Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI

A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien
Ds :pasien mengatakan mendengar suara yang mengajak pasien main-main,mabok,dan
menyuru untuk berkelahi.suara itu muncul ketika sedang sendiri di malam hari sekitar diatas
jam 9 malam.durasinya sekitar 1 jam.dan pasien percaya kalau itu suara nyata.
Do : pasien tanpak ketakutan,gelisa,cemas,pengen pulang dan sering menangis.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori halusinasi

3. Tujuan khusus :
Pasien dapat mengontrol halusinasi, sp :
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya, pasien memahami pengertian
halusianasi, tanda dan gejala, pasien mengetahui cara mengontrol halusinasi pasien
mampu mengardik,
b. Pasien dapat melakukan halusinasi
c. Pasien dapat berinteraksi secara bertahap pada orang kedua
4. Tindakan keperawatan SP HALUSINASI
SP Pasien Keluarga
1. Membina hubungan saling percaya, membantu Membina hubungan saling
pasien mengenal pengertian halusinasi, tanda percaya, memperkenalkan diri,
gejala halusinasi, menjelaskan cara mengenal membantu keluarga mengenal
halusinasi, , dan mengajarkan cara mengontrol pengertian halusinasi, jenis
halusinasi dengan cara menghardik. halusinasi yang dialami pasien,
tanda dan gejala halusinasi,
mengajarkan cara merawat pasien
halusinasi.
2. Mengajarkan pasien melatih mengontrol Melatih keluarga cara merawat
halusinasi dengan bercakap-cakap bersama pasien isolasi sosial langsung di
orang lain hadapan pasien
 Mengajarkan cara berkenalan  Melatih cara berkenalan
 Mengajarkan berbicara/berinteraksi keluarga terhadap pasien
dengan orang pertama  Mengajarkan
 Melakukan kontrak topik, waktu, dan berbicara/berinteraksi
tempat dengan keluarga
 Melakukan kontrak topik,
waktu dan tempat

3. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan Membuat rencana pulang bersama


melaksanakan aktivitas terjadwal. keluarga
 Menganjurkan kepada
keluarga untuk memberikan
pengawasan dalam
pemberian obat.
 Menganjurkan keluarga
memberi aktivitas sesuai
kemampuan pasien
 Mengingatkan keluarga untuk
membawa pasien kontrol
teratur ke poli jiwa.
4. Melatih pasien minum obat secara teratur
A. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

Sp 1 pasien: membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab


halusinasi, tanda dan gejala halusinasi, membantu pasien mengontrol halusinasi, membantu
pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
a. Fase orientasi
“Assalamuallaikum, perkenalkan saya mahasiswa perawat. Nama saya Andika”
“nama bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
“bagaimana kabar bapak hari ini? Semalam bisa tidur atau tidak?”
“pak, hari ini saya ingin mendiskusikan dengan bapak terkait halusinasi tau mendengar suara
seseorang tapi tidak ada orangnya, tanda dan gejalanya apa saja pak, serta mengajarkan
bagaiman cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Sebentar saja ya pak, kurang
lebih 15 menit, untuk tempatnya di ruang rehab, apakah bapak bersedia?”
b. Fase kerja
“Apakah bapak S mendengara suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?”
“apakah terus-menerus mendengarnya tau hanya sewaktu-waktu saja? Kapan itu
biasanya bapak S paling sering mendengar suaranya itu? Berapa kali sehari bapak s sering
denger itu? Kapan biasanya bapak denger suara itu pak? Kalau lagi main-main gitu sama
anknya denger juga?apa waktu bapak sendirian aja suaranya muncul?”
“bapak s, begini saya mau mengajarkan bapak cara mengontrol halusinasi, halusinasi itu
ada 4 cara pak untuk mengontrolnya atau menguranginya yang pertama itu dengan cara
menghardik kayak ngusir gitu pak. Terus yang ke 2 dengan ngobrol pak sama orang lain, bisa
dengan iateri sendiri atau perawat yang lainnya. Lalu yang ke 3 itu dengan melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal misalnya kegiatan bapak dirumah yang bisa dibawak kesini
kayak nyapu, bersih-bersih kamar gitu ya pak ya nanti kita jadwalin.terus yang terakhir itu
minum obat secara teratur wajib ini pak yah,”
“na kan bapak sudah tau apa saja cara mengontrolnya halusinasi, gimana kalau kita
belajar cara pertama yang menghardik atau mengusur itu pak? Baik pak caranya kalau bapak
s mendengar suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi sana saya tidak mau mendengar.
Kamu itu palsu tidak nyata, ulangi terus kata-kata itu pak sampai suaranya hilang. Gimana
pak mengerti dengan apa yang saya jelaskan? Baik pak kalau begitu coba bapak peragakan,
iya pak disini anggap aja suranya datang pak. Iya sudah bagus pak, sekali lagi nggeh pak kita
coba. Iya bagus pak, sip
c. Fase terminasi

