Anda di halaman 1dari 29

Edisi Mei 2018

APBN KITA
KINERJA DAN FAKTA

Ekonomi Kuat APBN Sehat


“Kalau anak muda sekarang kan nabung untuk traveling,
kalau saya tetap memberi nasehat traveling di dalam negeri
aja, supaya kontribusi (pajak retribusi) ke negara banyak,
kalau anda traveling ke Jepang atau Bangkok, ya yang maju
disana. Kita ke Raja ampat, Labuan Bajo, Dieng bagus-
bagus kok disana.”
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

Menteri Keuangan pada acara We The Youth: Youth x Public Figure


di XXI Epicentrum (12/5/2018)

2 3
Foto Cover: Biro KLI
Infografis

ringkasan
eksekutif

Realisasi Pendapatan Tingkat inflasi


Negara

D
laju inflasi tercatat
sebesar 1,09 persen (ytd) itinjau dari perkembangan persen, dan 83,24 persen dari
Realisasi Pendapatan Negara atau 3,41 persen (yoy).
telah mencapai Rp527,82 triliun ekonomi makro, momentum target APBN 2018. Sampai dengan
atau telah terealisasi peningkatan pertumbuhan akhir April 2018, pertumbuhan
sebesar 27,86 persen dari
Pertumbuhan Impor dan Ekspor ekonomi yang terus sumber penerimaan pendapatan
target APBN 2018.
berlanjut dapat dilihat dari negara dari perpajakan dan PNBP
Impor mencatat pertumbuhan
double digit sebesar 12,75 persen, kinerja perekonomian Indonesia berturut-turut yaitu penerimaan
Realisasi Belanja jauh di atas kinerja ekspor yang pada Triwulan I 2018 yang masih perpajakan tumbuh 11,19 persen dan
Negara hanya tumbuh 6,17 persen. tumbuh lebih tinggi dibandingkan PNBP mampu tumbuh 21,02 persen
Realisasi Belanja Negara pada periode yang sama tahun secara year-on-year (yoy).
sampai dengan akhir 2017. Stabilitas kinerja konsumsi
April 2018 sebesar
Rp582,94 triliun. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) masyarakat dan peningkatan Secara lebih rinci penerimaan
Pembentukan Modal Tetap investasi merupakan faktor internal perpajakan sampai dengan akhir
Bruto (PMTB)atau investasi yang mendorong pertumbuhan April 2018 terdiri dari penerimaan
Realisasi Defisit APBN mencatat pertumbuhan pendapatan negara terutama pada pajak sebesar Rp383,27 triliun
tertinggi sejak Triwulan IV- 2012
Realisasi defisit APBN yaitu sebesar 7,95 persen penerimaan perpajakan dan PNBP. dan penerimaan kepabeanan dan
hingga April 2018 mencapai cukai sebesar Rp33,66 triliun atau
Rp55,12 triliun atau
Memasuki awal Triwulan II 2018, masing-masing telah terealisasi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

sekitar 0,37 persen terhadap Kinerja konsumsi pemerintah


PDB. realisasi penerimaan pendapatan sebesar 26,91 persen dan 17,34
Kinerja konsumsi pemerintah
negara dan hibah telah mencapai persen dari target APBN 2018.
tumbuh positif 2,73 persen,
sedikit lebih baik dibanding Rp527,82 triliun atau telah Realisasi penerimaan pajak pada
Realisasi Transfer ke
capaian periode yang sama terealisasi sebesar 27,86 persen periode Januari-April 2018 telah
Daerah dan Dana Desa (TKDD)
tahun sebelumnya
dari target APBN 2018. Realisasi tumbuh sebesar 10,89 persen
Realisasi Transfer ke sebesar 2,69 persen
tersebut terdiri dari penerimaan secara yoy, yang ditopang oleh tren
Daerah dan Dana Desa (TKDD)
sampai dengan April 2018 perpajakan sebesar Rp416,93 pertumbuhan positif jenis-jenis
telah mencapai Rp251,93 triliun Kinerja perekonomian Indonesia
triliun, PNBP sebesar Rp109,91 penerimaan pajak yang berasal dari
atau 32,88 persen dari pagu Kinerja perekonomian Indonesia triliun, dan hibah sebesar Rp0,99 aktivitas impor dan produksi yaitu
dalam APBN 2018 yang pada Triwulan I 2018
meliputi Transfer ke tumbuh 5,06 persen lebih tinggi triliun atau masing-masing telah pertumbuhan positif PPh non migas
Daerah (TKD) Rp237,65 triliun dibanding kinerja pada mencapai 25,77 persen, 39,90 dan PPN, yang masih melanjutkan
dan Dana Desa Rp14,27 triliun. Triwulan I 2017 sebesar 5,01 persen.
4 5
tren positif pertumbuhan pada andil bagi pertumbuhan penerimaan bergulir, selain juga dampak dari mencapai 39,90 persen dari target
Triwulan I 2018. Sementara itu, pajak, dimana masing-masing membaiknya ekonomi global dan APBN 2018 sebesar Rp275,43
realisasi penerimaan kepabeanan tumbuh 11,26 persen dan 29,43 meningkatnya harga komoditas triliun. Capaian PNBP ini mengalami
dan cukai sampai dengan akhir April persen yoy. Sedangkan penerimaan di pasar internasional. Jika dilihat peningkatan sebesar 21,02 persen
2018 terus tumbuh mencapai 14,85 PPN Dalam Negeri pada periode lebih dalam, penerimaan cukai hasil dibandingkan dengan periode yang
persen secara yoy, yang didorong Januari-April 2018, tumbuh hanya tembakau (CHT) masih mendominasi sama tahun sebelumnya. Capaian
oleh kinerja ekspor impor Indonesia sebesar 9,53 persen secara yoy pertumbuhan penerimaan PNBP tersebut didorong terutama
seiring dengan membaiknya kondisi sebagai akibat pertumbuhan kepabeanan dan cukai hingga akhir oleh peningkatan penerimaan
perekonomian global dan harga restitusi atas aktivitas ekspor yang April 2018, dengan pertumbuhan migas sebesar 45,95 persen
komoditas. volumenya meningkat sejak Triwulan 11,46 persen secara yoy. Efek dibandingkan periode yang sama
IV 2017 hingga Triwulan I 2018 yang kenaikan tarif cukai masih menjadi tahun sebelumnya karena adanya
Pertumbuhan penerimaan PPh lalu, sebagai indikasi daya beli dan faktor utama kinerja penerimaan peningkatan harga ICP pada bulan
non migas sampai dengan akhir konsumsi domestik yang tetap cukai. Hal ini dikarenakan tarif April 2018 menjadi US$67,43 per
April 2018 masih didominasi oleh terjaga pertumbuhannya. tertimbang efektif hingga April 2018 barel dari sebelumnya pada bulan
penerimaan Pajak atas Impor yang masih tumbuh sebesar 11,77 persen Maret 2018 sebesar US$61,87 per
tumbuh mencapai 25,34 persen Capaian realisasi penerimaan dan adanya pembayaran maju CHT barel. Untuk penerimaan SDA
yoy yang utamanya dari PPh pasal kepabeanan dan cukai sampai oleh perusahaan rokok golongan nonmigas mampu tumbuh sebesar
22 Impor (28,96 persen) dan PPh dengan akhir April 2018 didukung 1. Sementara untuk penerimaan 15,64 persen dibandingkan bulan
pasal 25/29 Badan tumbuh hingga oleh pertumbuhan positif Bea Masuk (BM) dipengaruhi yang sama tahun sebelumnya,
23,55 persen yoy. Pelaporan SPT penerimaan cukai yang tumbuh oleh meningkatnya devisa impor meskipun ada penurunan Harga
PPh Badan yang berakhir pada 10,90 persen yoy, bea masuk sebesar 10,99 persen yoy, yang Batubara Acuan (HBA) pada bulan
akhir bulan April 2018 lalu, turut tumbuh 14,77 persen yoy, dan didominasi oleh pertumbuhan April 2018 menjadi US$94,75 per
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

memberikan dampak positif pada Bea Keluar (BK) yang tumbuh impor bahan baku/bahan penolong ton dari sebelumnya US$101,89
peningkatan penerimaan PPh non signifikan mencapai 75,52 persen dan barang konsumsi. Di sisi lain, per ton pada bulan Maret 2018.
migas. Lebih lanjut, penerimaan secara yoy, yang utamanya penerimaan BK hingga akhir April Penerimaan dari kekayaan negara
PPh Badan tidak lepas dari disumbang oleh komponen BK 2018 menunjukkan kinerja tertinggi yang dipisahkan (dividen BUMN)
tingginya pertumbuhan PPh pasal Mineral. Pertumbuhan penerimaan penerimaan kepabeanan dan cukai sampai dengan April 2018 mencapai
29 yang mencapai 28,57 persen kepabeanan dan cukai pada yang dikontribusikan oleh ekspor 37,95 persen dari target APBN 2018
yoy, yang merupakan cerminan bulan April 2018 merupakan komoditas tembaga, nikel, dan dan tumbuh sebesar 2,20 persen.
kinerja keuangan perusahaan pada pertumbuhan positif yang pertama bauksit, selain juga dari ekspor Pada periode yang sama, PNBP
tahun 2017. Pertumbuhan sektor sejak tahun 2015, dimana juga komoditas biji kakao serta kayu dan Lainnya telah mencapai 40,98 persen
usaha utama pendukung kinerja terjadi pertumbuhan di seluruh kulit. dari target APBN 2018 dengan
penerimaan perpajakan, seperti jenis penerimaan kepabeanan dan penerimaan utama yang bersumber
sektor Industri Pengolahan dan cukai. Hal tersebut mengindikasikan Hingga 30 April 2018, PNBP dari Pendapatan dari Penjualan,
6 Perdagangan juga turut memberi aktivitas ekonomi yang masih terus mencapai Rp109,90 triliun atau Pengelolaan BMN dan Iuran Badan
7
Usaha, Pendapatan Administrasi 37,82 persen dari pagu APBN tahun persen pada tahun 2018; dan (2) Rp55,12 triliun atau sekitar 0,37
dan Penegakan Hukum, serta 2018. Tingginya realisasi Belanja lebih rendahnya realisasi DAK Fisik persen terhadap PDB. Realisasi
Pendapatan Kesehatan, Perlindungan Bantuan Sosial terutama dipengaruhi dan DID karena sebagian besar defisit tersebut lebih rendah dari
Sosial dan Keagamaan. Sementara oleh percepatan penyaluran Program daerah penerima DAK Fisik dan realisasi defisit April 2017, baik
itu, Pendapatan BLU mencapai Keluarga Harapan (PKH) dan adanya DID belum dapat memenuhi syarat secara nominal maupun persentase
29,46 persen dari target APBN 2018 penyaluran Bantuan Pangan Non administrasi penyaluran kedua jenis terhadap PDB. Hal ini sejalan
yang bersumber terutama dari Tunai (BPNT). dana dimaksud. Sementara itu, dengan komitmen Pemerintah yang
Pendapatan Penyediaan Barang dan realisasi Dana Desa sampai dengan senantiasa menjaga keberlanjutan
Jasa kepada Masyarakat. Realisasi Transfer ke Daerah dan April 2018 lebih rendah Rp2,38 pengelolaan APBN yang sehat dan
Dana Desa (TKDD) sampai dengan triliun (14,28 persen) dibandingkan kredibel. Sementara itu, realisasi
Realisasi Belanja Negara sampai April 2018 telah mencapai Rp251,93 periode yang sama tahun 2017. Hal pembiayaan yang dilakukan hingga
dengan akhir April 2018 sebesar triliun atau 32,88 persen dari pagu ini disebabkan oleh sebagian daerah April 2018 mencapai Rp188,71 triliun
Rp582,94 triliun, meningkat 8,33 dalam APBN 2018 yang meliputi belum dapat memenuhi persyaratan atau sudah mencapai 57,90 persen
persen jika dibandingkan realisasi Transfer ke Daerah (TKD) Rp237,65 penyaluran Dana Desa tahap I. dari target APBN 2018. Realisasi
April tahun sebelumnya. Realisasi triliun dan Dana Desa Rp14,27 Realisasi TKDD yang cukup besar pembiayaan tersebut bersumber
Belanja Negara tersebut meliputi triliun. Realisasi TKD tersebut terdiri ke daerah sejak Januari 2018 telah terutama dari penerbitan SBN (neto)
Belanja Pemerintah Pusat sebesar atas Dana Perimbangan Rp231,19 menjadi salah satu faktor pendorong sebesar Rp189,70 triliun atau 45,76
Rp331,01 triliun dan Transfer ke triliun atau 34,17 persen dari pagu aktivitas perekonomian masyarakat persen dari target penerbitan di
Daerah dan Dana Desa sebesar APBN 2018, Dana Insentif Daerah di daerah. Publikasi BPS pada awal tahun 2018 dan pengadaan pinjaman
Rp251,93 triliun. Pemerintah terus (DID) Rp2,70 triliun (31,81 persen), Mei 2018 menunjukkan rata-rata (neto) sebesar negatif Rp421,70
mendorong upaya perbaikan dan Dana Otonomi Khusus dan pertumbuhan Produk Domestik triliun atau negatif 30,95 persen dari
kinerja penyerapan anggaran Dana Keistimewaan DIY Rp3,76 Regional Bruto (PDRB) Triwulan I target tahun 2018. Dengan adanya
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

agar pelaksanaan APBN dapat triliun (17,85 persen). Realisasi TKD 2018 seluruh provinsi mencapai realisasi pembiayaan tersebut,
memberikan manfaat yang optimal sampai dengan April 2018 lebih 5,78 persen atau lebih tinggi dari posisi utang hingga akhir April 2018
bagi masyarakat. Upaya perbaikan rendah Rp11,13 triliun (4,47 persen) pertumbuhan ekonomi nasional sebesar Rp4.180,61 triliun atau
tersebut tercermin antara lain dibandingkan realisasi TKD pada Triwulan I 2018 sebesar 5,06 persen. 29,88 persen terhadap PDB. Rasio
dari realisasi Belanja Pemerintah periode yang sama tahun 2017. Pertumbuhan PDRB Triwulan I 2018 utang Pemerintah tersebut masih di
Pusat hingga bulan April 2018 Lebih rendahnya realisasi TKD tersebut tertinggi terjadi di Provinsi bawah 60 persen sesuai dengan UU
yang meningkat 21,39 persen jika sampai dengan April 2018 tersebut Papua yang mencapai 28,93 persen Keuangan Negara nomor 17 tahun
dibandingkan dengan periode April terutama disebabkan oleh (i) lebih sedangkan terendah minus 0,33 2003. Membaiknya fundamental
tahun sebelumnya. Pertumbuhan rendahnya realisasi Dana Bagi Hasil persen di provinsi Nusa Tenggara perekonomian dan pengelolaan
realisasi Belanja Pemerintah Pusat (DBH) karena realisasi DBH sampai Barat. utang Pemerintah berdampak
tersebut terutama dipengaruhi oleh dengan April 2017 menampung juga pada membaiknya peringkat kredit
realisasi Subsidi sebesar Rp40,74 kurang bayar DBH tahun sebelumnya Pemerintah berupaya agar Indonesia yang mengindikasikan
8 triliun dan Belanja Bantuan Sosial dan adanya perubahan persentase keberlanjutan fiskal di tahun 2018 meningkatnya tingkat kepercayaan
9
sebesar Rp30,73 triliun atau masing- penyaluran DBH Triwulan I dari 25 tetap terjaga. Realisasi defisit investor terhadap instrumen utang
masing mencapai 26,08 persen dan persen di tahun 2017 menjadi 20 APBN hingga April 2018 mencapai Indonesia.
Realisasi APBN 2018

