Anda di halaman 1dari 15

Secara umum, Tes Potensi Akademik ini umumnya memiliki empat jenis soal.

Yaitu, tes verbal


atau bahasa, tes numerik atau angka, tes logika, dan tes spasial atau gambar.

Tes verbal (Bahasa) berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang di bidang kata dan
bahasa. Tes ini meliputi tes sinonim (persamaan kata), tes antonim (lawan kata), tes padanan
hubungan kata (Analogi Verbal), dan tes pengelompokan kata. Umumnya terdiri dari kata-kata
yang jarang ditemui di kehidupan orang awam, yang terkadang tidak seperti Bahasa Indonesia

Tes kuantitatif ini berfungsi mengukur kemampuan seseorang di bidang angka, dalam rangka
berpikir terstruktur dan logis matematis. Tes ini meliputi Aritmetik (hitungan), Seri (deret
bilangan), Logika Bilangan (Komparasi Kuantitatif) dan Logika Aritmetik (soal cerita). Ada
beberapa trik yang dapat mempercepat penghitungan. Salah satu favorit saya adalah x/ 8. Misal
37.5% dari 16 = 3/8 x 16 = 6. Bila dikerjakan secara biasa akan melakukan perkalian 3 digit
dengan 2 digit = 6 kali perkalian ditambah beberapa penjumlahan. Sedangkan dijadikan pecahan

cukup 1 pembagian (penyederhanaan), 1 perkalian dan selesai .

Tes logika berfungsi mengukur kemampuan seseorang dalam penalaran dan pemecahan
persoalan secara logis atau masuk akal. Tes logika ini meliputi tes logika umum, tes analisa
pernyataan dan kesimpulan (silogisme), tes logika cerita dan tes logika diagram.

Sedangkan tes spasial atau tes gambar, berfungsi mengukur daya logika ruang yang dimiliki
seseorang. Tes ini meliputi antara lain tes padanan hubungan gambar, tes seri gambar, tes
pengelompokan gambar, tes bayangan gambar dan tes identifikasi gambar

Tips Menghadapi TPA

Tes Potensi Akademik dianggap sebagai tes yang sulit bagi sebagian besar orang. Memang soal-
soal TPA tidak dirancang untuk dijawab semuanya. Kita ambil soal matematika dasarnya sebagai
contoh. 90 soal, 60 menit. Berarti 1 soal 40 detik. Orang jenius macam apa yang bisa
mengerjakan setiap soal dalam 40 detik? Untuk membaca soalnya saja sudah menghabiskan
waktu sekitar 20 detik. Ada beberapa tips dan trik yang dapat membantu anda dalam menghadapi
tes ini. Jadi, strateginya adalah dalam 20 detik membaca soal itu kita sudah tentukan, soal ini
mudah atau tidak. Kalau sulit, ya jangan dikerjakan. Triknya adalah dengan mengerjakan soal
yang mudah-mudah saja. Toh, yang diukur di sini skornya, sedang soal TPA itu jumlahnya 250
soal, jadi bila anda mampu mengerjakan 70% saja dengan benar, itu sudah cukup untuk
meloloskan anda untuk maju ke seleksi berikutnya, misal tes wawancara atau tes kesehatan. Tapi
ingat, kalau jumlah peserta yang ikut tes TPA ratusan atau bahkan ribuan, maka mau tidak mau
skor harus anda tingkatkan menjadi 80%. Karena, peserta yang bakal diterima nantinya
berdasarkan ranking dari nilai skor yang diperoleh.

Berikut adalah tips lebih detail dalam menghadapi TPA

1. Satu bulan sebelumnya berlatihlah soal-soal TPA sebanyak mungkin. Dan patuhilah batasan
waktu dalam mengerjakan tes yang ada. Ini penting untuk membiasakan diri anda bekerja cepat
menyelesaikan soal-soal tersebut. Jika anda tidak mematuhi batasan waktu tersebut, anda akan
terbiasa mengerjakannya dengan santai dan dalam waktu yang lama. Jika ini terjadi, dan ketika
anda mengerjakan soal tes yang sebenarnya, maka anda akan mengalami kesulitan pengaturan
waktu. Latihan soal-soal TPA sebanyak-banyaknya akan membuat anda akrab dengan berbagai
jenis dan model soal. Analisa anda dalam mengerjakan soal-soal tersebut juga akan meningkat
seiring dengan banyaknya latihan yang anda kerjakan.

2. Dalam TPA, tes angka yang diberikan umumnya adalah angka-angka yang bisa dikerjakan
tanpa harus menggunakan rumus-rumus matematika tertentu yang rumit. Oleh sebab itu, tak
perlu anda menghafal berbagai macam rumus-rumus matematika yang rumit untuk menghadapi
tes ini, karena hal itu justru akan membebani anda saja. Yang diperlukan adalah logika berpikir
terstruktur. Dengan banyak latihan soal, logika berpikir anda akan terbantu untuk semakin
terstruktur sehingga memudahkan anda mengerjakan soal-soal serupa dengan cepat dan benar.

3. Saat anda mengerjakan soal-soal tes, kondisikan diri anda dalam keadaan konsentrasi penuh.
Tapi rileks. Tidak tegang. Tidak panik. Tegang hanya akan membuat energi otak anda cepat
terkuras. Panik membuat anda mengerjakan soal secara ceroboh dan terburu-buru. Sehingga
mudah terkecoh oleh jawaban yang sekilas benar.

