Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Makanan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat
esensial dalam kehidupan manusia. Disebut keracunan makanan bila
seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi
makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh
bakteri penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk ke dalam tubuh kita
melalui makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan
atau memang berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan
yang kurang baik. Seperti diketahui, bakteri sangat menyukai suasana
lingkungan yang lembab dan bersuhu ruangan. Pada kondisi ini,
pertumbuhan bakteri akan meningkat dengan pesat. Bila suhu ini
ditingkatkan atau diturunkan maka perkembangan biakan bakteri pun
akan berkurang atau terhenti.
Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan
pengkonsumsian makanan atau minuman yang memiliki kandungan
bakteri, atau toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan kimia yang
dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi normal tubuh. Jenis
keracunan makanan disebabkan oleh biologikal (bakteria, fungi
(kulat),Virus), fizikal(benda atau bahan asing seperti rambut, cebisan
kaca, paku dan lain-lain),kimia(racun serangga, racun rumpai, bahan
pencuci kimia, aditif makanan seperti pengawet yang berlebihan).
Tanda-tanda umum keracunan makanan diantaranya kekejangan otot,
demam, sering membuang air besar, tinja cair dan mungkin disertai
darah, nanah atau mukus, otot-otot lemah dan badan terasa sejuk,
lesu dan muntah, memulas dan sakit perut, kadangkala demam dan
dehidrasi, hilang selera makan. Untuk mencegah terjadinya keracunan
makanan, kita sebaiknya melakukan pengelolaan sistem higyen yang
baik, pengolahan makanan yang baik, hindari terjadi kontaminasi dari

1
mana pun, simpan makanan dalam suhu yang tepat (<5oc untuk
makanan yang disimpan dalam kulkas dan > 60oc untuk makanan
yang panas), hindari makan makanan yang asam yang dikemas
dalam kemasan yang terbuat dari logam, hindari makan jamur yang
liar, hindari mengkonsumsi makanan setengah matang.
Secara umum keracunan makanan dapat terjadi apabila di dalam
makanan terdapat racun (toksin), baik kimiawi maupun intoksikasi.
Sumbernya beragam. Bisa dari racun jaringan tanaman, racun
jaringan hewan, dan racun dari mikroorganisme. Jelasnya, keracunan
makanan dapat disebabkan oleh adanya racun dari mikroorganisme
yang mengontaminasi makanan, racun alamiah yang terdapat dalam
jaringan hewan atau tanaman, dan dari bahan kimia beracun yang
terdapat dalam makanan.
Keracunan makanan secara biologis disebabkan mengonsumsi
bahan makanan (tanaman) yang mengandung substansi beracun. Ada
beberapa spesies jamur beracun, seperti Amanita
phalloides danA.virosa, yang dapat menyebabkan kematian. Kasus ini
pernah terjadi di daerah Tasikmalaya, ketika seorang kakek yang
memakan sup jamur kemudian meninggal dunia.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah keracunan
makanan adalah dengan menggunakan standar higienis yang ketat.
Secara estetika, makanan yang baik adalah makanan yang jika
disiapkan harus dalam kondisi higienis. Tujuan higienitas makanan
adalah untuk mencegah makanan terkontaminasi mikroba penyebab
keracunan makanan dan mencegah perbanyakan mikroba penyebab
keracunan pada makanan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Definisi keracunan makanan?
2. Apa penyebab keracunan makanan?

2
3. Faktor-faktor apa yang menyebab terjadinya kasus keracunan
makanan?
4. Prinsip penatalaksanaan terhadap racun yang tertelan?
5. Tanda-tanda dan gejala apa yang timbil pada keracunan
makanan?
6. Bagaimana penanganan dan pencjegahan keracunan makanan?
7. Bagaimana cara mengobati keracunan makanan?