Realisasi APBN 2018


s/d 30 april 2018

P
emerintah terus berupaya melaksanakan program atau 39,90 persen dari target
dan kegiatan yang direncanakan dalam APBN APBN tahun 2018.
Tahun 2018 secara lebih tepat waktu dan tepat
sasaran. Akselerasi belanja negara sampai dengan Selanjutnya, kinerja belanja negara
April 2018 mencapai Rp582,94 triliun atau 26,25 persen sampai dengan April 2018 terdiri dari:
terhadap pagu APBN 2018 dengan pertumbuhan sebesar
8,33 persen yoy. Hal ini merupakan capaian terbaik a. Belanja pemerintah pusat
dalam tiga tahun terakhir. Tren capaian yang semakin tumbuh 21,39 persen mencapai
baik juga ditunjukkan pendapatan negara yang mampu Rp331,01 triliun atau 22,76
mencapai Rp527,82 triliun atau 27,86 persen terhadap persen dari pagu APBN tahun
APBN Realisasi % thd target APBN 2018. Kolaborasi dua sisi tersebut mampu 2018.
2018 s.d. 30 Apr APBN
menjaga defisit APBN sebesar 0,37 persen terhadap PDB
(Rp55,12 triliun) atau persentase terendah dalam empat b. Sedangkan Transfer ke
tahun terakhir untuk periode yang sama. Keseimbangan Daerah dan Dana Desa sedikit
PENDAPATAN 1.894,72 527,82 27,86% primer juga bergerak lebih baik (positif) pada angka mengalami penurunan sebesar
NEGARA (A)
Rp24,19 triliun, lebih besar dibandingkan realisasi periode 5,09 persen dengan capaian
yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp3,74 triliun. Hal ini Rp251,93 triliun atau 32,88
menunjukkan bahwa pembayaran bunga utang semakin persen dari pagu APBN tahun
kecil. 2018 .
BELANJA NEGARA (B) 2.220,66 582,94 26,25%
Secara rinci realisasi pendapatan negara sampai dengan Dilihat dari sisi realisasi defisit APBN,
April 2018 sebagai berikut: kondisi realisasi APBN 2018 sampai
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

dengan April 2018 merupakan yang


KESEIMBANGAN (87,33) 24,19 (27,70%) a. Laju realisasi penerimaan perpajakan tumbuh paling sehat dan seimbang dalam 4
PRIMER
sebesar 11,19 persen atau mencapai Rp416,93 triliun tahun terakhir (untuk periode yang
atau 25,77 persen dari target APBN 2018 terutama sama). Indikasi tersebut ditunjukkan
bersumber dari: dengan perbandingan realisasi
SURPLUS/(DEFISIT) (325,94) (55,12) 16,91%
defisit anggaran sebesar 0,37 persen
ANGGARAN (A-B)
• Penerimaan Pajak tumbuh sebesar 10,89 terhadap PDB atau Rp55,12 triliun
persen dengan capaian sebesar Rp383,27 (keseimbangan primer sebesar
triliun atau 26,92 persen dari target APBN Rp24,19 triliun), turun dibandingkan
tahun 2018. defisit anggaran periode yang
PEMBIAYAAN 325,94 188,71 57,90%
ANGGARAN • Penerimaan bea dan cukai tumbuh sebesar sama tahun 2017 yakni 0,53 persen
17,34 persen dengan capaian sebesar Rp33,66 terhadap PDB atau Rp72,17 triliun
10 dalam triliun Rupiah 11
triliun atau 14,85 persen dari target APBN (keseimbangan primer sebesar
tahun 2018. Rp3,74 triliun). Dengan realisasi
b. Pertumbuhan realisasi PNBP juga menunjukkan nilai pembiayaan sebesar Rp188,71 triliun,
yang positif sebesar 21,02 persen dengan mampu terdapat kelebihan pembiayaan
membukukan nilai realisasi sebesar Rp109,90 triliun anggaran sebesar Rp133,59 triliun.
Perkembangan Makroekonomi 2018

Perkembangan
Makroekonomi
Ulasan Kinerja Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2018:
Perekonomian Indonesia Terus Melangkah Maju

K
inerja perekonomian pada periode ini terutama didorong oleh pertumbuhan (Pilkada) serentak 2018 di beberapa bersumber dari peningkatan
Indonesia pada Triwulan I investasi yang mencatat pertumbuhan tertinggi dalam daerah pemilihan besar memberikan produksi industri domestik dan
2018 tumbuh 5,06 persen lima tahun terakhir. Di samping itu, kinerja pertumbuhan dorongan tambahan terhadap dukungan impor. Kondisi tersebut
lebih tinggi dibanding kinerja double digit impor yang ditopang oleh kenaikan impor konsumsi masyarakat. Sementara itu, diperkirakan berdampak pada
pada Triwulan I 2017 sebesar 5,01 barang modal mengindikasikan peningkatan gairah kinerja konsumsi pemerintah tumbuh peningkatan kapasitas produksi yang
persen. Meskipun tidak sekuat yang aktivitas investasi dan perdagangan di Indonesia. positif 2,73 persen, sedikit lebih baik akan tercermin pada peningkatan
diperkirakan, namun hal ini tetap Peningkatan investasi dan impor barang modal pada dibanding capaian periode yang sama pertumbuhan ekonomi di masa
mengindikasikan bahwa momentum periode ini diyakini akan menjadi kunci peningkatan tahun sebelumnya yang sebesar 2,69 mendatang.
peningkatan pertumbuhan terus kapasitas produksi dan aktivitas ekonomi di masa yang persen. Kinerja tersebut terutama
berlanjut. Kinerja ekonomi Indonesia akan datang. didukung oleh peningkatan realisasi Dari sisi perdagangan internasional,
belanja barang, belanja pegawai serta impor mencatat pertumbuhan
penyaluran bantuan sosial sepanjang double digit sebesar 12,75 persen,
Pertumbuhan PDB menurut Pengeluaran. (persen, yoy) Triwulan I. jauh di atas kinerja ekspor yang

Komponen 2016 2017 2018


hanya tumbuh 6,17 persen. Kinerja
Pengeluaran (YoY) Pembentukan Modal Tetap Bruto impor yang tinggi dipengaruhi oleh
Q1 Q2 Q3 Q4 Y Q1 Q2 Q3 Q4 Y Q1
(PMTB) atau investasi mencatat peningkatan permintaan domestik
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

Kons Rumah Tangga dan LNPRT 4,98 5,10 5,04 5,03 5,04 5,00 5,02 4,95 4,98 4,98 5,01
pertumbuhan tertinggi sejak Triwulan terhadap barang input produksi
Kons Pemerintah 3,43 6,21 -2,95 -4,03 -0,14 2,69 -1,92 3,48 3,81 2,14 2,73
IV- 2012 yaitu sebesar 7,95 persen. serta tingginya pertumbuhan
PMTB 4,67 4,18 4,24 4,79 4,47 4,77 5,34 7,08 7,27 6,15 7,95
Kinerja tersebut terutama didorong impor barang modal seperti mesin,
Ekspor -3,10 -1,50 -5,75 4,15 -1,57 8,41 2,80 17,01 8,50 9,09 6,17
oleh kelanjutan proyek pembangunan kendaraan, dan peralatan lainnya.
Impor -5,04 -3,47 -4,13 2,72 -2,45 4,81 0,20 15,46 11,81 8,06 12,75
infrastruktur fisik di berbagai daerah Sementara itu, pertumbuhan ekspor
PDB 4,94 5,21 5,03 4,94 5,03 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07 5,06
yang terlihat dari peningkatan masih tumbuh positif meskipun tidak
Sumber: BPS komponen investasi bangunan secepat laju pertumbuhan impor. Hal
dan konsumsi semen domestik di ini ditopang oleh peningkatan ekspor
Dari sisi pengeluaran, stabilitas persen didukung oleh tingkat inflasi yang terjaga dan Triwulan I. Selain investasi bangunan, beberapa komoditas dan produk
kinerja konsumsi masyarakat dan pelaksanaan bantuan sosial yang lebih tepat waktu. Hal investasi dalam bentuk mesin dan industri ke negara mitra dagang
peningkatan investasi menopang ini tercermin pada beberapa komponen konsumsi pokok perlengkapan, kendaraan dan utama.
kinerja perekonomian nasional. yang kembali menunjukkan tren peningkatan setelah peralatan lainnya juga mengalami
12 Konsumsi masyarakat yang terdiri sempat melambat dalam beberapa periode terakhir, pertumbuhan yang signifikan. Hal Dari sisi produksi, seluruh sektor
13
atas rumah tangga dan lembaga seperti konsumsi kebutuhan pakaian dan perlengkapan ini ditandai dengan tingginya tingkat mampu tumbuh positif pada
nonprofit rumah tangga (LNPRT) rumah tangga. Di samping itu, belanja masyarakat yang pertumbuhan penjualan mobil niaga Triwulan I 2018. Kinerja pertumbuhan
tumbuh relatif stabil sebesar 5,01 terkait dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan alat berat. Kenaikan komponen ditopang oleh sektor-sektor kunci
investasi non bangunan tersebut seperti industri pengolahan,
perdagangan, konstruksi serta jasa- juga mencatat pertumbuhan peningkatan penjualan alat berat dan transportasi seperti pergudangan
jasa. Sektor industri pengolahan yang tinggi sejalan dengan kinerja kendaraan, khususnya kendaraan dan pengiriman barang. Sementara
(manufaktur) tumbuh sebesar 4,50 komponen investasi mesin dan niaga. Kinerja sektor ini juga itu, sektor akomodasi makan minum
persen, lebih tinggi dibanding perlengkapan. Namun demikian, sejalan dengan peningkatan kinerja mencatatkan pertumbuhan 5.54
periode yang sama tahun 2017 terdapat pula beberapa kelompok perdagangan internasional baik persen yang ditunjukkan oleh
sebesar 4,28 persen. Kinerja positif industri yang mengalami penurunan ekspor maupun impor. Sementara meningkatnya rata-rata tingkat
tersebut terutama ditopang oleh kinerja seperti industri pengolahan itu, sektor konstruksi juga terus hunian kamar hotel dan jumlah
peningkatan produksi pada kelompok tembakau, produk kertas, barang menunjukkan peningkatan dengan kunjungan wisatawan mancanegara.
industri makanan minuman, produk logam dan elektronik, serta industri tumbuh sebesar 7,35 persen, lebih Di sisi lain, sektor jasa keuangan
tekstil, serta produk kulit dan alas kimia dan farmasi. tinggi dibanding pertumbuhan masih tumbuh relatif lambat
kaki seiring dengan peningkatan Triwulan I tahun 2017 yang sebesar sebesar 4,38 persen seiring dengan
permintaan baik untuk ekspor Sektor perdagangan juga mencatat 5,96 persen. Kinerja sektor ini proses konsolidasi perbankan serta
maupun kebutuhan persiapan bulan pertumbuhan yang lebih baik yakni mampu tumbuh konsisten di atas pertumbuhan kredit yang belum
Pertumbuhan
Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. sebesar 4,96 persen. Pertumbuhan pertumbuhan ekonomi nasional meningkat signifikan.
PDB menurut
Industri mesin dan perlengkapan sektor ini terutama didukung oleh didorong oleh keberlanjutan
Lapangan Usaha.
pembangunan infrastruktur fisik Sementara itu, sektor primer
(persen, yoy)
baik yang diinisiasi oleh pemerintah tumbuh positif meskipun belum
Lapangan Usaha 2016 2017 2018
maupun swasta. mampu melewati capaian rata-rata
Q1 Q2 Q3 Q4 Y Q1 Q2 Q3 Q4 Y Q1
nasional. Sektor pertanian tumbuh
Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 1,47 3,48 3,18 5,53 3,36 7,15 3,23 2,77 2,24 3,81 3,14
Lebih jauh, sektor-sektor jasa melambat sebesar 3,14 persen akibat
Pertambangan dan Penggalian 1,22 1,04 0,17 1,35 0,95 -1,22 2,12 1,84 0,08 0,69 0,74 yang terkait dengan konektivitas kinerja produksi tanaman pangan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

