Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN KONSELING KETERAMPILAN HIDUP

(LIFESKILLS COUNSELLING) UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER
(Penelitian dilakukan pada siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo
Tahun Ajaran 2014/2015)

JURNAL

Oleh:
HIMAWAN CATUR YOGA
NIM : K3109040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
PENERAPAN KONSELING KETERAMPILAN HIDUP (LIFESKILLS
COUNSELLING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER
(Penelitian dilakukan pada siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo
Tahun Ajaran 2014/2015)

Himawan Catur Yoga


Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil keterampilan


pengambilan keputusan karier dan menguji keefektifan penerapan konseling
keterampilan hidup untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan
karier siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo Tahun Ajaran 2014/2015
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain pre-test dan
post test. Penelitian dilakukan dalam 5 tahap konseling keterampilan hidup yaitu
Develop, Assess, State, Intervene, dan Emphasize. Subyek pada penelitian ini
adalah 5 orang siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan instrumen angket dan wawancara
konseling. Analisis data menggunakan teknik analisis statisitik deskriptif dan non
parametrik dengan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan pengambilan keputusan
karier meningkat sebesar atau 48,20 atau 28,506 %, skor keterampilan
pengambilan keputusan karier meningkat dari skor rata-rata 170,2 sebelum
diberikan perlakuan menjadi 218,4 setelah diberikan perlakuan konseling
keterampilan hidup. Hasil uji hipotesis antara skor pre-test dan skor post-test
menunjukkan nilai Z skor -2,023 dengan asymp sig (2-tailed) = 0,043 <  = 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa ada perbedaan keterampilan
pengambilan keputusan karier pada siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo
sebelum dan sesudah diberi perlakuan konseling keterampilan hidup
Simpulan hasil penelitian ini adalah penerapan konseling keterampilan
hidup meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan karier siswa kelas XII
IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo Tahun Ajaran 2014-2015.

Kata Kunci: karier, keterampilan pengambilan keputusan, konseling


keterampilan hidup
THE IMPLEMENTATION OF LIFESKILLS COUNSELLING TO IMPROVE
THE CAREER DECISION MAKING SKILLS
(A Research on the XII-3rd Grade Science Students of SMAN 4 Sidoarjo in The
2014/2015 Academic Year).

Himawan Catur Yoga


Guidance and Counselling Study Program
Faculty of Teacher Training and Education
Sebelas Maret University

ABSTRACT

The purpose of this research is to describe the profile of career decision-


making skills and to examine the effectiveness of the implementation of life skills
counselling to improve the career decision-making skills of XII-3rd grade science
students of SMAN 4 Sidoarjo.
This research is an experimental study with pre-test and post-test. The
research is conducted in five stages of the lifeskills counselling, namely Develop,
Assess, State, Intervene, and Emphasize. Subjects in this research are 5 students of
XII-3rd Grade Science Students of SMAN 4 Sidoarjo. Technique of collecting the
data using questionnaires instrument and interviews counselling. Analysis of the data
using descriptive statistics technique and non parametric-Wilcoxon test.
The results shows that the career decision-making skills increased by 48,20
points or 28,506 %, career decision-making skills scores increased from mean score
of 170.2 before being given treatment to mean score of 218.4 after being given life
skills counseling treatment. The results of efectivenees test between the scores of pre-
test and post-test scores showed by a Z score of -2.023 with asymp sig (2-tailed) =
0,043 < = 0,05, so that Ho is rejected and Ha accepted. This means that there are
differences in the career decision-making skills of the students of class XII IPA 3
SMA 4 Sidoarjo before and after life skills counseling treatment were given.
The Conclusion of this research is the implementation of lifeskills counselling
improve career decision making skills XII-3rd Grade Science Students of SMAN 4
Sidoarjo in The 2014/2015 Academic Year.

