Anda di halaman 1dari 1

Morfologi Pulau Simeulue pada umumnya termasuk dalam geomorfologi prisma akresi (Lubis

dkk.,2009). Pulau-pulau yang terbentuk karena prisma akresi akan mengalami pengangkatan
sampai ke permukaan laut yang diakibatkan oleh desakan lempeng Samudera Hindia ke arah utara
dengan kecepatan 6-7 cm/tahun terhadap lempeng Benua Asia-Eropa sebagai benua pasif yang
menerima tekanan (Hamilton, 1979 dalam Lubis dkk, 2009). Pembentukan prisma akresi di dasar
laut dikontrol oleh aktifitas tektonik sesar-sesar naik (thrusting) yang mengakibatkan proses
pengangkatan (uplifting). Proses ini terjadi akibat dari proses tumbukan antar segmen kontinen
yang menyebabkan bagian tepian lempeng daerah tumbukan mengalami proses pengangkatan.
Proses ini umumnya terjadi di kawasan barat Indonesia yaitu di samudra Hindia. Hal tersebut
menyebabkan adanya pengangkatan dan sesar-sesar naik di beberapa tempat, seperti yang terjadi
di Kep. Mentawai, Enggano, Nias, sampai Simelueu yang terangkat membentuk gugusan pulau-
pulau memanjang parallel terhadap arah zona subduksi (Lubis dkk., 2009). Hal tersebut umumnya
bersamaan dengan aktifnya patahan (sesar) dan amblesan (subsiden) di sekitar pantai sehingga
pulau-pulau akresi yang terbentuk terpisah dari daratan utamanya (Cruise Report SO00-2, 2009
dalam Lubis dkk,2009). Prisma akresi merupakan daerah yang paling rawan terhadap kegempaan
karena pusat-pusat gempa berada di bawahnya.

P. Simeulue

Gambar 5. Morfologi prisma akresi yang naik ke permukaan (Lubik,dkk.2009)

Anda mungkin juga menyukai