Industri Pengolahan 4,68 4,62 4,47 3,28 4,26 4,28 3,50 4,85 4,46 4,27 4,50 masyarakat dan aktivitas leisure yang menurun menyusul adanya
Konstruksi 6,76 5,12 4,95 4,21 5,22 5,96 6,94 6,98 7,23 6,79 7,35 menunjukan kinerja yang sangat beberapa panen raya yang tertunda.
Perdagangan Besar dan Eceran 4,31 4,28 3,66 3,87 4,03 4,61 3,47 5,20 4,47 4,44 4,96 baik. Sektor informasi dan Meskipun demikian, kondisi cuaca
Transportasi & Pergudangan 7,42 6,52 8,18 7,64 7,45 8,06 8,80 8,88 8,21 8,49 8,59 komunikasi serta sektor transportasi secara umum cukup kondusif untuk
Akomodasi & Makan Minum 5,73 5,16 5,00 4,82 5,17 5,27 5,73 5,69 5,49 5,55 5,54 dan pergudangan konsisten tumbuh mendukung kenaikan produksi
Informasi dan Komunikasi 7,58 9,31 8,93 9,62 8,88 10,48 11,06 8,82 8,99 9,81 8,69 tinggi masing-masing sebesar 8,69 kelompok perkebunan, hortikultura,
Jasa Keuangan dan Asuransi 9,32 13,60 9,04 4,18 8,90 5,99 5,94 6,16 3,85 5,48 4,38 persen dan 8,59 persen. Kinerja kehutanan, dan perikanan. Sektor
Jasa-jasa lainnya 6,01 5,64 4,44 3,59 4,89 3,89 3,07 4,62 6,19 4,47 5,48 sektor informasi dan komunikasi pertambangan hanya tumbuh 0,74
PDB 4,94 5,21 5,03 4,94 5,03 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07 5,06 masih didukung oleh peningkatan persen di tengah perbaikan harga-
penetrasi penggunaan telepon harga komoditas pertambangan
seluler baik bersifat ekonomi secara umum. Bahkan kinerja
maupun non ekonomi. Di sisi sektor kelompok pertambangan batu bara
14 transportasi, kinerja didukung dan migas mengalami kontraksi
15
oleh adanya penambahan rute pertumbuhan. Kinerja sektor ini
angkutan kereta api dan kapal diselamatkan oleh pertumbuhan
laut serta kegiatan penunjang tinggi yang dicapai kelompok

Sumber: BPS Diolah


tambang bijih logam, yang didorong Dilihat dari stabilitas ekonomi, pada masa Ramadan dan Idul Fitri. di Timur Tengah, serta kenaikan
oleh peningkatan ekspor mineral meskipun laju inflasi berada pada Pemerintah Pusat dan Daerah akan harga minyak dunia juga berperan
logam dari Provinsi Papua. level yang terkendali, terdapat berupaya menjalankan program dalam meningkatnya ketidakpastian
tekanan pada sektor keuangan stabilisasi harga bahan makanan pasar keuangan global. Dari sisi
Harga komoditas khususnya minyak dan nilai tukar rupiah. Hingga pokok, terutama jelang Ramadan domestik, tekanan juga datang akibat
bumi diperkirakan akan terus April 2018, laju inflasi tercatat dan Lebaran melalui pemenuhan peningkatan permintaan valuta asing
mengalami peningkatan. Rata-rata sebesar 1,09 persen (ytd) atau pasokan, pemantauan harga dan untuk kebutuhan pembayaran utang
Harga minyak mentah Indonesia 3,41 persen (yoy). Realisasi ini pengawasan distribusi, serta luar negeri, pembayaran dividen,
(Indonesia Crude Price / ICP) hingga lebih rendah dibandingkan dengan mengupayakan beberapa komoditas kegiatan impor dan defisit transaksi
bulan April tercatat sebesar 64,1 periode yang sama di tahun 2017, pangan pokok dijual sesuai dengan berjalan.
dolar AS per barel. Kenaikan harga yaitu sebesar 1,28 persen (ytd) Harga Eceran Tertinggi (HET).
ini sejalan dengan harga minyak atau 4,17 persen (yoy). Pada bulan Pelemahan tidak hanya dialami
mentah utama dunia yang sejak April, laju inflasi cukup terkendali, Secara rata-rata, nilai tukar rupiah oleh rupiah namun juga oleh mata
awal tahun meningkat dan mencapai terutama dipengaruhi oleh panen sampai April 2018 adalah Rp13.631 uang negara lain. Bauran kebijakan
harga tertinggi setelah penurunan raya padi serta mulai melimpahnya per dolar AS, atau mengalami AS turut mendorong pelemahan
di tahun 2014. Lonjakan harga di pasokan beberapa komoditas depresiasi sebesar 1,83 persen mata uang global terutama negara
bulan April khususnya dipengaruhi hortikultura. Secara bulanan, dibandingkan rata-rata tahun mitra dagang utamanya. Di region
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

oleh gangguan geopolitik yang komponen volatile food mengalami 2017 yang mencapai Rp13.384 Asia, India, Filipina dan Korea
semakin memanas antara Amerika deflasi 0,29 persen (mtm) dan per dolar AS. Pelemahan ini terjadi merupakan negara yang mengalami
Serikat dan Timur Tengah. Selain memberikan sumbangan -0,05 seiring dengan tingginya volatilitas depresiasi paling dalam. Meskipun
itu, ketidakmampuan Venezuela persen. Komoditas beras kembali pergerakan rupiah di kuartal I 2018 terjadi volatilitas nilai tukar rupiah
untuk kembali berproduksi di tengah melanjutkan penurunan harga seiring yang dipicu ketidakpastian terkait di beberapa bulan terakhir, namun
kondisi perekonomian domestiknya dengan panen raya yang terjadi pada rencana kenaikan suku bunga acuan kondisi perekonomian masih sehat,
yang semakin terpuruk juga periode Maret - April. Ketersediaan the Fed, reformasi perpajakan, terlihat dari kinerja pertumbuhan
mendorong penurunan produksi stok beras baik yang berasal dari perbaikan ekonomi dan inflasi AS. ekonomi serta realisasi APBN sampai
minyak mentah. panen maupun tambahan stok Faktor global lain seperti tingginya bulan April yang masih terjaga.
beras Bulog diperkirakan dapat sentimen perang dagang antara
memenuhi kebutuhan masyarakat AS dan Tiongkok, risiko geopolitik

16 17
Insentif Perpajakan Untuk Mendukung
Investasi Dan Meningkatkan Daya
Saing

S
alah satu arah kebijakan 2016. Pada tahun 2018 ini, Pemerintah kembali melakukan Pajak, jangka waktu pengurangan tersebut disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan.
perpajakan pada tahun 2018 perubahan ketentuan yang mengatur tax holiday dengan berdasarkan besarnya nilai investasi dari suatu
adalah memberikan insentif fokus pada dua aspek yaitu perbaikan skema insentif penanaman modal yang diatur sebagai berikut: Selain tax holiday, jenis insentif pajak
perpajakan secara selektif yang lebih memberian kepastian dan penyederhanaan lainnya adalah berupa pemberian
untuk mendukung daya saing industri prosedur permohonan dalam pemberian fasilitas tax insentif atas pengembangan sektor
nasional dan tetap mendorong holiday. No. Nilai Investasi Jangka Waktu panas bumi dan obligasi Pemerintah
Pengurangan PPh Badan
hilirisasi industri. Pemerintah yang ditujukan untuk menarik
1. Rp0,5 triliun s.d. < Rp1 triliun 5 tahun
konsisten untuk terus memberikan Dari sisi skema insentif, perubahan yang cukup besar minat investasi asing melalui PPh
2. Rp1 triliun s.d. < Rp5 triliun 7 tahun
insentif agar dapat menarik lebih adalah terkait dengan batasan nilai investasi minimal, Ditanggung Pemerintah (PPh – DTP).
3. Rp5 triliun s.d. < Rp15 triliun 10 tahun
banyak investasi di dalam negeri, persentase pengurangan dan jangka waktu pengurangan. Selain itu, untuk meningkatkan
melalui upaya: a) Insentif pajak tepat 4. Rp15 triliun s.d. < Rp30 triliun 15 tahun daya saing industri dalam negeri,
sasaran; b) Fasilitasi Industri dan Batasan nilai investasi minimal 5. ≥ Rp30 triliun 20 tahun Pemerintah memberikan insentif
Perdagangan melalui Pusat Logistik pajak dalam bentuk Bea Masuk
Berikat Industri Kecil Menengah Dalam aturan sebelumnya, batasan minimal investasi Ditanggung Pemerintah (BM – DTP).
(IKM); serta c) Pengembangan/ untuk mendapatkan tax holiday adalah Rp 1 triliun, kecuali Selain pengurangan 100% sesuai jangka waktu tersebut,
perluasan fasilitas Kawasan Industri industri telekomunikasi dan informatika yang diberikan Wajib Pajak juga diberikan jangka waktu transisi selama 2 PPh Ditanggung Pemerintah maupun
Tujuan Ekspor IKM. batasan investasi minimal sebesar Rp 500 miliar. Di dalam tahun setelah jangka waktu pengurangan 100% tersebut Bea Masuk Ditanggung Pemerintah
aturan baru, batasan untuk seluruh industri pionir yang berakhir, yaitu berupa pengurangan pajak penghasilan telah dipublikasikan setiap tahun.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

Pada bulan April 2018, Pemerintah bisa mendapatkan fasilitas tax holiday adalah sebesar Rp badan sebesar 50%. Besaran anggarannya diusulkan oleh
telah mengeluarkan regulasi tentang 500 miliar. pembina sektor, disetujui oleh Kuasa
tax holiday untuk mendorong Dari sisi prosedur, prosedur pengajuan fasilitas dan Pengguna Anggaran, dan masuk ke
investasi dan daya saing berupa PMK Persentase pengurangan proses verifikasi dibuat lebih sederhana. Wajib Pajak dalam postur APBN sebagai bagian
Nomor 35 tahun 2018. Regulasi ini dapat menyampaikan permohonan kepada Badan dari anggaran pengelolaan belanja
bertujuan untuk memperbaiki skema Dalam aturan sebelumnya, tax holiday diberikan dalam Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersamaan dengan subsidi. Kebijakan PPh DTP dan
insentif yang lebih memberikan range dari 10% s.d. 100%. Guna lebih memberikan permohonan Pendaftaran Penanaman Modal, atau BM DTP juga dimasukkan ke dalam
kepastian dan penyederhanaan kepastian bagi Wajib Pajak atas fasilitas yang paling lambat satu tahun setelah penerbitan Pendaftaran dokumen Kerangka Ekonomi Makro
prosedur permohonan dalam dapat mereka peroleh, persentase pengurangan Penanaman Modal. BKPM kemudian akan menentukan - Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM
pemberian fasilitas tax holiday. disederhanakan menjadi tarif tunggal 100%. kesesuaian dengan kriteria dan persyaratan. Apabila – PPKF) maupun Nota Keuangan -
permohonan Wajib Pajak telah memenuhi kriteria dan Rancangan APBN setiap tahunnya.
Insentif pengurangan Pajak Jangka waktu pengurangan persyaratan, BKPM menyampaikan usulan kepada Menteri Kebijakan dan anggaran terkait PPh
18 Penghasilan Badan (tax holiday) telah Keuangan. Selanjutnya, dalam 5 hari kerja, Menteri - DTP dan BM - DTP diatur melalui
19
digulirkan sejak tahun 2011 dan telah Dalam aturan sebelumnya, jangka waktu pengurangan Keuangan akan memberikan keputusan atas usulan UU APBN. Sementara, besaran
beberapa kali mengalami perubahan, adalah 5 tahun s.d. 15 tahun dan dapat diperpanjang pemberian tax holiday tersebut. Pemanfaatan fasilitas anggarannya menjadi bagian dalam
terakhir dengan Peraturan Menteri menjadi s.d. 20 tahun dengan pertimbangan Menteri mulai berlaku pada tahun pajak saat mulai berproduksi lampiran Perpres Rincian APBN yang
Keuangan (PMK) Nomor 103 Tahun Keuangan. Guna lebih memberikan kepastian bagi Wajib komersial yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak diterbitkan setiap tahun.
Hubungan Pertumbuhan Ekonomi, ICP,
dan Kurs Terhadap APBN

D
alam menjaga APBN stabilnya pertumbuhan ekonomi
pada tingkat defisit yang menyebabkan APBN mengalami
terkendali, Pemerintah terus perubahan, baik dari sisi pendapatan
meningkatkan kualitas APBN maupun belanja negara, yang
melalui pendapatan yang optimal pada akhirnya berpengaruh pada
baik dari sisi perpajakan maupun keseimbangan umum berupa defisit
PNBP. Sementara dari sisi belanja, atau surplus. Dari sisi pendapatan
berbagai upaya efisiensi dan kualitas negara, meningkatnya harga minyak
belanja negara, baik melalui belanja mentah, melemahnya nilai tukar
pemerintah pusat maupun belanja Rupiah, dan stabilnya pertumbuhan
transfer ke daerah dan dana desa, ekonomi berpengaruh positif Halaman Kosong
terus ditingkatkan dan dioptimalkan. terhadap peningkatan penerimaan
Penghitungan APBN tidak terlepas PPh dan PNBP di sektor minyak. Di
dari asumsi dasar ekonomi makro sisi lain, belanja negara khususnya
seperti pertumbuhan ekonomi, harga belanja pemerintah pusat mengalami
minyak mentah ICP, nilai tukar rupiah peningkatan di belanja subsidi energi
terhadap dolar Amerika Serikat, (BBM dan listrik) dan pembayaran
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

inflasi, suku bunga, maupun volume bunga utang luar negeri (akibat
lifting minyak dan gas. melemah nilai tukar Rupiah).
Sementara, dari sisi belanja transfer
Perkembangan realisasi asumsi ke daerah juga akan mengalami
dasar ekonomi makro berupa peningkatan khususnya dana
pertumbuhan ekonomi, harga minyak bagi hasil (DBH) dan Dana Alokasi
ICP, dan nilai tukar Rupiah terhadap Umum (DAU) sebagai konsekuensi
Dollar AS sangat mempengaruhi dari meningkatnya PDN Netto.
realisasi APBN sampai dengan Namun demikian, alokasi DAU tidak
akhir April 2018. Meningkatnya mengalami perubahan selama
harga minyak mentah, melemahnya tidak dilakukakan perubahan APBN
nilai tukar Rupiah, dan relatif (APBNP).
20 21
Pendapatan Negara