Keywords: career, decision making skills, lifeskills counseling


A. PENDAHULUAN mengambil tindakan langsung daripada

Masa remaja merupakan masa memikirkan konsekuensi jangka

yang rentan dengan pengambilan panjangnya, dan tidak mau mengambil

keputusan. Pada masa remaja, klien risiko (1995).

dihadapkan pada permasalahan hidup Kondisi tidak dapat mengambil


yang menyangkut dengan masa keputusan secara tepat atau kegagalan
depannya. Permasalahan yang pada remaja dalam mengambil keputusan
umumnya dialami remaja diantaranya dapat membawa remaja pada kondisi
adalah kesulitan-kesulitan dalam stress. Salah satu faktor yang
memilih teman, menentukan studi mempengaruhi stress tersebut ialah
lanjut, dan pemilihan arah karier adanya berbagai tekanan dalam
setelah lulus. pengambilan keputusan terutama dari

Kegagalan remaja dalam eksternal (lingkungan). Lingkungan

menghadapi masalah dengan seperti pengaruh orang tua atau teman

mengambil suatu keputusan yang sebaya mempunyai peranan dalam

terbaik bagi masa depannya berpotensi pengambilan keputusan sehingga

membawa remaja pada kondisi remaja kurang mampu mengambil

ketergantungan emosional terhadap keputusan yang sesuai dengan bakat

orang lain. Ketergantungan ini terlihat dan minatnya sendiri. Bahkan tidak

ketika remaja bergantung pada orang jarang remaja terpaksa mengambil

tua atau teman sebaya dalam keputusan-keputusan yang salah karena

mengambil suatu keputusan yang dipengaruhi oleh orientasi masyarakat

sebenarnya penting untuk dirinya terhadap remaja dan kegagalannya

sendiri. Scott, Reppucci, & Woolard untuk memberi remaja pilihan-pilhan

mengemukakan bahwa dalam yang memadai (Desmita, 2008).