1.3. Tujuan
2. Untuk mengetahui definisi keracunan makanan?
3. Untuk mengetahui apa penyebab keracunan makanan?
4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebab terjadinya
kasus keracunan makanan?
5. Untuk mengetahui prinsip penatalaksanaan terhadap racun yang
tertelan?
6. Untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala apa yang timbil pada
keracunan makanan?
7. Untuk mengetahui penanganan dan pencegahan keracunan
makanan?
8. Untuk mengetahui cara mengobati keracunan makanan?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keracunan Makanan


Keracunan makanan adalah sebuah peristiwa dimana seseorang
telah mengkonsumi suatu makanan yang tercemar oleh racun.
Keracunan dapat disebut sebagai penyakit bawaan makanan. Racun
yang muncul dapat terjadi karena memang makanannya yang
mengandung bahan beracun atau tercemar kontaminasi racun dari
luar. (Ridwanaz, 2012).
Keracunan makanan adalah kondisi yang muncul akibat
mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh organisme
menular, seperti bakteri, virus, dan parasit. Selain itu bisa karena
racun yang mereka keluarkan di makanan. Kontaminasi dapat terjadi
saat makanan sedang diproses atau dimasak dengan tidak benar.
Keracunan makanan kaleng adalah kondisi dimana bila
seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi
makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh
bakteri penyakit.
Keracunan makanan adalah timbulnya penyakit yang terjadi
setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung racun, bahan
beracun yang terbentuk akibat pembusukan makanan dan bakter.
Pada dasarnya racun tersebut merusak semua organ tubuh manusia,
tetapi paling sering terganggu adalah sistem pencernaan dan
persyarafan.( arisman, 2008).
Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami
gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri
penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui
makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan atau
memang berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang

4
kurang baik. Seperti diketahui, bakteri sangat menyukai suasana
lingkungan yang lembab dan bersuhu ruangan. Pada kondisi ini,
pertumbuhan bakteri akan meningkat dengan pesat. Bila suhu ini
ditingkatkan atau diturunkan maka perkembangan biakan bakteri pun
akan berkurang atau terhenti.
Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan
pengkonsumsian makanan atau minuman yang memiliki kandungan
bakteri, dan atau toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan kimia
yang dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi normal tubuh.
Keracunan makanan adalah penyakit yang berlaku akibat memakan
makanan yang tercemar. Makanan dikatakan tercemar jika ia
mengandungi sesuatu benda atau bahan yang tidak seharusnya
berada di dalamnya.Keracunan makanan merupakan sejenis
gastroenteritis yang disebabkan oleh makanan yang telah dicemari
racun, biasanya bakteria. Bergantung kepada jenis racun, kekejangan
abdomen, demam, muntah dan cirit-birit akan berlaku dalam waktu 3
hingga 24 jam.

2.2 Penyebab Keracunan Makanan


Ditinjau dari penyebabnya, keracunan makanan disebabkan oleh
tiga hal yaitu :
1. Keracunan Makanan Secara Kimiawi
Keracunan makanan secara kimiawi disebabkan terdapatnya
bahan kimia beracun dalam makanan. Keracunan tersebut dapat
berasal dari bahan kimia pertanian, yang sengaja dipergunakan
untuk kegiatan produksi. Penggunaan pembasmi rumput dan
insektisida sangat penting untuk memperoleh hasil yang baik, tetapi
beberapa dari senyawa ini dapat membahayakan jika digunakan
tidak sesuai dengan aturan karena dapat bersifat toksis jika
dikonsumsi dalam dosis yang tinggi. Sedangkan pada jumlah yang
kecil biasanya tidak menimbulkan pengaruh bahaya di dalam tubuh.

5
Bahan kimia pembasmi rumput dan insektisida harus diuji terlebih
dahulu sebelum dipasarkan dan petani harus diberi instruksi yang
rinci tentang cara-cara penggunaannya yang baik. Keracunan juga
dapat disebabkan oleh bahan-bahan yang berasal dari logam
tertentu (misalnya timah, merkuri, dan kadmium) di dalam tubuh.
Kadar kadmium dan merkuri yang tinggi telah ditemukan pada ikan
yang ditangkap dari perairan yang mengalami cemaran bahan
buangan industri. Keracunan timah dapat timbul oleh air minum
yang melewati pipa yang terbuat dari timah hitam.