PENERIMAAN yang tidak berulang di tahun 2018


dan nilainya cukup signifikan,
adalah pertumbuhan volume ekspor
di triwulan IV tahun 2017 yang

PAJAK mencapai Rp 12 triliun. Apabila tidak


memperhitungkan uang tebusan TA
mencapai 6,0 persen dan di triwulan
I tahun 2018 yang mencapai 13,8
Triwulan I 2017, maka pertumbuhan persen
pada Januari – April 2018 mencapai
14,88 persen. Penerimaan PPh Badan sendiri
tumbuh hingga 23,55 persen
Pertumbuhan penerimaan pajak sementara pada periode yang
di tahun 2018 masih ditopang oleh sama tahun 2017 “hanya” tumbuh
jenis-jenis penerimaan pajak yang sebesar 7,82 persen. Kinerja positif
berasal dari aktivitas impor dan PPh Badan di tahun 2018 tidak lepas
produksi. Kinerja positif beberapa dari tingginya pertumbuhan PPh
jenis pajak utama, seperti PPh Pasal 29 (kurang bayar dalam SPT

R
ealisasi penerimaan pajak Pasal 21, PPh Badan, PPN Dalam Tahunan PPh Badan) yang mencapai
Pertumbuhan
Tidak termasuk
periode Januari – April 2018 Negeri, PPN Impor memberikan 28,57 persen secara year-on-year.
(y-o-y) Bulan Tax Amnesty tercatat sebesar Rp 383,3 sinyal positif peningkatan aktivitas Pertumbuhan positif PPh Pasal
Januari - April 19,22%
triliun atau tumbuh 10,89 ekonomi setidaknya dari perspektif 29 Badan merupakan cerminan
persen secara yoy. Pertumbuhan penerimaan pajak. kinerja keuangan perusahaan di
positif ini ditopang oleh pertumbuhan sepanjang tahun 2017. Perbaikan
15,08%
PPh Non Migas yang mencapai Pertumbuhan PPN Dalam Negeri harga komoditas tambang di
Tidak termasuk 10,34 persen dan PPN yang tumbuh sedikit melambat jika dibandingkan penghujung tahun 2017 mendorong
Tax Amnesty
14,09 persen. Pertumbuhan pada dengan periode yang sama tahun peningkatan aktivitas produksi dan
periode Januari – April ini lebih 2017. Kondisi ini sedikit dipengaruhi ekspor perusahaan-perusahaan yang
rendah dibandingkan pertumbuhan oleh restitusi yang tumbuh 8,17 bergerak di sektor pertambangan
pada periode yang sama tahun persen secara year-on-year atau termasuk jasa pendukungnya. Kondisi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

2017 karena adanya penerimaan Pertumbuhan mencapai Rp 36,38 triliun secara ini menjadi faktor utama tingginya
dari uang tebusan Tax Amnesty(TA) Pajak nominal di tahun 2018. Salah satu penerimaan PPh Pasal 29 Badan
Berdasarkan faktor pendorong pertumbuhan dari sektor pertambangan di tahun
Jenis positif restitusi di tahun 2018 ini 2018 yang mencapai Rp 16,14 triliun

(dalam triliun Rupiah)


Realisasi
Penerimaan Realisasi s/d 30 April 2018
growth growth
Pajak s/d APBN Jenis Pajak
Uraian ∆% Januari - April 2017 Januari - April 2018
2018 % thd
30 April 2018 Rp 2017 -
APBN PPh Pasal 21 -0,09% 14,77%
2018

Pajak Penghasilan 855,1 244,7 9,43% 28,62% PPh Badan 7,82% 23,55%
PPN Dalam Negeri 17,72% 9,53%
- Migas 38,1 21,1 0,66% 55,27%
22 Pajak atas Impor 16,75% 25,34% 23
- Non Migas 817,0 223,7 10,34% 27,38%
- PPh 22 Impor 13,83% 28,96%
PPN & PPnBM 541,8 135,9 14,09% 25,08%
- PPN Impor 18,65% 25,07%
PBB & Pajak Lainnya 27,1 2,6 -8,44% 9,73%
- PPnBM Impor -6,93% -2,19%
Jumlah 1.424,0 383,3 10,89% 26,91%
Profitabilitas Perusahaan di Tahun 2017 Semakin
Tinggi, Momentum Positif Penerimaan Pajak
Tahun 2018

atau naik lebih dari dua kali lipat PPh Pasal 29 Badan, secara Tanggal 30 April 2018 merupakan batas akhir turut mencatatkan pertumbuhan
dibandingkan periode yang sama keseluruhan penerimaan pajak dari penyampaian SPT Tahunan PPh Badan, bagi Wajib Pajak penghasilan kena pajak lebih dari 20
tahun 2017 (tumbuh 173,82 persen). sektor pertambangan tumbuh 86,10 (WP) dengan periode pembukuan sama dengan tahun persen, berturut-turut sebesar 23,83
Adapun sub-sektor penopang persen secara yoy atau lebih tinggi takwim (kalender; Januari – Desember). Sampai dengan persen dan 25,76 persen. Sementara
pertumbuhan termasuk dari sub- dibandingkan pertumbuhan periode tanggal 30 April 2018 terdapat 665 ribu SPT Tahunan itu, WP di sektor industri pengolahan
sektor pertambangan bijih logam, yang sama tahun lalu (tumbuh 44,58 Badan yang disampaikan oleh WP, atau tumbuh 11,23 masih menunjukkan pertumbuhan
pertambangan batu bara, dan jasa persen). persen secara yoy. Sejalan dengan perluasan dan yang moderat, yaitu 11,00 persen.
pertambangan. peningkatan layanan e-filing, Direktorat Jenderal Pajak Namun khusus industri orientasi
mencatatkan peningkatan jumlah SPT Tahunan PPh ekspor seperti industri mobil, sepeda
Kinerja positif penerimaan pajak Badan yang cukup signifikan (tumbuh 211 persen) dengan motor, minyak sawit, dan logam dasar
juga tecermin dari penerimaan komposisi mencapai 35 persen dari keseluruhan SPT menunjukkan kinerja yang positif
sektor usaha utama seperti Industri Tahunan PPh Badan yang diterima sampai dengan bulan dengan pertumbuhan penghasilan
Pengolahan dan Perdagangan yang April 2018. kena pajak sebesar 27,60 persen.
tumbuh positif, berturut-turut
tumbuh 11,26 persen dan 29,43 Berdasarkan data SPT Tahunan yang diterima, terdapat Peningkatan penghasilan kena
persen. Sejalan dengan pertumbuhan peningkatan penghasilan usaha (penghasilan kena pajak yang dilaporkan dalam SPT
pajak) sebagai indikator membaiknya laba perusahaan Badan khususnya dari sektor-sektor
sepanjang tahun 2017. Sebagai gambaran, terdapat utama memberikan sinyal positif
sekitar 180 WP yang pada tahun 2017 menyampaikan penerimaan pajak hingga akhir
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

Manufaktur SPT Tahunan Badan dengan total kerugian sebesar Rp 1,4 tahun, khususnya dari penerimaan
Distribusi
Jasa Keuangan triliun sementara pada tahun 2018 ini menyampaikan SPT PPh Pasal 25 (angsuran bulanan
Penerimaan per
Konstruksi Tahunan Badan dengan total penghasilan sebesar Rp 281 PPh Badan). Sinyal positif dan
Sektor Usaha 25,32% Transportasi
28,93% miliar. Sementara itu terdapat sekitar 94 ribu WP Badan momentum pertumbuhan ini
Utama Perdagangan
Lainnya yang mengalami perbaikan usaha dengan pelaporan tentunya harus diikuti dengan
Q1 2015 -2018
penghasilan dalam SPT Tahunan Badan tumbuh sebesar dinamika perekonomian domestik
4,07%
17,4 persen dibandingkan pelaporan SPT Tahunan Badan dan global yang kondusif, mengingat
6,46%
di tahun 2017 (secara agregat). Dari 94 ribu WP tersebut, ekspektasi kinerja perusahaan dapat
21,45% peningkatan laba terbesar berasal dari sektor usaha mempengaruhi nilai pembayaran PPh
13,78%
Pertambangan dengan pertumbuhan penghasilan kena Pasal 25 Badan (melalui permohonan
pajak sebesar 93,71 persen secara yoy sejalan dengan penurunan pembayaran PPh Pasal 25
perbaikan harga komoditas tambang di pasar global. Badan).
24 Seiring dengan kinerja sektor pertambangan, 2 sektor
25
utama yaitu sektor perdagangan dan sektor keuangan
KEPABEANAN
DAN CUKAI

14,%

14,85%
Pertumbuhan Pertumbuhan
Penerimaan BM s.d. April 5.67%
Kepabeanan dan 2015-2018
Cukai,
s.d. April
-4,21%
2015-2018

-3.87%
-13.08 -4.28

-33.45%

2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018


A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

P
enerimaan kepabeanan dan pada semua komponen penerimaan Penerimaan BM yang berhasil penerimaan BM dipengaruhi oleh
cukai hingga 30 April 2018 seperti bea masuk (BM), cukai, dan dikumpulkan hingga 30 April meningkatnya devisa impor sebesar
mencapai Rp33,66 triliun bea keluar (BK) yang juga mengalami 2018 adalah Rp11,73 triliun atau 10,99 persen. Peningkatan tersebut
atau 17,34 persen dari pertumbuhan positif. Sedangkan mencapai 32,86 persen dari target didominasi oleh pertumbuhan impor
target APBN 2018, capaian ini naik penerimaan dari pajak dalam rangka APBN 2018. Capaian penerimaan BM Bahan Baku / Barang Penolong dan
sebesar Rp4,35 triliun atau 14,85 impor (PDRI) adalah Rp75,58 triliun ini mengalami pertumbuhan yang Barang Konsumsi yang naik masing-
persen dibanding tahun lalu. Tren dengan rincian PPN Impor sebesar positif sebesar Rp1,51 triliun atau masing sebesar 6,61 persen dan
pertumbuhan penerimaan positif Rp56,14 triliun, PPnBM Impor sebesar 14,77 persen, yang tentunya lebih 31,98 persen (yoy). Sektor Industri
yang terjadi sejak awal tahun masih Rp1,38 triliun dan PPh Pasal 22 Impor baik dibandingkan pertumbuhan Pengolahan mendominasi impor
berlanjut. Pertumbuhan penerimaan sebesar Rp18,06 triliun, sehingga periode yang sama tahun sebelumnya dengan kontribusi sebesar 88,67
bulan April 2018 ini merupakan total penerimaan yang berhasil sebesar negatif 3,87 persen. Bahkan persen, sehingga menjadi indikasi
26 titik balik dari pertumbuhan negatif dikumpulkan Direktorat Jenderal Bea pertumbuhan BM bulan April 2018 aktivitas produktif dalam negeri yang
27
sejak 2015. Demikian juga terjadi dan Cukai adalah Rp109,24 triliun. merupakan pertumbuhan tertinggi masih menggeliat.
sejak tahun 2015. Pertumbuhan
10.90%
Pertumbuhan
Pertumbuhan 75.52%
Cukai s.d.
-7.70% -6.97%
Penerimaan BK
64.67%
April
s.d April
2015 - 2018
2015 - 2018

-29.53%

-44.85%

-77.73%
2015 2016 2017 2018
2015 2016 2017 2018

Penerimaan cukai hingga 30 April 2018 tumbuh sebesar 11,77 persen. Penerimaan BK hingga 30 April BK yang mencapai 75,52 persen
2018 mencapai Rp19,85 triliun Kenaikan ini melebihi kenaikan tarif 2018 adalah Rp2,08 triliun atau tersebut merupakan pertumbuhan
atau 12,78 persen dari target APBN rata-rata pada tahun 2018 yang 69,17 persen dari target APBN penerimaan BK tertinggi sejak tahun
2018. Capaian tersebut lebih tinggi sebesar 10,04 persen. Meningkatnya 2018. Capaian tersebut lebih besar 2015. Kontribusi penerimaan BK
dibandingkan capaian periode yang produksi hasil tembakau (HT) hingga Rp0,89 triliun dibandingkan periode berasal dari ekspor minerba yang
sama tahun sebelumnya sebesar April 2018 yang tumbuh 3,87 persen yang sama tahun lalu atau tumbuh terdiri dari komoditas tembaga, nikel,
Rp1,95 triliun atau tumbuh 10,90 juga turut berkontribusi kepada 75,52 persen. Persentase capaian dan bauksit yang tumbuh 179,26
persen. Pertumbuhan penerimaan kinerja cukai. Pertumbuhan produksi BK terhadap target APBN 2018 dan persen. Tambahan penerimaan BK
cukai bulan April 2018 juga menjadi HT ini merupakan hal yang pertama persentase pertumbuhannya menjadi lainnya didapat dari ekspor komoditas
pertumbuhan positif pertama sejak terjadi sejak 3 tahun terakhir. Pada yang tertinggi dibanding komponen biji kakao serta kayu dan kulit yang
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

tahun 2015, sekaligus pertumbuhan sisi arus kas, faktor pembayaran maju penerimaan kepabeanan dan cukai tumbuh masing-masing 111,31 persen
tertinggi dalam kurun waktu 3 tahun masih menjadi faktor utama, dengan lainnya. Pertumbuhan penerimaan dan 24,34 persen.
terakhir. Nilai capaian penerimaan pertumbuhan mencapai 102,1 persen
cukai menjadi komponen terbesar yang didominasi oleh perusahaan
dalam penerimaan kepabeanan rokok (PR) golongan 1. Penerimaan
dan cukai. Kinerja penerimaan cukai dari minuman mengandung etil
cukai didorong oleh penerimaan alkohol (MMEA) menjadi kontributor
cukai hasil tembakau (CHT) yang terbesar berikutnya dengan
mencapai Rp18,32 triliun atau 12,36 menyumbang penerimaan sebesar
persen dari target APBN 2018. Efek Rp1,46 triliun atau 22,54 persen dari
kenaikan tarif masih menjadi faktor target APBN 2018, diikuti kemudian
utama kinerja penerimaan cukai, hal oleh penerimaan cukai dari etil alkohol
28 ini disebabkan oleh kenaikan tarif (EA) sebesar Rp0,05 triliun atau 28,26
29
tertimbang efektif yang hingga April persen dari target APBN 2018.
PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK (PNBP)