pengambilan keputusan remaja Sehingga dapat ditarik kesimpulan

cenderung mudah menyerah pada bahwa remaja pada umumnya

tekanan teman sebaya, lebih berfokus mengalami masalah pengambilan


karier yaitu remaja cenderung ikut- memandirikan peserta didik melalui
ikutan dalam pengambilan keputusan; pengambilan keputusan untuk
mengambil keputusan yang bersifat mewujudkan kehidupan yang produktif
emosional/tanpa didasari alasan yang dan sejahtera (Kemendiknas, 2013: 7).
cukup realistik; dan kurang Yusuf berpendapat bahwa remaja
mandiri/bergantung dalam mengambil masih kurang memiliki pemahaman
keputusan. Masalah karier yang atau wawasan tentang diri dan
dialami oleh remaja SMA menurut lingkungannya serta pengalaman dalam
Khofifah, yaitu masalah jurusan yang menentukan arah kehidupannya (2009).
akan dipilih, persiapan karier, belum
Santrock mengungkapkan
mengetahui bakat yang cocok untuk
bahwa perlunya remaja memiliki
jabatan/pekerjaan (2013).
peluang untuk terlibat dalam praktek
Remaja perlu dibekali dengan dan diskusi-diskusi pengambilan
keterampilan pengambilan keputusan keputusan yang realistik (dalam
agar dapat memiliki kemandirian dalam Desmita, 2008). Keterampilan ini
memecahkan masalah dan memutuskan membekali remaja meskipun remaja
suatu pilihan-pilihan yang dilematis berada dalam kondisi eksternal yang
dan rumit. Remaja memanfaatkan kurang baik (seperti ke-tidak
keterampilan pengambilan keputusan harmonisan keluarga atau sosial
dalam kehidupan sehari-hari, salah ekonomi yang terbatas). Kegiatan
satunya dalam mengambil keputusan pengajaran keterampilan pengambilan
karier setelah lulus SMA. Remaja SMA keputusan merupakan kegiatan yang
rentan untuk mengalami permasalahan secara efektif menyampaikan langkah-
jika tidak mampu menentukan langkah dalam proses pengambilan
peminatan yang akan menghambat keputusan untuk menjamin bahwa anak
proses belajar. Untuk mencegah memahami dan mempraktekkan
terjadinya hal tersebut diperlukan keterampilan yang diperlukan untuk
pelayanan BK yang membantu
membuat keputusan (Mincemoyer and kemampuan yang harus
Perkins, 2003). dikembangkan” (2014: 16). Layanan
bimbingan karier melalui teknik
Pentingnya konseling
bimbingan/konseling kelompok
keterampilan pengambilan keputusan
diperlukan klien untuk
agar remaja tidak diarahkan secara
mengembangkan keterampilan
terus-menerus dalam pengambilan
pengambilan keputusan karier yang
keputusan, melainkan juga remaja
dimilikinya.
memiliki kebebasan yang bertanggung
jawab untuk menentukan jalan Pengambilan keputusan dapat
hidupnya sendiri. Pengambilan ditingkatkan melalui layanan konseling
keputusan adalah suatu keterampilan, yang diberikan oleh guru BK.
yang dapat dipelajari, dimodifikasi, Bimbingan dan konseling bertujuan
dan proses konseling menyajikan membantu individu untuk menjadi
suatu situasi yang ideal bagi insan yang mandiri yang memiliki
konselor untuk membantu klien kemampuan dalam mengambil
mengambil keputusan (Nursalim, keputusan secara tepat dan bijaksana
2005). Oleh karena itu, perlunya yang berguna dalam kehidupannya
remaja dikembangkan dalam suatu (Prayitno dan Amti, 2004: 114). Jones
keterampilan pengambilan keputusan dan Myer menyatakan bahwa klien
yang efektif, sehingga tanpa bantuan memerlukan konseling ketika klien
siapapun remaja dapat menentukan membutuhkan bantuan dalam membuat
arah hidupnya sendiri melalui pilihan-pilihan (dalam Yusuf dan
keputusan-keputusan yang realistik dan Nurihsan 2008). Atas dasar tersebut
bertanggung jawab. konseling diperlukan untuk
meningkatkan keterampilan
Supriatna dan Budiman
pengambilan keputusan karier.
menyatakan bahwa “Kemampuan
individu untuk membuat pilihan secara Sesuai dengan tujuan untuk
tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi mengembangkan keterampilan
pengambilan keputusan karier dipilih karier adalah “konseling keterampilan
model konseling yang menggunakan hidup (lifeskills counselling)”.
jenis intervensi berpusat pada klien dan
Konseling keterampilan hidup
perubahan pada kognitif perilakunya.
(lifeskills counselling) yang
Pemilihan model konseling ini
dikembangkan oleh Richard Nelson-
didasarkan atas prinsip bahwa klien
Jones mengemukakan bahwa semua
memiliki kebebasan dalam melakukan
masalah klien pada hakekatnya
pilihan-pilihan yang terbaik atas masa
merupakan masalah keterampilan
depan kariernya dan bahwa
(2005). Konseling keterampilan hidup
pengembangan keterampilan
bertujuan untuk mengembangkan
pengambilan keputusan harus didasari
konseli yang terampil (skilled person)
dengan perubahan cara berpikir dan
dalam rangka membantu dirinya sendiri
bertindak. Intervensi berpusat pada
(self-helping). Konseling keterampilan
klien memungkinkan klien dapat secara
hidup (lifeskills counselling)
aktif dan penuh dalam membentuk
menekankan keterampilan berpikir dan
keterampilannya sebab klien diberikan
bertindak yang efektif dengan
kebebasan dalam memilih dan
mengubah defisit-defisit keterampilan
menentukan arah hidup kariernya
menjadi kekuatan-kekuatan atau tujuan
sendiri. Perubahan pada kognitif
dari pelaksanaan perlakuan konseling.
diperlukan agar klien benar secara
Konseling keterampilan hidup
sadar melakukan perubahan dengan
(lifeskills counselling) berupaya
alasan-alasan yang logis dan rasional,
mengubah keterampilan berpikir yang
perubahan kognitif akan diikuti oleh
tidak efektif yang mempengaruhi
perubahan tindakan. Sesuai dengan
tindakan seseorang. Keterampilan
tuntutan penelitian ini, maka
berpikir yang tidak efektif
pendekatan konseling yang cocok
menyebabkan klien mengambil
digunakan untuk meningkatkan
keputusan yang tidak tepat, yang pada
keterampilan pengambilan keputusan
akhirnya mengambil tindakan yang klien dapat menceritakan masalah
juga tidak tepat. yang dialami dengan lebih terbuka;

