PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama dalam suatu
lingkup badan atau organisasi yang beguna untuk pencegahan, pemeliharaan, penyembuhan
dan pemulihan kesehatan seseorang, atau kelompok. Dari definisi ini menjelaskan bahwa
pelayanan kesehatan bersifat mutlak untuk melayani masyarakat yang ingin mendapatkan
penanganan hingga sembuh dari penyakit yang diderita.
Banyak yang menyebutkan bahwa pelayanan yang baik harus memahami pengertian
pelayanan kesehatan dan juga harus memiliki manajemen pelayanan kesehatan yang baik.
Yang dimaksud pengertian manajemen pelayanan kesehatan adalah suatu penerepan
manajemen umum dalam suatu sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang menjadi
sasarannya adalah sistem pelayanan masyarkat itu sendiri.
Selain manajemen pelayanan kesehatan, terdapat satu faktor lagi yang juga memberikan
pengaruh penting yaitu mutu pelayanan kesehatan masyarakat. pengertian mutu pelayanan
kesehatan masyarakat adalah suatu pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada
setiap pamakai jasa kesehatan dan penyelenggaranya sesuai dengan prosedur dengan standar
dan kepatuhan terhadap kode etik profesi.
Pengertian pelayanan kesehatan dapat diterapkan optimal dengan meningkatkan manajemen
pelayanan kesehatan masyarkat dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
1. Mutu adalah lingkar kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati (Winston
Dictionary, 1956).
2. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program (Danabedian, 1980).
3. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang didalamnya
terkandung pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna (Din ISO 8402,
1986).
4. Kualitas merupakan perwujudan atau gambaran hasil yang dipertemukan kebutuhan dari
pelanggan dan oleh karena itu memberikan kepuasan (J.M Juran: Juran’s Quality Control
Handbook, 1988).
5. Mutu adalah sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau luaran yang diharapkan, dan
harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan profesional terkini (consist with current
professional knowledge). Untuk itu mutu harus diukur dengan derajat pencapaian tujuan.
Berpikir tentang mutu berarti berpikir mengenai tujuan. Mutu harus memenuhi berbagai
standar / spesifikasi.
1. Input
input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan
manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen
termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana
fasilitas dimana pelayanan diberikan.
Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat, input ada 3 macam,
yaitu:
a. Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang
atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:
1) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:
• Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
• Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga
2) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:
• Modal bergerak (working capital): uang, giro
• Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan.
3) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam, yang
tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.
b. Tatacara (prosedures)
Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang dimiliki
dan yang diterapkan.
c. Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.
Menurut Koontz input manajemen ada 4, yaitu Man, Capacity, Managerial, dan
Technology. Untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan, macam input ada 4M, yaitu
Man, Money, Material, Method. Sedangkan untuk organisasi yang mencari keuntungan,
macam input ada 6M, yaitu Man, Money, Material, Method, Machinery, Market.
2. Proses
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun
fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah semua
metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
Macam fungsi manajemen:
1. Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat ada 6: Planning,
Organizing, Directing, Controlling, Coordinating, Evaluation (PODCCE).
2. Menurut Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating, Guidance, Freedom,
Responsibility (PACGFR).
3. Menurut George R. Terry ada 4: Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC).
4. Menurut Barton ada 8: Planning, Organizing, Staffing, Budgeting, Implementing,
Coordinating, Reporting, Evaluation (POSBICRE).
5. Menurut Luther M. Gullick ada 7: Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating,
Reporting, Budgeting (POSDCoRB).
6. Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning, Organizing, Commanding, Coordinating,
Controling (POCCC).
Sedangkan fungsi manajemen yang utama adalah:
1. Planning: termasuk penyusunan anggaran belanja
2. Organizing: termasuk penyusunan staff
3. Implementing: termasuk pengarahan, pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan dan
pengawasan
4. Penilaian: termasuk penyusunan laporan
3. Output
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen kesehatan, output
dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Hasil atau output adalah hasil
pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek, misalnya akhir
darikegiatan pemasangan infus, sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi setelah
pelaksanaan kegiatan jangka pendek misalnya plebitis setelah 3x24jam pemasangan infus.
