Anda di halaman 1dari 11

BLOWOUT PREVENTER (BOP) SYSTEM

KERJA PRATEK

PROPOSAL

DISUSUN OLEH :

GREGORIO PEREIRA BELO

09.0341/TP

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2012
HALAMAN PENGESAHAN

BLOWOUT PREVENTER (BOP) SYSTEM

KERJA PRATEK

PROPOSAL

DI SUSUN OLEH :

GREGORIO PEREIRA BELO

09.0341/TP

Disetujui Oleh Jurusan Teknik Perminyakan

Fakultas Teknik

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pembimbing

( Boedi Windiarto,ST )
I. JUDUL
BLOWOUT PREVENTER (BOP) SYSTEM

II. LATAR BELAKANG


Industri perminyakan padat akan modal, beresiko tinggi dan memerlukan teknologi
yang canggih, oleh sebab itu dibutuhkan penguasaan teknologi yang tepat, untuk
mengurangi resiko kesalahan dalam perencanaan yang berkaitan dalam dunia
perminyakan. Hal inilah yang perlu dicermati oleh para profesional, calon-calon
profesional muda untuk selalu meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya sehingga
mampu mengemabankan dunia teknoligi perminyakan.

Melalui kerja praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami
kondisi sebenarnya penerapan teori dan pelaksanaan kerja di lapangan ,berdasarkan
teori-teori yang pernah dapat diperkuliahan. Rangkaian kegiatan kerja praktek ini
dilaksanakan di PUSDIKLAT MIGAS CEPU Jawa Tengah. Pemilihan PUSDIKLAT
MIGAS CEPU sebagai tempat kerja praktek karena memiliki sarana dan prasarana yang
menunjang kegiatan Kerja Praktek.

III. TUJUAN DAN MAKSUD


Kerja Praktek ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik Perminyakan. Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Perminyakan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Tujuan dari kerja praktek mahasiswa Teknik Perminyakan ini adalah :

1. Mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan wawasan mengenai seluk-beluk bidang


migas dalam industri perminyakan.
2. Memperoleh gambaran umum mengenai praktek dan aplikasi dari ilmu yang
diperoleh di perkuliahan.
IV. DASAR TEORI

4.1. PENGERTIAN

Dalam pemboran Migas pada kondisi normal diupayakan tekanan formasi


senantiasa lebih kecil dari tekanan hydrostatis kolom lumpur di dalam lubang.
Namun adakalanya kondisi yang terjadi adalah tekanan formasi lebih besar dari
tekanan hydrostatis lumpur sehingga menyebabkan terjadinya alian fluida formasi
masuk ke dalam lubang bor yang disebut “Kick”.

Apabila Kick terjadi, sumur harus segera ditutup menggunakan Blowout


Preventer (BOP) sehingga aliran fluida formasi dapat dikontrol dan blowout
(semburan liar) dapat dihindari. Selanjutnya sumur harus dilakukan sirkulasi untuk
mematikan kick tersebut.

Sebelum membahas lebih dalam mengenai Blowout Preventer perlu diketahui


terlebih dahulu gejala-gejala terjadinya kick adalah sebagai berikut :

1. Drilling Break yaitu terjadinya perubahan kecepatan pemboran atau kecepatan


menembus lapisan bawah tanah (penetration rate) secara mencolok yang diikuti
oleh perubahan parameter bor seperti SPM pompa, tekanan pompa, WOB dll.
2. Terjadi kenaikan rotary torque.
3. Perubahan ukuran cutting dari kecil menjadi besar.
4. Kenaikan temperature fluida pemboran secara mencolok di flow line.
5. Perubahan sifat-sifat fluida pemboran (mud properties) secara mencolok.
6. Gas cutting.

