8 51 1 PB PDF
8 51 1 PB PDF
1
Anis Rosiatul Husna, 2Eni Sumarliyah, 3Andreas Tipo
1
Bagian Keperawatan Komunitas, 2Bagian keperawatan medikal bedah
FakultasIlmu Kesehatan UMSurabaya
3
Mahasiswa S1 Keperawatan
Abstrak
Komunikasi merupakan alat kontak sosial yang penting dalam membina
hubungan antar individu. Namun ketidaktepatan penerapan komunikasi dapat
menimbulkan kesalahan presepsi dan mengganggu hubungan saling percaya antar
individu. Demikianpun dengan penerapan komunikasi terapeutik dalam pelayanan
keperawatan oleh perawat. Penerapan yang tepat dapat meningkatkan hubungan saling
percaya, namun penerapan yang tidak efektif dapat mengganggu hubungan yang
terapeutik antara pasien dan perawat dan akan berdampak pada ketidakpuasan pasien.
Tujuan penelitian adalah mempelajari hubungan antara komunikasi terapeutik
perawat dengan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit Siti
Khodijah Sepanjang dengan metode korelasi. Populasinya adalah perawat yang bekerja
diruang rawat Inap dan pasien diruangan yang sama kecuali ruangan anak dan ICU.
Sampelnya adalah perawat 40 orang dan pasien 39 orang dan yang telah memenuhi
kriteria inklusi dengan teknik simple random sampling dan pengumpulan data dengan
kuesioner, disajikan dalam tabel distribusi frekwensi dan dianalisa dengan Rho
spearmant.
Hasil penelitian menunjukan perawat di Rumah sakit Siti Khodijah telah
menerapkan komunikasi terapeutik secara efekif (100 %) dan pasien yang menyatakan
puas 84,6%. Uji statistik Rho Spearment menunjukan Koefisien korelasi (p) = 0,550,
signification (rs) = 0,007 < ά 0,05.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa komunikasi teraputik yang diterapkan
oleh perawat di rumah sakit siti khodijah mampu memberikan kepuasan kepada pasien
selama dalam perawatan sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
HASIL
Tabel. 1. Hubungan Komunikasi terapeutik dengan kepusan pasien dalam
pelayanan keperawatan di Rumah sakit siti Khodijah sepanjang,
Pebruari 2009.
Kepuasan
Komunikasi
No
terapeutik Puas Kurang puas Tidak puas Total
Jmh % Jmh % Jmh % jmh %
Efektif 33 84,6 6 15,38 0 0 39 100
Kurang efektif 0 0 0 0 0 0 0 0
Tidak efektif 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 33 84,6 6 15,38 0 0 39 100
Uji Spearment Rho = 0, 550 rs = 0,007
dengan yang lain. Komunikasi yang oleh pasien. Hal ini bukan semata –
tidak efektif akan menimbulkan mata karena ketidakmampuan
kesalahan presepsi dan mengganggu perawat dalam merespon kebutuhan
keharmonisan hubungan antar pasien, namun karena beban kerja
individu. Namun sebaliknya perawat yang tinggi dan
komunikasi yang efektif, tepat waktu ketidakseimbangan antara jumlah
dengan sikap, intonasi, ekspresi perawat yang bertugas dan jumlah
wajah yang sesuai akan pasien yang dirawat pada shif
meningkatkan kepercayaan antara tersebut. Selain itu, lokasi ruangan
individu dalam membina hubungan perawat yang terpisah dengan
saling percaya dan saling ruangan perawatan pasien serta tidak
membutuhkan. Hibdon (2000) tersedianya alat komunikasi seperti
menyatakan bahwa dengan tombol panggilan yang menyebabkan
komunikasi yang terbuka, jujur dan keterlambatan perawat dalam
menerima klien apa adanya, perawat merespon ataupun memberikan
akan meningkatkan kemampuan bantuan saat dibutuhkan oleh pasien.
klien dalam membina hubungan Dengan penerapan komunikasi
saling percaya. Hal senada terapeutik yang efektif diharapkan
diungkapkan oleh Roger (1974) dapat mengurangi keluhan
dalam Abraham dan Shanley (1997) masyarakat tentang buruknya
yang mengemukakan bahwa pelayanan keperawatan yang diera
hubungan mendalam yang digunakan sebelumnya sering mengemuka.
antara perawat dan klien merupakan
area untuk mengekspresikan Kepuasan Pasien
kebutuhan, memecahkan masalah Dari hasil penelitian tentang
dan meningkatkan koping. kepuasan pasien dalam pelayanan
Walaupun dari hasil keperawatan didapatkan data bahwa
penelitian ini yang menyatakan dari 39 respondent yang terlibat
bahwa perawat telah menerapkan dalam penelitian ini sebagian besar
komunikasi terapuetik secara efekif, (84,6 %) menyatakan telah puas
tapi terdapat hal yang harus dengan pelayanan yang telah
mendapat perhatian serius dari diberikan oleh perawat dan sebagain
perawat adalah penerapan kecil saja atau 15,38 % yang
komunikasi saat kontak pertama menyatakan kurang puas dan 0 %
antara pasien dan perawat, sebab yang menyatakan tidak puas.