2. Keracunan Makanan Secara Biologis.


Keracunan makanan secara biologik karena memakan
tumbuhan yang mengandung substansi yang terdapat secara alami
dan bersifat membahayakan. Biasanya jarang menjadi penyebab
keracunan makanan. Gangguan kesehatan yang dialami dapat
terjadi karena penyiapan makanan yang kurang baik ataupun
pemilihan makanan yang tidak tepat (misalnya mengkonsumsi
jamur beracun).

3. Keracunan Makanan Karena Mikroorganisme


Pada dasarnya mikroorganisme dapat membantu kehidupan
makhluk hidup yang lain, tetapi mikroorganisme juga dapat
membahayakan karena beberapa dari jenis mikroorganisme
tersebut dapat menyebabkan sakit yang cukup serius pada
makhluk hidup yang lain ( Gaman dan Sherrington, 2000 : 255 ).

2.3 Faktor-faktor Penyebab terjadinya kasus keracunan makanan


1. Masalah kebersihan dan proses mengolah makanan yang tidak
hygienes. Jika kita berbicara tentang kebersihan dan proses
mengolah makanan yang tidak hygienes, maka kita tidak lepas dari
6 prinsip upaya hyigene sanitasi makanan yang saat ini sering

6
diabaikan oleh para pengelola usaha jasa boga atau katering dalam
memperoses makanan tersebut. Kita lihat satu persatu resiko yang
ditimbulkan terhadap manusia :
a. Prinsip I, Pemilihan Bahan Makanan.
a) Bahan makanan yang dimaksud disini adalah bahan makanan
yang mentah (segar) yaitu bahan makanan yang perlu
pengolahan sebelum dihidangkan, contohnya daging, beras,
sayuran, singkong dan kentang.
b) Makanan yang terolah (pabrik) yaitu makanan yang sudah
dapat langsung dimakan tetapi digunakan untuk proses lebih
lanjut. Contohnya tahu, tempe, kecap, ikan kaleng, kornet dan
lain-lain.
c) Makanan yang siap santap, yaitu nasi remes, soto mie, bakso,
goreng ayam dan lain-lain.
Dari uraian di atas peluang terjadinya kasus keracunan
makanan yang disebabkan oleh cara pemilihan bahan
makanan sering terjadi, olehnya itu ada 3 hal penting yang
harus diperhatikan yaitu, bentuk fisik, izin DepKes, dan
tanggal kadaluarsanya.

b. Prinsip II, Penyimpanan bahan makanan.


Penyimpanan bahan makanan sebelum diolah perlu
perhatian khusus mulai dari wadah tempat penyimpanan sampai
dengan cara penyimpanannya perlu diperhatikan dengan
maksud untuk menghindari terjadinya keracunan karena
kesalahan penyimpanan.
Kerusakan bahan makanan dapat terjadikarena :
a) Tercemar bakteri karena alam atau perlakuan manusia.
b) Adanya enzim dalam makanan yang diperlukan untuk proses
pematangan seperti pada buah-buahan.
c) Kerusakan mekanis akibat gesekan, tekanan, dan benturan.

7
c. Prinsip 3 Pengolahan Makanan.
Pengolahan makanan menjadi makanan siap santap
merupakan salah satu titik rawan terjadinya keracunan, banyak
keracunan terjadi akibat tenaga pengolahnya yang tidak
memperhatikan aspek sanitasi. Pengolahan makanan yang baik
adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hyigiene dan
sanitasi, yang dikenal dengan istilah Good Manufactering
Practice (GMP) atau cara produksi makanan yang baik.
Terjadinya kasus keracunan makanan disebabkan karena:
a) Tempat pengolahan makanan, pengusaha dan penanggung
jawab menyediakan tempat pengolahan makanan atau
sering disebut dapur yang memenuhi standart persyaratan
hygiene dan sanitasi untuk mencegah resiko pencemaran (
kontaminasi silang dan kontaminasi ulang terhadap
makanan).
b) Peralatan masak, yang dimaksud disini semua perlengkapan
yang diperukan dalam proses pengolahan makanan, baik
sendok, pisau, kuali, dll. Peralatan masak juga dapat
menyebabkan keracunan pada makanan. Kita ketahiu bahwa
logam dan senyawa kimia dapat terlarut dalam alat masak
atau kontainer yang digunakan untuk mengolah dan
menyimpan makanan, dapat menyebabkan keracunan .
Logam dan senyawa kimia dapat terlaut, umumnya
disebabkn karena makanan yang bersifat asam.
c) Tenaga pengolah makanan (penjamah makanan). Seorang
tenaga pengoalah makanan, atau penjamah makanan baik
dalam mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut,
maupun menyajikan perl memeperhatikan hyigiene
perorangannya.