Mengidentifikasi permasalahan
pokok yang akan dipecahkan dalam
B. METODE PENELITIAN
sesi konseling atau fokus pada satu
Tujuan penelitian ini adalah masalah; dan Mengklarifikasi
untuk menguji keefektifan penerapan masalah yang dihadapi oleh klien.
penerapan konseling keterampilan
hidup (lifeskills counselling) untuk 2. Assess. Pada tahap ini klien

meningkatkan keterampilan didorong untuk dapat mengenali

pengambilan keputusan karier Oleh perasaan-perasaan dan reaksi fisik,

karena itu, metode penelitian yang mengenali pikiran-pikiran, menilai

sesuai dengan tujuan penelitian adalah komunikasi dan tindakan. Konselor

metode eksperimen dengan desain dapat menemukan defisit-defisit

penelitian Pre Test-Post Test. keterampilan yang dimiliki oleh

Konseling keterampilan hidup klien, lalu merumuskannya dalam

(lifeskills counselling) dilakukan bahasa keterampilan pada tabel

melalui lima tahap konseling yaitu sehingga mudah dipahami oleh

DASIE (Develop, Asess, State, klien. Hasil ases ini adalah klien

Intervene, Emphasize). Adapun dapat memahami defisit

penjelasan kelima tahap tersebut dapat keterampilan yang dimilikinya.

diuraikan sebagai berikut: (Jones, 3. State. Pada tahap ini klien

2010) merumuskan tujuan yaitu harapan

1. Develop. Pada tahap ini konselor yang ingin dicapai atau yang ingin

mengembangkan hubungan dihindari setelah mengikuti

konseling yang suportif.; konseling.; Konselor dan klien

Bekerjasama dengan klien agar bersama-sama memilih perlakuan


yang sesuai dengan tujuan yang
dirumuskan.
4. Intervene. Pada tahap ini konselor keputusan karier sebelum dan sesudah
memberikan keterampilan- diberikan perlakuan konseling
keterampilan yang dibutuhkan klien keterampilan hidup yang telah
melalui tiga kegiatan yaitu: latihan diperoleh pada penelitian ini
berulang (rehearsal), menunjukkan digunakan teknik statistik deskriptif.
keterampilan yang dimiliki Penggunaan statistik deskriptif
(demonstrasi), dan latihan dimaksudkan untuk mendeskripsikan
keterampilan berbicara atau data apa adanya dan tidak untuk
mengemukakan keterampilan yang membuat kesimpulan yang berlaku
dimiliki. Pada tahap ini, konselor untuk populasi dimana sampel diambil.
juga memperbaiki dan mengubah Pengujian terhadap perbedaan
pikiran-pikiran klien yang tidak keterampilan pengambilan keputusan
realistik atau negatif menjadi karier sebelum dan sesudah diberikan
pikiran-pikiran yang realistik atau perlakuan konseling keterampilan
positif. Latihan-latihan yang hidup digunakan uji Wilcoxon dengan
diberikan juga dapat diberikan menggunakan perangkat lunak PASW
melalui tugas rumah. Statistics 18.
5. Emphasize. Pada tahap ini klien
didorong untuk merumuskan sendiri
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
tentang hasil yang diperoleh yaitu
manfaat-manfaat yang didapatkan Pelaksanaan konseling

