Alkohol
Alkohol
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
A. LANDASAN TEORI
Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan, respirasi yang berlangsung adalah
respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat
karena suatu hal. Maka tumbuhan dan hewan tersebut melangsungkan
prosesfermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, yang
disebut respirasi anaerob. Respirasi anaerob merupakan reaksi pemecahan
karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen. Demikian
juga apabila kita melakukan kontraksi otot terlalu kuat misalnya berlari-lari, maka
sel-sel jaringan otot kita juga melakukan respirasi anaerob.
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak menggunkan oksigen
sebagai penerima elektron akhir pada saat pembentukan ATP. Respirasi anaerob
juga menggunakan glukosa sebagai substrat. Respirasi anaerob merupakan proses
fermentasi.
Beberapa organisme yang melakukan fermentasi di antaranya adalah bakteri
dan protista. Pada tahap awal glukosa sebagai substratnya, glukosa dipecah menadi
2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan terbentuknya 2 ATP. Fermentasi tidak
sempurna dalam memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan air, sehingga
ATP yang dihasilkan lebih sedikit. Fermentasi contohnya adalah fermentasi
alkohol dan fermentasi asam laktat.
Fermentasi alkohol dilakukan oleh jamur ragi (yeast) secara anaerob.
Sebagai substratnya adalah asam piruvat. Molekul piruvat (hasil glikolisis)
difermentasikan menjadi asetaldehid. NADH memnerikan elektron dan hidrogen
kepada asetaldehid, sehingga terbentuk produk akhir alkohol yaitu etanol, dan
dihasilkan juga 2 ATP.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerob
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu betuk respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi untuk meghasilkan etanol
dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik
melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Suprihatin,2010).
Proses fermentasi dibutuhkan starter sebagai mikroba yang akan ditumbuhkan dalam
substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlahdan kondisi fisiologis
yang siap diinokulasikan pada media fermentasi (Prabowo,2011).
Fermentasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu spontan dan tidak spontan.
Fermentasi spontan adalah yang tidak ditambahkan mikroorganismedalam bentuk
starter atau ragi dalam proses pembuatannya, sedangkan fermentasitidak spontan
adalah yang ditambahkan starter atau ragi dalam prosespembuatannya.
Mikroorganisme tumbuh dan berkembang secara aktif merubahbahan yang
difermentasi menjadi produk yang diinginkan pada proses fermentasi(Suprihatin,
2010). Proses optimum fermentasi tergantung pada jenisorganismenya
(Sulistyaningrum, 2008). Hidayat dan Suhartini (2013)menambahkan faktor yang
mempengaruhi proses fermentasi adalah suhu, pH awalfermentasi, inokulum, substrat
dan kandungan nutrisi medium.Medium yang baik untuk digunakan sebagai medium
fermentasi salahsatunya adalah pollard. Pollard merupakan limbah penggilingan
gandum yangmempunyai potensi sebagai pakan ternak, karena mengandung protein,
lemak,zat-zat mineral dan vitamin dibandingkan dengan biji keseluruhan, akan tetapi
banyak mengandung polisakarida struktural (Utama et al., 2013). Polisakarida
struktural merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai materi penyusun darisuatu
sel atau keseluruhan organisme seperti selulosa dan kitin. Mikrobia
sangatmemerlukan ketersediaan nutrisi dari media fermentasi pada awal
pertumbuhan.
Alkohol (khususnya etanol) dapat dibuat dari berbagai bahan hasil pertanian.
Secara umum bahan-bahan tersebut dapat dibagi dalam tiga golongan
yaitu
1) bahan yang mengandung turunan gula (molases, gula tebu, gula bit, sari buah
anggur, dan sari buah lainnya),
Selain dari ketiga jenis bahan tersebut diatas Etanol juga dapat dibuat dari
bahan bukan dari hasil pertanian tetapi dari bahan yang merupakan hasil proses lain.
Sebagai contohnya adalah etilen. Bahan-bahan yang mengandung monosakarida
langsung dapat difermentasi, akan tetapi disakarida, pati maupun karbohidrat
kompleks harus dihidrolisis terlebih dahulu menjadi komponen yang sederhana yaitu
monosakarida. Oleh karena itu agar tahap proses fermentasi dapat berjalan dengan
optimal, maka bahan-bahan tersebut diatas harus mengalami perlakuan pendahuluan
sebelum masuk kedalam proses fermentasi. Disakarida (seperti gula pasir) harus
dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Terbentuknya glukosa dan monosakarida
yang lain menunjukkan bahwa proses pendahuluan telah berakhir dan bahan
selanjutnya telah siap difermentasi. Secara kimiawi reaksi dalam proses fermentasi
berjalan cukup panjang, karena terjadi suatu deret reaksi yang masing-masing
dipengaruhi oleh enzim khusus (Budiyanto, 2002).
yang tidak beracun. Selain itu, etanol juga memiliki banyak sifat-sifat, baik secara
fisika maupun kimia. Seperti diketahui, etanol dikategorikan dalam dua kelompok
utama :
Etanol sintetis, sering disebut metanol atau metil alkohol atau alkohol kayu,
terbuat dari etilen, salah satu derivat minyak bumi atau batu bara. Bahan ini diperoleh
dari proses sintesa kimia yang disebut hidrasi, sedangkan bioetanol direkayasa dari
biomassa (tanaman) melalui proses biologi (enzimatik dan fermentasi). Bahan baku
bioetanol sebagai berikut.
