BAB II Refrat Neuro

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fisiologi Kalsium

KALSIUM

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia. Kira-
kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. 1% kalsium
terdapat pada darah, dan jaringan lunak. Tanpa kalsium yang 1% ini, otot akan mengalami
gangguan kontraksi, darah akan sulit membeku, transmisi saraf terganggu, dan sebagainya.
Kemampuan absorpsi (penyerapan) kalsium lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan
menurun pada proses menua. Absorpsi pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan pada
semua golongan usia. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi absorbsi kalsium, di
antaranya kelarutan kalsium dalam air dan jenis makanan yang dimakan bersama dengan
kalsium. Kalsium yang tidak diabsorpsi akan dikeluarkan dari tubuh.

Faktor-faktor yang meningkatkan kalsium

1. Tingkat kebutuhan
Peningkatan kebutuhan terjadi terjadi pada pertumbuhan, masa kehamilan, menyusui dan
defisiensi kalsium.
2. Vitamin D
Vitamin D meningkatkan absorpsi kalsium dan saluran cerna juga membantu mengontrol
penyimpanan kalsium di tulang. Vitamin D meningkatkan absorpsi kalsium dengan
menunjang transport aktif kaslium melalui epitel ileum yang memproduksi protein
peningkat kalsium.
3. Asam klorida
Asam klorida yang dikeluarkan oleh lambung membantuk absorpsi kalsium dengan cara
menurunkan pH di bagian atas usu halus.
4. Makanan yang mengandung lemak
Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna dengan demikian
memberikan waktu lebih banyak untuk absorpsi kalsium.
Faktor- faktor yang menghambat absorpsi kalsium
1. Kekurangan vitamin D
2. Makanan tinggi serat karna mempercepat waktu transit makanan di saluran cerna.

Sumber Kalsium

 Sayuran hijau (bayam,brokoli,sawi)


 Ikan
 Udang
 Tahu
 Kacang-kacangan
 Susu dan hasil olahannya

Fungsi kalsium

1. Membentuk serta mempertahankan tulang dan gigi yang sehat


2. Mencegah osteoporosis
3. Membantu proses pembekuan darah dan penyembuhan luka
4. Menghantarkan signal kedalam sel-sel saraf
5. Mengatur kontraksi otot
6. Membantu transport ion melalui membrane
7. Sebagai komponen penting dalam produksi hormon dan enzim yang mengatur proses
pencernaan, energi dan metabolisme lemak.

Sekitar 50% kalsium total dalam plasma (5 mEq/L) berada dalam bentuk yang memiliki
aktifitas biologis pada membrane sel. Sisanya 40% terikat dengan protein plasma dan 10%
lainnya dalam ikatan kompleks dalam bentuk nonionisasi dengan anion-anion seperti fosfat dan
sitrat.

Konsentrasi ion Kalsium pada CES normalnya sekitar 2,4 mEq/L. Bila konsetrasi ion
kalsium turun melewati batas normal (hipokalsemia), maka akan timbul rangsangan pada sel-sel
saraf dan otot yang meningkat dengan nyata dan pada beberapa keadaan yang ekstrem dapat
menyebabkan tetani hipokalsemik yang ditandai dengan kekekuan otot. Sedangkan pada keadaan
dimana konsentrasi ion kalsium bernilai melebihi nilai normalnya (hiperkalsemia), yang
menekan ambang rangsang pada neuro muskuler yang mengakibatkan aritmia jantung.

Perubahan konsentrasi ion hydrogen plasma dapat mempengaruhi derajat ikatan kalsium
terhadap protein plasma. Pada pasien dengan asidosis, lebih sedikit kalsium yang berkaitan
dengan protein plasma. Sedangkan pada pasien alkalosis, jumlah ion kalsium yeng terikat dengan
protein plasma lebih besar.