(dalam miliar Rupiah)


43,93 persen dari target APBN sebesar US$83,49 per ton.
2018 Realisasi
Penerimaan 2018. Realisasi tersebut mengalami
APBN s.d 30 April % thd APBN Growth
Negara Bukan 2018 y-o-y (%)
pertumbuhan sebesar 45,95 persen Realisasi pendapatan dari kekayaan
Pajak s.d. 30 dibandingkan periode yang sama negara dipisahkan mencapai
April 2018 tahun 2017. Kenaikan penerimaan Rp16,95 triliun atau 37,93 persen
I. Penerimaan Negara Bukan Pajak 275.427,92 109.901,92 39,90% 21,02% SDA Migas tersebut, antara lain terhadap APBN 2018. Realisasi
A. Penerimaan SDA 103.674,80 45.865,92 44,24% 37,64% disebabkan karena lebih tingginya tersebut meningkat jika dibandingkan
1 Migas 80.349,00 35.299,30 43,93% 45,95% realisasi ICP periode bulan Desember dengan periode yang sama tahun
a Minyak Bumi 59.582,70 35.229,15 59,24% 45,95% 2017 s.d. April 2018, yaitu sebesar 2017. Peningkatan nilai realisasi
b Gas Alam 20.766,30 0,15 0,00% 0,00% USD63.49/barel atau periode bulan pendapatan dari kekayaan negara
2 Non Migas 23.325,80 10.566,62 45,30% 15,64% Januari s.d. April 2018, yaitu sebesar dipisahkan ini disebabkan adanya

a Pertambangan Minerba 17.858,52 8.963,52 50,19% 15,67% USD64,12/barel, dibandingkan perbaikan kinerja BUMN, serta
realisasi ICP bulan Desember pembayaran piutang dividen tahun
b Kehutanan 4.166,71 1.208,80 29,01% 4,83%
2016 s.d. April 2017, yaitu sebesar buku sebelum 2017 oleh beberapa
c Perikanan 600,00 173,73 28,95% 76,49%
USD50,75/barel atau periode bulan BUMN.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

d Pend. Per. Panas Bumi 700,59 220,58 31,48% 61,12%


Januari s.d. April 2017, yaitu sebesar
B Pendapatan dari KND 44.695,40 16.953,00 37,93% 2,20%
USD50,66/barel. Realisasi penerimaan PNBP Lainnya
C. PNBP Lainnya 83.753,12 34.324,40 40,98% 11,08%
mencapai Rp34,32 triliun atau 40,98
D. Pendapatan BLU 43.304,60 12.758,60 29,46% 27,56%
Realisasi penerimaan SDA Non Migas persen terhadap APBN 2018. Realisasi
mencapai Rp10,57 triliun atau 45,30 tersebut meningkat sebesar 11,08
persen terhadap APBN 2018. Realisasi persen jika dibandingkan dengan
tersebut lebih tinggi 15,64 persen jika periode April 2017 yang mencapai

S
ampai dengan tanggal 30 Kenaikan ini antara lain disebabkan dibandingkan dengan periode yang Rp30,90 triliun.
April 2018, realisasi PNBP meningkatnya harga komoditas, sama tahun 2017 yang mencapai
mencapai Rp109,90 triliun khususnya harga minyak bumi dan Rp9,14 triliun. Peningkatan ini di Untuk Pendapatan BLU, hingga 30
atau 39,90 persen dari APBN batu bara sepanjang periode Januari- antaranya disebabkan oleh kenaikan April 2018 terealisasi sebesar Rp12,76
2018. Realisasi tersebut mengalami April 2018. rata-rata HBA pada periode Januari triliun, atau mencapai 29,46 persen
30 pertumbuhan sebesar 21,02 persen – Apr 2018 yang mencapai US$98,21 dari APBN 2018, meningkat 27,56
31
jika dibandingkan dengan realisasi Realisasi penerimaan SDA Migas per ton, lebih tinggi dibandingkan persen dari realisasi April 2017 yang
periode yang sama tahun 2017. mencapai Rp35,30 triliun atau HBA periode Januari – Apr 2017 hanya mencapai Rp10,00 triliun.
BEL ANJA NEGARA

Belanja
Pemerintah Pusat
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat
dipengaruhi Belanja Barang, Bantuan Sosial,
dan Pembayaran Subsidi

(dalam triliun Rupiah)


2018 Realisasi oleh tingginya realisasi belanja sebesar 19,57 persen jika dibandingkan dengan realisasi
Belanja Pemerintah
Pusat (triliun Rupiah) s.d. 30 April % Growth barang dan belanja bantuan sosial. Belanja K/L pada periode yang sama 2017 sebesar 16,92
APBN % thd APBN
2018 (yoy) Realisasi Bantuan Sosial tinggi persen dari pagu APBNP 2017. Terjadinya kondisi tersebut
Belanja K/L 847,44 165,88 19,57% 22,75% terutama untuk penyaluran program- terutama didorong oleh tingginya realisasi Belanja
Belanja Pegawai 227,46 57,11 25,11% 1,74% program perlindungan sosial, Barang dan Bantuan Sosial. Meningkatknya kinerja

338,83 59,37 17,52% 26,33%


seperti percepatan penyaluran PKH belanja K/L pada bulan April 2018 dikarenakan adanya
Belanja Barang
dengan sasaran 10 juta keluarga peningkatan realisasi pada Belanja Barang dan Bantuan
Belanja Modal 203,88 18,67 9,16% -2,45%
(tahun sebelumnya 6 juta), serta Sosial. Semetara itu realisasi Belanja Modal pada bulan
Bantuan Sosial 77,26 30,73 39,78% 138,76%
dilakukannya pembayaran PBI di April 2018 sedikit melambat jika dibandingkan dengan
Belanja Non K/L 607,06 165,14 27,20% 46,83% muka (sudah dilakukan pembayaran realisasi Belanja Modal pada periode yang sama tahun
Pembayaran Bunga Utang 238,61 79,31 33,24% 4,48% untuk 8 bulan), sebagai upaya untuk 2017, terutama pada belanja peralatan dan mesin. Kondisi
Subsidi 156,23 40,74 26,08% 148,95% memperbaiki cash flow Dana Jaminan tersebut terjadi disebabkan oleh proses penyelesaian

67,24 0,50 0,75% -83,28%


Sosial Kesehatan. Sementara untuk administrasi lelang dan kontrak, khususnya K/L di luar 15
Belanja Lain-lain
Belanja Barang lebih cepat karena terbesar. Untuk realisasi K/L bidang prioritas infrastuktur
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

Jumlah 1.454,49 331,01 22,76% 33,69%


menunjukkan percepatan kegiatan pada bulan April 2018 mencapai 13,46 persen terhadap
yang mendukung operasional pagu alokasi APBN 2018, lebih tinggi jika dibandingkan
kepemerintahan. Sementara itu, dengan realisasi K/L bidang infrastruktur tersebut

S
ampai dengan 30 April 2018, dalam nominal maupun persentase. realisasi Belanja Non-K/L terutama pada periode yang sama 2017 yang hanya 13,00 persen
realisasi Belanja Pemerintah Realisasi BPP tersebut terdiri atas 1) dipengaruhi lebih tingginya terhadap pagu alokasi APBNP 2017.
Pusat (BPP) mencapai belanja K/L sebesar Rp165,88 triliun pembayaran subsidi energi, baik
Rp331,01 triliun atau 22,76 atau 19,57 persen dari pagu alokasi untuk tahun berjalan maupun kurang Kegiatan K/L yang sudah dikontrakkan sampai dengan
persen dari pagu alokasi APBN 2018. APBN 2018, dan 2) Belanja NonK/L bayar tahun-tahun sebelumnya. 30 April 2018 telah mencapai Rp116,8 triliun triliun
Dengan demikian, realisasi Belanja sebesar Rp165,14 triliun atau 27,20 atau sebesar 57,30 persen dari pagu Belanja Modal
Pemerintah Pusat selama bulan persen dari pagu alokasi APBN 2018. Penyerapan Belanja K/L sampai sebesar Rp203,88 triliun. Meskipun penyerapan
April mencapai Rp97,01 triliun atau Realisasi Belanja K/L sampai dengan dengan 30 April 2018 semakin anggaran Belanja Modal relatif melambat, akan tetapi
sekitar 6,67 persen dari pagu alokasi April 2018 lebih tinggi dibandingkan meningkat perkembangan penyerapan anggaran tidak selalu sama
32 APBN 2018. Realisasi BPP tersebut dengan realisasi Belanja K/L pada dengan perkembangan fisiknya. Sebagai contoh, progres
33
lebih tinggi dari realisasi BPP pada periode yang sama tahun 2017. Hal Penyerapan Belanja K/L sampai perkembangan fisik untuk Kementerian PUPERA lebih
periode yang sama tahun 2017, baik tersebut terjadi karena dipengaruhi dengan 30 April 2018 lebih tinggi cepat daripada perkembangan keuangannya.
Progres Kegiatan Prioritas/Utama Tahun 2018 Kementerian Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat
(s.d. April 2018)

Sebagian dari 15 K/L dengan pagu alokasi terbesar kinerja penyerapan lebih tinggi
pagu alokasi terbesar tahun 2018, jika dibandingkan dengan daya serap nasional, yaitu:
ALOKASI
UNIT ORGANISASI / KEGIATAN TARGET PROGRES PROGRES penyerapan anggaran K/L tersebut (1) Kementerian Kesehatan, (2) Kementerian Sosial, (3)
No. ANGGARAN (Ribu
PRIORITAS TAHUN 2018 KEUANGAN FISIK
Rupiah) lebih baik dibandingkan penyerapan Makamah Agung, (4) Kementerian Hukum dan HAM, (5)

A DITJEN SUMBER DAYA AIR     pada periode yang sama tahun 2017. Kementerian Keuangan, (6) Kemenristek Dikti, dan (7)
Selanjutnya, 7 dari 15 K/L dengan Kementerian Luar Negeri.
1 Bendungan 48 Bendungan 7.974.127.680 20,83% 20,68%

  a. Bendungan Baru 14 Bendungan 113.907.082 0,38% 0,39%


2017 2018
  b. Bendungan On Going 34 Bendungan 7.860.220.598 21,12% 22,45%
KEMENTERIAN NEGARA/ Realisasi
No. Realisasi s.d. % thd
2 Embung 43 Buah 660.256.435 14,31% 11,00% LEMBAGA APBNP % thd APBNP APBN s.d. 30
30 Apr APBN
Apr
3 Air Baku 5,92m3/dt 2.548.331.145 19,63% 23,79%
1 KEMENHAN 114,82 19,03 16,57% 107,68 22,86 21,23%
4 Jaringan Irigasi 145.533 Ha 4.629.683.558 14,46% 18,17%
2 KEMEN PU PERA 104,24 14,13 13,55% 107,39 15,00 13,97%
5 Sapras Pengendali Daya Rusak Air 221 Km 3.332.203.777 22,98% 28,05%
3 POLRI 98,22 16,95 17,26% 95,03 16,88 17,76%
6 Pengendali Sedimen dan Lahar 31 Buah 233.859.725 19,28% 18,00% 4 KEMENAG 63,49 13,01 20,49% 62,15 12,88 20,72%

B DITJEN BINA MARGA 5 KEMENKES 55,86 13,62 24,38% 59,10 22,95 38,84%
6 KEMENHUB 44,64 5,43 12,16% 48,20 5,93 12,31%
1 Pembangunan Jalan 1.350 Km 6.542.763.742 11,14% 13,15%
7 KEMENKEU 40,54 10,88 26,83% 45,68 10,60 23,21%
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

2 Pembangunan Jembatan 15.908 M 3.627.632.706 8,62% 14,71%


8 KEMENDIKBUD 37,97 2,69 15,53% 40,09 11,57 28,03%
3 Pembangunan Jalan Tol 33,8 Km 1.946.062.130 39,57% 45,97%
9 KEMENRISTEK DIKTI 39,49 7,06 17,87% 41,28 9,48 22,97%
C DITJEN CIPTA KARYA 10 KEMENTAN 24,15 5,57 14,67% 23,82 4,66 11,61%
1 Pembangunan SPAM 3.437 ltr/dt 3.251.995.767 15,14% 13,83% 11 KEMENSOS 17,32 3,94 16,30% 41,30 3,22 13,52%

2 Penanganan Kawasan Pemukiman 1.991 Ha 1.637.745.763 11,10% 11,97% 12 KEMENKUMHAM 11,21 2,17 19,40% 10,59 2,85 26,89%
Kumuh
13 KKP 9,14 2,24 27,34% 7,29 2,24 27,11%
3 Sanitasi dan Persampahan 2.095.063 KK 2.807.022.642 11,24% 11,22%
14 MA 8,18 0,77 8,46% 8,26 1,30 17,77%
4 Penyelenggaraan Bangunan Gedung 60.316 m2 3.127.291.335 20,11% 25,86% 15 KEMENLU 7,17 1,44 20,02% 7,25 1,59 21,93%

D DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN 15 K/L dengan Pagu Terbesar 676,43 118,91 17,58% 705,12 144,01 20,42%

1 Pembangunan Rumah Susun 13.500 Unit 4.817.944.424 4,33% 2,36%


K/L Lainnya 122,16 16,23 13,28% 142,31 21,86 15,36%
2 Pembangunan Rumah Khusus 5.000 Unit 6644.519.551 6,13% 4,00%
JUMLAH 798,59 135,14 16,92% 847,44 165,88 19,57%
3 Pembangunan Rumah Swadaya 250.000 Unit 3.216.664.000 1,32% 2,33%
34 35
Transfer Ke Daerah
Dan Dana Desa