4. Jangan memperturutkan rasa penasaran anda terhadap satu soal tertentu. Ini sangat berbahaya.
Rasa penasaran terhadap satu soal tertentu (biasanya terjadi pada soal-soal numerik atau angka)
membuat waktu anda terkuras untuk mengerjakan soal tersebut. Belum lagi energi anda juga
turut berkurang secara signifikan. Ditambah lagi emosi juga akan naik, bila ternyata kemudian
anda gagal menemukan jawabannya. Ingatlah bahwa setiap butir soal dalam TPA memiliki bobot
nilai yang sama. Sehingga jangan membuang-buang waktu untuk sekedar memperturutkan rasa
penasaran anda tersebut. Jangan sekali pun anda berkutat pada satu persoalan sementara
mengabaikan soal yang lain. Anda telah terjebak dan. Anda akan menderita kerugian kehilangan
waktu hanya untuk memecahkan satu persoalan. Gunakan trik kuno, tetapi masih efektif
dilakukan.

5. Kerjakan bagian soal yang anda anggap paling mudah, meskipun ini trik kuno, tapi harus
dipraktekkan benar. Sebelum anda menjawab soal tes, cermati lebih dulu soalnya, apakah soal
termasuk yang mudah atau sulit untuk dikerjakan. Ingat! Jangan terlalu lama berpikir, sebab
akan menghabiskan waktu hanya untuk mencermati soal. Caranya ialah dengan mengerjakan
soal dari bagian belakang, biasanya yang di depan-depan itu lebih sulit dan lebih makan waktu,
jadi tidak ada salahnya kalau anda mencobanya mulai dari bagian belakang Karena, bila anda
mampu menyelesaikan 60% saja soal yang termudah maka anda mempunyai waktu yang cukup
untuk menyelesaikan soal yang tersulit. Ingat! 80% dari keseluruhan soal anda jawab dengan
benar dapat dipastikan anda lulus dalam ujian tertulis TPA ini.

6. Untuk bagian matematika, hafalkan perkalian, pecahan, persentase, per-pangkatan, dan


desimal yang sederhana. Ini membantu sekali ketika anda menghadapi bagian soal hitungan bisa
jadi lebih cepat.

7. Beli buku-buku TPA, tapi untuk bisa membayangkan soal TPA yang sesung-guhnya, kalikan
kesulitannya tiga kali. OTO BAPPENAS memang tidak kira-kira membuat soalnya. Cari soal
yang tingkat kesulitannya sama dengan OTO BAPPENAS, dan telah disesuaikan dengan tes-tes
TPA untuk semua instansi. Untuk menaklukkan soal-soal bahasa Indonesia, sering-sering baca
kolom-kolom di koran. Soal-soal bacaan/wacananya kebanyakan diambil dari sana. Catat kata-
kata asing dan aneh di telinga anda, segera konsultasikan dengan kamus Bahasa Indonesia. Ini
berlaku untuk semua soal sinonim (persamaan kata) dan antonim (lawan kata).

8. Berlatih mengisi Teka-Teki Silang juga baik untuk melatih daya ingat dan memperkaya kosa
kata, kalau masih mempunyai sisa waktu, cobalah menjawab langsung dengan trik “asal
tembak”. Toh, hasilnya tidak akan merubah skor anda, karena untuk jawaban salah tidak ada
nilai minus. Syukur-syukur kalau tebakan anda benar tentunya akan menambah skor anda.

9. Kalau punya waktu dan dana lebih, lebih baik coba ikut tes sungguhan di OTO BAPPENAS.
Soal-soal TPA akan susah dibayangkan kalau belum ngalami sendiri. Sarana terbaik lebih baik
ikutan tes sungguhan, karena dengan mengikuti tes seperti ini, anda akan lebih siap jadinya.
Jangan terpengaruh orang lain. Kalo kita lihat orang lain pas ngerjain, bisa jadi dia udah jawab
lebih banyak soal. Bisa bikin minder dan mengacaukan mental. Nggak usah peduli, kerjain aja
punya kita sendiri.

10. Pertimbangkan untuk ikut bimbingan belajar untuk TPA. Karena dengan mengikuti pelatihan
bimbingan TPA membantu anda lebih siap menghadapi TPA.

Semoga tip’s-tip’s di atas bermanfaat bagi anda yang hendak meraih cita-cita.

TRIK DAN CARA MENJAWAB SOAL TPA

Secara umum Tes Potensi Akademik terdiri dari 4 (empat) bidang yang diuji, yaitu:

1. Tes Kemampuan Verbal (bahasa) meliputi tes sinonim (padanan kata), tes antonim (lawan
kata), tes padanan hubungan kata (analog! kata), dan tes pemahaman bacaan.

2. Tes Kuantitatif, meliputi tes deret angka, tes kemampuan angka (numerical ability) atau soal
hitungan, tes logika matematika, tes aritmatika dan konsep aljabar, dan tes soal. cerita.

3. Tes Kemampuan Penalaran meliputi tes penalaran analitik dan tes penalaran logis. Tes pada
bagian ini merupakan tes yang tersulit, karena pada bagian ini seluruh daya pikir anda akan
terkuras. Dapat dikatakan bahwa tes kemampuan penalaran ini merupakan titik kritis dari
keseluruhan tes, karena bila anda tidak benar dalam memberi kesimpulan maka skor tinggi pada
bidang lainnya tidak bisa membantu kelulusan anda. Bagaimana mungkin anda mendapat skor
tinggi pada bagian tes verbal atau kuantitatif, tapi mendapat skor rendah pada tes penalaran. Jadi,
secerdas apa pun anda kalau tidak mempunyai nalar (logika) atau berpikir keliru, maka anda
dianggap tidak lulus.