8
d. Prinsip 4, Penyimpanan makanan masak.
Makanan masak merupakan campuran bahan yang lunak
dan sangat disukai bakteri. Bakteri akan tumbuh dan
berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana yang
cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi banyak.

e. Prinsip 5, Pengangkutan makanan


Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan
dalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran
pada makanan masak lebih tinggi resikonya dari pada
pencemaran pada bahan makanan. Oleh karena itu titik berat
pengendalian yang perlu diperhatikan adalah pada makanan
masak.

f. Prinsip 6, Penyajian Makanan


Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari
perjalanan makanan. Makanan yang disajikan adalah makanan
yang siap santap. Makanan siap santap harus laik santap, laik
santap dapat dinyatakan bilaman telah dilakukan uji organoleptik
dan uji biologis, disamping uji laboratorium yang dilakukan
secara insidental bila ada kecurigaan.

2.4 Prinsip penatalaksanaan terhadap racun yang tertelan


Dekontaminasi lambung (menghilangkan racun dari lambung)
efektif bila dilakukan sebelum masa pengosongan lambung terlewati
(1-2 jam, termasuk penuh atau tidaknya lambung).
Keputusan untuk melakukan tindakan ini harus
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian (risiko) yang mungkin
terjadi akibat tindakan dekontaminasi dan jenis racun. Dekontaminasi
lambung tidak menjamin semua bahan racun yang masuk bisa
dikeluarkan, oleh karena itu tindakan dekontaminasi lambung tidak

9
rutin dilakukan pada kasus keracunan. Kontra indikasi untuk
dekontaminasi lambung adalah:
1. Keracunan bahan korosif atau senyawa hidrokarbon (minyak tanah,
dll) karena mempunyai risiko terjadi gejala keracunan yang lebih
serius
2. Penurunan kesadaran (bila jalan napas tidak terlindungi).
a) Periksa anak apakah ada tanda kegawatan dan periksa gula
darah (hipoglikemia)
b) Identifikasi bahan racun dan keluarkan bahan tersebut
sesegera mungkin. Ini akan sangat efektif jika dilakukan
sesegera mungkin setelah terjadinya keracunan, idealnya
dalam waktu 1 jam pertama pajanan.
a) Jika anak tertelan minyak tanah, premium atau bahan lain
yang mengandung premium/minyak tanah/solar (pestisida
pertanian berbahan pelarut minyak tanah) atau jika mulut
dan tenggorokan mengalami luka bakar (misalnya karena
bahan pemutih, pembersih toilet atau asam kuat dari aki),
jangan rangsang muntah tetapi beri minum air.
c) Jangan gunakan garam sebagai emetik karena bisa berakibat
fatal.
d) Jika anak tertelan racun lainnya:
e) Berikan arang aktif (activated charcoal) jika tersedia, jangan
rangsang muntah. Arang aktif diberikan peroral dengan atau
tanpa pipa nasogastrik dengan dosis seperti pada Tabel 5. Jika
menggunakan pipa nasogastrik, pastikan dengan seksama pipa
nasogastrik berada di lambung.