Macam pelayanan kesehatan adalah Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).
4. Sasaran
Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan
tersebut ditujukan:
1) UKP untuk perseorangan
2) UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)
Macam sasaran:
1) Sasaran langsung (direct target group)
2) Sasaran tidak langsung (indirect target group)
5. Impact
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk manajemen kesehatan
dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derajat
kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands)
perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.
Pelayanan rumah sakit ditunjukkan untuk : pasien/penderita dan keluarganya, orang sehat,
masyarakat luas, dan institusi (asuransi, pendidikan, dunia usaha, kepolisian dan kejaksaan).
Pelayanan terhadap pasien meliputi : pemeriksaan, penegakan diagnosis, tindakan terapeutik
(pengobatan), tindakan pembedahan, penyinaran dan lain-lain.
Bentuk pelayanan rumah sakit dibagi atas pelayanan dasar, pelayanan spesialistik dan sub
spesialistik dan pelayanan penunjang. Bentuk pelayanan ini akan sangat ditentukan juga oleh
tipe rumah sakit.
Pelayanan dasar rumah sakit : rawat jalan (politeknik/ambulatory), rawat inap (inpatient
care), dan rawat darurat (emergency care). Rawat jalan merupakan pertolongan kepada
penderita yang masih cukup sehat untuk pulang ke rumah. Rawat inap merupakan
pertolongan kepada penderita yang memerlukan asuhan keperawatan terus-menerus
(continuous nursing care) hingga sembuh. Rawat darurat merupakan pemberian pertolongan
kepada penderita yang dilaksanakan dengan segera.
Rawat darurat dilakukan dengan prinsip-prinsip : revive, review dan repair. Setiap pasien
masuk rawat darurat khusus di rumah sakit kemungkinan dapat melalui 3 bagian sebelum
masuk ke ruang rawat inap, atau kembali kerumah sendiri. Bagian-bagian ini adalah : ruang
triage, ruang tindakan dan ruang observasi.
a. Pelayanan spesialis bedah, terdiri dari 8 spesialis yakni : bedah syaraf, bedah tumor, bedah
urologi, bedah umum dan digestive, bedah orthopedic, bedah anak, bedah plastik dan
rekonstruksi , bedah torax dan kardiovaskuler.
b. Pelayanan spesialis penyakit dalam terdiri dari 8 (delapan) sub spesialis yakni gastro
enterologi, metabolisme/endokrin, cardiology, tropical medicine, rheumatologi, pulmonologi,
ginjal dan hematology.
c. Pelayanan spesialis kebidanan dan penyakit kandungan terdiri dari 7 (tujuh) sub spesialis
yakni obstetric dan gynocologi umum, perinatologi, endokrinologi, onkologi, obstetric dan
gynocolgi social, reproduksi dan rekonstruksi.
d. Pelayanan spesialis kesehatan anak terdiri dari 14 (empat belas) sub spesialis yakni
hematologyk pulmonologi , gastroenterologyk alergi immunologi, gizi, penyakit infeksi,
pencitraan, nephrology, neonatology, endokrinologi, cardiologi, tumbuh kembang, dan
pediatric gawat darurat.
e. Pelayanan spesialis telinga, hidung dan tenggorokan terdiri dari 6 (enam) sub spesialis,
yakni : otology, audiologi-vestibular, faring-laringologi, rhinologi, onkologi THT dan
bronkho-esofagologi.
f. Pelayanan spesial mata, terdiri dari 5 sub spesialis, yakni : glaucoma, external eye disease,
retina/uvea, tumor dan trauma rekonstruksi.
g. Pelayanan spesialis neurology, terdiri dari 6 (enam) sub spesialis, yakni : neuro muscular,
neuro fisiologi, neurologi anak, neuro opthalmologi, neuro radiologi dan neuro restorasi.
h. Pelayanan spesialis kulit dan kelamin, terdiri dari 7 (tujuh) sub spesialis, yakni : allergi
immunologi, kosmetik, mikologi, dermatologi, penyakit hubungan seksual, umum dan MH
(Morbus Hansen).
