1 Pendahuluan
Cibaduyut sebuah nama yang sudah tidak asing lagi. Cibaduyut yang terletak di daerah
selatan Bandung ini awalnya terkenal dengan sentral sepatu kulit. Tetapi seiring berjalannya
waktu, Cibaduyut kini menjadi salah satu sentral pembuatan aksesoris seperti tas dan dompet.
Cibaduyut pun dikenal sebagai kawasan dengan deretan toko sepatu terpanjang di Asia, dimana
di lokasi tersebut merupakan sentra penjualan sepatu hasil kreasi para pengrajin yang ilmu
pembuatannya didapat secara turun menurun. Pada tahun 1989 pemerintah R.I meresmikan
cibaduyut ini sebagai daerah tujuan wisata.
Di sepanjang Jalan Cibaduyut Bandung banyak berdiri toko toko yang menjual dan
menerima pesanan sepatu. Cibaduyut ini terkenal dengan harga sepatu yang cukup murah dengan
kualitas sepatu yang cukup bagus. Selain toko sepatu, di Cibaduyut pun berjejer toko-toko yang
memajang barang seperti jaket kulit, tas kulit, tas gendong, dompet, ikat pinggang, boneka,
sandal, bahan kulit untuk membuat sepatu atau sendal dan lain-lain. Hasil industri sepatu di
kawasan Cibaduyut Kota Bandung memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar
internasional (luar negeri). Oleh karena itu, pemerintah bertekad mendorong perkembangan
industri sepatu milik warga Cibaduyut Bandung dengan mengubah kawasan itu menjadi kawasan
wisata sepatu.
Menurut sejarah, berkembangnya industri dan perdangan sepatu Cibaduyut sudah dimulai
sekitar tahun 1920. Pada waktu itu, beberapa orang yang biasa bekerja di pabrik sepatu di kota
Bandung berhenti sebagai pekerja pabrik. Mereka yang sudah memiliki keterampilan pembuatan
sepatu setelah bekerja di pabrik memulai usaha sendiri dengan membuat dan menjual produk
sepatu dan alas kaki secara kecil-kecilan di lingkungan rumah tangga dengan melibatkan anggota
keluarganya. Dengan semakin banyaknya pesanan sepatu, maka mereka mulai merekrut pekerja
dari warga sekitar Cibaduyut, sehingga keterampilan membuat sepatu dan produk alas kaki
lainnya mulai menyebar dan diwariskan kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya.
1.2 Prosedur
Tempat dan tanggal quick-scan : Senin, 03 April 2017 dan Sabtu, 08 April 2017
Pengambil data quick-scan : Aditya Reyhan, M. Fikri Nur Setyawan, Afina Fauzia, Asri
Fitri Louisiana, Siti Fatimah
Prosedur quick-scan :
Checklist 1 s/d 8 berisi pertanyaan umum mengenai operasi, kebijakan perusahaan dan
kebijakan lingkungan, keselamatan industri, penanganan material, pengangkutan dan
lain-lain.
Checklist 1 : Info dari perusahaan
- Kapasitas produksi : 70-90 pasang
- Konsumen : Remaja, dewasa, dan orang tua
- Suppliers bahan : Toko dari sekitar pasar cibaduyut
Checklist 2 : Kebijakan Lingkungan
- Narista tidak memiliki kebijakan lingkungan tertulis maupun lisan
- Narista tidak memiliki pegawai yang memiliki kepedulian terhadap dampak lingkungan
- Narista belum memiliki sistem manajemen lingkungan
- Para pekerja Narista belum siap untuk dilakukan proses audit
Checklist 3 : Penilaian Area Produksi untuk Peningkatan Perusahaan
- Proses pembuatan sepatu masih sangat potensial untuk di optimasi terutama pada proses
pengeringan. Hal tersebut dikarenakan proses yang paling lama dalam pembuatan sepatu
adalah proses pengeringan
- Bahan baku dapat diatur sehemat mungkin karena banyak yang terbuang saat proses
produksi.
Checklist 4 : Manjamen Energi
- Energi yang digunakan : Listrik Rp 400.000,- /bulan dan sinar matahari
- Konsumsi energi untuk proses pembuatan sepatu ini termasuk rata-rata
- Perusahaan masih belum menerapkan sistem manajemen energi seperti menghitung
jumlah energi yang digunakan agar efisien
Checklist 5 : Perlindungan Bahaya atau Resiko Kerusakan
- Pekerja pernah mengalami masalah kesehatan seperti pusing-pusing saat menggunakan
cairan pencuci lem
- Pekerja hanya diberikan informasi keselamatan pada proses grinda (penghalusan)
selebihnya tidak ada informasi keselamatan atau prosedur keselamatan
- Para pekerja tidak menggunakan APD
Checklist 6 : Pencegahan Kecelakaan dan Keselamatan Industri
- Perusahaan belum melakukan analisis resiko mengenai kecelakaan
- Belum adanya pencegahan kecelakan
- Pekerja tidak diberikan Informasi mengenai pencegahan kecelakaan
- Tidak ada pelatihan pencegahan kecelakaan
Checklist 7 : Penanganan Material
- Alur kerja tidak tertata dengan baik
- Terjadi pemindahan material tanpa dilakukan proses pencegahan kerusakan material
- Material dipindahkan secara manual
- Terjadi kehilangan material (dihasilkan limbah yang sebenarnya dapat di recovery)
Checklist 8 : Transport
- Pemasukan dan pembelian bahan baku dilakukan sendiri oleh bagian administrasi dan
gudang pada industri sepatu dan dilakukan dalam jangka waktu satu pekan
- Apabila kebutuhan bahan baku sangat besar maka bahan baku dapat diantarkan ke tempat
produksi sepatu
- Pihak ketiga bertanggung jawab atas pengiriman barang dari gudang ke konsumen, atau
konsumen yang ingin mengambil barangnya langsung di gudang
Go-Jek : Area Bandung dan sekitarnya (< 25 Km)
TIKI dan JNE : Pengiriman keluar kota
- Transport untuk pekerja bersifat mandiri dan tidak disediakan oleh pihak industri
Checklist 9 : Statistik Produksi dan Konsumsi Barang
- Tidak diperoleh data statistic produksi dan konsumsi barang.
- Estimasi biaya pembelian bahan sekitar Rp 30-50 juta/minggu
Checklist 10 : Proses Pembuatan
Gambar 1 Diagram Alur Proses
Checklist 11 : Manajemen Penyimpanan dan Barang (Stock)
- Terdapat pemisahan penyimpanan bahan baku antara yang dibeli oleh perusahaan dan
bahan yang berasal dari pemesan
- Terdapat tempat penyimpanan barang/sepatu jadi seperti rak
Checklist 12 : Kebutuhan Energi untuk Proses Pemanasan
- Proses pemanasan dilakukan secara alami menggunakan sinar matahari
Checklist 13 : Kebutuhkan Energi untuk Kompresor Udara
- Kompresor udara digunakan untuk mengepress sol sepatu dengan kapasitas 500 watt
Checklist 14 : Kebutuhan Energi untuk Sistem Pendinginan
- Tidak dilakukan proses pendinginan