Tabel 5: Dosis arang aktif


Anak sampai umur 1 tahun 1 g/kg
Anak umur 1 hingga 12 tahun 25-50 g
Remaja dan dewasa 25-100 g

10
f) Larutkan arang aktif dengan 8-10 kali air, misalnya 5 g ke
dalam 40 ml air
g) Jika mungkin, berikan sekaligus, jika sulit (anak tidak suka),
dapat diberikan secara bertahap
h) Efektifitas arang aktif bergantung pada isi lambung (lambung
kosong lebih efektif)
i) Jika arang aktif tidak tersedia, rangsang muntah (hanya pada
anak sadar) yaitu dengan merangsang dinding belakang
tenggorokan dengan menggunakan spatula atau gagang
sendok.

1. Bilas lambung
Lakukan hanya di fasilitas kesehatan dengan petugas
kesehatan terlatih yang mempunyai pengalaman melakukan
prosedur tersebut dan keracunan terjadi kurang dari 1 jam (waktu
pengosongan lambung) dan mengancam nyawa. Bilas lambung
tidak boleh dilakukan pada keracunan bahan korosif atau
hidrokarbon. Bilas lambung bukan prosedur rutin pada setiap kasus
keracunan.
Pastikan tersedia mesin pengisap untuk membersihkan
muntahan di rongga mulut. Tempatkan anak dengan posisi
miring ke kiri dengan kepala lebih rendah. Ukur panjang pipa
nasogastrik yang akan dimasukkan. Masukkan pipa
nasogastrik ukuran 24-28 F melalui mulut ke dalam lambung
(menggunakan ukuran pipa nasogastrik lebih kecil dari 24 tidak
dapat mengalirkan partikel besar seperti tablet). Pastikan pipa
berada dalam lambung. Lakukan bilasan dengan 10 ml/kgBB
garam normal hangat. Jumlah cairan yang diberikan harus

11
sama dengan yang dikeluarkan, tindakan bilas lambung
dilakukan sampai cairan bilasan yang keluar jernih.

a. Berikan antidot spesifik jika tersedia


b. Berikan perawatan umum
c. Observasi 4–24 jam bergantung pada jenis racun yang tertelan
d. Pertahankan posisi recovery position pada anak yang tidak
sadar

Pertimbangkan merujuk anak ke rumah sakit rujukan terdekat


jika kasus yang dirujuk adalah kasus keracunan dengan penurunan
kesadaran, mengalami luka bakar di mulut dan tenggorokan,
mengalami sesak napas berat, sianosis atau ga

2.5 Tanda-tanda dan gejala keracunan makanan


Tanda-tanda umum
a. Kekejangan otot.
b. Demam.
c. Sering membuang air besar. Tinja cair dan mungkin disertai
darah, nanah atau mukus.
d. Otot-otot lemah dan badan berasa seram sejuk.
e. Lesu dan muntah
f. Memulas dan sakit perut
g. Kadangkala demam dan dehidrasi
h. Cirit birit
i. Hilang selera makan.
Biasanya tanda-tanda dan gejala mulai timbul beberapa jam
selepas memakan makanan yang tercemar atau beberapa hari
kemudiannya. Waktu timbulnya gejala setelah seseorang
mengkonsumsi makanan beracun sangat bervariasi tergantung jenis
mikroorganisme yang menginfeksi. Namun rata rata mereka akan
mengeluhkan gangguan kesehatan setelah 30 menit sampai 2 minggu

12
setelah menyantap makanan beracun. Keluhan yang dirasakan antara
lain nyeri perut, mules, diare, muntah dan demam. Keluhan ini
dirasakan dari tingkat ringan sampai berat.