4. Tes Kemampuan Spasial meliputi tes klasifikasi gambar, pencerminan dan perputaran,
hubungan logis dan konsistensi sekuens, memasang bagian dan gambar, mencari gambar (kubus)
identik gambar tesembunyi, menghitung kubus, melipat dan membuka bangun (kubus/kotak)
Tes yang disajikan dalam ebook kami, secara keseluruhan hanya 10 (sepuluh) persen
berdasarkan pada “pengetahuan” dan meski pun demikian pengetahuan yang diberikan di sini
sesungguhnya dapat dimengerti dan dipahami oleh mereka yang membaca dan mendengarnya
sehari-hari.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam buku ini memberikan variasi pada tes-tes dan di
saat-saat yang sama mendorong mereka untuk lebih menguasainya, dan meningkatkan lebih
lanjut. Karena itu sangat dianjurkan untuk melakukan tes pendahuluan sebagai latihan. Ini
dimaksudkan agar pada saat anda melakukan tes yang sesungguhnya tidak lagi kosong. Misalnya
ketika anda dihadapi oleh pertanyaan di mana hanya ada satu jawaban yang benar, maka cobalah
untuk memahami maksud dari pertanyaan itu. Hal ini untuk menghindari “Bizarness” yakni
jawaban yang sangat menyimpang, dan bukan salah pengertian, akan tetapi disalah arti-kan, atau
“Overinklusi” yakni memberikan jawaban yang terlalu umum atau mengambang sehingga
konsep delimitasinya menjadi hilang (Yul Iskandar, Test Intelegensi Gamma. 19).

1. Tes Verbal

Tes ini dilakukan untuk menguji kemampuan peserta tes dalam kecakapan, ketrampilan,
kecepatan, dan kebenaran mengolah kata atau untuk melihat bagaimana pemikiran anda dalam
menggunakan kata-kata. Intelegensi sangat berkorelasi dengan kemampuan verbal jauh lebih
tinggi dari korelasi dengan tes numerik dan tes visual, dan masih di bawah tes logika. Tes verbal
ini tergantung sekali kepada kemampuan bahasa dan secara tidak langsung pada pendidikan.
Meskipun tes ini tergolong mudah, karena itu disarankan untuk memperoleh nilai tinggi pada tes
ini. Meskipun soalnya tidak terlalu sulit, namun tes jenis ini cukup menentukan hasil tes. Karena
bukannya jawaban benar atau salah yang dinilai melainkan adalah penalaran (logika) dan
kecepatan anda berpikir dalam menelaah soal dan mencari solusi dalam waktu singkat.

Tes verbal ini terdiri dari beberapa bentuk tes, diantaranya tes informasi, tes vokabuler, tes
kosakata, tes persamaan kata (sinonim), tes lawan kata (antonim), tes similariti, dan tes analogi.

A. Tes Kosakata (Vokabulery)

Tes kosakata (vokabulery test) ini adalah tes yang ingin mengetahui sejauh mana kemampuan
seseorang mengenal perbendaharaan kata. Banyaknya perbendaharaan kata yang dikuasai tidak
bergantung pada pendidikannya, akan tetapi pada intelegensinya. Namun demikian intelegensi
ini juga berkaitan dengan masa pendidikan yang dilaluinya, dan kemampuan menyerap informasi
seluas-luasnya. Tes ini pada prakteknya berkorelasi kuat dengan inteligensi umum. Dalam tes ini
sering menggunakan bahasa Inggris karena bukan sebagai syarat menunjukkan salah satu
kemampuan untuk berbahasa, tetapi lebih menunjukkan bisa mengerti dan bisa mendapat
informasi. Faktanya bahasa Indonesia belum memungkinkan kita bisa menguasai ilmu dan
teknologi. Karena untuk menguasai ilmu dan teknologi seseorang harus bisa atau mengerti
bahasa, minimal bahasa Inggris. Ini bukan berarti pendidikan mempengaruhi inteligensi tetapi
sekali dikemukakan bahwa inteligensi mempengaruhi pendidikan.

Contoh 1:
Lengkapilah titik-titik dalam tanda kurung dengan hurufyang sesuai sehingga mempunyai makna
yang artinya sesuai dengan pertanyaan yang disebelahnya.’

1. keadaan tidak sadarkan diri ( p .’. . s . . ) pingsan

2. tidak berisi (. . m . a ) hampa

3. kegemukan (o . . si. . s) obesitas

4. pick up (c. .. s.) choose

Contoh 2:

Lengkapilah titik-titik dalam tanda kurung dengan huruf yang sesuai yang artinya sama dalam
satu segi lainnya sama seperti yang disebelah kanan.

Kiat Jitu Menghadapi TPA (Tes Potensi Akademik)

1. Cambuk ( d . . a .) ikat. derai


2. Catatan ( d . . t. . ) bersandar. daftar
3. kontes (k…p..i..) sama kompetisi
4. computer instrument ( m . . . e ) rodent mouse

B. Tes Sinonim (padanan kata)

Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang hampir sama atau sepadan. Orang yang
menguasai sinonim berarti menguasai vokabuler. Disamping itu dengan menguasai sinonim
berarti dapat pula mengolah berbagai kata. Setiap kata sebenarnya mempunyai banyak sinonim,
sesuatu yang kelihatannya sama, akan tetapi ada perbedaan nuansa bagi tiap-tiap bahasa. Tes ini
merupakan kemampuan seseorang untuk berbahasa. Kadang kala soal bisa berasal dari kata asing
(bahasa Inggris). Nah, untuk soal dari kata asing ini, anda harus menterjemahkan lebih dulu baru
kemudian mencari padanan katanya. Karena itu bacalah dengan cermat setiap petunjuk yang
diberikan pada setiap bagian tes.

