PENDAHULUAN
1
mana pun, simpan makanan dalam suhu yang tepat (<5oc untuk
makanan yang disimpan dalam kulkas dan > 60oc untuk makanan
yang panas), hindari makan makanan yang asam yang dikemas
dalam kemasan yang terbuat dari logam, hindari makan jamur yang
liar, hindari mengkonsumsi makanan setengah matang.
Secara umum keracunan makanan dapat terjadi apabila di dalam
makanan terdapat racun (toksin), baik kimiawi maupun intoksikasi.
Sumbernya beragam. Bisa dari racun jaringan tanaman, racun
jaringan hewan, dan racun dari mikroorganisme. Jelasnya, keracunan
makanan dapat disebabkan oleh adanya racun dari mikroorganisme
yang mengontaminasi makanan, racun alamiah yang terdapat dalam
jaringan hewan atau tanaman, dan dari bahan kimia beracun yang
terdapat dalam makanan.
Keracunan makanan secara biologis disebabkan mengonsumsi
bahan makanan (tanaman) yang mengandung substansi beracun. Ada
beberapa spesies jamur beracun, seperti Amanita
phalloides danA.virosa, yang dapat menyebabkan kematian. Kasus ini
pernah terjadi di daerah Tasikmalaya, ketika seorang kakek yang
memakan sup jamur kemudian meninggal dunia.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah keracunan
makanan adalah dengan menggunakan standar higienis yang ketat.
Secara estetika, makanan yang baik adalah makanan yang jika
disiapkan harus dalam kondisi higienis. Tujuan higienitas makanan
adalah untuk mencegah makanan terkontaminasi mikroba penyebab
keracunan makanan dan mencegah perbanyakan mikroba penyebab
keracunan pada makanan.
2
3. Faktor-faktor apa yang menyebab terjadinya kasus keracunan
makanan?
4. Prinsip penatalaksanaan terhadap racun yang tertelan?
5. Tanda-tanda dan gejala apa yang timbil pada keracunan
makanan?
6. Bagaimana penanganan dan pencjegahan keracunan makanan?
7. Bagaimana cara mengobati keracunan makanan?
1.3. Tujuan
2. Untuk mengetahui definisi keracunan makanan?
3. Untuk mengetahui apa penyebab keracunan makanan?
4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebab terjadinya
kasus keracunan makanan?
5. Untuk mengetahui prinsip penatalaksanaan terhadap racun yang
tertelan?
6. Untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala apa yang timbil pada
keracunan makanan?
7. Untuk mengetahui penanganan dan pencegahan keracunan
makanan?
8. Untuk mengetahui cara mengobati keracunan makanan?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
kurang baik. Seperti diketahui, bakteri sangat menyukai suasana
lingkungan yang lembab dan bersuhu ruangan. Pada kondisi ini,
pertumbuhan bakteri akan meningkat dengan pesat. Bila suhu ini
ditingkatkan atau diturunkan maka perkembangan biakan bakteri pun
akan berkurang atau terhenti.
Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan
pengkonsumsian makanan atau minuman yang memiliki kandungan
bakteri, dan atau toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan kimia
yang dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi normal tubuh.
Keracunan makanan adalah penyakit yang berlaku akibat memakan
makanan yang tercemar. Makanan dikatakan tercemar jika ia
mengandungi sesuatu benda atau bahan yang tidak seharusnya
berada di dalamnya.Keracunan makanan merupakan sejenis
gastroenteritis yang disebabkan oleh makanan yang telah dicemari
racun, biasanya bakteria. Bergantung kepada jenis racun, kekejangan
abdomen, demam, muntah dan cirit-birit akan berlaku dalam waktu 3
hingga 24 jam.
5
Bahan kimia pembasmi rumput dan insektisida harus diuji terlebih
dahulu sebelum dipasarkan dan petani harus diberi instruksi yang
rinci tentang cara-cara penggunaannya yang baik. Keracunan juga
dapat disebabkan oleh bahan-bahan yang berasal dari logam
tertentu (misalnya timah, merkuri, dan kadmium) di dalam tubuh.
Kadar kadmium dan merkuri yang tinggi telah ditemukan pada ikan
yang ditangkap dari perairan yang mengalami cemaran bahan
buangan industri. Keracunan timah dapat timbul oleh air minum
yang melewati pipa yang terbuat dari timah hitam.
6
diabaikan oleh para pengelola usaha jasa boga atau katering dalam
memperoses makanan tersebut. Kita lihat satu persatu resiko yang
ditimbulkan terhadap manusia :
a. Prinsip I, Pemilihan Bahan Makanan.
a) Bahan makanan yang dimaksud disini adalah bahan makanan
yang mentah (segar) yaitu bahan makanan yang perlu
pengolahan sebelum dihidangkan, contohnya daging, beras,
sayuran, singkong dan kentang.
b) Makanan yang terolah (pabrik) yaitu makanan yang sudah
dapat langsung dimakan tetapi digunakan untuk proses lebih
lanjut. Contohnya tahu, tempe, kecap, ikan kaleng, kornet dan
lain-lain.
c) Makanan yang siap santap, yaitu nasi remes, soto mie, bakso,
goreng ayam dan lain-lain.