pada sesi ini masih terdapat perawat Kepuasan yang dirasakan pasien ini
yang mengakui masih kadang – menunjukan bahwa perawat di rumah
kadang bahkan tidak sakit Siti Khodijah – Sepanjang,
memperkenalkan diri kepada pasien telah dapat memenuhi harapan –
serta menyatakan masih kadang – harapan pasien akan pelayanan yang
kadang bahkan tidak mengucapkan prima dan berkualitas baik dari sisi
selamat datang kepada pasien saat kejelasan informasi, pelayanan yang
kontak pertama. Selain itu, masih tepat waktu, kesediaan perawat
terdapatnya peryataaan pasien dalam mendengarkan
tentang ketidaksabaran perawat keluhan/permasalahan klien dan
dalam mendengar keluhan pasien dan kesediaan membantu mengatasi
keterlambatan perawat dalam permasalahan tersebut. Kepuasan
memberikan bantuan saat dibutuhkan pasien akan pelayanan keperawatan
45
merupakan hal mutlak yang harus belakang sosial budaya. Dari hasil
dipenuhi oleh perawat sebab salah penelitian ini telah menunjukan
satu indicator jaminan mutu suatu bahwa mutu pelayanan keperawatan
rumah sakit adalah pernyataan puas di rumah sakit Siti Khodijah
dari penerima pelayanan ( pasien). Sepanjang telah cukup mampu
Meskipun sebagian besar pasien memberikan kepuasan pada pasien.
menyatakan telah puas dengan Ini berarti bahwa kinerja yang
pelayanan yang diberikan oleh ditampilkan oleh perawat di rumah
perawat, tetapi masih terdapat 6 sakit Siti Khodijah telah lebih tinggi
orang pasien (15,38 %) yang dari harapan pasien. Hal ini sesuai
menyatakan kurang puas. dengan pendapat Oliver dalam
Ketidakpuasan ini dikarenakan Supranto, 2001 menyatakan
kesan pertama pertemuan antara kepuasan sebagai tingkat perasaan
perawat dan pasien yang kurang seseorang setelah membandingkan
menunjukan sikap saling terbuka kinerja atau hasil yang dirasakannya
terutama sikap penerimaan perawat dengan harapannya. Kepuasan pasien
terhadap kedatangan pasien akan pelayanan yang diberikan oleh
diruangan perawatan. Hal ini pihak penyedia jasa (rumah sakit)
dibuktikan dengan adanya akan meningkatkan kepercayaan
pernyataan pasien yang menyatakan pasien (masyarakat) terhadap kinerja
masih terdapatnya perawat yang dan kualitas rumah sakit tersebut. Ini
tidak memperkenalkan diri pada saat akan mendorong penggunaan yang
kontak pertama dengan pasien baik berulang fasilitas tersebut atau akan
pada saat pertama pasien masuk menjadi pilihan utama pasien untuk
ruangan perawatan ataupun setelah meminta bantuan medis. Ini sesuai
pasien berada dalam ruangan dengan pendapat Junaedi (2002)
perawatan. Selain itu, yang menyatakan bahwa kepuasan
Ketidakpuasan ini mungkin juga konsumen atas suatu produk
disebabkan oleh ketidakmampuan tergantung kinerja yang dirasakan
pasien ataupun menafsiran yang konsumen atas produk tersebut. Jika
salah, terhadap pesan verbal ataupun kinerja produk lebih tinggi dari
non verbal, yang disampaikan oleh harapan konsumen, maka konsumen
perawat, ataupun juga ketidaktepatan akan mengalami kepuasan. Jadi
waktu yang digunakan oleh perawat, kepuasan atau ketidakpuasan adalah
dalam memberikan tindakan kesimpulan dari interaksi antara
keperawatan ataupun informasi harapan dan pengalaman sesudah
kepada pasien, Sehingga proses memakai jasa atau pelayanan yang
pertukaran informasi menjadi kurang diberikan.
efektif dan resiko terjadinya salah
penafsiran semakin tinggi. Ini akan Hubungan Antara Komunikasi
berdampak pada ketidakpuasan Terapeutik Perawat Dengan
pasien terhadap pelayanan yang Kepuasan Pasien.
diberikan oleh perawat. Hal yang Kepuasan pasien sangat
harus dilakukan adalah perawat harus berkaitan erat dengan kemampuan
menggunakan pendekatan yang lebih komunikasi atau komunikasi
persuatif dengan tetap terapeutik yang diterapkan perawat
memperhatikan situasi dan kondisi dalam berhubungan dengan pasien.
yang dialami oleh pasien serta latar Dilihat dari hasil cros tabulasi antara
46