Berikut 3 (tiga) contoh tes sinonim (padanan kata) dan cara menjawabnya.

Petunjuk soal:

Soal dari tes persamaan kata ini meminta anda untuk mencari satu kata yang sepadam atau
sama atau serupa maknanya dengan makna kata yang tercetak dengan hurufkapital (besar) yang
diminta.

1. ANONIM =

nama kecil
tidak Jenius pemandangan

a. nama singkat

b. singkatan

c. tanpa nama

d. kepanjangan dari

2. PANDIR =

a. agak pintar b. bebal c. pandai hadir d. cebol e. pendek

3. OBESITAS =

a. kurus b. tambun c. tinggi d. cebol e.pendek

Cara menjawab soal:

1. Jawaban: c Pembahasannya:

Untuk menjawab soal nomor 1 (satu) ini, cermati dan pahami soal di mana anda diminta untuk
mencari padanan kata dari kata ANONIM. Bila kata ini masih terlalu sulit untuk dicerna atau
asing, anda bisa mulai dari pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan a (nama singkat) bila
diterjemahkan ke dalam bahasa inggris berarti “Initial” dan pilihan ini jelas tidak semakna
dengan kata yang dimaksud. Begitu juga dengan pilihan b (singkatan), kata ini semakna dengan
dengan kependekan atau nama singkat. Jadi pilihan b ini bukan pilihan yang tepat. Pilihan
jawaban c (kepanjangan dari) jelas ini jawaban yang melawan arus jadi bisa anda abaikan.

Sekarang mari kita lihat pilihan jawaban d (tanpa nama) yang bila diterjahkan ke dalam bahasa
Inggris berarti “No Name”. Kata ini sepadan atau semakna dengan anonym, yaitu keadaan tanpa
nama atau tidak diketahui namanya. Jadi, pilihan d adalah pilihan jawaban yang tepat.

Jika pilihan d ini anda anggap sebagai pilihan jawaban yang benar, maka pilihan jawaban e bisa
anda abaikan.

2. Jawaban: b, Pembahasannya:

Kata “PANDIR” mungkin asing bagi telinga kaum muda sekarang, tetapi tidak banyak para
orangtua atau mereka yang menyukai sastra. Untuk menjawab soal ini perhatikan pilihan
jawaban, apakah termasuk dalam satu kelompok atau berdiri sendiri. Dalam pilihan jawaban, kita
mendapati tiga makna yang sekelompok, yaitu a (agak pintar), (bebal), dan d (tidak Jenius)
sedang pilihan yang lain bisa anda abaikan. Perhatian bila anda pusatkan pada dua makna “agak
pintar” dan “tidak jenius”, mungkin soal yan dimaksud berkaitan dengan kecerdasan. Bila kedua
pasangan kata tadi mengandur makna kurang cerdas atau tidak pintar, tetapi bukan berarti bodoh,
maka padanan ka yang dimaksud dalam soal, yaitu yang berkaitan dengan kepintaran. Kalau
pilihan dan d mengandung makna atau artian tidak pintar, ini bukan pilihan jawaban yar benar,
karena tidak mungkin dalam satu soal terdapat dua jawaban. Jadi, pilihan jawab bisa tertuju pada
jawaban b. bebal. Kata bebal ini mengandung arti bodoh sekali sepadan dengan kata pandir.

3. Jawaban: b Pembahasannya

Bila anda tidak paham dengan kata OBESITAS, maka caranya dengan mencermati pilih
jawaban. Dalam soal terdapat tiga kata yang dominan dalam satu kelompok, yaitu pilih c
(tinggi), d (cebol), e (pendek). D dan e mengandung arti yang sama yaitu tidak tinggi Sedang c
jelas berbeda dengan a, b, d, dan e. Untuk menjawab pertanyaan ini anda hai berhati-hati, karena
tidak ada dua jawaban dalam satu soal maka pilihan d dan e b anda abaikan. Pilihan sekarang
terpusat pada pilihan a, b, dan c. Pilihan a dar mengandung arti yang berlawanan, a (kurus)
berarti tidak gemuk, sedang b (tambi mengandung arti tubuh yang gempal atau gemuk. Karena
jawaban soal yang dimi: adalah kata yang sepadan bukan lawan kata, maka kata yang sepadan
dengan “obesit adalah gemuk atau tambun. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah pilihan b.

C. Tes Antonim (lawan kata)

Tes yang berikutnya ialah tes antonim. Tes ini juga menunjukkan kemampuan vokab seseorang,
dan merupakan salah satu indikator inteligensi seseorang. Kalau pada sinonim yang dicari adalah
arti kata yang sama, pada antonim justru kebalikan atau lawan kata. Tujuan utama dari antonim
adalah mengenal relasi dari kata-kata itu. Bila ada hitam, ada putih, bila ada bayi, maka ada
kakek dan sebagainya. Dengan demikian setiap kata

dicoba untuk mencari antonimnya.