Bahan berpati, berupa singkong atau ubi kayu, ubi jalar, tepung sagu, biji
jagung, biji sorgum, gandum, kentang, ganyong, garut, umbi dahlia, dan lainlain.
Bahan bergula, berupa molasses (tetes tebu), nira tebu, nira kelapa, nira
batang sorgum manis, nira aren (enau), nira nipah, gewang, nira lontar, dan
lain-lain.
Bahan berselulosa, berupa limbah logging, limbah pertanian seperti jerami
padi, ampas tebu, janggel (tongkol) jagung, onggok (limbah tapioka), batang
pisang, serbuk gergaji (grajen), dan lain-lain
(Prihandana, 2007).
Derajat keasaman (pH) optimum untuk fermentasi berkisar antara 25-30. Proses
4,0-4,5. Etanol dihasilkan dari gula yang merupakan hasil aktivitas fermentasi sel
khamir. Khamir yang baik digunakan untuk menghasilkan etanol adalah dari
genus Saccharomyces. Kriteria pemilihan khamir untuk produksi etanol adalah
mempunyai laju fermentasi dan laju pertumbuhan cepat, perolehan etanol banyak,
tahan terhadap konsentrasi etanol dan glukosa tinggi, tahan terhadap konsentrasi
garam tinggi, pH optimum serta fermentasi rendah, temperatur optimum fermentasi
sekitar 25-30 tahan terhadap stress fisika dan kimia (Astuty, 1991). Fermentasi
Fermentasi alkoholik merupakan suatu proses yang lama dikenal dan banyak
dipakai. Etil alkohol atau etanol muda dibuat dari berbagai hasil pertanian yang
mengandung gula. Ragi mengubah gula-gula heksose menjadi etanol dan dioksida
karbon sesuai di bawah rumus ini :
organisme fakultatif anaerob yang dapat menggunakan baik sistem aerob maupun
cerevisiae dapat menghasilkan alkohol dalam jumlah yang besar. Selain itu juga
memiliki toleransi yang tinggi terhadap alkohol, toleransi terhadap alkohol pada
Glukosa merupakan senyawa kimia yang dibentuk dari karbondioksida dan air
dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang
terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah
dan umbi. Amilum terbentuk dari glukosa dengan jalan penggabungan molekul-
molekul glukosa. Proses pembentukan glukosa dari
khamir yang terlibat, sehingga kadar alkohol meningkat (Tarigan, 1990). Pada proses
fermentasi alkohol digunakan ragi. Ragi ini dapat mengubah glukosa menjadi alkohol
dan gas CO2 (karbondioksida). Ragi merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak
berklorofil dan termasuk golongan eumycetes. Dari golongan ini dikenal beberapa
jenis, antara lain Saccharomyces anamenesis, Schizosaccharomyces pombe dan
Saccharomyces cereviciae. Masing-masing mempunyai kemampuan memproduksi
alkohol yang berbeda.
Jenis khamir yang biasanya dipakai dalam industri fermentasi alkohol adalah
jenis Saccharomyces cereviseae. Saccharomyces cereviseae adalah jenis khamir
utama yang berperan dalam produksi minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan
juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam perusahaan roti dan tape. Kultur yang
dipilih harus dapat tumbuh dengan baik dan mempunyai toleransi yang tinggi
terhadap alkohol serta mampu menghasilkanalkohol dalam jumlah banyak (Irianto,
2006).
Proses fermentasi alkohol hanya dapat terjadi apabila terdapat sel-sel khamir.
Cepat lambatnya khamir juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah formulasi media yang digunakan sebagai proses pengembangbiakan,
inokulum, tahapan fermentasi dan ketersediaan substrat yang cukup (Buckle, 1985).