Ion kalsium secara aktif di absorbsi kedalam darah terutama dari duodenum dan jumlah
absorbsi ion kalsium dikontrol sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan harian tubuh akan
kalsium. Faktor penting yang mengontrol absorbsi kalium adalah PTH yang di sekresi oleh
kelnjar paratiroid dan vitamin D.
2.2 Definisi
2.2.1 Definisi Gangguan Elektrolit
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Ion terbagi nmenjadi anion dan kation tergantung mereka
bergerak dalam medan listrik menuju katode anode yang menunjukan mereka mempunyai
muatan positip dan negatip.

Elektrolit merupakan molekul terionisasi yang terdapat di dalam darah, jaringan, dan sel
tubuh. Molekul tersebut, baik yang positif (kation) maupun yang negatif (anion) menghantarkan
arus listrik dan membantu mempertahankan pH dan level asam basa dalam tubuh. Elektrolit juga
memfasilitasi pergerakan cairan antar dan dalam sel melalui suatu proses yang dikenal sebagai
osmosis danmemegang peraran dalam pengaturan fungsi neuromuskular, endokrin, dan sistem
ekskresi.

Gangguan elektrolit adalah kondisi saat kadar elektrolit di dalam tubuh seseorang
menjadi tidak seimbang, bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ketidak seimbangan elektrolit
bisa menimbulkan berbagai gangguan pada fungsi organ di dalam tubuh. Bahkan pada kasus
yang berat, bisa menyebabkan kejang, koma, dan gagal jantung.

2.3 Gangguan Elektrolit Kalsium.


2.3.1 Definisi
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia. Kira-
kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. 1% kalsium
terdapat pada darah, dan jaringan lunak. Tanpa kalsium yang 1% ini, otot akan mengalami
gangguan kontraksi, darah akan sulit membeku, transmisi saraf terganggu, dan sebagainya.

2.3.2 Kalsium Dalam Tubuh Manusia

Fungsi Kalsium Bagi Tubuh berperan penting dalam proses metabolisme tubuh manusia.
Jaringan keras seperti tulang dan gigi sangat membutuhkan asupan gizi yang kaya akan kalsium.
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan dengan kandungan kalsium yang tinggi untuk
kesehatan tulang janin yang dikandungnya.

Fungsi kalsium bagi tubuh penting dari mulai bayi hingga orang dewasa. Bagi anak-anak,
kalsium bermanfaat untuk membantu dalam proses pertumbuhan otak, tulang dan gigi.
Sedangkan fungsi kalsium bagi orang dewasa untuk kesehatan tulang agar tidak rapuh.

Dilihat dari proses terbentuknya, kalsium dalam tubuh manusia akan menurun seiring
pertambahan usia. Bagi orang yang berusia 20 tahun, kandungan kalsium dalam tubuh akan
berkurang sebanyak 1 persen setiap tahunnya. Bagi orang yang berusia 20-50 tahun, kalsium
dalam tubuh akan berkurang hingga mencapai 30 persen. Sedangkan untuk orang yang berusia
50- 70 tahun, kalsium akan berkurang hingga mencapai 70 persen.
Peran kalsium bagi kesehatan tulang dan gigi itu sangat penting, karena jika kebutuhan
harian kalsium tubuh tidak tercukup, maka mekanisme tubuh akan mengambil kalsium yang
terdapat pada jaringan keras tubuh seperti tulang dan gigi. Karena jaringan keras tersebut
merupakan cadangan kalsium di dalam tubuh. Apabila kurang asupan gizi kalsium setiap harinya
akan menyebabkan berkurangnya kandungan kalsium dalam jaringan keras yang bisa
menyebabkan osteoporosis atau tulang yang keropos. Dengan begitu pentingnya peran kalsium
di dalam tubuh maka perlu memperhatikan jenis makanan yang memiliki kandungan kalsium
yang tinggi.

2.3.3 Fungsi dan Peranan Kalsium

Kalsium mempunyai peran penting didalam tubuh, yaitu dalam pembentukan tulang dan
gigi; dalam pengaturan fungsi sel pada cairan ekstraselular dan intraselular, seperti untuk
transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, dan menjaga permebilitas membran sel.
Selain itu, kalsium juga mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan.