Dari uraian di atas peluang terjadinya kasus keracunan
makanan yang disebabkan oleh cara pemilihan bahan
makanan sering terjadi, olehnya itu ada 3 hal penting yang
harus diperhatikan yaitu, bentuk fisik, izin DepKes, dan
tanggal kadaluarsanya.
7
c. Prinsip 3 Pengolahan Makanan.
Pengolahan makanan menjadi makanan siap santap
merupakan salah satu titik rawan terjadinya keracunan, banyak
keracunan terjadi akibat tenaga pengolahnya yang tidak
memperhatikan aspek sanitasi. Pengolahan makanan yang baik
adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hyigiene dan
sanitasi, yang dikenal dengan istilah Good Manufactering
Practice (GMP) atau cara produksi makanan yang baik.
Terjadinya kasus keracunan makanan disebabkan karena:
a) Tempat pengolahan makanan, pengusaha dan penanggung
jawab menyediakan tempat pengolahan makanan atau
sering disebut dapur yang memenuhi standart persyaratan
hygiene dan sanitasi untuk mencegah resiko pencemaran (
kontaminasi silang dan kontaminasi ulang terhadap
makanan).
b) Peralatan masak, yang dimaksud disini semua perlengkapan
yang diperukan dalam proses pengolahan makanan, baik
sendok, pisau, kuali, dll. Peralatan masak juga dapat
menyebabkan keracunan pada makanan. Kita ketahiu bahwa
logam dan senyawa kimia dapat terlarut dalam alat masak
atau kontainer yang digunakan untuk mengolah dan
menyimpan makanan, dapat menyebabkan keracunan .
Logam dan senyawa kimia dapat terlaut, umumnya
disebabkn karena makanan yang bersifat asam.
c) Tenaga pengolah makanan (penjamah makanan). Seorang
tenaga pengoalah makanan, atau penjamah makanan baik
dalam mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut,
maupun menyajikan perl memeperhatikan hyigiene
perorangannya.
8
d. Prinsip 4, Penyimpanan makanan masak.
Makanan masak merupakan campuran bahan yang lunak
dan sangat disukai bakteri. Bakteri akan tumbuh dan
berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana yang
cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi banyak.
9
rutin dilakukan pada kasus keracunan. Kontra indikasi untuk
dekontaminasi lambung adalah:
1. Keracunan bahan korosif atau senyawa hidrokarbon (minyak tanah,
dll) karena mempunyai risiko terjadi gejala keracunan yang lebih
serius
2. Penurunan kesadaran (bila jalan napas tidak terlindungi).
a) Periksa anak apakah ada tanda kegawatan dan periksa gula
darah (hipoglikemia)
b) Identifikasi bahan racun dan keluarkan bahan tersebut
sesegera mungkin. Ini akan sangat efektif jika dilakukan
sesegera mungkin setelah terjadinya keracunan, idealnya
dalam waktu 1 jam pertama pajanan.
a) Jika anak tertelan minyak tanah, premium atau bahan lain
yang mengandung premium/minyak tanah/solar (pestisida
pertanian berbahan pelarut minyak tanah) atau jika mulut
dan tenggorokan mengalami luka bakar (misalnya karena
bahan pemutih, pembersih toilet atau asam kuat dari aki),
jangan rangsang muntah tetapi beri minum air.
c) Jangan gunakan garam sebagai emetik karena bisa berakibat
fatal.
d) Jika anak tertelan racun lainnya:
e) Berikan arang aktif (activated charcoal) jika tersedia, jangan
rangsang muntah. Arang aktif diberikan peroral dengan atau
tanpa pipa nasogastrik dengan dosis seperti pada Tabel 5. Jika
menggunakan pipa nasogastrik, pastikan dengan seksama pipa
nasogastrik berada di lambung.
10
f) Larutkan arang aktif dengan 8-10 kali air, misalnya 5 g ke
dalam 40 ml air
g) Jika mungkin, berikan sekaligus, jika sulit (anak tidak suka),
dapat diberikan secara bertahap
h) Efektifitas arang aktif bergantung pada isi lambung (lambung
kosong lebih efektif)
i) Jika arang aktif tidak tersedia, rangsang muntah (hanya pada
anak sadar) yaitu dengan merangsang dinding belakang
tenggorokan dengan menggunakan spatula atau gagang
sendok.
1. Bilas lambung
Lakukan hanya di fasilitas kesehatan dengan petugas
kesehatan terlatih yang mempunyai pengalaman melakukan
prosedur tersebut dan keracunan terjadi kurang dari 1 jam (waktu
pengosongan lambung) dan mengancam nyawa. Bilas lambung
tidak boleh dilakukan pada keracunan bahan korosif atau
hidrokarbon. Bilas lambung bukan prosedur rutin pada setiap kasus
keracunan.