i. Pelayanan spesialis anaesthesi, terdiri dari 6 (enam) sub spesialis, yakni : thorax &
cardiovascular anaesthesia, neuro anaesthesia, regional analgesia, obstetric anaesthesia and
labor painless, pain clinic and palliative care, dan intensive cara unit.
a. Pelayanan spesialis radiology, yang terbagi atas : sub spesialis radiology anak, sub spesialis
C. Tomografi, sub spesialis radiology, dan sub spesialis angiografi.
b. Pelayanan spesialis patologi klinik.
c. Pelayanan spesialis parasitologi klinik.
d. Pelayanan spesialis mikrobiologi klinik.
e. Pelayanan spesialis patologi anatomi.
Dari bentuk pelayanan rumah sakit tersebut di atas, maka jenis pelayanan rumah sakit
dikelompokkan atas :
Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa senang; perihal (hal yang
bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). …Kepuasan dapat diartikan sebagai
perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk
atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.
Menurut Oliver (dalam Supranto, 2001) mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya.
Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan
harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja
sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan
pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa
lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan
yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi komentar yang
baik tentang perusahaan tersebut.
Menurut Kotler (1988) kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan
kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan atau
ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah
memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan
total bukanlah hal yang mudah, Mudie dan Cottom menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu (Tjiptono, 1997).
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena antara harapan dan kenyataan dalam
memakai dan pelayanan yang diberikan terpenuhi.
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal penting yang
mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga
karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa
pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih
hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien
suatu perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk
memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.
Namun upaya untuk perbaikan atau kesempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan
berbagai strategi oleh perusahaan untuk dapat merebut pelanggan. Junaidi (2002)
berpendapat bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan
konsumen atas poduk tersebut. Jika kinerja produk lebih tinggi dari harapan konsumen maka
konsumen akan mengalami kepuasan.
Hal yang hampir serupa dikemukakan oleh Indarjati (2001) yang menyebutkan adanya tiga
macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan dengan perbandingan
antara harapan dan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang
diberikan maka konsumen akan merasa puas. Jika layanan yang diberikan pada konsumen
kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan konsumen maka konsumen menjadi
tidak puas. Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh
konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima
oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen pada saat mengkonsumsi
produk atau jasa.
onsumen yang mengalami kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat dikategorikan ke
dalam konsumen masyarakat, konsumen instansi dan konsumen individu. Dalam penelitian
ini peneliti menitikberatkan pada kepuasan pasien. Pasien adalah orang yang karena
kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan
mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Prabowo, 1999). Sedangkan
Aditama (2002) berpendapat bahwa pasien adalah mereka yang di obati dirumah sakit.
berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau
keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil observasi yang kami kemukakan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional
yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan. Yang
dimaksud dengan Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau
bersama dalam suatu lingkup badan atau organisasi yang beguna untuk pencegahan,
pemeliharaan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan seseorang, atau kelompok, sedangkan
yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah mengacu pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.
Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. kepuasan
pasien adalah perasaan senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan
dalam menerima jasa pelayanan kesehatan. Dan faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
yaitu, Kualitas produk atau jasa, Kualitas pelayanan, Faktor emosional, Biaya.
3.2. SARAN
Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang sampai saat ini masih
terus berkembang dan akan terus berkembang, karena itu rumah sakit dapat terus berusaha
untuk memberikan pelayanan terbaiknya kepada setiap pasien agar tingkat kesehatan
masyarakat dapat meningkat, dan tingkat kepuasan pasien kepada rumah sakitpun akan
meningkat yang nantinya pasti akan memberikan sesuatu yang positif untuk rumah sakit itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.saksuk.com/pengertian-pelayanan-kesehatan.html
http://www.permatabunda.co.id/index.php/artikel-kesehatan/85-kepuasan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24625/4/Chapter%20II.pdf
http://artikel-mini.blogspot.com/2011/12/cara-pelayanan-kesehatan-kepada.html
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/mutu-pelayanan-kesehatan.html