PENDAHULUAN
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan
pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam
tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang
sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan
istirahat dan tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan
status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain
itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian istirahat dan tidur
2. Mengetahui fisiologi tidur
3. Mengetahui ritme srikadian
4. Mengetahui jenis-jenis tidur
5. Mengetahiu pola tidur berdasarkan tingkat perkembangan/usia
6. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur
7. Mengetahui gangguan tidur
8. Mengetahui cara asuhan keperawatan klien dengan masalah tidur
1
BAB II
PEMBAHASAN
Istirahat adalah keadaan dimana tenang tanpa adanya tekanan,bukan hanya dalam
kedaan beraktifitas tetapi juga yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti
sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan
melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan.
Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat. Misalnya, Narrow (1967) yang dikutip oleh
Perry dan Potter 1993 mengungkapkan enam karakteristik yang berhubungan dengan
istirahat, diantaanya:
b. Merasa diterima.
terpenuhi. Hal ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala kebutuhannya dapat diatasi
dan adanya pengawasan maupun penerimaan dari asuhan keperawatan yang diberikan
sehingga dapat memberikan kedamaian. Apabila pasien tidak merasakan enam kriteria
tersebut di atas, maka kebutuhan istirahatnya masih belum terpenuhi sehingga diperlukan
tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur,
misalnya mendengarkan secara hati-hati tentang kekhawatiran personal pasien dan mencoba
2
Pasien yang mempunyai perasaan tidak diterima tidak mungkin dapat beristirahat
dengan tenang. Oleh sebab itu, perawat harus sensitif terhadap kekhawatiran atau masalah
yang dialami pasien. Pengenalan pasien terhadap apa yang akan terjadi adalah keadaan lain
yang penting agar dapat beristirahat. Adanya ketidaktahuan akan menimbulkan kecemasan
dengan tingkat yang berbeda-beda dan dapat menimbulkan gangguan pada istirahat pasien
Agar pasien merasa diterima dan mendapatkan kepuasan, maka pasien harus
dilibatkan dalam melaksanakan berbagai aktivitas yang mempunyai tujuan sehingga pasien
merasa dihargai tentang kompetensi yang ada pada dirinya. Pasien akan merasa aman jika
mengetahui bahwa ia akan mendapat bantuan yang sesuai dengan yang diperlukannya. Pasien
yang merasa terisolasi dan kurang mendapat bantuan tidak akan dapat istirahat, sehingga
perawat harus dapat menciptakan suasana agar pasien tidak merasa terisolasi dengan cara
melibatkan keluarga dan teman-teman pasien. Keluarga dan teman-teman pasien dapat
meningkatkan kebutuhan istirahat pasien dengan cara membantu pasien dalam tugas sehari-
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1968), atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan
tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan,
tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang
minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan dengan indra atau
rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur
3
Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis, diantaranya;
Pada waktu tidur terjadi perubahan tingkat kesadaran yang berfluktuasi. Tingkat
penurunan kesadaran paling dalam selama tidur adalah indra penciuman. Organ pengindraan
yang mengalami penurunan tingkat kesadaran paling kecil adalah pendengaran dan rasa sakit.
Ini menjelaskan mengapa orang-orang yang sakit dan berada dalam lingkungan yang bising
Tidur tidak dapat diartikan sebagai manifestasi deaktifasi sistem saraf pusat. Sebab
pada orang yang tidur, sistem saraf pusatnya tetap aktif dalam sinkronisasi neuron-neuron
substansia retikularis dari batang otak. Ini dapat diketahui melalui pemeriksaan
4
2.2 Fisiologi Tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,yaitu Reticular
Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian atas
batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan
proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,sedangkan pada saat tidur
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada
manusia,bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (mis;
cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling
umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi
perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis
tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-
bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis
paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah
(Lilis,Taylor,Lemone,1989).
Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan
gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement) dan tidur dengan gerakan bola mata lambat
5
a. Tidur REM
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit.
Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini.
Selama tidur REM, otak cenderung aktif dan metabolismenya meninggkat hingga 20%. Pada
tahap individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba,
tonus otot terdepresi,sekresi lambung meningkat,dan frekuensi jantung dan pernapasan sering
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal
tersebutberarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan dua bola
matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor, tekanan
darah bertambah, gerakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak-balik), sekresi
lambung meningkat, ereksi penis pada laki-laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung
dan pernafasan tidak teratur sering lebih cepat, suhu dan metabolism meningkat.
Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka akan menunjukan gejala-gejala
sebagai berikut:
a) Cenderung hiperaktif.
b. Tidur NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak
yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang
ditunjukkan orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi
tubuh. Di samping itu,semua proses metabolik termasuk tanda-tanda vital, metabolisme, dan
6
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM gelombang
otak lebih lamban dibandingkan pada orang yang sadar atau tudak tidur. Tanda-tanda tidur
NREM antara lain mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan
Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing–masing tahap ditandai dengan pola
perubahan aktivitas gelombang otak. Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan
tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep).
a) Tahap I
Merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Pada
tahap ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi lemas,
kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak ke kiri dan kanan, kecepatan jantung
dan pernafasan menurun secara jelas, pada EEG terlihat terjadi penurunan voltasi gelombang-
gelombang alfa. Seseorang yang tidur pada tahap ini dapat dibangunkan dengan mudah.
b) Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Ditandai dengan
kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot perlahan-lahan menurun
serta proses jantung dan pernafasan menurun secara jelas. Pada EEG timbul gelombang beta
c) Tahap III
Pada tahap ini keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara
beta menjadi 1-2 siklus/detik. Seseorang yang tidur pada tahap ini sulit dibangunkan.
7
d) Tahap IV
Merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam keadaan rileks, jarang
bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai dan sulit dibangunkan. Pada EEG,
tampak hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekuensi 1-2siklus/detik. Denyut
jantung dan pernafasan menurun hingga 20-30%. Pada tahap ini dapat terjadi mimpi. Selain
Selain keekmpat tahap tersebut, sebenarnya ada satu tahap lagi yaiti tahap V.
Merupakan tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk ke tahap V. hal tersebut
ditandai dengan kembali bergeraknya bola matayang kecepatannya lebih tinggi disbanding
e) Siklus tidur
Selama tidur , individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang
komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui emapt
hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang
berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian
diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan
II selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.
Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka akan menunjukan gejala-gejala
sebagai berikut:
4. Malas bicara.
8
6. Sedangkan apabila mengalami kehilangan tidur REM dan NREM maka akan
2. Tidak konsentrasi.
4. Sulit beraktivitas.
5. Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi dan ilusi penglihatan atau
pendengaran.
Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang dibutuhkan seseorang.
Semakin tua usia, maka semakin sedikit pula lama tidur yang dibutuhkan.
9
(40-60 tahun) mungkin mengalami insomnia dan sulit untuk dapat
tidur.
Dewasa tua Tidur sekitar 6 jam sehari 20-25% tidur REM, tidur
(60 tahun lebih) tahap IV nyata berkurang kadang-kadang tidak ada.
Mungkin mengalami insomnia dan sering terbangun
sewaktu tidur malam hari.
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada yang
1. Penyakit. Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat
menyebabkan gangguan tidur. Pada orang yang sakit dan rasa nyeri,
kebutuhan tidurnya tidak dapat terpenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat
tidur dengan nyenyak. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang
lebih banyak dari pada biasanya.di samping itu, siklus bangun-tidur selama
proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing
nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan
tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh
klelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin
10
lelah seseorang,semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah
4. Gaya hidup. Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur
berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya
Ketika pengaruh alcohol telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi
buruk.
berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan seringnya terjaga di
8. Merokok. Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada
tubuh. Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah
11
golongan amfetamin akan menurunkan tidur REM. Obat-obatan tertentu dapat
dapat menekan tidur REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.