Contoh:

1. TEMPORER:

a. jarang b. sering c. sesekali d. sementara e. tidak pernah

2. PANGKAL: a. hulu b. asal c. awal d. ujung e. kuala

3. TUBA: a. pahit b. madu c. racun d. bisa e. nila

Cara menjawab soal

1. Jawaban: b

Perhatikan kata “temporer” yang dimaksud bermakna waktu yang sifatnya sementara tidak
sering. Kata ini juga sepadan dengan (c) sesekali atau (a) jarang, tetapi pernah melakukan dan
berbeda dengan (e) tidak pernah. Bilapilihan jawaban a, dan c mempunyai arti yang setara
dengan (d) sementara atau temporer berarti ini bukan pilihan jawaban yang tepat, karena soal
yang diminta adalah lawan kata (antonim) bukan persamaan kata (sinonim). Jadi, pilihan yang
tepat untuk menjawab soal ini adalah pilihan b.

2. Jawaban: d

Kata “pangkal” menyatakan sisi bagian muka atau bawah (pohon). Bila kata ini mempunyai arti
yang sepadan dengan bagian muka, (a) hulu, (b) asal, (c) awal, dan (d) kuala, maka lawan kata
dari bagian muka adalah bagian akhir atau sisi bagian ujung. Jadi pilihan jawaban yang tepat
adalah d.

3. Jawaban: b

Bila ada pernah mendengar ungkapan “air susu dibalas dengan air tuba”, maka ‘tuba’
menyatakan sesuatu rasa yang tidak mengenakkan, terasa pahit (pilihan a). Sedang kata “tuba”
juga berarti racun (pilihan c), dan berasal dari “bisa” (pilihan d). Kalau “tuba” dianalogikan
dengan rasa tidak enak atau (a) pahit, (c) racun, dan (d) bisa, jadi lawannya adalah sesuatu hal
yang bersifat manis, sedang rasa manis dapat juga berasal dari madu (pilihan b). Jadi, lawan dari
kata “tuba” adalah “madu”, yakni pilihan b.

Ingat! Ketika menjawab soal subtes sinonim dan antonim ini hendaknya anda mengerjakannya
dengan cepat, ini untuk memberi waktu yang lebih leluasa pada bagian tes kuantitatif dan tes
penalaran nantinya.

D Tes Analogi (padanan hubungan kata)

Tes ini dikembangkan dari tes persamaan (similariti). Selain kemampuan bahasa juga
kemampuan logika serta berpikir secara abstrak. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan Anda perihal arti atau makna yang tersirat dari kata, fungsi kata, dan
pemakaian berikut padanan fungsi (analog) dengan kata lain. Perlu anda ketahui disini bahwa tes
ini seluruhnya mengandalkan daya nalar anda untuk mencari hubungan kata yang tepat. Jadi,
meskipun soalnya sederhana, akan tetapi walaupun demikian dapat pula menimbulkan persoalan
pada mereka yang kurang cerdas

Contoh: 1. Meja
terhadap kursi seperti:
a. cangkir b. pinggang c. piring d. kaki

2. Jarum terhadap benang seperti:


a. kapas b. Menjahit c. pemimpin d. pengkitut

3. Tengkorak terhadap otak seperti kulit terhadap


a. isi b. inti c. rambut d. warna

Jawaban:

1. Jawaban: a— c
Dalam hubungan kata ini, anda harus melihat kata meja dan kursi. Kedua kata ini saling
melengkapi meskipun dapat berdiri sendiri. Dari pilihan jawaban tentunya harus mengikuti pola
dari soal yang dimaksud, yaitu meja dan kursi. Bila benda cangkir (pilihan a) dipasangkan
dengan pilihan b, c, atau d, apakah kedua benda tersebut saling melengkapi atau malah saling
bertolak belakang, atau tidak ada hubungannya sama sekali. Dari pola hubungan kata tersebut,
maka pasangan benda yang memenuhi syarat adalah pilihan a (cangkir) dan c (pinggan).
Konklusinya adalah biasanya untuk melengkapi meja diperlukan kursi, seperti cangkir biasanya
dilengkapi dengan pinggan. Cangkir dan pinggang.

2. Jawaban: c — d

Pemimpin dan pengikut (dalam jahit menjahit biasanya benang mengikuti jarum).

3. Jawaban: a

Otak dibungkus oleh tulang yang disebut tengkorak seperti kulit terhadap isi.

Model lain tes analogi seperti diberikan dalam contoh berikut. Contoh:

MENGANTUK : TIDUR =

a. jatuh : sakit d. minum: limun

b. obat : sehat e. makan: gizi

c. resep : obat

Disini terdapat soal atau kata “MENGANTUK” dan “TIDUR”, apa hubungan antara kedm kata
tersebut ? Hubungannya adalah “jika orang mengantuk biasanya tidur”. Lalu
adakah hubungannya dengan pilihan jawaban atau tidak ada hubungan sama sekali, disinilah
letak persoalannya. Manakah dari pilihan jawaban yang mempunyai padanan hubungan kata
(analog) dengan soal. Dalam hal ini jawabannya adalah (a) jatuh : sakit, mengapa? Karena orang
yang jatuh biasanya sakit. Dengan demikian antara jawaban dengan soal mempunyai suatu
kedekatan hubungan.