“baik pak sekarang bagimana perasaan bapak, setelah berdikusi cara mengusir tadi
pak? Iya alhamdulillah kalo begitu pak ya, jadi nanti kalo suaranya datang lagi pak bisa
cobak cara yang sudah kita pelajari tadi pak ya? Baik pak sekarang coba kita buat jadwal
latihan cara mengusir suara tadi ya pak? Bapak mau jam berapa latihanya? Iya baik pak jam
segini ya pak ya?. Untuk besok bagimana kalau kita ketemu lagi untuk belajar cara yang ke 2
yang ngobrol-ngobrol sama orang lain pak? Bagaimana ibu bersedia? Kalau bersedia jam
berapa besok kita latihannya pak? Dimana tempatnya?”
baik pak, kalau begitu saya balik keruangan dulu ya pak” oh iya sama-sama pak.”
Sp 2 pasien: melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang
lain.
a. Fase orientasi
“Assalamualaikum pak s, bagaimana pak perasaannya hari ini? Sesuai janji saya yang
kemaren ya pak yasa akan mengajarkan cara mengontrol halusinasi yang ke-2 ya pak.
Gimana pak suaranya ada muncul lagi gk pak? Alhamdulillah kalo tidak ada. Tapi masih
ingat tidak pak, dengan cara pertama yang saya sampaikan kemaren? Iya benar pak. Baik pak
sesuai janji saya kemaren ya pak saya akan mengajarkan cara mengontrol halusinasi yang ke-
2 yaitu dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Waktunya bapak mau berapa lama?
15 menit cukup pak? Iya baik pak. Pak pengen ngobrolnya dimana disini aja (dikamar) apa
diluar pak? Baik pak disini saja ya pak.
b. Fase kerja
“Baik pak, jadi cara ke dua untuk mengontrol halusinasi itu cara berckap-capak atau
ngonbrol bu dengan orang lain. Jadi kalau misalkan bapak s mendengar suara-suara yang
kemaren pak bilang, langsung saja pak mencari teman untuk ngobrol bisa saya, atau perawat
yang lain atau bisa juga pak e (pasien dikamar depan). Jadi contohnya begini pak “tolong ini
saya mulai mendengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya” atau kalau misalkan ada orang
rumah, istri bapak misalnya, bilang saja “bu, ayok ngobrol sama saya, ini saya mendengar
suara-suara” begitu ya pak. Ayok sekarang coba bapak lakukan seperti yang saya contohkan
tadi pak. Iya pak bagus! Coba sekali lagi ya pak, nah sudah bagus bu nanti latih terus ya pak!
Disini. Bapak bisa ngajak ngobrol siapa saja yang ada diruangan ini atau saya sendiri ya pak
ya? Iya bagus pak”
c. Fase terminasi
“giman pak perasaanya setelah kita latihan tadi? Alhamdulillah kalau begitu pak. Jadi
sudah ada berapa cara yang kita diskusikan tentang halusinasi mulai dari semalam pak? Iya
pak bagus apa saya pak coba sebutkan. Bapak s nanti coba lagi ya pak 2 cara yang sudah kita
latih kemaren. Sekarang kita coba masukan kedalam daftar harian ya pak. Bapak mau jam
berapa latihannya ngobrolnya? Baik pak, nanti bapak lakukan secara teratur sewaktu-waktu
suaranya muncul? Besok saya akan kesini lagi ya pak. Dengan cara yang ketiga yaitu dengan
cara melakukan aktivitas terjadwal gimana pak? Besok dimana pak mau kita coba cara
ketiganya? Disini? Atau dimana pak? Baik pak, kalau jamnya pak? Jam berapa pak
pengannya?. Baik pak kalau begitu saya kembali keruangan dulu ya pak. Ada yang ingin
ditanyakan atau disampaikan? Oh baik ya sudah saya kembali dulu ya pak, mari.
Sp 3 pasien: melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal
a. Fase orientasi
“assalamualaikum bu s? Bagaimana kabarnya hari ini pak?
“gimana pak? Apa ada suara-suara yang mucul pakhari ini atau tadi malam?
Alhamdulillah kalau begitu, walaupun pak merasa tidak mendengar suara-suara lagi kita tetep
lanjutkan cara mengontrol yang ke3 ya pak sesuai janji kita kemaren, cara yang ke 3 yaitu
mencegah halusianasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal”
“baik sesuai janji kemaren ya pak waktunya sekarang jam 13.00 ya pak, dikamar bapak s
ya”
b. Fase kerja
“biasanya kalau jam segini pak kegiatanhya apa saja pak? Wah lumayan banyak juga
pekerjaan pak. Nah sekarang kita coba ya pak 2 kegiatan yang memungkin untuk bisa
dikerjakan dirumah sakit sekarang” bagimana kalau kegiatan menyapu dan membersihkan
tempat tidur pak? Baik pak kalau begitu kita coba ya pak. Baik pak bagus sekali pekerjaan
pak bersih dan rapi”.
“baik pak kegitan ini juga bisa mencegah munculnya suara-suara yang sering bapak
dengarkan itu ya pak. Lalu kegitan yang lain akan kita latih lagi dari pagi sampai malam ya
pak agar bapak ada kegiatan dan dapat berguna juga untuk mencegah suara-suara yang sering
bapak dengar”
c. Fase terminasi
“Baik pak, gimana perasaannya bapak s setelah kita ngobrol-ngobrol cara yang ke3 tadi
pak? Alhamdulillah kalau begitu pak” ayok pak sebutkan lagi 3 cara yang sudah kita pelajari
dari kemaren pak? Bagus ternyata ingatan bapak kuat sekali ya.
“sekarang mari kita masukkan kejadwal kegiatan harian bapak s ya bu. Coba ibu lakukan
sesuai jadwal ya”
“bagaimana kalau nanti kita bahas lagi cara minum obat yang baik serta gna obatnya pak.
Mau jam berapa pak? Oh baik kalau begitu tidak ap-apa pak. Berarti besok ya pak, tempatnya
dimana pak? Oh iya baik pak. Kalau begitu saya kembali keruangan dulu ya pak.

Anda mungkin juga menyukai