10. Motivasi. Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan
lelah seseorang. sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk
A. Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal insomnia dapat berupa kesulitan untuk
tidur atau untuk tetap tertidur. Bahkan seorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum
cukup tidur dapat dikatakan mengalami insomnia (Japardi 2002). Dengan demikian, insomnia
merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kuantitas maupun
kualitas. Kenyataanya, insomnia bukan berarti sama sekali seseorang tidak dapat tidur atau
kurang tidur karena orang yang menderita sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka
c) Insomnia terminal. Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan insomnia diantaranya nyeri, kecemasan, ketakutan,
tekanan jiwa dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur. Perawat dapat membantu klien
12
Ada beberapa tindakan dan upaya untuk mengatasi insomnia:
a) Makan makanan protein tinggi sebelum tidur seperti keju atau susu. Diperkirakan
triptofan, yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna dapat mempermudah
tidur.
d) Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk dan tidak pada
kesadaran penuh.
f) Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tapi tidak pada saat menjelang tidur.
B. Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis
dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka dan menutup pintu, duduk di tempat
tidur, menabrak kursi, berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam
beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Somnambulisme ini lebih banyak terjadi
Tindakan ini untuk mengantisipasi risiko cedera. Ketika anak dalam kondisi somnambulisme,
harus dibimbing untuk kembali ke tempat tidur dan buat lingkungan yang aman dan nyaman
C. Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi pada anak-anak
dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi
13
faktor yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stress dan toilet
training yang kaku. Upaya untuk mencegahnya diantaranya hindari stress, hindari minum
yang banyak sebelum tidur dan kosongkan kandung kemih (berkemih) sebelum tidur.
D. Narkolepsi
Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak
terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan pula sebagai serangan mengantuk yang mendadak,
sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat dimana serangan tidur (kantuk) datang.
Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi akibat kerusakan genetika system
saraf pusat dimana periode REM tidak dapat dikendalikan. Serangan narkolepsi dapat
berbahaya apabila terjadi saat mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat yang
obat yang dapat membuat orang tidak dapat tidur. Obat tertsebut diantaranya jenis amfetamin.
E. Night terrors
Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak-anak usia 6 tahun atau
lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.
F. Mendengkur
mulut. Amandel yang bengkak dan adenoid dapat menjadi faktor penyebab. Pankal lidah
yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot di bagian belakang mulut mengendur
G. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain
sering terjaga (mis; tidur berjalan, night terror), gangguan transisi bangun-tidur (mis;
14
mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (mis; mimpi buruk),dan lainnya (mis;
bruksisme).
H. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama
pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan
system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (mis;
Apnea saat tidur atau sleep abnea adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik
pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering
terjaga di malam hari, insomnia, mengantuk berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang
hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
A. Pengkajian
Pengkajian tentang pola tidur klien meliputi riwayat tidur, catatan tidur, pemeriksaan
B. Riwayat tidur
Pengkajian riwayat tidur secara umum dilakukan segera setelah klien memasuki
faislitas perawatan. Ini memungkinkan perawat menggabungkan kebutuhan klien dan hal-hal
15
d) Lingkungan tidur.
Selain itu, riwayat ini juga harus mencakup berbagai masalah yang ditemui pada pola
tidur, penyebabnya, kapan pertama kali masalah tersebut muncul, frekuensinya, pengaruh
C. Catatan tidur
Catatan tidur sangatlah bermanfaat khusus untuk klien yang memiliki masalah tidur
sebab catatan ini berisi berbagai informasi penting terkait pola tidur klien.
Catatan tidur dapat mencakup keseluruhan atau sebagian dari informasi berikut:
b) Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis, durasi, dan waktu).
d) Waktu : (a) pergi tidur, (b) mencoba tidur, (c) tertidur, (d) terjaga di malam hari
f) Faktor yang klien yakini member pengaruh positif atau negatif pada tidurnya.
Kemudian, perawat dapat mengembangkan data tersebut menjadi bagan atau grafik
D. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi observasi penampilan, perilaku, dan tingkat energi klien.
Penampilan yang menandakan klien mengalami masalah tidur antara lain adanya
lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak dan
perhatian, bicara lambat, menguap dan lain-lain. Di samping itu, klien yang
16
mengalami masalah tidur juga dapat terlihat lemah, letargi, atau lelah akibat
kekurangan energi.