S
ampai dengan tanggal Dalam APBN Tahun Anggaran (TA) berkaitan dengan lebih rendahnya bulan Januari, Februari, dan Maret
30 April 2018, realisasi 2018, Dana Perimbangan dianggarkan realisasi Dana Bagi Hasil. 2018. Secara umum, DAU yang
penyaluran Transfer ke sebesar Rp676,60 triliun, terdiri telah ditransfer mampu menjaga
Daerah dan Dana Desa atas DTU sebesar Rp490,71 triliun, a. Dana Alokasi Umum (DAU) keseimbangan pelayanan dasar
(TKDD) mencapai Rp251,93 triliun dan DTK sebesar Rp185,89 triliun. publik antardaerah.
atau 32,88 persen dari pagu alokasi Sampai dengan tanggal 30 April Sampai dengan 30 April 2018, realisasi
TKDD dalam APBN 2018 sebesar 2018, realisasi Dana Perimbangan penyaluran DAU telah mencapai b. Dana Bagi Hasil (DBH)
Rp766,16 triliun. Realisasi tersebut mencapai Rp231,20 triliun (34,2 persen Rp166,78 triliun, lebih tinggi sebesar
berarti Rp13,5 triliun lebih rendah dari pagunya dalam APBN TA 2018), Rp0,51 triliun bila dibandingkan Pada APBN tahun 2018, pagu anggaran
jika dibandingkan dengan realisasi atau Rp10,00 triliun lebih rendah dengan realisasinya pada periode yang DBH ditetapkan sebesar Rp89,23
TKDD pada periode yang sama dibandingkan dengan realisasinya sama tahun 2017 sebesar Rp166,27 triliun, atau Rp6,15 triliun lebih kecil
tahun 2017 sebesar Rp265,43 triliun, pada periode yang sama tahun triliun. Selain dipengaruhi oleh adanya bila dibandingkan pagu alokasinya
atau 34,6 persen dari pagu alokasi sebelumnya yang mencapai Rp241,19 pengenaan sanksi berupa penundaan pada tahun sebelumnya. Hingga 30
TKDD, terutama berkaitan dengan triliun atau 35,5 persen dari pagu sebagian penyaluran DAU berkaitan April 2018, realisasi penyaluran DBH
lebih rendahnya realisasi Dana APBNP TA 2017. Hal ini terutama dengan adanya keterlambatan, baik baru mencapai sebesar Rp22,60
Perimbangan, baik Dana Transfer disebabkan oleh lebih rendahnya dalam penyampaian Perda APBD triliun, atau 25,33 persen dari pagu
Umum maupun Dana Transfer Khusus, realisasi, baik Dana Transfer Umum tahun 2018 oleh 3 daerah, maupun alokasi yang ditetapkan dalam APBN
Dana Insentif Daerah, dan Dana Desa. maupun Dana Transfer Khusus. dalam penyampaian informasi 2018. Jumlah ini, berarti lebih rendah
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

bulanan berupa laporan arus kas, Rp7,91 triliun jika dibandingkan


A. DANA PERIMBANGAN 1. DANA TRANSFER UMUM laporan realisasi anggaran, dan dengan realisasinya pada periode yang
laporan perkiraan belanja sampai sama di tahun 2017 sebesar Rp30,52
Dana Perimbangan dialokasikan Realisasi Dana Transfer Umum dua belas bulan ke depan oleh 35 triliun. Hal ini, terutama berkaitan
kepada daerah untuk mendanai (DTU) sampai dengan 30 April 2018 daerah, realisasi penyaluran DAU s.d. dengan adanya penyaluran Kurang
kebutuhan daerah dalam rangka mencapai Rp189,38 triliun atau 38,6 30 April 2018 juga memperhitungkan Bayar DBH Tahun 2015 pada bulan
pelaksanaan desentralisasi, yang persen dari pagu anggaran DTU penyelesaian tunggakan pinjaman Februari tahun 2017 sebesar Rp10,85
terdiri atas Dana Transfer Umum (DTU) yang ditetapkan dalam APBN 2018 daerah, penyelesaian pembayaran triliun, dan perubahan persentase
dan Dana Transfer Khusus (DTK). DTU sebesar Rp490,71 triliun. Capaian ini tunggakan BPJS pada dua belas penyaluran DBH Triwulan I dan
terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH) dan berarti Rp7,41 triliun lebih rendah pemerintah daerah, serta penyaluran Triwulan II, dari yang semula sebesar
Dana Alokasi Umum (DAU), sedangkan jika dibandingkan dengan capaian kembali DAU yang ditunda karena 25 persen dari pagu alokasi (PMK
DTK terdiri atas Dana Alokasi Khusus pada periode yang sama tahun 2017 telah menyampaikan laporan 50/PMK.07/2017) pada tahun 2017,
36 (DAK) Fisik dan DAK Nonfisik. sebesar Rp196,79 triliun atau 39,8 belanja infrastruktur, dan laporan menjadi 20 persen dari pagu alokasi
37
persen dari pagu anggaran, terutama informasi keuangan daerah bulanan (PMK 112/PMK.07/2017) pada tahun
2018. Perubahan kebijakan persentase pelaksanaan DAK Fisik, dengan kesehatan dan KB sebesar Rp132,18 penyaluran berdasarkan kinerja; serta
penyaluran tersebut dimaksudkan penambahan syarat penyaluran miliar, dan bidang pendidikan sebesar (iv) perubahan mekanisme penyaluran
dalam rangka mengurangi risiko tahap pertama, yaitu daftar Rencana Rp74,68 miliar. Untuk DAK Penugasan, dana BOK dari per triwulan menjadi
terjadinya potensi Kurang Bayar dan Kegiatan dan Daftar Kontrak DAK realisasi penyaluran terbesar terdapat per semester.
Lebih Bayar DBH pada tahun 2018. Fisik, selain Perda APBD dan Laporan pada bidang jalan sebesar Rp187,33
Pelaksanaan Tahun sebelumnya. miliar, bidang irigasi sebesar Rp72,19 Sementara itu, penyaluran dana

2. DANA TRANSFER KHUSUS miliar, dan bidang kesehatan sebesar BOP PAUD juga membaik, sehingga
Sampai dengan 30 April 2018, realisasi Rp44,71 miliar. Sementara itu, realisasi realisasinya sampai dengan tanggal
Dalam APBN TA 2018, Dana Transfer penyaluran DAK Fisik tercatat sebesar penyaluran DAK Afirmasi terbesar 30 April 2018 mencapai Rp2,88 triliun,
Khusus (DTK) dialokasikan kepada Rp849,64 miliar, terdiri dari DAK terdapat pada bidang kesehatan dan atau naik Rp1,09 triliun dibandingkan
daerah untuk mendanai kegiatan Reguler sebesar Rp446,13 miliar, pendidikan masing-masing sebesar dengan kinerja realisasinya pada
tertentu yang menjadi urusan daerah DAK Penugasan Rp346,63 miliar, Rp25,70 miliar, dan Rp18,70 miliar. periode yang sama tahun 2017
dan sejalan dengan prioritas nasional, dan DAK Afirmasi sebesar Rp56,88 sebesar Rp1,79 triliun. Sebaliknya,
dianggarkan sebesar Rp185,89 miliar. Jumlah realisasi DAK Fisik ini b. Dana Alokasi Khusus (DAK) realisasi penyaluran dana tunjangan
triliun, terdiri atas DAK Fisik sebesar berarti lebih rendah Rp14,34 triliun Nonfisik guru bulan April 2018 mengalami
Rp62,44 triliun, dan DAK Nonfisik bila dibandingkan dengan kinerja penurunan dibandingkan dengan
sebesar Rp123,45 triliun. Sampai realisasinya pada periode yang sama Dalam rangka meringankan beban kinerja penyalurannya pada periode
dengan tanggal 30 April 2018, realisasi tahun 2017 yang mencapai Rp15,19 masyarakat dan mempermudah yang sama tahun lalu, disebabkan
penyaluran DTK mencapai Rp41,81 triliun. Lebih rendahnya realisasi akses masyarakat terhadap layanan masih rendahnya kepatuhan
triliun, atau 22,49 persen dari pagunya penyaluran DAK Fisik pada tahun 2018 publik, dalam APBN tahun 2018 pelaporan oleh daerah.
dalam APBN TA 2018, yang berarti ini, terutama berkaitan dengan adanya alokasi anggaran DAK Nonfisik
Rp2,59 triliun lebih rendah bila perubahan syarat penyaluran DAK Untuk meningkatkan capaian realisasi
ditetapkan sebesar Rp123,45 triliun.
dibandingkan dengan realisasinya Fisik, yaitu penambahan daftar kontrak penyaluran DAK Nonfisik tersebut,
Hingga tanggal 30 April 2018, realisasi
periode yang sama tahun sebelumnya DAK Fisik. Perlu diinformasikan Kementerian Keuangan telah
penyaluran DAK Nonfisik mencapai
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

yang mencapai Rp44,40 triliun atau bahwa pada saat ini, sebagian besar melakukan berbagai upaya, antara lain
Rp40,96 triliun, atau 33,18 persen
24,05 persen dari pagu APBNP TA daerah masih dalam proses lelang. berkoordinasi dengan K/L pengampu
dari pagu alokasi yang ditetapkan
2017. Hal ini terutama berkaitan Dalam rangka mempercepat proses untuk mendorong daerah segera
pada APBN 2018. Jumlah ini,
dengan lebih rendahnya realisasi DAK penyaluran DAK Fisik, Kementerian menyampaikan laporan DAK Nonfisik
berarti Rp11,74 triliun lebih tinggi
Fisik. Keuangan telah dan akan terus (melalui sosialisasi, rekonsiliasi,
bila dibandingkan dengan kinerja
melakukan sosialisasi kepada daerah, penyampaian surat, dan kegiatan
realisasinya pada periode yang
memberikan bimbingan teknis kepada lainnya).
a. Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sama tahun 2017 sebesar Rp29,21
seluruh KPPN, serta menyampaikan triliun, atau 25,38 persen dari pagu.
Dalam APBN tahun 2018, pagu informasi melalui SMS Blast dan surat Peningkatan realisasi DAK Nonfisik B. DANA INSENTIF DAERAH
anggaran DAK Fisik ditetapkan kepada daerah untuk meminta tersebut antara lain didukung oleh :
sebesar Rp62,44 triliun. Dalam percepatan penyelesaian Kontrak DAK (i) percepatan penyaluran dana BOS Dana Insentif Daerah (DID) yang
rangka memastikan agar pelaksanaan fisik. Triwulan II, pada bulan April 2018, dimaksudkan untuk memotivasi
38 kegiatan di daerah sejalan dengan yang sudah dilakukan oleh 21 provinsi; dan memacu Pemerintah Daerah 39
target capaian prioritas nasional, Realisasi penyaluran DAK Fisik Reguler dalam meningkatkan prestasi
(ii) peningkatan pagu alokasi BOKB;
pada tahun 2018 ini, dilakukan terbesar terdapat pada bidang jalan dan kinerja di bidang pengelolaan
(iii) peningkatan pemahaman daerah
penyempurnaan peraturan sebesar Rp200,82 miliar, bidang keuangan, pelayanan publik, dan
yang semakin baik terhadap ketentuan
kesejahteraan masyarakat dalam Otsus tahun 2017 sebesar Rp19,44 penyaluran Dana Keistimewaan DIY yang belum menetapkan Perkada
APBN 2018, ditetapkan sebesar Rp8,50 triliun. tahun 2018 Tahap II pada akhir bulan tentang Tata Cara pembagian dan
triliun, atau naik Rp1,00 triliun jika April, sehingga penyaluran baru dapat penetapan rincian Dana Desa setiap
dibandingkan dengan pagu anggaran Sampai dengan 30 April 2018, realisasi dilaksanakan pada awal bulan Mei. Desa, dan (ii) Penetapan Perdes
DID tahun 2017. penyaluran Dana Otsus dan Dana APBDes yang terlambat dikarenakan
Tambahan Infrastruktur mencapai D. DANA DESA adanya (a) penyesuaian APBDes terkait
Sampai dengan tanggal 30 April 2018, Rp3,61 triliun atau 17,99 persen dari pelaksanaan Dana Desa dengan skema
realisasi penyaluran DID mencapai pagu, yang berarti Rp1,14 triliun Dalam APBN 2018, pagu anggaran
padat karya tunai yaitu pemenuhan
Rp2,70 triliun (31,81 persen dari pagu lebih tinggi dibandingkan dengan Dana Desa yang dimaksudkan untuk
sedikitnya 30 persen dari Dana Desa
alokasi), yang berarti mengalami kinerja realisasinya pada periode mempercepat upaya peningkatan
untuk bidang pembangunan wajib
penurunan sebesar Rp1,77 triliun jika yang sama tahun sebelumnya kesejahteraan masyarakat perdesaan,
digunakan untuk upah tenaga kerja
dibandingkan dengan realisasinya sebesar Rp2,47 triliun atau 12,7 ditetapkan sebesar Rp60,00 triliun.
(HOK), (b) belum adanya kesepakatan
pada periode yang sama tahun lalu persen dari pagu alokasinya. Di sisi Sampai dengan tanggal 30 April 2018,
antara Kepala Desa dengan Badan
sebesar Rp4,48 triliun atau 59,7 lain, penyaluran Dana Otsus kepada realisasi anggaran Dana Desa yang
Permusyawaratan Desa dalam
persen dari pagu alokasinya. Masih Provinsi Aceh belum dapat dilakukan telah disalurkan dari RKUN ke RKUD
pembahasan Rancangan Perdes
rendahnya realisasi penyaluran DID pada bulan April, terutama karena sebesar Rp14,27 triliun, atau 23,79
APBDes, (c) pergantian aparat desa,
tersebut, antara lain disebabkan provinsi tersebut belum memenuhi persen dari pagu alokasi. Realisasi
serta (d) lambannya proses asistensi
belum lengkapnya dokumen yang persyaratan penyaluran Dana Otsus ini, berarti Rp2,38 triliun lebih rendah
penyusunan RKPDesa dan APBDesa di
disampaikan oleh Pemerintah Daerah Tahap I. bila dibanding realisasi pada periode
tingkat kabupaten/kota. Sementara itu,
sebagai persyaratan penyaluran. yang sama tahun lalu, sebesar Rp16,65
masih rendahnya realisasi penyaluran
Penyaluran DID Tahap I dilakukan Sementara itu, Dana Keistimewaan triliun atau 27,8 persen dari pagu
Dana Desa Tahap II, terutama karena
setelah daerah menyampaikan yang diberikan kepada Provinsi alokasinya. Namun demikian, realisasi
pemerintah daerah masih fokus pada
Laporan Realisasi penggunaan DI Yogyakarta (DIY) dalam rangka penyaluran Dana Desa dari RKUD ke
upaya penyaluran Dana Desa Tahap
DID tahun sebelumnya bagi yang mendukung pelaksanaan dan RKD sampai dengan tanggal 30 April
I sebesar 20 persen dari RKUD ke
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

menerima, Perda APBD, dan rencana penyelenggaraan kewenangan 2018 sebesar Rp3,4 triliun, lebih tinggi
RKD, sehingga penyaluran Dana Desa
penggunaan DID tahun berjalan. keistimewaan, sampai dengan 30 Rp1,3 triliun bila dibanding kinerja
Tahap II sebesar 40 persen mengalami
April 2018, realisasi penyalurannya realisasinya pada periode yang sama
keterlambatan.
telah mencapai Rp150,00 miliar, atau tahun lalu, sebesar Rp2,1 triliun.
C. DANA OTONOMI KHUSUS DAN
15 persen dari pagu anggaran Dana Lebih tingginya realisasi penyaluran Namun demikian, dengan intensifnya
DANA KEISTIMEWAAN DIY
Keistimewaan DIY sebesar Rp1,00 Dana Desa ke RKD tersebut terutama upaya dan sinergi pemerintah untuk
Dana Otonomi Khusus (Otsus) trilun, yang berarti Rp490 miliar lebih karena pada tahun 2018, Dana Desa mengatasi permasalahan tersebut,
dialokasikan sebagai wujud nyata rendah bila dibandingkan dengan disalurkan paling cepat bulan Januari diperkirakan capaian penyaluran
pelaksanaan desentralisasi asimetris, kinerja realisasinya pada periode yang dari sebelumnya disalurkan paling Dana Desa Semester I tahun 2018 ini,
bagi Provinsi Papua, Papua Barat, sama tahun sebelumnya sebesar cepat pada bulan Maret. akan lebih tinggi jika dibandingkan
dan Aceh. Dalam APBN 2018, pagu Rp640 miliar, atau 80,0 persen dari dengan capaian penyaluran Dana
pagu Dana Keistimewaan DIY 2017 Beberapa faktor yang menyebabkan
anggaran Dana Otsus dan Dana Desa Semester I tahun anggaran
sebesar Rp800 miliar. Realisasi penyaluran Dana Desa Tahap I belum
40 Tambahan Infrastruktur pada Provinsi sebelumnya. Selain itu, dengan 41
penyaluran yang lebih rendah tersebut terealisasi sepenuhnya, baik dari
Papua dan Papua Barat ditetapkan dimajukannya batas akhir penyaluran
disebabkan Pemerintah Prov. DIY RKUN ke RKUD maupun dari RKUD ke
sebesar Rp20,06 triliun, atau naik dana desa Tahap I dan Tahap II tahun
baru dapat memenuhi persyaratan RKD, yaitu (i) masih terdapat daerah
Rp0,62 triliun dari pagu anggaran Dana 2018 menjadi paling lambat bulan Juni,
Realisasi TKDD Tahun Anggaran 2017 dan 2018 (YoY)
dibandingkan tahun lalu paling lambat bulan Juli, capaian perubahan APBDesa yang diakibatkan
Tanggal : 1 Januari s.d. 30 April 2018
kinerja penyaluran Dana Desa Semester I tahun 2018 oleh adanya perubahan kebijakan
diperkirakan akan lebih besar jika dibandingkan dengan dapat dilakukan melalui Perkades
(dalam miliar Rupiah)
kinerja penyaluran pada semester I tahun 2017. tentang Penjabaran APBdesa yang
dapat ditampung dalam APBDes 2017 2018
Uraian
Dalam rangka mempercepat proses penyaluran Dana Perubahan; serta (v) mengundang Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %
Desa, Kementerian Keuangan telah melakukan beberapa kembali seluruh Bupati/Wali Kota, Transfer ke Daerah dan Dana
upaya, antara lain (i) menyampaikan surat kepada seluruh Desa 766,339.32 265,433.62 34.64 766,162.59 251,929.15 32.88
dalam rangka percepatan penyaluran
bupati/wali kota mengenai langkah-langkah percepatan Dana Desa. Dalam kegiatan ini Transfer ke Daerah 706,339.32 248,782.32 35.22 706,162.59 237,654.82 33.65
penyaluran Dana Desa mulai bulan Januari; (ii) mengadakan dihadirkan narasumber dari Kemenko
kegiatan diseminasi Dana Desa yang juga mengundang PMK, Kementerian Desa PDTT, A. Dana Perimbangan 678,596.03 241,192.57 35.54 676,602.99 231,192.25 34.17
Kepala Desa; (iii) melaksanakan workshop regional Kementerian Keuangan, Kementerian
percepatan penyaluran Dana Desa TA 2018 pada tanggal 1. Dana Transfer Umum 493,959.53 196,791.17 39.84 490,714.92 189,383.28 38.59
Bappenas, Kementerian Dalam Negeri,
16 sampai 18 April 2018 di 3 lokasi, yaitu Kota Batam untuk BPKP, serta Kantor Staf Presiden.
a. Dana Bagi Hasil 95,377.22 30,519.37 32.00 89,225.34 22,604.60 25.33
Wilayah Sumatera dan Provinsi Kalimantan Barat, Kota Dalam pertemuan ini diharapkan
Surabaya untuk Wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan adanya komitmen dari Kepala Daerah b. Dana Alokasi Umum 398,582.31 166,271.80 41.72 401,489.58 166,778.68 41.54
sebagian Kalimantan, dan Kota Makassar untuk Wilayah untuk mendukung percepatan
Sulawesi, Maluku, dan Papua, dalam rangka mendukung 2. Dana Transfer Khusus 184,636.50 44,401.40 24.05 185,888.07 41,808.97 22.49
penyaluran Dana Desa ke RKD.
pelaksanaan padat karya tunai dan penanganan stunting
a. Dana Alokasi Khusus Fisik 69,531.50 15,186.85 21.84 62,436.26 849.64 1.36
di desa, dengan mengundang seluruh 434 daerah
penerima Dana Desa; (iv) relaksasi pengaturan dalam
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

b. Dana Alokasi Khusus Non Fisik 115,105.00 29,214.55 25.38 123,451.81 40,959.33 33.18
APBDesa sebagai syarat penyaluran Dana Desa tahap I,
yaitu bagi desa yang sudah menetapkan Perdes APBDesa B. Dana Insentif Daerah 7,500.00 4,477.50 59.70 8,500.00 2,703.63 31.81

namun belum memenuhi minimal 30 persen HOK, maka C. Dana Otsus, DTI, dan Dana
Keistimewaan DIY 20,243.29 3,112.25 15.37 21,059.60 3,758.94 17.85
dapat mengajukan pencairan Dana Desa tahap I dengan
menyampaikan Perdes APBDesa yang sudah ditetapkan, 1. Dana Otsus dan DTI 19,443.29 2,472.25 12.72 20,059.60 3,608.94 17.99
untuk selanjutnya akan dilakukan penyesuaian APBDesa
dengan memenuhi minimal 30 persen HOK pada saat a. Prov. Papua dan Papua Barat 7,971.65 842.35 10.57 8,029.80 2,408.94 30.00
pengajuan pencairan tahap II atau tahap III. Dalam hal ini,
b. Provinsi Aceh 7,971.65 842.35 10.57 8,029.80 - 0.00
pemenuhan 30 persen HOK dimaksud tidak didasarkan
per kegiatan, namun dihitung secara akumulasi dari c. Dana Tambahan Infrastruktur 3,500.00 787.50 22.50 4,000.00 1,200.00 30.00
keseluruhan nilai kegiatan di bidang pembangunan desa;
(v) menetapkan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 2. Dana Keistimewaan D.I.Y 800.00 640.00 80.00 1,000.00 150.00 15.00
42 tentang Perubahan Pengelolaan Keuangan Desa, di mana 43
Dana Desa 60,000.00 16,651.30 27.75 60,000.00 14,274.33 23.79
PEMBIAYAAN

PEMBIAYAAN
UTANG

(dalam Triliun Rupiah)


Realisasi APBN dan menjadi salah satu strategi Dalam masa ketidakpastian di pasar keuangan global
% Growth pemenuhan pembiayaan APBN serta perang dagang antara Tiongkok dengan Amerika
APBN 2018
(yoy) mengingat Indonesia tidak lagi ada Serikat, disamping rencana kenaikan suku bunga The
Apr 2018 % APBN
dalam kategori low-income country, Fed sebanyak 3 kali lagi pada tahun 2018 ini, Pemerintah
Pembiayaan Utang 399,22 187,16 46,88% -3,34%
sehingga tidak dapat lagi menerima dalam mengantisipasi kondisi tersebut telah menerapkan
1. Surat Berharga Negara (Neto) 414,52 180,70 45,76% -6,45%
pinjaman dengan suku bunga yang Crisis Management Protocol (CMP) untuk mengelola risiko
2. Pinjaman (Neto) (15,30) (2,53) 16,55% -72,32%
rendah (concessional loan). Selain itu, di pasar SBN. Disamping itu, telah disiapkan skema Bond
a. Pinjaman Dalam Negeri(Neto) 3,14 (0,42) -13,44% 0,00% penerbitan SBN menjadi cara untuk Stabilization Framework (BSF) untuk memitigasi dampak
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 4,50 0,00 0,00% 0,00% melibatkan masyarakat Indonesia sudden reversal dengan melibatkan BUMN-BUMN terkait.
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (1,37) (0,42) 30,96% 0,00% dalam pembangunan Indonesia
b. Pinjaman Luar Negeri(Neto) (18,44) (2,11) 11,44% -76,31% melalui partisipasi masyarakat Disamping itu, dalam mengantisipasi ketidakpastian
i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri(Bruto) 51,35 17,56 34,21% 125,17% sebagai investor SBN. perkembangan pasar, penerbitan SBN secara private
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (69,79) (19,68) 28,19% 17,75% placement juga dapat dilakukan, baik dalam mata uang
Beberapa bulan terakhir ini terjadi Rupiah maupun valuta asing, kepada investor domestik
gejolak pasar seperti terjadinya maupun investor asing dengan tetap mempertimbangkan
depresiasi Rupiah terhadap USD kesesuaian biaya dan risiko yang menjadi target

J
umlah pembiayaan melalui SBN sebesar Rp189,70 triliun yang hampir bersamaan dengan Pemerintah. Pemerintah juga dapat menyediakan
utang secara neto sebesar atau 45,76 persen dari target kenaikan harga minyak global. instrumen utang yang disesuaikan dengan kebutuhan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

Pembiayaan
Utang Rp399,22 triliun yang pembiayaan. Sementara itu, melalui Namun demikian gejolak pasar investasi investor sebagai upaya mendorong kontribusinya
diamanatkan untuk pembiayaan penarikan Pinjaman Luar Negeri tersebut memberikan net impact terhadap pasar keuangan. Selain itu, sejak April 2018
defisit APBN 2018, sebesar Rp414,52 Pemerintah memenuhi defisit APBN yang positif terhadap APBN. Dalam Pemerintah telah menggunakan mekanisme penerbitan
triliun merupakan porsi Surat sebesar Rp17,57 triliun atau 34,21 hitungan Pemerintah, kenaikan SBN dalam valuta asing melalui metode US SEC Shelf
Berharga Negara (SBN), sementara persen dari target. Tercapainya biaya bunga (ditambah kenaikan Registration yang memungkinkan Pemerintah menerbitkan
porsi Pinjaman sebesar minus pemenuhan pembiayaan tersebut subsidi) ternyata masih lebih kecil SBN dalam valuta asing setiap saat untuk memanfaatkan
Rp15,30 triliun. Dalam komponen merupakan bagian dari strategi front jika dibandingkan dengan tambahan momentum positif di pasar.
pembiayaan utang bruto, Pemerintah loading Pemerintah dalam rangka penerimaan negara dari migas akibat
telah menganggarkan dana untuk mengantisipasi ketidakpastian kenaikan harga minyak. Meskipun Strategi pembiayaan melalui utang dilakukan secara
pembayaran kembali utangnya, dinamika perkembangan global. memperoleh dampak positif atas hati-hati dengan memperhitungkan biaya, risiko dan
sehingga kecil sekali kemungkinan kenaikan harga minyak global, kapasitasnya, serta memperhatikan prinsip-prinsip
Pemerintah tidak dapat melunasi Di sisi pemenuhan pembiayaan namun untuk menghadapi depresiasi pruden, efisiensi biaya, produktivitas dan keseimbangan.
44 kewajibannya. melalui sumber Pinjaman Rupiah, Pemerintah juga telah Dengan memanfaatkan kepercayaan investor yang
45
menunjukkan pertumbuhan yang mempersiapkan instrumen lindung meningkat, dilakukanlah pendalaman pasar keuangan
Pada bulan April 2018, Pemerintah negatif. Hal ini merupakan langkah nilai mata uang (currency hedging) domestik dan perluasan basis investor yang pada
berhasil memenuhi kebutuhan Pemerintah dalam meningkatkan untuk mengelola risiko pelemahan gilirannya dapat menurunkan biaya utang.
defisit APBN melalui penerbitan peran SBN dalam pembiayaan defisit Rupiah.
(dalam Triliun Rupiah)
tahunan untuk bulan April 2017 dan Pemerintah serius dalam melakukan
Growth bulan April 2018 secara keseluruhan pendalaman pasar keuangan
Nominal %
Posisi Utang           (yoy)
mengalami kenaikan sebesar 5,28 domestik dan perluasan basis
hingga akhir April Apr-17 Apr-18 persen yoy sementara pertumbuhan investor, sebagaimana yang
2018 Total Utang Pemerintah Pusat 3.667,41 4.180,61 13,99% 100,00% tahunan untuk SBN mencapai 16,18 dilaksanakan pada bulan Mei 2018 ini
a. Pinjaman 734,71 773,47 5,28% 18,50% persen yoy. Pemerintah meluncurkan SBN Ritel
Online (e-SBN) dalam format Saving
    1. Pinjaman Luar Negeri 729,62 773,91 5,28% 18,37%
Hingga akhir April 2018 SBN dalam Bonds Ritel (SBR) seri 003. Melalui
Bilateral 317,50 331,24 3,01% 7,82% mata uang Rupiah yang telah e-SBN, masyarakat dapat dengan
Multilateral 368,27 397,82 7,96% 9,51% diterbitkan Pemerintah sebesar mudah berpartisipasi membiayai