Sedangkan penyebab-penyebab terjadinya kick adalah sebagai berikut :

1. Naiknya tekanan formasi.


2. Tekanan hidrostatik kolom lumpur turun.
3. Pengisian lubang bor pada saat cabut rangkaian tidak dilakukan sesuai kebutuhan.
4. Swab effect.
5. Squeeze effect
Penyebab terjadinya BlowOut secara umum adalah :

1. Peralatan Blowout Preventer tidak dapat bekerja dengan baik pada saat
dioperasikan menutup sumur.
2. Rig Crew tidak melakukan operasi mematikan sumur (killing procedure) secara
benar.
3. Rig crew tidak melakukan penutupan sumur sesuai prosedur yang benar

IV.1.1. Komponen Dasar Blowout Preventer System

 Susunan BOP Stack


a. Annular type blowout preventer.
b. Ram type blowout preventer.
c. Diverter
 Saluran pengendali :
a. Drilling Spool
b. Killing Line
c. Choke Flow Line
d. Choke Manifold / Back Pressure Manifold (BPM)
e. Manual Adjustable Choke dan Super Choke
 Sistem Kontrol :
a. Accumulator Unit
b. Driller Remote Control
4.2. PEMELIHARAAN

4.2.1.Pengecekan packing element dengan cara melihat stroke piston

Untuk mengetahui kemampuan penutupan packing element pada pipa dan


sekaligus untuk menjamin apakah packing element masih berumur panjang dapat
dicek dengan cara mengukur panjang langkah piston (piston stroke) di Annular
BOP. Pengukuran ini dilakukan dengan cara memasukkan kawat ukuran 5/16” ke
dalam lubang piston indicator dengan terlebih dahulu melepas baut penutupnya.
Hampir semua tipe Annular BOP Hydril memiliki lubang ini kecuali untuk BOP
tipe GK produksi lama dan MSP 500 psi. Langkah-langkahnya sebagai berkut :

1. Setelah kawat dimasukkan kedalam lubang, berikan tanda pada kawat


tersebut dan ukur, ini akan menunjukkan jarak maksimum dari puncak piston
dengan puncak BOP head.
2. Selanjutnya masukkan pipa dengan ukuran yang disarankan untuk pengetesan
tekanan pada BOP, lalu tutup BOP dengan tekanan penutupan minimal yang
disarankan hingga BOP mampu menutup dengan baik.
3. Lakukan kembali pengukuran dengan kawat, beri tanda dan ukur.
Jika hasil pengukuran terakhir ini masih lebih besar dari maksimum stroke
sesuai tabel di operator manual atau sesuai tercetak pada BOP head, berarti
packing element masih dapat dipakai. Sebaliknya jika jarak yang diukur sama
dengan jarak minimum di tabel berarti packing element sudah bekerja maksimum
yang berarti keadaan packing element sudah kritis.

Dengan mengukur jarak maksimum yang dilakukan saat awal pengetesan


dapat dipergunakan untuk mengetahui pada posisi buka apakah piston dapat turun
penuh atau tidak. Jika tidak, ada kemungkinan terdapat endapan partikel padat
dari lumpur atau sisa semen yang mengeras sehingga perlu dibersihkan.
4.2.2.Pengecekan packing element secara visual

Packing element yang telah lelah (fatique) atau buruk harus diganti. Lelah
atau fatique biasanya akan terlihat adanya sobekan-sobekan yang cukup dalam
pada bagian ujung atas karet packing element diantara jari-jari baja (steel insert).
Terjadinya sobekan karet pada bagian dalam (bore area) menunjukkan telah rusak
dan kondisi ini jika dibiarkan akan mengakibatkan kebocoran tekanan saat
packing element dioperasikan.