E. Pemeriksaan diagnostik
Tidur dapat diukur secaran objektif dengan menggunakan alat yang disebut
(EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji
aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa
F. Penetapan diagnosis
Menurut NANDA (2003), diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk klien
dengan masalah tidur adalah gangguan pola tidur.eitologi untuk label diagnosis ini
ketidaknyamanan fisik atau nyeri, ansietas, perubahan waktu tidur yang sering, serta
Selain sebagai label diagnosis, gangguan pola tidur juga bisa menjadi etiologi untuk
Tujuan utama asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan tidur adalah untuk
mempertahankan (atau membentuk) pola tidur yang memberikan energi yang cukup
untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Sedangkan tujuan lainnya dapat terkait dengan
17
a. Sering terjaga di malam hari, sekunder akibat (gangguan transport oksigen,
c. Depresi.
d. Nyeri.
f. Perubahan lingkungan.
h. Takut.
b) Kriteri hasil
Individu akan melaporkan keseimbangan yang optimal antara istirahat dan aktivitas.
c) Indikator
d) Intervensi umum
a. Identifikasi faktor yang menyebabkan gangguan tidur (nyeri, takut, stress, ansietas,
imobilitas, sering berkemih, lingkungan yang asing, temperature, aktivitas yang tidak
adekuat).
A.Bising:
18
4. Pasang lampu tidur.
B.Gangguan
makan).
sebelum tidur.
5. Buat jadwal program aktivitas untuk siang hari bersama klien (jalan
Kaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan klien, keluarga atau orang tua-jam, praktik hygiene,
1) Anjurkan atau berikan perawatan pada petang hari (mis; hygiene personal, linen dan
2) Kaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan klien, keluarga atau orang tua-jam, praktik
3) Gunakan alat bantu tidur (mis; air hangat untuk mandi, bahan bacaan, pijatan di
19
4) Pastikan klien tidur tnpa gangguan selama sedikitnya 4 atau 5 periode, masing-
6) Pertahankan jadwal harian yang konsisten untuk bangun, tidur, dan istirahat (hari
7) Bangunlah di waktu yang biasa, bahkan jika tidur anda tidak nyenyak, hindari berada
8) Gunakan tempat tidur hanya untuk aktivitas yang terkait dengan tidur.
9) Apabila anda terjaga dan tidak dapat tidur kembali, beranjaklah dari tempat tidur
10) Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein (coklat, the, kopi) saat
12) Upayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-triptofan (mis; susu, kacang)
menjelang tidur.
a. Jelaskan pentingnya olah raga secara teratur (jalan kaki,lari, senam aerobic
dan latihan) fisik selama sedikitnya satu setengah jam tiga kali seminggu (jika
b. Jelaskan bahwa obat-obat hipnotik tidak boleh digunakan untuk waktu yang
siang hari.
c. Jelaskan pada klien dan orang terdekat klien mengenai penyebab gangguan
20
e) Rasional
a. Tidur akan sulit dilakukan tanpa relaksasi. Lingkungan rumah sakit yang asing
tidur (70-100 menit) sebanyak 4 atau 5 kali semalam (Cohen & Meritt, 1992;
minggu penggunaan. Kondisi ini menuntut pemberian dosis yang tinggi dan
(hammer, 1991).
f. Kafein dan nikotin adalah stimulan SSP yang dapat memperpanjang masa
h. Tidur saat dini hari menghasilkan lebih banyak tidur REM dibandingkan tidur
pada siang hari. Tidur siang lebih dari 90 menit mengurangi stimulus untuk
siklus tidur yang lebih panjang, yang di dalamnya terdapat tidur REM (Thelan et
al, 1998).
21
j. Kebisingan lingkungan yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi dapt
ditutupi dengan “bunyi-bunyi yang lembut” (mis; kipas angin, music yang lembut,
k. Pola tidur yang tidak teratur dapat mengganggu irama sirkardian normal;
H. Evaluasi
1) Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan
2) Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta
dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.
4) Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang. Setiap
individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengn pola istirahat
dan tidur yang baik, benar, dan teratyr akan memberikan efek yang baik terhadap
kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf yanng di perkirakan dapat
berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ
tubuh.
B. Saran
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya sesuai
kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan
kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan dengan prosedur yang benar
sehingga perawat harus mempunyai, kopetensi yang baik terkait dengan kebutuhan
istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan
benar.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://cepsuhikmat.blogspot.com/2012/05/dokumentasi-pada-strategi-khusus.html
http://khoirulhadi.blogspot.com/2010/09/askep-kebutuhan-istirahat-dan-tidur_23.html
24