Perlakuan sebelum proses fermentasi alkohol yaitu mengupayakan konsentrasi
gulanya menjadi 15 % atau 20 %. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, maka
ditambahkan ammonium sulfat, sedangkan untuk menurunkan pH-nya digunakan
asam sulfat. Saccharomyces cerevisiae merupakan khamir yang umum digunakan
dalam industri fermentasi etanol. Biasanya khamir yang digunakan sebanyak 5 % dari
volume. Proses fermentasi membutuhkan waktu sekitar 28 - 72 jam, tetapi biasanya
44 jam untuk menghasilkan etanol dengan konsentrasi 8 – 10% dengan suhu
optimum berkisar 32 – 33oC (Riegel, 1992).
keterangan :
1. Diawali dengan bahan Glukosa yang kemudian di Lisis dalamGlikolisis di
sitoplasma
2. Hasil pemecahan terbentuk 2,2,2 ( 2 piruvat, 2NADH , 2ATP)
3. Proses berpindah ke mitocondria jika di tempat itu banyak Oksigen , namun
karena Sacharomyces cerevisae , ini tidak perlu oksigen dalam respirasinya maka
Asam Piruvat akan di ubah menjadi Asetal dehide yang kemudian dijadikan
Etanol .
Kesimpulan yang dihasilkan pada proses ini
1. Asam piruvat ( 3C) diubah menjadi Asetal dehid (2C ) sehingga dilepaskan
molekul CO2 (1C)
2. Asetaldehide segera mengikat ion H+ dari penguraian NADH menjadi NAD maka
sebagai akseptor ion H+ dalam proses fermentasi etanol ini adalah Asetal dehide
3. Pengikatan ion H+ oleh Asetaldehide akan membentuk senyawa Etil alkohol (
Etanol),
4. jadi Produk fermentasi ini adalah 2 ETANOL , 2 CO2 , 2 ATP ,
5. Bahan fermentasi alkohol tetap menggunakan Glukosa , jika bahannya Glukosa
anggur maka akan menjadi Wine OK
Fermentasi alkohol
peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam
asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2
molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu
menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
SEJARAH DARI ALKOHOL
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan
pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada
peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari Cina bagian utara menunjukkan
bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari
masa Neolitik.
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol
yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan
etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada
tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring alkohol hasil
distilasi melalui arang.
Etanol telah digunakan sebagai bahan bakar lampu di Amerika Serikat sejak
tahun 1840, namun pajak yang dikenakan pada alkohol industri semasa Perang
Saudara Amerikamembuat penggunaannya tidak ekonomis. Pajak ini dihapuskan
pada tahun 1906 dan sejak tahun 1908 otomobil Ford Model T telah dapat dijalankan
menggunakan etanol. Namun, dengan adanya pelarangan minuman beralkohol pada
tahun 1920, para penjual bahan bakar etanol dituduh berkomplot dengan penghasil
minuman alkohol ilegal, dan bahan bakar etanol kemudian ditinggalkan
penggunaannya sampai dengan akhir abad ke-20.
Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang
khas. Ia terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang-kadang
tidak dapat terlihat pada cahaya biasa.
Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik
lainnya, meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil
eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana, piridina, dan toluena. Ia juga larut dalam
hidrokarbon alifatik yang ringan, seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam
senyawa klorida alifatik seperti trikloroetana dan tetrakloroetilena.
Sifat-sifat kimia : Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang berarti bahwa
karbon yang berikatan dengan gugus hidroksil paling tidak memiliki dua hidrogen
atom yang terikat dengannya juga. Reaksi kimia yang dijalankan oleh etanol
kebanyakan berkutat pada gugus hidroksilnya.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerob
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu betuk respirasi
dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi alkohol dilakukan oleh jamur ragi (yeast) secara anaerob. Sebagai
substratnya adalah asam piruvat. Molekul piruvat (hasil glikolisis)
difermentasikan menjadi asetaldehid. NADH memnerikan elektron dan
hidrogen kepada asetaldehid, sehingga terbentuk produk akhir alkohol yaitu
etanol, dan dihasilkan juga 2 ATP.
3.2. Saran
Dalam penulisan tugas ini akan lebih bermakna apabila ada sumbang dan saran untuk
perkembangan sehinggga informasi yang dicari dapat mudah dan cepat diperoleh
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp, dan Joan, S, Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid II. Alih Bahasa :
Aloysius Hadiyana Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga.
Rukmana dan Yuniarsih. 2001. Aneka Olahan Ubi Kayu. Yogyakarta : Kanisius.
Made, Astawan. 2004. Tetap Sehat Dengan Produk Makanan Olahan. Surakarta :
Tiga Serangkai.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul FERMENTASI ALKOHOL.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ..............................................................................................
DAFTARISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang ...................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................
1.3. Tujuan Masalah .................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian ....................................................................................................
b. Sejarah Alkohol ..........................................................................................................................................................
c. Fermentasi Alkohol .....................................................................................
DISUSUN OLEH:
DYAN DESRIANTY
M.FADLI HJ
NISFU SYAHRINI
ST ANISA NADYA