 Pembentukan tulang

kalsium dalam tulang mempunyai dua fungsi :


(a) sebagai bagian integral dari struktur tulang,
(b) sebagai tempat menyimpan kalsium.
Proses pembentukan tulang dimulai pada awal perkembangan janin, dengan membentuk matriks
yang kuat, tetapi masih lunak dan lentur yang merupakan cikal bakal tulang tubuh. Matriks yag
merupakan sepertiga bagian dari tulang terdiri atas serabut yang terbuat dari kolagen yang
diselubungi oleh bahan gelatin.

Segera setelah lahir matriks mulai menjadi kuat dan mengeras melalui proses kalsifikasi,
yaitu terbentuknya kristal mineral yang mengandung senyawa kalsium. Kristal ini terdiri atas
kalsium fosfat atau kombiasi kalsium fosfat dan kalsium hidroksida dinamakan hidroksiapatit
{(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}. Karena kalsium merupakan mieral yang utama dalam ikatan ini,
keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup di dalam cairan yang mengelilingi matriks
tulang. Batang tulang yang merupakan bagian keras matriks mengandung kalsium, fosfat,
magnesium, seng, natrium bikarbonat, dan fluor, selain hidroksipatit (Almatsier, 2004).

Selama kehidupan, tulang selalu mengalami perubahan baik dalam bentuk maupun
kepadatan, sesuai dengan usia dan perubahan berat badan. Menurut Krummel (1996), faktor
yang mempengaruhi kalsifikasi/penulangan adalah genetik (untuk menentukan massa tulang);
hormon seks dan aktivitas fisik (untuk mempengaruhi metabolisme tulang); dan berat badan
berbanding terbalik dengan risiko patah tulang.
 Pembentukan gigi

Mineral yang membenuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah dan luar dari
gigi adalah minerla yang sama dengan pembentuk tulang, yaitu hidroksiapatit. Namun, kristal
dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih rendah. Protein dalam email gigi adalah keratin,
sedangkan dalam dentin adalah kolagen. Pertukaran anatra kalsium gigi dan kalsium tubuh
berlangsung dengan lambat dan terbatas pada kalsium yang terdapat dalam lapisan dentin.
Sedikit pertukaran mungkin juga terjadi diantara saliva dan email gigi. Kekuranag kalsium
selama masa pembentukan gigi dapat menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap
kerusakan gigi (Almatsier, 2004).

 Pertumbuhan

Kalsium secara nyata diperlukan untuk pertumbuhan kerena bagian penting dalam
pembentukan tulang dan gigi, juga dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil untuk mendukung
fungsi sel dalam tubuh. Penelitian di jepang menyebutkan bahwa orang yang diet rendah kalsium
lebih pendek dibandingkan dengan diet kalsium yang adekuat. Dalam masa pertumbuhan ukuran
tulang, kandungan kalsum dan kebutuhan kalsium meningkat.

Setelah perumbuhan terhenti, kemungkinan fase dimana penambahan jumlah tulang dan
kalsium (peak bone mass) bersama akan tetap bertambah sampai usia sekitar 30 tahun. Setelah
peak bone mass tercapai, jumlah tulang akan menurun, yang akan menyebabkan
ketidakseimbangan antara reabsorpsi dan pembentukan tulang. Konsumsi kalsium adalah salah
satu mekanisme yang dapat membantu pertumbuhan tulang dan mencegah kehilangan tulang
(bone loss), karena tubuh biasanya mencapai peak bone mass antara umur 25-30-an, adalah
waktu yang ideal untuk melakukan pencegahan selama tahun-tahun diperguruan tinggi (Tucker,
Snelling, dkk, 2002).

 Pembekuan darah

Bila terjadi luka, ion kalsium dalam darah merangsang pembebasan fosfolipida
tromboplastin dari platelet darah yang terluka. Tromboplastin ini mengatalisis perubahan
protrombin bagian darah normal, menjadi trombin kemudian membantu perubahan fibrinogen,
bagian lan dari darah, menjadi fibrin yang merupakan gumpalan darah (Sherwood, 2001).