Tes Mengerti Bacaan

Tes ini bukan ditujukan untuk mengetahui kemampuan membaca cepat, tetapi membaca
sebagaian dari tulisan (bacaan), biasanya terdiri dari 3 atau lebih paragraf, sehingga terlalu
pendek untuk sebuah tes membaca cepat. Yang dimaksud dengan tes mengerti bacaan ini adalah
pengertian dari yang dibaca secara mendalam, dan lebih baik lagi bila mengerti topik yang
diperbincangkan.

Tes mengerti bacaan ini dapat mengenai apa saja, tentu saja bila topik atau tema yang ditulis
mengenai hal yang Anda mengerti maka soal menjadi lebih mudah. Lain persoalannya bila
ternyata topik yang dibicarakan belum Anda mengerti atau masih asing ditelinga Anda, maka hal
itu akan menjadi sulit. Tetapi Anda sebagai orang yang berpendidikan tentunya mempunyai
wawasan dan pengetahuan yang luas, maka diharapkan akan mampu membaca dan mengerti apa
saja yang dibaca. Dan anda tidak perlu benar mengetahui apa yang ditulis penulis benar atau
salah, karena maksud tes ini bukan untuk menguji pengetahuan Anda terhadap subjek itu.
Melainkan mengerti dan memahami apa yang dimaksud atau yang ingin disampaikan dalam
tulisan (bacaan) itu.

Biasanya pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berkisar pada pertanyaan mengenai gagasan


pokok dari tulisan, yang lebih spesifik lagi misalnya, logika dari tulisan, apakah ada hubungan
logis dari topik-topik yang dibicarakan, tujuan penulisan, implikasi dari tulisan, dan tekanan
serta gaya dari tulisan itu sendiri. Mungkin juga ada pertanyaan yang anda diminta untuk menilai
atau memberikan kesimpulan, apakah tulisan itu bersifat naratif, destruktif (merusak) atau malah
sebaliknya, atau suatu opini tanpa didukung oleh fakta, dan sebagainya.

Tes Kemampuan Kuantitatif

Tes deret angka

Masing-masing soal merupakan deret atau seri yang belum selesai yang mengikuti rangkaian
atau seri bilangan dengan urutan tertentu. Tugas Anda adalah mempelajari dan meneliti setiap
deret-deret atau seri-seri untuk menetapkan urutannya. Kemudian lihatlah pilihan jawaban.
Pilihlah salah satu alternatif yang disediakan yang Anda anggap akan menyelesaikan deret-deret
itu sesuai dengan pola yang telah ditetapkan.

Contoh : 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13,….

A.15 B.16 C.17 D.18 E.19

Dalam contoh pertanyaan 1, aturannya adalah dengan menambah 2 pada tiap-tiap bilangan (l + 2
= 3;3 + 2 = 5; dan seterusnya). Bilangan berikut dalam seri atau deret ini adalah 13 maka yang
berikutnya adalah (13 + 2 = 15). Maka dari 14 yang ditandai dengan huruf (A) adalah jawaban
yang benar.

Tetapi tidak jarang dalam satu deret angka terdapat dua sampai tiga pola, misalnya:
1 3 4 7 9 13 16 21 25 ….. solusinya lihat contoh di bawah ini:

+ 10

Jadi seri pertama dimulai dari angka 1 kemudian untuk deret berikutnya melompat satu angka
demikian seterusnya. Sedang deret kedua, dimulai dari angka 3 dan melompat satu angka untuk
deret berikutnya. Dalam hal ini jawabannya adalah 21 + 10 = 31.

Tes Kemampuan Numerik

Tes ini biasanya tidak sesulit atau serumit tes-tes lain, namun demikian bukan berarti tes ini
mudah dilalui dan pasti mendapat nilai tinggi dalam tes ini. Meskipun kelihatan cukup mudah,
penilaiannya menitikberatkan pada kecepatan dan ketelitian dalam menjawab.. Tes ini dilakukan
untuk menguji kecepatan, kekonsistenan, dan keakuratan menjawab soal dalam bentuk bilangan-
bilangan biasanya berbentuk barisan atau deret baik memanjang secara vertikal, maupun
memanjang secara mendatar, atau bisa juga mengisi angka-angka dalam kolom atau kotak-kotak
kosong yang harus diisikan atau perpangkatan, faktorial, desimal, dan sebagainya. Untuk
menyelesaikan tes ini diperlukan kecepatan dan keakuratan dalam menjawabnya, jadi jangan
terlalu untuk berpikir, bila dirasa sulk segera tinggalkan dan kerjakan soal lainnya.

Contoh:

(34 + 74) x 25 =

jawabnya 34 + 74 = 108 x 25 = 2700

Tes Penalaran Aritmatika (Arithmetic Reasoning Test)

Dalam model tes ini biasanya soal diberikan dalam bentuk cerita, tetapi ada kalanya soal dalam
bentuk gambar teknikal, karena itu tes ini sering juga disebut dengan tes kemampuan teknikal.
Tes dalam bentuk ini sering dikelompokkan dalam kelompok tes Konsep Aljabar dan Aritmatika.

Soal antara kemampuan teknikal dengan soal konsep aljabar ini tidak banyak berbeda. Kalau
dalam soal kemampuan teknikal lebih banyak menekankan pada kemampuan teknis praktis,
sedang dalam soal konsep aljabar lebih banyak menekankan pada konsep-konsep aljabar secara
teoritis. Bagian tes dalam soal bisa berbentuk gambar teknik atau soal seperti pada umumnya
yaitu soal cerita yang bersandarkan pada pengetahuan praktis.