Pastikan tersedia mesin pengisap untuk membersihkan
muntahan di rongga mulut. Tempatkan anak dengan posisi
miring ke kiri dengan kepala lebih rendah. Ukur panjang pipa
nasogastrik yang akan dimasukkan. Masukkan pipa
nasogastrik ukuran 24-28 F melalui mulut ke dalam lambung
(menggunakan ukuran pipa nasogastrik lebih kecil dari 24 tidak
dapat mengalirkan partikel besar seperti tablet). Pastikan pipa
berada dalam lambung. Lakukan bilasan dengan 10 ml/kgBB
garam normal hangat. Jumlah cairan yang diberikan harus
11
sama dengan yang dikeluarkan, tindakan bilas lambung
dilakukan sampai cairan bilasan yang keluar jernih.
12
setelah menyantap makanan beracun. Keluhan yang dirasakan antara
lain nyeri perut, mules, diare, muntah dan demam. Keluhan ini
dirasakan dari tingkat ringan sampai berat.
13
2. Pencegahan Keracunan Makanan
Ada enam langkah mencegah keracunan makanan diantaranya
yaitu:
a. Pemilihan bahan makanan,
b. Penyimpanan makanan mentah,
c. Pengolahan bahan makanan,
d. Penyimpanan makanan jadi,
e. Pengangkutan,
f. Penyajian makanan kaya serat, terlalu banyak gula, pedas,
minuman kafein dan soda.
Selain itu cara-cara menghindari dan mencegah keracunan dari
beberapa bahan makanan sebagai berikut :
a. Masaklah daging, unggas & telur hingga masak seluruhnya.
Dengan memastikan kematangan masakan dapat meyakinkan
bahwa bakteri yang mungkin terdapat pada bahan masakan
tersebut telah mati seluruhnya.
b. Pisahkan wadah antara bahan makanan yang masih mentah
dengan yang sudah matang. Hindari kemungkinan kontaminasi
bakteri dari bahan mentah dengan selalu mencuci tangan, pisau
& peralatan yang sebelumnya digunakan untuk memproses
daging mentah. Sebelum digunakan pada makanan yang sudah
matang.
c. Dinginkan. Simpan makanan yang masih tersisa pada lemari es
segera. Bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada suhu ruangan,
jadi sebaiknya simpan makanan yang tersisa bila tidak
dikonsumsi dalam waktu 4 jam kedepan.
d. Bersihkan. Cuci buah segar & sayuran di bawah air yang
mengalir untuk menghilangkan tanah & kotoran yang mungkin
ada. Sebaiknya buang lapisan terluar dari kol atau sawi putih.
Karena bakteri dapat tumbuh pada permukaan tempat
memotong makanan, sebaiknya hindari meninggalkan sayur &
14
buah pada suhu ruangan dalam waktu yang lama. Selain itu,
jangan menjadi sumber dari penyakit juga, selalu cucilah tangan
dengan sabun & air sebelum menyiapkan makanan. Hindari
menyiapkan makanan ketika sedang mengalami diare.
e. Bila terjadi kasus keracunan makanan, laporkan secepatnya
pada petugas kesehatan terdekat. Untuk dapat menghindari
terjadinya kejadian yang lebih parah lagi.
15
mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah
diagnosa dokter.
16
Tindakan Doktor
1. Biasanya, keracunan makanan tidak memerlukan rawatan
khusus kecuali pemberian bendalir dan garam yang banyak
hilang melalui cirit-birit dan muntah. Doktor mungkin akan
memberi sejenis serbuk yang mengandungi glukos dan garam
untuk dicampur dalam minuman. Bagi bayi yang menyusui
botol, hentikan pemberian susu.
2. Jika anak mengalami penyahhidratan, doktor akan
memasukkan anak ke hospital supaya bendalir dapat diberi
secara intravena. Jika anak mengalami muntah yang teruk,
doktor mungkin memberi anak suntikan dadah antiemetik untuk
menghentikan muntah.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keracunan makanan adalah sebuah peristiwa dimana seseorang
telah mengkonsumi suatu makanan yang tercemar oleh racun.
Keracunan dapat disebut sebagai penyakit bawaan makanan. Racun
yang muncul dapat terjadi karena memang makanannya yang
mengandung bahan beracun atau tercemar kontaminasi racun dari
luar. (Ridwanaz, 2012).
Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami
gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri
penyakit.
Penyebab keracunan makanan :
1. Keracunan Makanan Secara Kimiawi
2. Keracunan Makanan Secara Biologis.
3. Keracunan Makanan Karena Mikroorganisme
3.1 Saran
Apabila ada yang kurang jelas dari isi makalah kamai, kamai
mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing yang bersifat
membangun dalam hal perbaikan yang lebih baik lagi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2012.
http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/02/bakteri
-penyebab-keracunan-makanan/. Diakses tanggal 10 mei 2012.
Anonym.2012. http://indahkeluargaku.blogspot.com/2012/05/keracunan-
makanan-penyebab-dan.html. Diakses tanggal 10 mei 2012.
Media Indonesia, 2004, Zat kimia masih ditemukan dalam makanan anak,
http://www.media indonesia-cetak 8 Des 2004, diakses 12-12-2004.
19