2.6 Penanganan dan Pencegahan Keracunan Makanan


1. Penanganan Keracunana Makanan
Penanganan utama untuk kejadian keracunan makanan adalah
dengan cara mengganti cairan tubuh yang keluar (karena muntah
atau diare) baik dengan minuman ataupun cairan infus. Bila perlu,
penderita dapat dirawat di rumah sakit. Hal ini tergantung dari
beratnya dehidrasi yang dialami, respon terhadap terapi &
kemampuan untuk meminum cairan tanpa muntah.
Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan untuk menangani
kasus keracunan makanan:
a. Pemberian obat anti muntah & diare.
b. Bila terjadi demam dapat juga diberikan obat penurun panas.
c. Antibiotika jarang diberikan untuk kasus keracunan makanan.
Karena pada beberapa kasus, pemberian antibiotika dapat
memperburuk keadaan. Hanya pada kasus tertentu yang
spesifik, antibiotika diberikan untuk memperpendek waktu
penyembuhan.
d. Bila mengalami keracunan makanan karena jamur atau bahan
kimia tertentu (pestisida). Penanganan yang lebih cepat harus
segera diberikan, termasuk diantaranya pemberian cairan infus,
tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa ataupun
pemberian penangkal racunnya seperti misalnya karbon aktif.
Karena kasus keracunan tersebut sangat serius, sebaiknya
penderita langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan
perawatan yang tepat.

13
2. Pencegahan Keracunan Makanan
Ada enam langkah mencegah keracunan makanan diantaranya
yaitu:
a. Pemilihan bahan makanan,
b. Penyimpanan makanan mentah,
c. Pengolahan bahan makanan,
d. Penyimpanan makanan jadi,
e. Pengangkutan,
f. Penyajian makanan kaya serat, terlalu banyak gula, pedas,
minuman kafein dan soda.
Selain itu cara-cara menghindari dan mencegah keracunan dari
beberapa bahan makanan sebagai berikut :
a. Masaklah daging, unggas & telur hingga masak seluruhnya.
Dengan memastikan kematangan masakan dapat meyakinkan
bahwa bakteri yang mungkin terdapat pada bahan masakan
tersebut telah mati seluruhnya.
b. Pisahkan wadah antara bahan makanan yang masih mentah
dengan yang sudah matang. Hindari kemungkinan kontaminasi
bakteri dari bahan mentah dengan selalu mencuci tangan, pisau
& peralatan yang sebelumnya digunakan untuk memproses
daging mentah. Sebelum digunakan pada makanan yang sudah
matang.
c. Dinginkan. Simpan makanan yang masih tersisa pada lemari es
segera. Bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada suhu ruangan,
jadi sebaiknya simpan makanan yang tersisa bila tidak
dikonsumsi dalam waktu 4 jam kedepan.
d. Bersihkan. Cuci buah segar & sayuran di bawah air yang
mengalir untuk menghilangkan tanah & kotoran yang mungkin
ada. Sebaiknya buang lapisan terluar dari kol atau sawi putih.
Karena bakteri dapat tumbuh pada permukaan tempat
memotong makanan, sebaiknya hindari meninggalkan sayur &

14
buah pada suhu ruangan dalam waktu yang lama. Selain itu,
jangan menjadi sumber dari penyakit juga, selalu cucilah tangan
dengan sabun & air sebelum menyiapkan makanan. Hindari
menyiapkan makanan ketika sedang mengalami diare.
e. Bila terjadi kasus keracunan makanan, laporkan secepatnya
pada petugas kesehatan terdekat. Untuk dapat menghindari
terjadinya kejadian yang lebih parah lagi.

3. langkah-langkah Penanggulangan Keracunan Makanan


a. Pemeriksaan penderita di puskesmas/ rumah sakit
b. Pemeriksaan specimen penderita
c. Pemeriksaan sampel makana.
d. Membuat evaluasi kasus keracunan
e. Menentukan jenis makanan yang dicurigai Menarik kesimpulan
kasus keracunan berdasarkan

2.7 Cara Mengobati Keracunan Makanan


Beberapa catatan tentang pertolongan pertama pada keracunan
makanan ringan berdasarkan :
a. Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut
mual, badan menjadi dingin dan lemas. Biasanya gejala ini
muncul beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu.
b. Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak-
banyaknya. Air kelapa muda telah terbukti memiliki khasiat
sebagai penawar dan pengurai zat racun.
c. Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak
beristirahatlah saja sampai kondisi membaik.
d. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam
dan menunjukkan gejala-gejala yang lebih parah semisal
kejang-kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis.
Jangan lupa membawa serta contoh makanan beracun ataupun

15
mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah
diagnosa dokter.

1. Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan


a. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-
banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur
mentah.
b. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4
tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setiap jamnya.
c. Air santan kental dan air kelapa hijau yang di campur 1 sendok
makan garam dapat menjadi alternatif jika norit tidak tersedia.
d. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah.
Lakukan dengan cara memasukan jari pada kerongkongan
leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk
memudahkan kontraksi.
e. Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke
rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan
perawatan intensif.

2. Beberapa tindakan mengobati keracunan makanan pada anak


Tindakan Pertama
a. Jika anak muntah dan mengalami cirit-birit, periksa suhu badan
untuk menentukan sama ada anak demam.
b. Periksa tinja untuk menentukan sama ada terdapat darah atau
nanah.
c. Biar anak baring di atas katil dan jangan beri sebarang
makanan tetapi pastikan dia kerap diberi minum air yang
dicampur secubit garam dan 5 ml glukosa.
d. Coba tentukan makanan yang dimakan oleh anak yang telah
menyebabkan timbulnya tanda-tanda penyakit.

16
Tindakan Doktor
1. Biasanya, keracunan makanan tidak memerlukan rawatan
khusus kecuali pemberian bendalir dan garam yang banyak
hilang melalui cirit-birit dan muntah. Doktor mungkin akan
memberi sejenis serbuk yang mengandungi glukos dan garam
untuk dicampur dalam minuman. Bagi bayi yang menyusui
botol, hentikan pemberian susu.
2. Jika anak mengalami penyahhidratan, doktor akan
memasukkan anak ke hospital supaya bendalir dapat diberi
secara intravena. Jika anak mengalami muntah yang teruk,
doktor mungkin memberi anak suntikan dadah antiemetik untuk
menghentikan muntah.

Beberapa catatan tentang pertolongan pertama pada


keracunan makanan ringan berdasarkan :

a. Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual,


badan menjadi dingin dan lemas. Biasanya gejala ini muncul
beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu.
b. Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak-
banyaknya. Air kelapa muda telah terbukti memiliki khasiat sebagai
penawar dan pengurai zat racun.
c. Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak
beristirahatlah saja sampai kondisi membaik.
d. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan
menunjukkan gejala-gejala yang lebih parah semisal kejang-kejang,
sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa
serta contoh makanan beracun ataupun mengingat makanan yang
telah dimakan untuk mempermudah diagnosa dokter.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keracunan makanan adalah sebuah peristiwa dimana seseorang
telah mengkonsumi suatu makanan yang tercemar oleh racun.
Keracunan dapat disebut sebagai penyakit bawaan makanan. Racun
yang muncul dapat terjadi karena memang makanannya yang
mengandung bahan beracun atau tercemar kontaminasi racun dari
luar. (Ridwanaz, 2012).
Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami
gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri
penyakit.
Penyebab keracunan makanan :
1. Keracunan Makanan Secara Kimiawi
2. Keracunan Makanan Secara Biologis.
3. Keracunan Makanan Karena Mikroorganisme

3.1 Saran
Apabila ada yang kurang jelas dari isi makalah kamai, kamai
mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing yang bersifat
membangun dalam hal perbaikan yang lebih baik lagi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2012. Tips Mencegah Keracunan Makanan.


http://seobesteasy.blogspot.com/2012/04/tips-mencegah-keracunan-
makanan.html. Diakses tanggal 10 mei 2012.

Anonym.2012.
http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/02/bakteri
-penyebab-keracunan-makanan/. Diakses tanggal 10 mei 2012.

Anonym.2012. http://indahkeluargaku.blogspot.com/2012/05/keracunan-
makanan-penyebab-dan.html. Diakses tanggal 10 mei 2012.

Media Indonesia, 2004, Zat kimia masih ditemukan dalam makanan anak,
http://www.media indonesia-cetak 8 Des 2004, diakses 12-12-2004.

Pikiran rakyat, 540 karyawan PT.Derma Internasional Cileuyi Bandung


keracunan makanan,http://www.pikiran rakyat, diakses 17-03-2005.

19

Anda mungkin juga menyukai