Contoh:

1. Seorang pedagang mebel menjual kursi lipat dengan harga Rp 290.000,-. Berapakah jumlah
uang yang dibayarkan pembeli pada pedagang mebel jika kursi lipat itu mendapat diskon 20%?

A.Rp 258,000,-, B.Rp 232.000,- C.Rp 348.000,- D. Rp 332.000 E.Rp 330.000,-

Jawab:

Rp.290.000-(20% x 290.000) = 290.000-58.000 = 232.000. Jadi jawaban yang benar adalah B


(Rp.232.000).

2. Dari 30 orang pelamar pekerjaan, diketahui bahwa 12 orang berumur lebih dari 30 tahun, dan
20 orang ternyata bergelar sarjana. Di antara pelamar yang bergelar sarjana 10 orang berumur
lebih dari 30 tahun. Berapa orangkah yang bukan sarjana dan berumur kurang dari 30 tahun?

Pembahasan; diketahui:

A = Pelamar yang bergelar sarjana n (A) = 20


B = Pelamar yang bukan sarjana n (B) = ?

P = Pelamar sarjana yang umurnya lebih dari 30 tahun.

Q = Pelamar bukan sarjana dan umurnya kurang dari 30 tahun. n (A) = 20; n (B) = 10; n (Q) = 12
– 10 = 2; dan n (C) – 30 – 20 = 10 jadi pelamar yang bukan sarjana dan usianya di bawah 30
tahun adalah n (B) – (Q) atau n (B – Q) = 10 – 2 = 8.

Tes Kemampuan Daya Nalar (Logika)

Dalam tes ini yang ingin diketahui adalah bagaimana cara Anda mencerna dan

menganalisis sesuatu informasi untuk kemudian menarik kesimpulan logis. Apakah dalam hal ini
cara berpikir Anda menganut aturan-aturan yang logis (nalar) sehingga dapat memperoleh
kesimpulan yang benar. Alasan mengapa tes logika ini selalu disertakan dalam setiap
penyelenggaraan seleksi adalah apabila anda dihadapi oleh permasalahan yang pelik, ia tidak
serta merta meminta nasehat dari orang yang lebih berpengalaman, tetapi berusaha semampunya
untuk memecahkan masalahnya tersebut sendiri. Selain itu bagi mereka yang ingin melanjutkan
ke pendidikan yang lebih tinggi, logika atau daya nalar Anda adalah sangat menentukan sekali
bagi kelanjutan studi. Karena bukan saja otak cemerlang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
studi, tetapi juga daya nalar atau pola pikir Anda sangat berpengaruh pada hari-hari studi Anda.
Jadi mengapa tes kemampuan daya nalar (logika) ini selalu disertakan dalam setiap tes seleksi,
terutama dalam tes potensi akademik dan tes bakat skolastik adalah untuk mengetahui sejauh
mana daya pikir Anda dalam mencerna, menganalisa, dan menarik kesimpulan dari suatu fakta-
fakta yang diketahuinya.

Secara umum tes kemampuan daya nalar (logika) ini dapat dibagi dalam dua model tes, yaitu 1)
model penalaran logis dan 2) penalaran analitik

<• Penalaran Logis

Tes model penalaran logis ini menyangkut pola berpikir anda dan cara penarikan kesimpulan
(silogisme) dari dua proposisi atau premis-premis, sedang kesimpulannya adalah konklusinya.
Predikat dari konklusi disebut term mayor,sedang subjek dari konklusi disebut term
minor. Premis yang mengandung term mayor disebut premis mayor (pikiran utama) dan premis
yang mengandung term minor disebut premis minor (pikiran selanjutnya). Untuk memudahkan
penjelasan perhatikan contoh berikut:

Contoh:

(1) Premis mayor

(2) Premis minor

(3) Kesimpulan Proposisi no 1 Proposisi no 2 Term mayor Term minor


Semua peserta tes bernapas dengan paru-paru

Andi adalah peserta tes

Andi bernapas dengan paru-paru

Premis mayor, karena mengandung term mayor.

Premis minor, karena mengandung term minor.

bernapas dengan paru-paru (predikat).

peserta tes (subjek).

*•* Penalaran Analitik

Tes ini melihat kemampuan Anda untuk membuat logis suatu hubungan-hubungan faktual dan
menyelesaikan informasi-informasi yang kacau balau, serta kemampuan untuk berpikir seperti
membatasi diri hanya pada fakta, memecahkan persoalan dan berhubungan dengan gagasan lain.

Dalam rangka menjawab soal tes kemampuan daya nalar ini, terutama sekali dalam proses
berpikir untuk menuju pada sebuah kesimpulan, penting untuk diketahuai mengenai penalaran itu
sendiri.Penalaran (reasoning, jalan/pola pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha
menghubung-hubungkan fakta-fakta yang diketahui menuju kepada suati; kesimpulan. Dengan
kata lain penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapa suatu kesimpulan.
Penalaran bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan fakta fakta yang masih berbentuk
polos, tetapi dapat juga dilakukan dengan mempergunakai fakta-fakta yang telah dirumuskan
dalam kalimat-kalimat yang berbentukpendapat atai kesimpulan. Kalimat-kalimat semacam ini,
dalam hubungan dengan proses berpikir tadi disebu proposisi. Proposisi dapat kita batasi sebagai
pernyataan yang dapat dibuktikan kebenaranny atau dapat ditolak karena kesalahan yang
terkandung di dalamnya. Sebuah pernyataan dapa dibenarkan apabila terdapat bahan-bahan atau
fakta-fakta untuk membuktikannya. Sebalikny sebuah pernyataan atau proposisi dapat ditolak
atau tidak valid (sahih) apabila terdapat fakts fakta yang menentangnya. Untuk lebih jelasnya
lagi perhatikan contoh berikut:

Semua ciptaan Tuhan akan mati.

Badak Jawa sudah punah.

Dua kalimat di atas merupakan proposisi, kalimat yang pertama dapat dibuktikan kebenarannya,
dan kalimat yang kedua dapat ditolak karena fakta-fakta yang ada menentang kebenarannya.
Meskipun demikian keduanya tetap merupakan proposisi.

Di dalam bagian tes penalaran ini, sering sekali Anda diminta untuk menyimpulkan pernyataan-
pernyataan, Di dalam menyimpulkan pernyataan-pernyataan tersebut Anda harus berpikir secara
logis. Untuk menghindari salah pikir atau pikiran sesat hendaknya dalam memberikan suatu
kesimpulan dari pernyataan-pernyataan sedapat mungkin hindari penarikan kesimpulan
berdasarkan perasaan. Penarikan kesimpulan dengan cara ini lebih banyak salahnya daripada
benarnya.

Agar anda bisa berpikir dengan logis, maka ada baiknya anda pelajari baik-baik apa yang
dimaksud dengan pernyataan di bawah ini.

“Ada P yang merupakan Q”

Dalam pelajaran matematika, kata ‘ada’ dapat diartikan dengan kata ‘beberapa’. Perhatikan
penggunaan kata ‘ada’ dalam konteks kalimat berikut.

“Dalam suatu ruangan terdapat 5 orang memakai setelanjas, sedang 10 orang lainnya memakai
baju safari”.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan, bahwa:

(i) Ada orang yang memakai setelan jas,

(ii) ada orang yang memakai baju safari, dan

(iii) tidak ada orang yang memakai setelan jas dan baju safari.

Jika jas dan baju safari merupakan himpunan, maka pernyataan tersebut dapat diganti menjadi
“Ada anggota P yang merupakan anggota Q” atau dapat dinotasikan P ? Q ? ? . Jadi, dari
pernyataan (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa P C Q, yakni semua anggota P merupakan
anggota Q. Akan tetapi, dalam pernyataan (iii) dapat disimpulkan bahwa tidak semua anggota P
merupakan anggota Q —> P <t Q.

Dengan demikian, dari pernyataan “Ada P yang merupakan Q” dapat diganti dengan “Mungkin
semua P merupakan Q”. Ada baiknya selalu menggunakan kata ‘mungkin’ dalam menganalisis
pernyataan. Karena kata ‘mungkin’ menunjukkan suatu hal yang belum pasti, artinya ada
kemungkinan lain.

(i) “Mungkin beberapa orang memakai setelan jas” atau (ii) “Mungkin beberapa orang tidak
memakai setelan jas”.

Perhatikan contoh berikut. Suradi adalah seorang buruh pabrik. Banyak buruh pabrik yang malas
kerja. Agus adalah teman Suradi. Maka:

A. Suradi itu malas

B. Agus itu malas

C. Agus mungkin teman sekerja Suradi


D. Teman-teman Agus semuanya rajin

E. Teman-teman Suradi semuanya rajin.

Pembahasan:

Tentang Agus hanya kita ketahui bahwa Agus adalah teman Suradi. Dan Suradi adalah buruh
pabrik. Terlepas dari persoalan ‘banyak buruh pabrik yang malas’, mungkin buruh pabrik lainnya
atau malah buruh pabrik di tempat Suradi bekerja. Tetapi yang jelas Agus mungkin teman
sekerja Suradi. Jadi kesimpulan (C) yang tepat.

Tes Kemampuan Spasial

Tes kemampuan spasial ini adalah untuk menguji sejauh mana kemampuan Anda
memvisualisasikan sesuatu benda dan membuat pengertiannya serta berpikir secara abstrak
melalui benda atau simbol-simbol.

Dalam tes ini secara umum dikelompokkan dalam beberapa model tes yang semuanya
menggunakan simbol-simbol atau gambar.

Tes Irama Gambar

Tes irama bergambar adalah salah satu instrumen tes yang digunakan, baik dalam psikotes umum
maupun dalam tes bakat skolastik. Tes ini bertujuan untuk menguji sejauh mana kemampuan
Anda memvisualisasikan sesuatu benda dan membuat pengertiannya serta berpikir secara abstrak
melalui benda atau simbol-simbol.

Banyak model tes ini yang semuanya memakai media gambar (visual) dalam suatu persoalan.
Tugas Anda adalah mencari satu gambar yang hilang atau gambar selanjutnya yang seharusnya
diisi dari sekelompok gambar. Kecepatan melihat dan mudahnya anda berpikir melalui simbol-
simbol merupakan kunci utama dalam menyelesaikan tes ini.

Tes Pemikiran Perseptual

Tes ini menilai kemampuan dan ketelitian Anda dalam melihat suatu gambar atau simbol-simbol
yang tersedia dan mencari tahu jawaban yang tepat. Tiap soal biasanya terdiri dari sembilan
gambar dan lima pilihan jawaban. Dalam soal terdapat satu gambar yang hilang, tugas Anda
mencari satu gambar yang hilang dengan memilih salah satu gambar yang seharusnya dari
kelima pilihan gambar yang tersedia. (sukses-tpa.com)

Anda mungkin juga menyukai