Komersial 43,09 43,66 Rp2,049 triliun untuk Surat Utang pembangunan dengan membeli SBN
-1,81% 1,01%
Negara (SUN) dan sebesar Rp377,96 lewat kanal elektronik.
Suppliers 0,76 1,19 55,24% 0,03%
triliun untuk Surat Berharga Syariah
Pinjaman Dalam
    2. Negeri
5,10 5,78
5,18% 0,13%
Negara (SBSN). Sementara untuk Selain pendalaman pasar domestik,
SBN dalam Valuta Asing hingga akhir satu hal yang juga diharapkan
b. Surat Berharga Negara 2932,69 3407,14 16,18% 81,50%
April 2018 telah diterbitkan sebesar mendukung pendalaman pasar SBN
1. Denominasi Rupiah 2140,47 2427,76 13,42% 58,07% Rp764,28 triliun dalam bentuk SUN kita adalah dampak masuknya SBN
SUN 1821,26 2049,79 12,55% 49,03% dan sebesar Rp215,09 triliun dalam (index inclusion) dalam Bloomberg
SBSN 319,20 377,96 bentuk SBSN. Barclays Global Aggregate Index pada
18,41% 9,04%
awal bulan Juni 2018.
    2. Denominasi Valas 792,23 979,38 23,62% 23,43%
Pemerintah mengutamakan
SUN 625,64 764,284 22,16% 18,28% pemanfaatan sumber-sumber dalam Sementara itu di sisi Pinjaman,
SBSN 166,59 215,094 29,12% 5,15% negeri melalui Surat Berharga Negara walaupun semakin diperkecil
baik dalam bentuk SUN maupun perannya sebagai sumber
Pendapatan Domestik Bruto** 13.991,93
SBSN untuk pembiayaan defisit pembiayaan, sumber ini tetap
Rasio Utang thd PDB 29,88%
serta untuk pembiayaan produktif dimanfaatkan sebagai pelengkap.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

** Asumsi PDB hingga April 2018 yang tidak dapat ditunda. Dengan Hal ini mengingat adanya beberapa
memanfaatkan kepercayaan investor benefit tambahan yang dapat
yang meningkat, pendalaman pasar diperoleh seperti adanya transfer
Sejalan dengan fundamental perekonomian negatif 1,81 persen, dimana keuangan domestik dan perluasan pengetahuan dan teknologi dari
Indonesia yang baik, Produk Domestik Bruto pada akhir April 2017 basis investor dilakukan Pemerintah kreditur, terutama lembaga
(PDB) hingga akhir April 2018 diperkirakan outstanding utang Pemerintah melalui penerbitan Surat Berharga Multilateral yang juga memiliki
mencapai Rp13.991,93 triliun. Dengan capaian dari kreditur Komersial Negara. Pendalaman pasar domestik tujuan untuk pembangunan global.
PDB tersebut, rasio utang Pemerintah sebesar Rp43,09 triliun dimaksudkan untuk memperkuat Selanjutnya, diterapkannya tata
terhadap PDB tetap terjaga di bawah 30 sementara pada bulan yang ketahanan (resilience) pasar dalam kelola yang baik oleh kreditur
persen, yakni pada level 29,88 persen. sama di tahun 2018 sebesar negeri dan memperbesar kapasitas internasional terhadap pemanfaatan
Rp42,31 triliun. investor yang masuk ke pasar, Pinjaman yang akan meningkatkan
Dari segi komposisi utang, pinjaman sehingga akan menciptakan demand disiplin kita dalam menjalankan
46 Pemerintah yang berasal dari kreditur Pertumbuhan Pinjaman Luar yang lebih banyak terhadap SBN yang agenda reformasi.
47
Komersial mengalami penurunan sebesar Negeri dan Dalam Negeri berdampak menurunkan biaya utang.
Kenaikan Peringkat Kredit Indonesia Crisis Management Protocol dan Bond
Oleh Moody’s Stabilization Framework - Mengelola
Volatilitas Pasar SBN Akibat Pengaruh
Eksternal

L
embaga Pemeringkat Kredit menunjukkan risiko yang berimbang. Kenaikan suku bunga jangka pendek Pemerintah untuk melindungi
Internasional Moody’s pada the Fed sebesar 25 basis poin serta investor obligasi negara terhadap
tanggal 13 April 2018 menaikkan Hasil segera yang diperoleh Indonesia perang dagang antar Amerika Serikat goncangan ekonomi global yang dapat
peringkat kredit Indonesia ke saat Moody’s menaikkan peringkat dengan Tiongkok dikhawatirkan akan mengakibatkan keluarnya arus modal
Baa2/Outlook stabil dari sebelumnya utang Indonesia ke Baa2 atau setara menimbulkan capital outflow dana asing, telah dipersiapkan mekanisme
Baa3/Outlook positif. dengan level BBB dari lembaga asing yang disimpan dalam bentuk Crisis Management Protocol (CMP) serta
pemeringkat lain adalah penurunan Obligasi Negara Indonesia. Lebih Bond Stabilization Framework (BSF) oleh
Faktor kunci penilaian Moody’s yield  hingga 5 bps untuk SUN jauh, kenaikan suku bunga the Fed Pemerintah.
yang kemudian memutuskan berdenominasi rupiah, 2 bps untuk memicu kenaikan mata uang Amerika
untuk menaikkan peringkat kredit SUN dalam EUR, dan 0,5 bps untuk Serikat terhadap mata uang Indonesia CMP adalah salah satu strategi fiskal
Indonesia adalah kerangka kebijakan SUN dalam USD. sehingga mempengaruhi kenaikan pemerintah yang dibuat dengan tujuan
yang kredibel dan efektif sehingga imbal hasil (yield) SBN. Sementara di memberikan peringatan jika krisis
dinilai kondusif bagi stabilitas Selain itu, memanfaatkan momentum sisi lain, Bank Indonesia hingga akhir ekonomi global mulai berdampak ke
makroekonomi. Penerapan kebijakan, kenaikan peringkat tersebut, pada April 2018 masih menahan suku bunga Indonesia. CMP terbagi atas tiga tahap
yang salah satunya adalah penerapan tanggal 16 April 2018 Indonesia acuan sehingga tetap pada angka 4,25 (level) kondisi, yaitu kondisi Waspada,
kebijakan fiskal yang berhati-hati, menerbitkan SUN global - USD tranche persen. kondisi Siaga, dan kondisi Krisis yang
memperkuat ketahanan dan kapasitas di Asia dan Euro tranche di Eropa. ditetapkan dengan memperhatikan
Indonesia dalam menghadapi gejolak Pada perdagangan tersebut terjadi Kekhawatiran akan adanya pelarian indikator di pasar keuangan, yakni yield
eksternal. kelebihan penawaran sebanyak dana asing dari Indonesia akibat SUN seri benchmark, nilai tukar rupiah
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

2,9 kali dengan jumlah yang masuk kenaikan suku bunga jangka pendek terhadap valuta asing, Indeks Harga
Peringkat Baa2 yang diberikan sebesar EUR3,00 miliar untuk Euro the Fed diharapkan tidak terjadi Saham Gabungan (IHSG), dan jumlah
Moody’s merupakan peringkat tranche dan US$2,7 miliar untuk USD mengingat kepemilikan asing atas kepemilikan asing SBN. Sementara itu,
tertinggi yang diberikan Moody’s tranche, dibandingkan target yang Obligasi Negara Indonesia tercatat BSF ditujukan untuk mengantisipasi
kepada Indonesia selama ini. diambil yakni sebesar EUR1 miliar hanya mengalami penurunan sedikit keluarnya arus modal asing jika terjadi
Dengan penyematan peringkat dan US$1 miliar. Penerbitan SUN yaitu dari 39,82 persen di bulan guncangan ekonomi global.
Baa2 kepada utang Indonesia, dalam EUR tersebut merupakan Desember 2017 menjadi 39,50 persen
berarti surat berharga yang penerbitan dengan tingkat kupon per tanggal 23 April 2018. Pemerintah menetapkan kebijakan
diterbitkan oleh Indonesia terendah dibandingkan kupon-kupon untuk mengatasi krisis di setiap level
berada dalam kategori moderate penerbitan SUN dalam EUR yang Kepanikan akan krisis global yang kondisi, baik melalui pembelian
credit risk dan medium grade. telah dilakukan selama ini dan juga terjadi akibat kenaikan suku bunga kembali (buyback) SBN di pasar
Adapun outlook stabil menggambarkan merupakan penerbitan pertama serta kejadian lainnya sebenarnya sekunder maupun melakukan
48 posisi rating yang akan stabil dalam SUN dalam EUR dengan format SEC- tidak perlu menjadikan investor SBN penundaan atau penghentian
49
beberapa waktu ke depan, serta Registered. panik. Sebagai bentuk  komitmen penerbitan SBN.
Terdapat dua tingkatan perlindungan b. Perlindungan tingkat II, dimana
dalam penerapan BSF yaitu: apabila terjadi kondisi pada level
“Siaga” maka:
a Perlindungan tingkat I, dimana
apabila terjadi kondisi pada level 1) Digunakan anggaran dari
“Waspada” maka: Rekening Kas Umum Negara
(RKUN) untuk buyback SBN;
1) Digunakan anggaran Kementerian
Keuangan (Direktorat Jenderal 2) Digunakan anggaran dari BUMN Halaman Kosong
Pengelolaan Pembiayaan dan terkait untuk buyback SBN;
Risiko / DJPPR) untuk buyback,
dan dapat ditambah dengan 3) Digunakan anggaran BPJS untuk
penyertaan modal negara yang buyback SBN.
ada pada Badan Layanan Umum
apabila dana buyback tersebut Jika kemudian terjadi kondisi pada
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

tidak mencukupi; level “Krisis”, maka Saldo Anggaran


Lebih (SAL) akan digunakan untuk
2) Digunakan anggaran BUMN buyback SBN. Namun demikian,
terkait untuk buyback SBN; mengingat fundamental ekonomi
Indonesia senantiasa berada pada
3) Digunakan anggaran Badan level yang aman, hingga saat ini CMP
Penyelenggara Jaminan Sosial masih berstatus “Aman” dan BSF
(BPJS) untuk buyback SBN. belum perlu untuk diaktifkan.

50 51
Realisasi APBN s.d. 30 April 2017 dan 2018
(dalam miliar rupiah)

2017 2018
URAIAN
Realisasi Realisasi
% thd % thd
APBNP s.d. 30 APBN s.d. 30
APBNP APBN
April April
A. PENDAPATAN NEGARA
1,736,060.1 465,940.2 26.8% 1,894,720.4 527,824.5 27.9%

I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1,732,952.0 465,773.2 26.9% 1,893,523.5 526,828.2 27.8%


1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1,472,709.9 374,958.0 25.5% 1,618,095.5 416,926.3 25.8%
a. Pajak Dalam Negeri 1,436,730.9 363,554.6 25.3% 1,579,395.5 403,120.6 25.5%
b. Pajak Perdagangan Internasional 35,979.0 11,403.4 31.7% 38,700.0 13,805.7 35.7%
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 260,242.1 90,815.2 34.9% 275,428.0 109,901.9 39.9%
II. HIBAH 3,108.1 167.0 5.4% 1,196.9 996.3 83.2%
B. BELANJA NEGARA 2.133.295,9 538,108.8 25.2% 2,220,657.0 582,943.4 26.3%
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1,366,956.6 272,675.2 19.9% 1,454,494.4 331,014.3 22.8%
1. Belanja K/L 798,585.3 135,136.5 16.9% 847,435.2 165,875.4 19.6%
2. Belanja Non /L 568,371.3 137,538.7 24.2% 607,059.2 165,138.9 27.2%
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 766,339.3 265,433.6 34.6% 766,162.6 251,929.1 32.9%
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

1. Transfer ke Daerah 706,339.3 248,782.3 35.2% 706,162.6 237,654.8 33.7%


2. Dana Desa 60,000.0 16,651.3 27.8% 60,000.0 14,274.3 23.8%
C. KESEIMBANGAN PRIMER (178,039.4) 3,740.8 -2.1% (87,329.5) 24,191.8 -27.7%
D. SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (A-B) (397,235.8) (72,168.6) (325,936.6) (55,118.9)
% Surplus / (Defisit) Anggaran thd PDB (2.92) (0.54) (2.19) (0.37)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I+II+III+IV+V) 397,235.8 195,400.0 49.2% 325,936.6 188,711.1 57.9%
I. PEMBIAYAAN UTANG 461,343.6 193,637.1 42.0% 399,219.4 187,164.7 46.9%
II. PEMBIAYAAN INVESTASI (59,733.8) - 0.0% (65,654.3) - 0.0%
III. PEMBERIAN PINJAMAN (3,668.7) 1,624.6 -44.3% (6,690.1) 1,494.5 -22.3%
IV. KEWAJIBANKEWAJIBAN PENJAMINAN (1,005.4) - 0.0% (1,121.3) - 0.0%
V. PEMBIAYAAN LAINNYA 300.0 138.3 46.1% 183.0 51.9 28.4%
52 KELEBIHAN / (KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN 123,231.4 133,592.2 53
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

54
Halaman Kosong

55
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i M e i 2 0 1 8

56

Anda mungkin juga menyukai