 Katalisator reaksi-reaksi biologik

Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik, seperti absorpsi vitamin
B12, tindakan enzim pemecah lemak, lipase pankreas, ekskresi insulin oleh pankreas,
pembentukan dan pemecahan asetilkolin. Kalsium yang diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-
reaksi ini diambil dari pesediaan kalsium dalam tubuh (Almatsier, 2004).

 Kontraksi otot

Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam interaksi protein di dalam otot,
yaitu aktin dan miosin. Bila darah kalsium kurang dari normal, otot tidak bisa mengendur
sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan kejang. Beberapa fungsi kalsium
lain adalah meningkatkan fungsi transpor membra sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai
stabilisator membran, dan transmisi ion melalui membran organel sel (Almatsier, 2004).

 Pembekuan darah

Didalam tubuh, kalsium bersinergi dengan nutrisi lainnya. Vitamin D mengoptimalkan


penyerapan kalsium dalam darah. Vitamin K mengikat kalsium dalam tulang. Penyerapan
kalsium dalam tubuh perlu bantuan vitamin D, tubuh tidak mampu menyerap kalsium dari
makanan, sehingga tubuh terpaksa mengambil kalsium dari tulang.

2.3.4 Proses Metabolisme Kalsium

Proses absorbsi kalsium, yang terutama terjadi didalam bagian atas usus halus,
ditingkatkan oleh 1,25-dehidroksikolekalsiferol (dan metabolit aktif lain dari vitamin D) disertai
kerja hormone paratiroid yang sinergis. Adanya metabolit aktif di dalam sirkulasi umum dan
bukan di dalam lumen usus dapat meningkatkan sintesa protein pengikat kalsium dalam
enterosit. Absorbsi kalsium dapat dikurangi dengan memberkan filtrate peroral ataupun asam
lemak atau fosfat berlebihan.

Kalsium di dalam fases terkandung dari diet yang tak terabsorbsi, juga kalsium yang
keluar dari plasma ke dalam usus. Dari masukan sehari-hari 25 mmol (1kg) kalsium, 2,5-7,5
(0,1-0,3g) diekskresikan ke dalam urin dan sisanya ditemukan di dalam feses. Hampir semua
kalsium yang di filtrasi akan di absorbsi kembali. Kalsium berlaku sebagai zat ambang dan bila
kadar kalsium turun maka ekskresinya ke dalam urin berhenti.

Pada fungsi ginjal yang normal jumlah kalsium yang di ekskresi ke dalam urin meningkat
karena kadar kalsium serum meningkat sekitar 2,5 mmol (0.1g) kalsium hilang setiap hari pada
saaat berkeringat.
2.3.5 Gangguan Elektrolit Kalsium

Adapun kelainan yang disebabkan oleh gangguan kadar kalsium tubuh diantaranya :

a. Steatorea

Steatorea terjadi akibat dari peningkatan hebat ekskresi kalsium feses, ditemukan bila
abssorbsi kalsium berkurang

b. Hipokalsemia

Disebabkan oleh defisiensi masukan atau absorbsi kalsium hipoparatiroidisme atau


karena kehilangan kalsium yang berlebihan melalui ginjal pada kerusakan di tubulus atau
asidosis. Sering hipokalsemia merupakan sindroma kegagalan ginjal kronik. Kadang juga terlihat
pada pancreatitis akut. Pada neonates, hal ini mungkin disebabkan oleh makanan yang tinggi
fosfat yang mengikat kalsium di dalam usus.

Hipokalsemia menyebabkan hiperekstabilitas sistem saraf, yang secara klinis dapan


dipresentasikan sebagai konvulsi, serta sebagai fase ball dan peresteria.Aspek lain dari
hipokalsemia dalam jangka lama bisa menyebabkan katarak, waktu koagulasi memanjang dan
depresi mental. Hipo kalsemia yang disertai dengan hipoproteinemia saja, bila kalsium yang
terionisasi normal, menunjukkan kalaun adanabnormalitas metabolic.

c. Hiperkalsemia

Hiperkalsemia biasanya karena kelebihan pemecahan tulang, baik karena


hiperparatiroidisme, maupun karna keganasan, termasuk mielomatosis atau kadang-kadang
karena imobilisasi. Penyebaran tersering adalah metastasis osteolit didalam tulang. Hal ini akibat
absorbsi berlebihan bila terdapat kelebihan dosis atau hipersensivitas terhadap vitamin D atau
kelebihan alkali beserta kalsium dalam diet. Hiperkalsemia menyebabkan kelemahan otot,
gejala-gejala gastrointestialis, giddiness, haus hebat dan kelemahan yang nyata serta kerusakan
ginjal disertai poliuria.

