasi dan kesanggupan
masyarakat untuk mengatasinya (Erwin, 2002).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian adalah :

Pengumpulan data :

1. Data umum
a. Lokasi daerah binaan
b. Keadaan geografi
1) Luas wilayah
2) Pola demografi
2. Data khusus
a. Data cultural

18
1) Tingkat pendidikan
2) Pekerjaan
3) Tingkat sosial ekonomi
4) Kebudayaan dan kebiasaan
b. Data kesehatan (cakupan pelayanan kesehatan)
1) Kesehatan ibu dan anak
2) Keadaan gizi ibu dan anak
3) Keluarga berencana
4) Imunisasi
5) Penyakit-penyakit yang diderita
c. Keadaan Kesehatan Lingkungan
1) Perumahaan
2) Sumber air
3) Tempat pembuangan sampah
4) Pembuangan Air Kotor
5) Jamban

3. Pengelolahan Data
Setengah data diperoleh kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Klasifikasi/kategori
b. Perhitungan persentase cakupan (Telly)
c. Tabulasi data
d. Interprestasi data
e. Analisa data

4. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
kesenjangan/ masalah yang dihadapi oleh masyrakat, baik itu masalah
keperawatan/masalah kesehatan yang dihadapi masyrakat (Erwin, 2002).
Tujuan analisa data antara lain:
a. Menetapkan kebutuhan komunitas

19
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon komunitas
d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.

2.2.3.2. Diagnosa Keperawatan Komunitas

Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan,


diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status
kesehatan masyrakat baik yang nyata (actual) dan yang memungkinkan tejadi
(potensial) (Erwin, 2002).

Menurut muecke 1984 diagnosa mengandung komponen utama yaitu:

a. Resiko
Merupakan kesehatan spesifik yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi
oleh masyrakat
b. Diantara Warga
Berisikan tentang masyrakat binaan
c. Sehubungan Dengan
Mengandung karakteristik masyarakat dan lingkungan yang teridentifikasi.

2.2.3.3. Perencanaan

Menurut (Erwin, 2002), Perencanaan asuhan keperawatan masyrakat


disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan, rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup :

a. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai


b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilakssanakan
c. Kriteria hasil untuk menilai pencapain tujuan.

Kriteria perumusan masalah:

1) Berfokus pada masyrakat


2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistis
5) Waktu relative dibatasi (jangka pendek, menegah, panjang)

20
Format formulasi dibatasi (jangka pendek, menegah, panjang)

1) Satuan objek (masyrakat)


2) Prilaku masyrakat yang diamati
3) Susunan predikat ( kondisi yang mencakup perilaku masyrakat)
4) Criteria untuk menentukan pencapain tujuan.

2.2.3.4. Rencana Tindakan Keperawatan

Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan masyarakat:

a. Identifikasi alternative tindakan keperawatan


b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan (musyawarah
masyrakat desa, lokakarya mini)
d. Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat.
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realiatis dan disusun secara berurutan.
2.2.3.5. Pelaksanaan

Menurut (Erwin, 2002), Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari


rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Prinsip-prinsip dalam
pelaksanaan keperawatan:

a. Berdasarkan respon masyarakat


b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyrakat dalam pemeliharaaan diri serta
lingkungannya
d. Bekerja dengan profesi lain
e. Menetapkan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
f. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam melaksanakan
keperawatan.

21
2.2.3.6. Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah sebagai berikut:

a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah


diharapkan.
b. Menilai efektivitas proses keperawatan mulai pengkajian sampai dengan
pelaksanaan
c. Hasil evaluasi keperawatan digunakan sebagai perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.

22

Anda mungkin juga menyukai