Anda di halaman 1dari 3

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun sodetan yang berbentuk terowongan

bawah tanah untuk mengatur debit air. Saat Kali Ciliwung tak lagi mampu menampung,
maka air akan dialirkan ke Kanal Banjir Timur. Apa sebenarnya fungsi sodetan
Ciliwung?

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian


Pekerjaan Umum T Iskandar menjelaskan bahwa sodetan ini berfungsi untuk
mengurangi debit aliran di Kali Ciliwung. "(Sodetan) untuk mengurangi aliran debit kali
Ciliwung, debit air itu dialirkan ke Kanal Banjir Timur," kata Iskandar saat ditemui
detikcom di kantornya, Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (26/8/2015).

Rencana sodetan Ciliwung. (Foto - Edward/detikcom)

Meski berfungsi mengurangi debit air di Kali Ciliwung, menurut Iskandar sodetan bukan
satu-satunya solusi untuk mengatasi banjir Jakarta.

"Untuk mengatasi banjir itu normalisasi Kali Ciliwung, jadi ini berbeda. Sodetan
fungsinya untuk mengalirkan sebagian debit banjir Kali Ciliwung sebesar 60 meter kubik
per detik," kata Iskandar.

Terkait normalisasi Kali Ciliwung, Iskandar mengatakan bahwa hal itu akan terus
dilakukan mulai dari kawasan jembatan tol TB Simatupang hingga ke Pintu Air
Manggarai. Normalisasi Kali Ciliwung akan dilakukan sepanjang 19 kilometer.
Kamis (20/8/2015) pekan lalu, Pemprov DKI Jakarta merelokasi ratusan warga
Kampung Pulo yang persis di tepi Kali Ciliwung ke rumah susun Jatinegara Barat

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendukung proyek sodetan Kali Ciliwung
diteruskan. Proyek itu diyakini bisa mengurangi banjir secara signifikan.

"Tentu saya sangat mendukung sekali. Jadi di Manggarai dibuka sodetan menuju Banjir Kanal
Timur (BKT) untuk membagi debit banjir dari Ciliwung ke BKT," Kepala Pusat Data, Informasi,
dan Humas Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi via telepon, Jumat (9/2/2018) malam.

Menurut Sutopo, jika proyek sodetan Ciliwung diteruskan, kanal banjir timur siap menampung
aliran air saat banjir kiriman datang. Apalagi hingga saat ini BKT belum pernah meluap.

"Dengan adanya pengalihan debit banjir Ciliwung ke BKT, maka beban Banjir Kanal Barat
(BKB) akan terkurangi sehingga dapat mengurangi banjir di wilayah Jakarta bagian baratnya,"
jelasnya.

Baca juga: Potret Kanal Banjir Timur yang Bakal Jadi Limpahan Sodetan
Ciliwung

Sutopo yakin adanya penyaluran air banjir ke kanal timur ini bisa mengurangi wilayah yang
terdampak banjir yang selama ini berada di wilayah barat. Proyek sodetan ini diakuinya menjadi
salah satu solusi untuk mengurangi kepungan banjir di Jakarta.

"Sangat signifikan karena selama ini kan selalu banjir karena debit dari bagian hulu dari Depok
maupun Bogor meningkat. Besaran debit itu meningkat karena perubahan lahan di bagian hulu
sementara sungainya mengalami sedimentasi dan penyempitan sehingga beban yang harus
ditanggung pintu air Manggarai melebihi kemampuan kapasitasnya," urainya.

Dia kemudian mencontohkan jika tak disalurkan, Sutopo khawatir kejadian jebolnya tanggul
Latuharhari pada 2013 bisa terulang.

"Dan kalau terjadi banjir ya dampaknya di wilayah Jakarta Pusat yang menuju Cengkareng
Barat, seperti yang terjadi 2013 karena beban pintu air Manggarai besar, kemudian debit harus
dikeluarkan yang menyebabkan jebolnya tanggul Latuharhari ya akhirnya merendam Bunderan
HI. Kalau ada terowongan dari pintu Manggarai ke BKT tentu akan mengurangi beban banjir di
BKB," jelas Sutopo.

Baca juga: Jalan Panjang Mata Bor yang Tak Pernah Sampai Menyodet
Ciliwung
Sutopo mengamini keberadaan Sodetan Kali Ciliwung dirasa sudah mendesak. Namun, dia
menyadari untuk mewujudkan proyek Sodetan Kali Ciliwung membutuhkan pembebasan lahan.

"Solusinya bagaimana mempercepat terowongan kanal dari Manggarai menuju BKT bisa
dituntaskan secepatnya, memang kendalanya pembebasan lahan. (Tapi) segera dinormalisasi,
(proyek itu) kan baru sebagian di Kampung Melayu, di bagian atasnya masih banyak yang
belum selesai, jadi harus segera lanjut," pesan Sutopo.

Meski begitu, jika memang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berniat untuk membenahi Jakarta,
dia berharap ada sinergi dengan pemerintah daerah terkait. Proyek Sodetan Ciliwung
menurutnya hanya langkah kecil mengurai banjir di Jakarta.

"Tapi kalau mau membenahi Jakarta semuanya, harus komprehensif hilir, hulu, tengah.
Sodetan itu bagian kecil untuk mengatasi banjir di Jakarta. (karena) itu baru bicara Sungai
Ciliwung, sungai lainnya juga punya masalah seperti Angke, Pesanggrahan, Krukut, Sunter,
belum selesai semua," ucapnya.

Anda mungkin juga menyukai