Jika serum fosfat normal atau meningkat mungkin ada pengendapan kalsium fosfat pada
berbagai tempat sebagai klasifikasi metastatic. Gejala permukaan kalsifikasi ginjal adalah
poliuria karna kerusakan tubulus dan kegagalan ginjal timbul jika hiperkalsemia memanjang.
Hiperkalsemia menyebabkan hiperkalsiuria dan sering menyebabkan kalkulus renalis.
Hiperkalsemia berat membawa resiko bagi berhentinya jantung (cardiac arrest).
d. Osteoporosis
Pada osteoporosis, terdapat pengurangan mas tulang yang normal, matriks dan kalsium.
Osteoporosis timbul jika pembentukan matriks tidak sempurna, walaupun konsentrasi kaslium
adekuat untuk klasifikasi, ini terlihat jika ada cacat fungsi osteoblast atau pada gangguan
metabolisme protein tertentu. Bila ada efek kalsium yang memanjang, dekstruksi tulang mungkin
meningkat dan gangguan tulang akibatnya dapat menyerupai osteoporosis. Pada osteoporosis
kronika umumnya kadar kalsium kedalam urin dapat meningkat.

2.3.6 Pemeriksaan Kadar kalsium Darah

Pemeriksaan kalsium dapat dilakukan dengan menggunakan plasma atau serum. Dalam
pemeriksaan kadar kalsium dikenal bermacam-macam metode. Beberapa metode pemeriksaan
kadar kalsium diantaranya yaitu :

a. Metode Clark and Collip


Prinsip : kalsium di endapkan sebagai kalsium oksalat. Penambahan asam
menghasilkan ion oklasalat yang kemudian dititrasi dengan KMn04 titik akhir titrasi
berwarna ungu merah muda.
Yang harus diperhatikan dalam metode clark and collip adalah :
1. Serum harus secepat mungkin dipisahkan dari bekuan darah (karena tidak ada Ca
didalam sel-sel, maka Ca cendrung untuk berdifusi,sehingga ko0nsentrasinya dalam
serum menurun).
2. Tidak dibenarkan adanya endapan didalam larutan amponium oksalat yang
digunakan untuk mengendapkan Ca. mungkin Kristal-kristal ammonia tidak tercuci
ammonium hidroksida, sehingga hasilnya lebih tinggi.
3. Suhu pada waktu titrasi harus diatas 70 derajat celcius, sebab bila tidak maka reaksi
antara oksalat dan permanganate tidak stokhiometrik dan hasilnya lebih rendah.
4. pH pada waktu oksipitasi harus antara 2.7-7.0 jika pH kurang dari 2.7 maka
pengendapan Ca-oksalat tidak sempurna. Jika ph lebih dari 7.0 maka mungkin
presipitasi dari Mg(OH)2 dan Mg (NH4)PO4.
5. Air yang digunakan untuk pemeriksaan elektrolit termasuk kalsium adalah air
demineralisata.

b. Metode Clorinate
Prinsip : kalsium dalam serum diendapkan sebagai kalsium chloranirat dengan
menambahkan larutan jenuh natrium chloranirat. Endapan dicuci dengan isopropyl
alcohol untuk menghasilkan sisa-sisa asam chloranirat. Seterusnya, diekskresikan
dengan EDTA basa, membentuk asan chloranirat bebas yang berwarna merah ungu
dan diukur secara photometri.

c. Metode Titrasi EDTA


Prinsip : kalsium serum dalam suasana basa ( untuk mencegah gangguan
magnesium) dititer dengan larutan EDTA dengan petunjuk Cal-Red. Perubahan
warna dari ungu ke merah ke biru.

Anda mungkin juga menyukai