4.2.3.Prosedur penggantian packing element pada type Screw Head BOP

Langkah-langkah penggantian packing element pada type Screw Head BOP


adalah :

1. Lepaskan Head Lock Screw.


2. Lepaskan BOP Head dari body dengan memutar kearah kiri (berlawanan
jarum jam).
3. Angkat BOP head dengan baut mata .
4. Keluarkan packing element yang lama.
5. Keluarkan piston dari body BOP dan bersihkan.
6. Periksa head gasket, upper seal, middle seal dan lower seal di BOP, ganti bila
rusak. Bersihkan seal groove dan beri pelumas seal yang akan dipasang.
Pasanglah seal dengan arah/posisi alur seal dengan benar.
7. Bersihkan piston bowl dan selanjutnya lumasi.
8. Pasang kembali piston pada Body BOP.
9. Pasang packing element baru.
10. Bersihkan ulir-ulir pada head cover dan body BOP kemudian beri grease.
11. Pasang dan kencangkan BOP head dengan memutar kekanan (searah jarum
jam).
12. Pasang Head Lock Screw
.
4.2.4.Prosedur penggantian packing element pada Latch Head BOP

1. Putar semua jaw operating screw 4 kali putaran ke kiri.


2. Lepaskan pull down bolt assembly dari top head.
3. Angkat head cover.
4. Keluarkan packing element yang lama.
5. Keluarkan piston dari bodi BOP dan bersihkan.
6. Periksa head gasket, upper seal, middle seal dan lower seal di BOP, ganti bila
rusak. Bersihkan seal groove dan beri pelumas seal yang akan dipasang.
Pasanglah seal dengan arah/posisi alur seal dengan benar.
7. Berikan pelumas pada piston bowl.
8. Pasang kembali piston pada Body BOP.
9. Pasang packing element baru.
10. Bersihkan ulir-ulir pada head cover dan body BOP kemudian beri grease.
11. Pasang dan kencangkan BOP head dengan memutar kekanan (searah jarum
jam).
12. Pasang kembali pull down bolt assembly.
13. Ikat kembali semua jaw operating screw dengan putaran 4 kali dan torsi 300 –
400 lb/ft.

V. RENCANA DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II SEJARAH UMUM PUSDIKLAT MIGAS

2.1. Penjelasan umum Pusdiklat Migas


2.2.. Program Kegiatan

2.3. Hubungan Kerja Sama

2.3.sejarah singkat pusdiklat migas cepu

BAB III DASAR TEORI

3.1 Pengertian

3.2. Komponen Dasar blowout preventer System

3.2.1 Annular Type BOP

3.2.1.1 Annular Type BOP Produksi Hydril

3.2.1.2 Annular Type BOP Produksi Shaffer

3.2.1.3 Annular Type BOP Produksi Cameron Dengan Model D

3.2.2 Ram Type BOP

3.2.2.1 Cameron Ram Type BOP

3.2.2.2 Ram BOP Type U

3.2.2.2.1 NL Shaffer Ram Type BOP


3.2.2.2.2 PSL Shaffer Type LWS

3.2.2.2.3 PSL Shaffer Type SL

3.2.2.2.4 PSL Shaffer Type LWP

3.2.2.3 Hydril Ram Type BOP

3.2.3 Pencegahan Dari Dalam Pipa

3.2.3.1 Upper Kelly Cock

3.2.3.2 Lower Kelly Cock

3.2.3.3 Safety Valve

3.2.3.4 Insede BOP

3.2.3.5 Drop In Check Valve

3.2.3.6 Drill Pipe Float Valve

3.2.4 Saluran Pengendali

3.2.4.1 Drill Spools

3.2.4.2 Kill Line

3.2.4.3 Choke Flow Line

3.2.4.4 Choke Manifold dan Back Pressure Manifold

3.2.4.5 Choke dan Control Panel


3.2.5 Susunan Pencegah Sembuaran Liar

3.2.5.1 Penyambungan Pencegaan Semburan Liar

3.2.5.2 Susunan PSL (PSL Stack Arrangement)

3.2.5.3 Pemasangan PSL

3.2.5.4 Pengujian PSL

3.2.6 Sistem Kontrol

3.2.6.1 Accumulator Unit

3.2.6.2.Komponen Utama Dari Accumulator Unit

3.2.7 Pengujian BOP Stack

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai