MZI
Fakultas Informatika
Telkom University
FIF Tel-U
November 2015
Slide ini disusun berdasarkan materi yang terdapat pada sumber-sumber berikut:
1 Aplikasi Matriks dan Ruang Vektor, Edisi 1 2014, oleh Adiwijaya.
2 Elementary Linear Algebra, 10th Edition, 2010, oleh H. Anton dan C. Rorres.
3 Slide kuliah Aljabar Linier di Telkom University oleh Jondri.
4 Slide kuliah Aljabar Linier di Fasilkom UI oleh Kasiyah M. Junus dan Siti
Aminah.
5 Slide kuliah Aljabar Linier di Fasilkom UI oleh L. Y. Stefanus.
Beberapa gambar dapat diambil dari sumber-sumber di atas. Slide ini ditujukan
untuk keperluan akademis di lingkungan FIF Telkom University. Jika Anda
memiliki saran/ pendapat/ pertanyaan terkait materi dalam slide ini, silakan kirim
email ke <pleasedontspam>@telkomuniversity.ac.id.
1 Bebas Linier
5 Sifat-sifat Basis
8 Dimensi
1 Bebas Linier
5 Sifat-sifat Basis
8 Dimensi
~u =
~u = u1 (1; 0) + u2 (0; 1) .
~u = u1 (1; 0) + u2 (0; 1) .
~u =
~u = u1 (1; 0) + u2 (0; 1) .
~u = u1 (1; 0) + u2 (0; 1) .
~u = u1 (1; 0) + u2 (0; 1) .
Dalam bagian ini, kita akan mempelajari syarat-syarat yang diperlukan agar setiap
vektor ~u 2 V dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linier dari vektor-vektor
perentang dalam tepat satu cara.
De…nisi
Misalkan S = f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vr g, himpunan S dikatakan bebas linier (linearly
independent) apabila kombinasi linier
1~
v1 + 2~
v2 + + r~
vr = ~0 (1)
1~
v1 + 2~
v2 + + r~
vr = ~0
De…nisi
Misalkan S = f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vr g, himpunan S dikatakan bebas linier (linearly
independent) apabila kombinasi linier
1~
v1 + 2~
v2 + + r~
vr = ~0 (1)
1~
v1 + 2~
v2 + + r~
vr = ~0
Permasalahan
n o
Apakah himpunan ~0 bebas linier?
Permasalahan
n o
Apakah himpunan ~0 bebas linier?
Latihan
Diberikan tiga vektor di R3 : i = (1; 0; 0), j = (0; 1; 0), k = (0; 0; 1). Apakah
himpunan S = fi; j; kg bebas linier?
Solusi:
Latihan
Diberikan tiga vektor di R3 : i = (1; 0; 0), j = (0; 1; 0), k = (0; 0; 1). Apakah
himpunan S = fi; j; kg bebas linier?
Latihan
Diberikan tiga vektor di R3 : i = (1; 0; 0), j = (0; 1; 0), k = (0; 0; 1). Apakah
himpunan S = fi; j; kg bebas linier?
k1 i + k2 j + k3 k = 0
k1 (1; 0; 0) + k2 (0; 1; 0) + k3 (0; 0; 1) = (0; 0; 0)
(k1 ; k2 ; k3 ) = (0; 0; 0) .
Latihan
Diberikan tiga vektor: ~v1 = (2; 1; 0; 3), ~v2 = (1; 2; 5; 1), ~v3 = (7; 1; 5; 8).
Apakah himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g bebas linier?
Solusi:
Latihan
Diberikan tiga vektor: ~v1 = (2; 1; 0; 3), ~v2 = (1; 2; 5; 1), ~v3 = (7; 1; 5; 8).
Apakah himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g bebas linier?
Solusi: Perhatikan bahwa S bebas linier apabila k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 hanya
dipenuhi ketika k1 = k2 = k3 = 0. Tinjau bahwa
Latihan
Diberikan tiga vektor: ~v1 = (2; 1; 0; 3), ~v2 = (1; 2; 5; 1), ~v3 = (7; 1; 5; 8).
Apakah himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g bebas linier?
Solusi: Perhatikan bahwa S bebas linier apabila k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 hanya
dipenuhi ketika k1 = k2 = k3 = 0. Tinjau bahwa
Latihan
Diberikan tiga vektor: ~v1 = (2; 1; 0; 3), ~v2 = (1; 2; 5; 1), ~v3 = (7; 1; 5; 8).
Apakah himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g bebas linier?
Solusi: Perhatikan bahwa S bebas linier apabila k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 hanya
dipenuhi ketika k1 = k2 = k3 = 0. Tinjau bahwa
Solusi:
Latihan
Latihan
Diberikan tiga vektor ~v1 = (1; 2; 3), ~v2 = (5; 6; 1), ~v3 = (3; 2; 1). Apakah
himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g bebas linier?
Solusi: Perhatikan bahwa S bebas linier apabila k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 hanya
dipenuhi ketika k1 = k2 = k3 = 0. Tinjau bahwa
Latihan
Latihan
Diberikan tiga vektor ~v1 = (1; 2; 3), ~v2 = (5; 6; 1), ~v3 = (3; 2; 1). Apakah
himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g bebas linier?
Solusi: Perhatikan bahwa S bebas linier apabila k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 hanya
dipenuhi ketika k1 = k2 = k3 = 0. Tinjau bahwa
k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0
k1 (1; 2; 3) + k2 (5; 6; 1) + k3 (3; 2; 1) = (0; 0; 0) .
Sehingga diperoleh SPL
Latihan
Latihan
Diberikan tiga vektor ~v1 = (1; 2; 3), ~v2 = (5; 6; 1), ~v3 = (3; 2; 1). Apakah
himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g bebas linier?
Solusi: Perhatikan bahwa S bebas linier apabila k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 hanya
dipenuhi ketika k1 = k2 = k3 = 0. Tinjau bahwa
k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0
k1 (1; 2; 3) + k2 (5; 6; 1) + k3 (3; 2; 1) = (0; 0; 0) .
Sehingga diperoleh SPL
2 32 3 2 3
1 5 3 k1 0
4 2 6 2 54 k2 5 = 4 0 5.
3 1 1 k3 0
| {z }| {z } | {z }
M k 0
Solusi: Perhatikan bahwa S bebas linier apabila k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 hanya
dipenuhi ketika k1 = k2 = k3 = 0. Tinjau bahwa
k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0
k1 (1; 2; 3) + k2 (5; 6; 1) + k3 (3; 2; 1) = (0; 0; 0) .
Sehingga diperoleh SPL
2 32 3 2 3
1 5 3 k1 0
4 2 6 2 54 k2 5 = 4 0 5.
3 1 1 k3 0
| {z }| {z } | {z }
M k 0
Solusi: Perhatikan bahwa S bebas linier apabila k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 hanya
dipenuhi ketika k1 = k2 = k3 = 0. Tinjau bahwa
k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0
k1 (1; 2; 3) + k2 (5; 6; 1) + k3 (3; 2; 1) = (0; 0; 0) .
Sehingga diperoleh SPL
2 32 3 2 3
1 5 3 k1 0
4 2 6 2 54 k2 5 = 4 0 5.
3 1 1 k3 0
| {z }| {z } | {z }
M k 0
1 Bebas Linier
5 Sifat-sifat Basis
8 Dimensi
Latihan
Periksa apakah himpunan vektor-vektor di R3 berikut bebas linier atau tidak.
1 A = f~u1 ; ~u2 g dengan ~u1 = ( 1; 3; 2) dan ~u2 = (1; 1; 1).
2 B = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g dengan ~v1 = ( 1; 3; 2), ~v2 = (1; 1; 1), dan
~v3 = (2; 6; 4).
1~
u1 + 2~
u2 = ~0, dengan 1; 2 2R
1 ( 1; 3; 2) + 2 (1; 1; 1) = (0; 0; 0)
( 1 + 2; 3 1 + 2; 2 1 2) = (0; 0; 0) .
1~
u1 + 2~
u2 = ~0, dengan 1; 2 2R
1 ( 1; 3; 2) + 2 (1; 1; 1) = (0; 0; 0)
( 1 + 2; 3 1 + 2; 2 1 2) = (0; 0; 0) .
1+ 2 =0
Akibatnya diperoleh SPL 3 1+ 2 = 0 . Matriks diperbesarnya adalah
2 1 2 =0
1~
u1 + 2~
u2 = ~0, dengan 1; 2 2R
1 ( 1; 3; 2) + 2 (1; 1; 1) = (0; 0; 0)
( 1 + 2; 3 1 + 2; 2 1 2) = (0; 0; 0) .
1+ 2 =0
Akibatnya diperoleh SPL 3 1+ 2 = 0 . Matriks diperbesarnya adalah
2 3 2 1 2 =0
1 1 0
4 3 1 0 5. Dengan OBE diperoleh matriks
2 1 0
1~
u1 + 2~
u2 = ~0, dengan 1; 2 2R
1 ( 1; 3; 2) + 2 (1; 1; 1) = (0; 0; 0)
( 1 + 2; 3 1 + 2; 2 1 2) = (0; 0; 0) .
=0 1+ 2
Akibatnya diperoleh SPL 2 =3 0 . Matriks diperbesarnya adalah
1+
2 3 1 2 =2 0 2 3
1 1 0 1 0 0
4 3 1 0 5. Dengan OBE diperoleh matriks 4 0 1 0 5. Sehingga
2 1 0 0 0 0
diperoleh
1~
u1 + 2~
u2 = ~0, dengan 1; 2 2R
1 ( 1; 3; 2) + 2 (1; 1; 1) = (0; 0; 0)
( 1 + 2; 3 1 + 2; 2 1 2) = (0; 0; 0) .
=0 1+ 2
Akibatnya diperoleh SPL 2 =30 . Matriks diperbesarnya adalah
1+
2 3 1 2 =20 2 3
1 1 0 1 0 0
4 3 1 0 5. Dengan OBE diperoleh matriks 4 0 1 0 5. Sehingga
2 1 0 0 0 0
diperoleh 1 = 2 = 0. Karena kombinasi lnier 1 ~u1 + 2 ~u2 = ~0 hanya dipenuhi
untuk 1 = 2 = 0, maka himpunan A = f~u1 ; ~u2 g bebas linier.
1~
v1 + 2~
v2 + 3~
v3 = ~0, dengan 1; 2; 3 2R
1 ( 1; 3; 2) + 2 (1; 1; 1) + 3 (2; 6; 4) = (0; 0; 0)
( 1 + 2 +2 3; 3 1 + 2 6 3; 2 1 2 4 3) = (0; 0; 0) .
1~
v1 + 2~
v2 + 3~
v3 = ~0, dengan 1; 2; 3 2R
1 ( 1; 3; 2) + 2 (1; 1; 1) + 3 (2; 6; 4) = (0; 0; 0)
( 1 + 2 +2 3; 3 1 + 2 6 3; 2 1 2 4 3) = (0; 0; 0) .
1+ 2 +2 3 =0
Akibatnya diperoleh SPL 3 1+ 2 6 3 = 0 . Kita dapat menyelesaikan
2 1 2 4 3 =0
permasalahan ini dengan dua cara:
1~
v1 + 2~
v2 + 3~
v3 = ~0, dengan 1; 2; 3 2R
1 ( 1; 3; 2) + 2 (1; 1; 1) + 3 (2; 6; 4) = (0; 0; 0)
( 1 + 2 +2 3; 3 1 + 2 6 3; 2 1 2 4 3) = (0; 0; 0) .
1+ =0 2 +2 3
Akibatnya diperoleh SPL 3 1+ 3 = 0 . Kita dapat menyelesaikan
2 6
2 1 3 = 02 4
permasalahan ini dengan dua cara: 2 3
1 1 2 0
Cara 1: matriks diperbesarnya untuk SPL adalah 4 3 1 6 0 5.
2 1 4 0
1~
v1 + 2~
v2 + 3~
v3 = ~0, dengan 1; 2; 3 2R
1 ( 1; 3; 2) + 2 (1; 1; 1) + 3 (2; 6; 4) = (0; 0; 0)
( 1 + 2 +2 3; 3 1 + 2 6 3; 2 1 2 4 3) = (0; 0; 0) .
1+ =0 2 +2 3
Akibatnya diperoleh SPL 3 1+ 3 = 0 . Kita dapat menyelesaikan
2 6
2 1 3 = 02 4
permasalahan ini dengan dua cara: 2 3
1 1 2 0
Cara 1: matriks diperbesarnya untuk SPL adalah 4 3 1 6 0 5.
2 1 4 0
2 3
1 1 2 0
Dengan OBE diperoleh matriks 4 0 1 0 0 5.
0 0 0 0
1~
v1 + 2~
v2 + 3~
v3 = ~0, dengan 1; 2; 3 2R
1 ( 1; 3; 2) + 2 (1; 1; 1) + 3 (2; 6; 4) = (0; 0; 0)
( 1 + 2 +2 3; 3 1 + 2 6 3; 2 1 2 4 3) = (0; 0; 0) .
1+ 2 +2
=0 3
Akibatnya diperoleh SPL 3 1+ 2
3 =6 0 . Kita dapat menyelesaikan
2 1 2
3 =4 0
permasalahan ini dengan dua cara: 2 3
1 1 2 0
Cara 1: matriks diperbesarnya untuk SPL adalah 4 3 1 6 0 5.
2 1 4 0
2 3
1 1 2 0
Dengan OBE diperoleh matriks 4 0 1 0 0 5. Akibatnya diperoleh
0 0 0 0
2 = 0 dan 1 = 2 3 . Misalkan 3 = t, maka diperoleh 1 = 2t, 2 = 0, dan
3 = t. Untuk t = 1, maka 1 = 2, 2 = 0, 3 = 1. Jadi B = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g tidak
bebas linier karena 1 ; 2 ; 3 bisa tidak nol. Contohnya kita memiliki
2 ( 1; 3; 2) + 0 (1; 1; 1) + ( 1) (2; 6; 4) = (0; 0; 0).
MZI (FIF Tel-U) Bebas Linier, Basis, Dimensi November 2015 17 / 64
2 32 3 2 3
1 1 2 1 0
Cara 2: kita memiliki SPL 4 3 1 6 54 2 5 = 4 0 5. Nilai dari
2 1 4 3 0
| {z }| {z } | {z }
M ~ ~
2 3 2 3 0
1 0
4 2
5 trivial (bernilai 4 0 5 saja) bila
3 0
1 Bebas Linier
5 Sifat-sifat Basis
8 Dimensi
Dengan perkataan lain, S = f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vr g tidak bebas linier apabila terdapat
~vi 2 S untuk suatu 1 i r dengan sifat
~vi = 1~
v1 + 2~
v2 + + i 1~
vi 1 + i+1~
vi+1 + + vr ,
r~
dengan 1; 2; : : : ; i 1; i+1 ; : : : ; r 2R
Kemudian S = f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vr g bebas linier apabila setiap vektor di S tidak
dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier vektor-vektor lain di S.
Pada contoh sebelumnya kita melihat bahwa himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g dengan
~v1 = (2; 1; 0; 3), ~v2 = (1; 2; 5; 1), dan ~v3 = (7; 1; 5; 6) tidak bebas linier.
Pada contoh sebelumnya kita melihat bahwa himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g dengan
~v1 = (2; 1; 0; 3), ~v2 = (1; 2; 5; 1), dan ~v3 = (7; 1; 5; 6) tidak bebas linier.
Hal ini dikarenakan 3~v1 + ~v2 ~v3 = 0, kombinasi linier
k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 memiliki solusi selain k1 = k2 = k3 = 0.
Perhatikan bahwa
~v1 =
Pada contoh sebelumnya kita melihat bahwa himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g dengan
~v1 = (2; 1; 0; 3), ~v2 = (1; 2; 5; 1), dan ~v3 = (7; 1; 5; 6) tidak bebas linier.
Hal ini dikarenakan 3~v1 + ~v2 ~v3 = 0, kombinasi linier
k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 memiliki solusi selain k1 = k2 = k3 = 0.
Perhatikan bahwa
1 1
~v1 = ~v2 + ~v3 ,
3 3
~v2 =
Pada contoh sebelumnya kita melihat bahwa himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g dengan
~v1 = (2; 1; 0; 3), ~v2 = (1; 2; 5; 1), dan ~v3 = (7; 1; 5; 6) tidak bebas linier.
Hal ini dikarenakan 3~v1 + ~v2 ~v3 = 0, kombinasi linier
k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 memiliki solusi selain k1 = k2 = k3 = 0.
Perhatikan bahwa
1 1
~v1 = ~v2 + ~v3 ,
3 3
~v2 = 3~v1 + ~v3 ,
~v3 =
Pada contoh sebelumnya kita melihat bahwa himpunan S = f~v1 ; ~v2 ; ~v3 g dengan
~v1 = (2; 1; 0; 3), ~v2 = (1; 2; 5; 1), dan ~v3 = (7; 1; 5; 6) tidak bebas linier.
Hal ini dikarenakan 3~v1 + ~v2 ~v3 = 0, kombinasi linier
k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~0 memiliki solusi selain k1 = k2 = k3 = 0.
Perhatikan bahwa
1 1
~v1 = ~v2 + ~v3 ,
3 3
~v2 = 3~v1 + ~v3 ,
~v3 = 3~v1 + ~v2 .
~v1 =
Bukti
Bukti
n o
1 Misalkan S = ~v1 ; ~v2 ; ; ~vr ; ~0 . Cukup jelas bahwa S tidak bebas linier,
karena persamaan
1 Bebas Linier
5 Sifat-sifat Basis
8 Dimensi
Secara intuitif, kita telah menganggap sebuah garis sebagai suatu objek
berdimensi satu, sebuah bidang sebagai objek berdimensi dua, dan sebuah
ruang di sekitar kita sebagai objek berdimensi tiga.
Secara intuitif, kita telah menganggap sebuah garis sebagai suatu objek
berdimensi satu, sebuah bidang sebagai objek berdimensi dua, dan sebuah
ruang di sekitar kita sebagai objek berdimensi tiga.
Pada bagian ini kita akan melakukan formalisasi terhadap gagasan intuitif
mengenai dimensi ini.
Secara intuitif, kita telah menganggap sebuah garis sebagai suatu objek
berdimensi satu, sebuah bidang sebagai objek berdimensi dua, dan sebuah
ruang di sekitar kita sebagai objek berdimensi tiga.
Pada bagian ini kita akan melakukan formalisasi terhadap gagasan intuitif
mengenai dimensi ini.
Tujuannya adalah untuk memperoleh suatu de…nisi yang jelas mengenai
dimensi tersebut.
Contoh
Sebagai contoh, di R2 kita memiliki himpunan S = f(1; 0) ; (0; 1)g yang bersifat
Contoh
Sebagai contoh, di R2 kita memiliki himpunan S = f(1; 0) ; (0; 1)g yang bersifat
1 bebas linier, karena 1 (1; 0) + 2 (0; 1) = (0; 0) hanya dipenuhi apabila
1 = 2 = 0;
Contoh
Sebagai contoh, di R2 kita memiliki himpunan S = f(1; 0) ; (0; 1)g yang bersifat
1 bebas linier, karena 1 (1; 0) + 2 (0; 1) = (0; 0) hanya dipenuhi apabila
1 = 2 = 0;
2 merentang R2 , karena untuk setiap (a; b) 2 R2 kita memiliki
(a; b) =
Contoh
Sebagai contoh, di R2 kita memiliki himpunan S = f(1; 0) ; (0; 1)g yang bersifat
1 bebas linier, karena 1 (1; 0) + 2 (0; 1) = (0; 0) hanya dipenuhi apabila
1 = 2 = 0;
2 merentang R2 , karena untuk setiap (a; b) 2 R2 kita memiliki
(a; b) = a (1; 0) + b (0; 1).
Contoh
Sebagai contoh, di R2 kita memiliki himpunan S = f(1; 0) ; (0; 1)g yang bersifat
1 bebas linier, karena 1 (1; 0) + 2 (0; 1) = (0; 0) hanya dipenuhi apabila
1 = 2 = 0;
2 merentang R2 , karena untuk setiap (a; b) 2 R2 kita memiliki
(a; b) = a (1; 0) + b (0; 1).
Dengan demikian himpunan S = f(1; 0) ; (0; 1)g merupakan basis untuk R2 .
Teorema
Jika S = f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vn g adalah suatu basis untuk ruang vektor V , maka setiap
~u 2 V dapat dituliskan dalam bentuk
Teorema
Jika S = f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vn g adalah suatu basis untuk ruang vektor V , maka setiap
~u 2 V dapat dituliskan dalam bentuk
Apa artinya?
Teorema
Jika S = f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vn g adalah suatu basis untuk ruang vektor V , maka setiap
~u 2 V dapat dituliskan dalam bentuk
Apa artinya?
Apabila ~u = 1~
v1+ 2~v2 + n~
vn dan ~u = 1~
v1 + 2~
v2 + + n~
vn
maka i = i untuk semua 1 i n.
~u = 1~
v1 + 2~
v2 + n~
vn
~u =
~u = 1~
v1 + 2~
v2 + n~
vn
~u = 1~
v1 + 2~
v2 + + n~
vn
~u = 1~
v1 + 2~
v2 + n~
vn
~u = 1~
v1 + 2~
v2 + + n~
vn
~u = 1~
v1 + 2~
v2 + n~
vn
~u = 1~
v1 + 2~
v2 + + n~
vn
Karena f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vn g bebas linier (dari de…nisi basis), maka diperoleh
~u = 1~
v1 + 2~
v2 + n~
vn
~u = 1~
v1 + 2~
v2 + + n~
vn
Karena f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vn g bebas linier (dari de…nisi basis), maka diperoleh
~u = 1~
v1 + 2~
v2 + n~
vn
~u = 1~
v1 + 2~
v2 + + n~
vn
Karena f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vn g bebas linier (dari de…nisi basis), maka diperoleh
Penting
Penting
Basis adalah suatu himpunan. Ketika kita melihat tulisan: basis dari V adalah
~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vr ini berarti V memiliki basis
Karena basis adalah himpunan, maka urutan penulisan vektor pada basis (saat ini)
tidak dipermasalahkan. Meskipun demikian nanti kita akan melihat bahwa kita
harus selalu konsisten ketika menuliskan urutan vektor pada suatu himpunan basis.
1 Bebas Linier
5 Sifat-sifat Basis
8 Dimensi
Teorema
Basis adalah himpunan bebas linier maksimal.
Teorema
Basis adalah himpunan bebas linier maksimal.
Teorema
Basis adalah himpunan bebas linier maksimal.
Artinya jika S V adalah suatu basis untuk V , maka S [ f~ug untuk sembarang
~u 2 V r S tidak bebas linier.
Teorema
Basis adalah himpunan perentang/ pembangun minimal.
Teorema
Basis adalah himpunan bebas linier maksimal.
Artinya jika S V adalah suatu basis untuk V , maka S [ f~ug untuk sembarang
~u 2 V r S tidak bebas linier.
Teorema
Basis adalah himpunan perentang/ pembangun minimal.
Teorema
Basis adalah himpunan bebas linier maksimal.
Artinya jika S V adalah suatu basis untuk V , maka S [ f~ug untuk sembarang
~u 2 V r S tidak bebas linier.
Teorema
Basis adalah himpunan perentang/ pembangun minimal.
Artinya jika S V adalah suatu basis untuk V , maka S r f~v g untuk sembarang
~v 2 S tidak merentang V .
1 Bebas Linier
5 Sifat-sifat Basis
8 Dimensi
(~u)S = (c1 ; c2 ; : : : ; cn ) .
Permasalahan
Permasalahan
Jika kita menukar urutan vektor pada B menjadi f(1; 1) ; (1; 0)g kita akan
mendapatkan
(5; 3) = 3 (1; 1) + 2 (1; 0)
sehingga diperoleh koordinat relatif dari (5; 3) terhadap B adalah
Permasalahan
Jika kita menukar urutan vektor pada B menjadi f(1; 1) ; (1; 0)g kita akan
mendapatkan
(5; 3) = 3 (1; 1) + 2 (1; 0)
sehingga diperoleh koordinat relatif dari (5; 3) terhadap B adalah (3; 2) yang
berbeda dengan hasil yang kita peroleh sebelumnya. Bagaimana cara mengatasi
hal ini?
Catatan
Dua buah himpunan dikatakan sama bila anggota-anggotanya sama, terlepas dari
urutan penulisan yang dilakukan. Meskipun demikian, bila B = f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vn g
adalah suatu basis, maka mengubah urutan penulisan vektor-vektor pada B akan
menyebabkan suatu permutasi dari entri pada (~u)B .
Catatan
Dua buah himpunan dikatakan sama bila anggota-anggotanya sama, terlepas dari
urutan penulisan yang dilakukan. Meskipun demikian, bila B = f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vn g
adalah suatu basis, maka mengubah urutan penulisan vektor-vektor pada B akan
menyebabkan suatu permutasi dari entri pada (~u)B .
Untuk mengatasi hal ini, jika diberikan suatu basis B, maka koordinat dari ~u
terhadap B sesuai dengan urutan vektor pada B yang ditulis atau yang paling
umum. Contohnya pada R3 kita memiliki f(1; 0; 0) ; (0; 1; 0) ; (0; 0; 1)g sebagai
basis standar, dan bukan f(0; 1; 0) ; (0; 0; 1) ; (1; 0; 0)g.
Catatan
Dua buah himpunan dikatakan sama bila anggota-anggotanya sama, terlepas dari
urutan penulisan yang dilakukan. Meskipun demikian, bila B = f~v1 ; ~v2 ; : : : ; ~vn g
adalah suatu basis, maka mengubah urutan penulisan vektor-vektor pada B akan
menyebabkan suatu permutasi dari entri pada (~u)B .
Untuk mengatasi hal ini, jika diberikan suatu basis B, maka koordinat dari ~u
terhadap B sesuai dengan urutan vektor pada B yang ditulis atau yang paling
umum. Contohnya pada R3 kita memiliki f(1; 0; 0) ; (0; 1; 0) ; (0; 0; 1)g sebagai
basis standar, dan bukan f(0; 1; 0) ; (0; 0; 1) ; (1; 0; 0)g.
Beberapa buku menggunakan istilah basis terurut (ordered basis). Kita tidak akan
memakai istilah ini, kecuali jika memang urutan diperhatikan dan signi…kan
terhadap kalkulasi yang kita lakukan.
v = v1 e1 + v2 e2 + + vn en .
v = v1 e1 + v2 e2 + + vn en .
1 Bebas Linier
5 Sifat-sifat Basis
8 Dimensi
Solusi Soal 1:
Solusi Soal 1: Berdasarkan teorema, S adalah basis untuk R3 jika dan hanya jika
setiap ~u 2 R3 dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari ~v1 ; ~v2 ; ~v3 secara
tunggal. Tinjau kombinasi linier
Solusi Soal 1: Berdasarkan teorema, S adalah basis untuk R3 jika dan hanya jika
setiap ~u 2 R3 dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari ~v1 ; ~v2 ; ~v3 secara
tunggal. Tinjau kombinasi linier
k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~u
3
dengan ~u = (u1 ; u2 ; u3 ) 2 R . Kita dapat memperoleh SPL
Solusi Soal 1: Berdasarkan teorema, S adalah basis untuk R3 jika dan hanya jika
setiap ~u 2 R3 dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari ~v1 ; ~v2 ; ~v3 secara
tunggal. Tinjau kombinasi linier
k1~v1 + k2~v2 + k3~v3 = ~u
3
dengan ~u = (u1 ; u2 ; u3 ) 2 R . Kita dapat memperoleh SPL
k1 +2k2 +3k3 = u1
2k1 +9k2 +3k3 = u2
k1 +4k3 = u3
MZI (FIF Tel-U) Bebas Linier, Basis, Dimensi November 2015 42 / 64
atau dalam bentuk matriks
Jika S adalah basis, maka nilai (k1 ; k2 ; k3 ) haruslah tunggal untuk sembarang
1 2 3
2 9 3 =
1 0 4
1 2 3 0 2 1
R1 R1 R3
2 9 3 = 0 9 5
R2 R2 2R3
1 0 4 1 0 4
2 1
= (ekspansi kolom 1)
9 5
= 1 6= 0:
2 3
1 2 3
Jadi karena matriks 4 2 9 3 5 invertibel, nilai (k1 ; k2 ; k3 ) selalu tunggal.
1 0 4
1 2 3 0 2 1
R1 R1 R3
2 9 3 = 0 9 5
R2 R2 2R3
1 0 4 1 0 4
2 1
= (ekspansi kolom 1)
9 5
= 1 6= 0:
2 3
1 2 3
Jadi karena matriks 4 2 9 3 5 invertibel, nilai (k1 ; k2 ; k3 ) selalu tunggal.
1 0 4
Akibatnya S adalah basis untuk R3 .
k1 A1 + k2 A2 + k3 A3 + k4 A4 = A
p q
dengan A = 2 M22 . Kita memiliki
r s
1 1 0 1 0 0 0 0 p q
k1 + k2 + k3 + k4 =
1 1 1 1 1 1 0 1 r s
k1 A1 + k2 A2 + k3 A3 + k4 A4 = A
p q
dengan A = 2 M22 . Kita memiliki
r s
1 1 0 1 0 0 0 0 p q
k1 + k2 + k3 + k4 =
1 1 1 1 1 1 0 1 r s
k1 =p
k1 +k2 =q
k1 +k2 +k3 =r
k1 +k2 +k3 +k4 =s
Jika S adalah basis, maka nilai (k1 ; k2 ; k3 ; k4 ) haruslah tunggal untuk sembarang
p q
2 M22 . Hal ini dapat terjadi jika dan hanya jika
r s
Jika S adalah basis, maka nilai (k1 ; k2 ; k3 ; k4 ) haruslah tunggal untuk sembarang
p q
2 M22 . Hal ini dapat terjadi jika dan hanya jika
r s
2 3
1 0 0 0
6 1 1 0 0 7
6 7
4 1 1 1 0 5invertibel yang ekuivalen dengan kondisi
1 1 1 1
Jika S adalah basis, maka nilai (k1 ; k2 ; k3 ; k4 ) haruslah tunggal untuk sembarang
p q
2 M22 . Hal ini dapat terjadi jika dan hanya jika
r s
2 3
1 0 0 0 1 0 0 0
6 1 1 0 0 7
6 7invertibel yang ekuivalen dengan kondisi 1 1 0 0
6= 0.
4 1 1 1 0 5 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1
Latihan
Dari latihan sebelumnya, S = fv1 ; v2 ; v3 g dengan v1 = (1; 2; 1), v2 = (2; 9; 0),
v3 = (3; 3; 4) adalah basis untuk R3 .
1 Koordinat dari u = (5; 1; 9) relatif terhadap basis S, yaitu (u)S
2 Vektor w 2 R3 yang koordinat relatifnya terhadap basis S adalah ( 1; 3; 2).
u = c1 v1 + c2 v2 + c3 v3 ,
(u)S = (1; 1; 2) .
w = c1 v1 + c2 v2 + c3 v3 .
Akibatnya diperoleh
w =
w = c1 v1 + c2 v2 + c3 v3 .
Akibatnya diperoleh
1 Bebas Linier
5 Sifat-sifat Basis
8 Dimensi
De…nisi
Misalkan V adalah suatu ruang vektor, V 6= f0g. Ruang vektor V dikatakan
berdimensi hingga apabila terdapat himpunan vektor fv1 ; v2 ; : : : ; vn g V yang
merupakan basis untuk V . Jika tidak ada himpunan fv1 ; v2 ; : : : ; vn g yang
memenuhi sifat tersebut, maka V dikatakan berdimensi tak hingga. Kemudian
apabila V = f0g, maka V dikatakan berdimensi hingga.
Contoh
Ruang-ruang vektor Rn (ruang vektor Euclid), Pn (ruang polinom berderajat
paling tinggi n), dan Mmn (ruang matriks berukuran m n) merupakan
contoh-contoh ruang vektor berdimensi hingga (tunjukkan!). Ruang vektor R1
adalah contoh ruang vektor berdimensi tak hingga.
Contoh
Contoh
S = f(1; 1) ; (0; 1) ; (2; 3)g tidak bebas linier di R2 .
Contoh
S = f(1; 1) ; (0; 1) ; (2; 3)g tidak bebas linier di R2 .
Perhatikan bahwa f(1; 1) ; (0; 1)g merupakan basis untuk R2 dan
(2; 3) = 2 (1; 1) + 1 (0; 1).
Contoh
Contoh
S = f(1; 1) ; (0; 1) ; (2; 3)g tidak bebas linier di R2 .
Perhatikan bahwa f(1; 1) ; (0; 1)g merupakan basis untuk R2 dan
(2; 3) = 2 (1; 1) + 1 (0; 1).
Contoh
S = f(1; 0; 1) ; (0; 1; 0)g bebas linier di R3 , tetapi tidak merentang R3
Contoh
S = f(1; 1) ; (0; 1) ; (2; 3)g tidak bebas linier di R2 .
Perhatikan bahwa f(1; 1) ; (0; 1)g merupakan basis untuk R2 dan
(2; 3) = 2 (1; 1) + 1 (0; 1).
Contoh
S = f(1; 0; 1) ; (0; 1; 0)g bebas linier di R3 , tetapi tidak merentang R3 karena
vektor (1; 2; 3) tidak dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari vektor-vektor
pada S (tunjukkan!).
De…nisi
Misalkan V merupakan ruang vektor berdimensi hingga, dimensi dari V
dinotasikan dengan dim (V ) dide…nisikan sebagai banyaknya vektor yang terdapat
pada suatu basis untuk V . Lebih lanjut, kita mende…nisikan ruang vektor f0g
berdimensi 0.
Dengan perkataan lain, dimensi dari suatu ruang vektor merupakan kardinalitas
dari sembarang basis bagi ruang vektor tersebut.
1 Bebas Linier
5 Sifat-sifat Basis
8 Dimensi
Ingat kembali bahwa himpunan S adalah basis bagi ruang vektor V jika dan hanya
jika setiap vektor di V dapat dinyatakan dalam kombinasi linier vektor-vektor
pada S secara tunggal.
Teorema
Apabila V adalah suatu ruang vektor berdimensi n dan S adalah suatu himpunan
dalam V yang memuat tepat n vektor, maka S adalah suatu basis untuk V jika
cukup memenuhi salah satu dari sifat berikut:
1 S merentang V ,
2 S bebas linier.
Bukti
Lihat buku teks.
Latihan
1 Apakah S = f( 3; 7) ; (5; 5)g merupakan suatu basis untuk R2 ?
Latihan
1 Apakah S = f( 3; 7) ; (5; 5)g merupakan suatu basis untuk R2 ?
2 Apakah S = f(2; 0; 1) ; (4; 0; 7) ; ( 1; 1; 4)g merupakan suatu basis untuk
R3 ?
Solusi:
Latihan
1 Apakah S = f( 3; 7) ; (5; 5)g merupakan suatu basis untuk R2 ?
2 Apakah S = f(2; 0; 1) ; (4; 0; 7) ; ( 1; 1; 4)g merupakan suatu basis untuk
R3 ?
Solusi:
1 Ya, karena ( 3; 7) bukan merupakan kelipatan skalar dari (5; 5), akibatnya S
bebas linier. Dari teorema sebelumnya dapat disimpulkan bahwa S adalah
basis untuk R2 .
Latihan
1 Apakah S = f( 3; 7) ; (5; 5)g merupakan suatu basis untuk R2 ?
2 Apakah S = f(2; 0; 1) ; (4; 0; 7) ; ( 1; 1; 4)g merupakan suatu basis untuk
R3 ?
Solusi:
1 Ya, karena ( 3; 7) bukan merupakan kelipatan skalar dari (5; 5), akibatnya S
bebas linier. Dari teorema sebelumnya dapat disimpulkan bahwa S adalah
basis untuk R2 .
2 Ya, tinjau bahwa f(2; 0; 1) ; (4; 0; 7)g bebas linier pada bidang xz (karena
komponen y keduanya 0 dan (2; 0; 1) bukan kelipatan skalar (4; 0; 7)), dan
vektor ( 1; 1; 4) berada di luar bidang xz, akibatnya S bebas linier. Dari
teorema sebelumnya dapat disimpulkan bahwa S adalah basis untuk R3 .
Teorema
Apabila W adalah suatu subruang dari ruang vektor V yang berdimensi hingga,
maka dim (W ) dim (V ). Lebih jauh, apabila berlaku dim (W ) = dim (V ) maka
W =V.
Teorema
Apabila W adalah suatu subruang dari ruang vektor V yang berdimensi hingga,
maka dim (W ) dim (V ). Lebih jauh, apabila berlaku dim (W ) = dim (V ) maka
W =V.
Teorema di atas mengatakan bahwa dimensi dari suatu subruang pada suatu
ruang vektor berdimensi hingga tidak pernah lebih dari dimensi ruang vektor
tersebut.
Teorema
Apabila W adalah suatu subruang dari ruang vektor V yang berdimensi hingga,
maka dim (W ) dim (V ). Lebih jauh, apabila berlaku dim (W ) = dim (V ) maka
W =V.
Teorema di atas mengatakan bahwa dimensi dari suatu subruang pada suatu
ruang vektor berdimensi hingga tidak pernah lebih dari dimensi ruang vektor
tersebut. Lebih jauh, jika suatu subruang vektor W dari ruang vektor V memiliki
dimensi yang sama dengan dimensi dari V , maka haruslah W = V .