setelah mengikuti sesi konseling dilaksanakan dalam bentuk konseling

keterampilan hidup dan perubahan- kelompok selama lima kali pertemuan

perubahan perasaan, reaksi fisik, dengan menggunakan teknik konseling

pikiran, dan menilai kembali keterampilan hidup (lifeskills

komunikasi dan tindakannya; counselling) tahap Develop, Assess,


State, Intervene dan Emphasize.
Untuk menganalisis data hasil Layanan konseling kelompok ini
penelitian keterampilan pengambilan beranggotakan lima siswa yang
memiliki masalah dalam pengambilan karier sebelum dan sesudah diberikan
keputusan karier. perlakuan presentase perubahan rata-
Hasil pre-test menunjukkan rata subyek penelitian setelah diberikan
bahwa 2 orang subyek memiliki skor perlakuan sebesar 48,20 atau 28,506 %,
pengambilan kepurusan karier pada Skor keterampilan pengambilan
kategori baik, sementara 3 orang keputusan karier meningkat dari skor
subyek memiliki skor pengambilan rata-rata 170,2 menjadi 218,4.
keputusan karier pada kategori cukup. Analisis perbedaan terhadap
Rata-rata subyek memiliki hasil penelitian sebelum dan sesudah
keterampilan pengambilan keputusan diberikan perlakuan dilakukan dengan
karier pada kategori cukup. Setelah menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil
diberi perlakuan konseling analisis Uji Wilcoxon menunjukkan
keterampilan hidup (lifeskills bahwa nilai asymp sig = 0,043 <  =
counseling), 3 orang subyek memiliki 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
skor pengambilan keputusan karier yang berarti bahwa ada perbedaan
pada kategori “sangat baik”, sementara keterampilan pengambilan keputusan
2 orang subyek memiliki skor karier pada siswa kelas XII IPA 3 SMA
pengambilan keputusan karier pada Negeri 4 Sidoarjo sebelum dan sesudah
kategori “baik”. Rata-rata subyek diberi perlakuan konseling
memiliki keterampilan pengambilan keterampilan hidup (lifeskills
keputusan karier pada kategori “baik”. counselling).
Hasil perhitungan skor angket
pre-test dan post-test keterampilan
D. SIMPULAN DAN SARAN
pengambilan keputusan karier
menunjukkan adanya perubahan Berdasarkan hasil penelitian
presentase yang meningkat. Perubahan yang telah dilakukan, dapat dapat
presentase ini menunjukkan bahwa disimpulkan bahwa penerapan
adanya perubahan pada tingkat konseling keterampilan hidup (lifeskills
keterampilan pengambilan keputusan counselling) efektif untuk
meningkatkan keterampilan konselingnya dan memiliki
pengambilan keputusan karier siswa pengalaman dalam menghadapi
kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 situasi permasalahan yang
Sidoarjo tahun ajaran 2014/2015. berbeda-beda.
Hipotesis yang berbunyi: “Konseling b. Konselor keterampilan hidup
Keterampilan Hidup (Lifeskills sebaiknya memiliki pengetahuan
Counselling) efektif untuk dan keterampilan yang baik
meningkatkan keterampilan terutama berkaitan dengan defisit
pengambilan keputusan karier”, secara keterampilan yang akan
empirik dapat diterima kebenarannya”. dilatihkan kepada klien. Pada
konseling keterampilan hidup
Berdasarkan hasil dan proses
(lifeskills counselling) untuk
penelitian konseling keterampilan
meningkatkan keterampilan
hidup, maka peneliti memberikan
pengambilan keputusan karier
beberapa saran baik bagi pelaksanaan
konselor hendaknya memiliki
konseling keterampilan hidup maupun
informasi karier yang luas,
penelitian berkenaan tentang konseling
memiliki pengalaman dalam
keterampilan hidup selanjutnya, yaitu:
berkarier, dan dapat mengambil
keputusan karier yang baik.
1. Bagi Konselor:
c. Penggunaan instrumen konseling
a. Konseling keterampilan hidup
keterampilan hidup (lifeskills
(lifeskills counselling) sebaiknya
counselling) dan alat perekam
dilakukan oleh konselor yang
diperlukan dalam proses
terlatih dalam memberikan
Konseling keterampilan hidup
konseling keterampilan hidup,
(lifeskills counselling) terutama
sehingga latihan-latihan
pada tahap Develop dan Assess.
keterampilan konseling secara
d. Konselor perlu memberikan tugas
intensif diperlukan agar konselor
rumah yang sudah dirancang
dapat meningkatkan keterampilan
dalam konseling keterampilan dalam mengambil keputusan
hidup pada tahap Intervene. karier.
e. Penerapan konseling 3. Bagi Peneliti Lain:
keterampilan hidup (lifeskills a. Bagi peneliti lain diharapkan
counselling) hidup secara dapat memperbaiki proses
individual lebih disarankan, konseling keterampilan hidup
sebab konselor dapat lebih (lifeskills counselling) .
berfokus untuk mengidentifikasi b. Bagi peneliti lain diharapkan
masalah secara lebih mendalam dapat mengembangkan instrumen
serta mengases perasaan, pikiran konseling keterampilan hidup
dan tindakan dengan lebih tepat. (lifeskills counselling).
c. Bagi peneliti lain disarankan
2. Bagi Siswa:
dapat melakukan penelitian
a. Siswa diharapkan untuk dapat
konseling keterampilan hidup
lebih intensif dalam mencari
(lifeskills counselling) dalam
informasi karier yang lebih luas
meningkatkan kepercayaan diri,
misalnya melalui pencarian
keterbukaan diri, kemantapan
informasi di internet, bertanya
pengambilan keputusan karier,
pada senior, meminta
keterampilan komunikasi,
pertimbangan orang tua dan
keterampilan belajar, dan
bertanya pada profesional di
keterampilan bekerja.
bidang pekerjaan tersebut.
b. Siswa disarankan mengikuti sesi
konseling keterampilan hidup
(lifeskills counselling) secara
individual untuk lebih mendalami
masalah-masalah lain yang
mengiringi kesulitan dalam
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan


Penjaminan Mutu Pendidikan, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan Nasional. (2013). Peminatan Peserta Didik. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Desmita.(2008). Psikologi Perkembangan.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Khofifah, Aulia, dkk. (2013). Permasalahan yang Disampaikan Oleh Siswa Kepada
Guru BK/Konselor. Jurnal Ilmiah Konseling. Volume 2 Nomor 2 Juni 2013. :
26 – 33
Jones, Richard Nelson. (2010). Konseling Keterampilan Hidup. Dalam Stephen
Palmer (Ed.), Konseling dan Psikoterapi. (hlm. 221-245). Terj. Haris H.
Setiadjid.Yogyakarta: PustakaPelajar. (buku asli diterbitkan 2010)
Jones, Richard Nelson. (2005). Practical Counselling and Helping Skills. London:
Sage Publications.
Mincemoyer, Claudia C. and Perkins, Daniel F. (2003). Assessing Decision making
Skills of Youth.The Forum for Family and Consumers Issues.January 2003,
Vol. 8, No. 1 ISSN 1540 5273.
Nursalim, Mochammad, dkk. (2005). Strategi Konseling. Surabaya: Unesa
University Press.
Prayitno dan Amti, Erman.(2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Scott, E., Reppucci, N., &Woolard, J. (1995).Evaluating Adolescent Decision Making
in Legal Contexts. Law and Human Behavior 19, 221-244.
Supriatna, Mamat dan Nandang, Budiman. (2014). Bimbingan Karier di SMK.
Diperoleh dari
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBING
AN/197102191998021-
NANDANG_BUDIMAN/BIMBINGAN_KARIER_DI_SMK.pdf
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai