Acc Alkohol
Acc Alkohol
HALAMAN PENGESAHAN
Materi : Alkohol
Kelompok : 7/Kamis
Anggota : 1. Azka Khoirunnisa 21030115130116
2. Bintang Perjuangan B.S 21030115120019
3. Gusfika Ayu Wandari 21030115120020
ii
P6
RINGKASAN
Dalam ilmu kimia, alkohol atau alkanol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik
yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon dimana atom karbon itu
sendiri juga terikat pada atom hidrogen atau atom karbon yang lain. Dalam istilah umum, yang
disebut alkohol adalah etanol atau grain alcohol. Etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat
menguraikannya dengan cepat. Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan ilmu
pengetahuan sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Alkohol bersifat mudah menguap
karena rentang rantai karbon C1 sampai C5 mempunyai titik didih 0°C - 50°C. Pada saat ini,
kadar etanol paling tinggi yang ada di pasaran adalah 96% untuk konsentrasi teknis. Tujuan
praktikum kali ini adalah untuk membuat alkohol dari sari buah tomat, mengetahui pengaruh
perbedaan jumlah ragi terhadap pertumbuhan yeast pada pembuatan starter dan mengetahui
pengaruh perbedaan volume starter terhadap konversi permbuatan alkohol.
Etanol yang disebut juga alkohol merupakan produk fermentasi yang dapat dibuat dari
substrat yang mengandung karbohidrat (gula, pati, dan selulosa). Salah satu bahan yang dapat
digunakan untuk menghasilkan etanol adalah sari buat tomat yang mengandung glukosa. Bakteri
yang digunakan untuk fermentasi adalah Saccaromyces cerevisae.
Bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini menggunakan sari tomat untuk fermentasi
menghasilkan alkohol. Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan starter dengan sari
buah tomat yang dicampur dengan 3,2,1 gr/l fermipan, 3gr/l MgSO4, 3gr/l KH2PO4, dan urea
sebanyak 3 gr/l. Setelah itu fermentasi dengan penambahan starter 7%V, 10%V, dan 12%V.
Fermentasi dilakukan 4 hari dengan mencatat kadar glukosa sisa dan densitas masing-masing
variabel.
Jumlah koloni semakin meningkat seiring semakin lamanya waktu fermentasi dan
penambahan ragi yang semakin banyak. Densitas starter mengalami peningkatan karena
penambahan nutrisi makro mikro sehingga mikro berkembang biak. Sedangkan pada densitas
fermentasi densitas mengalami penurunan karena mikroba sudah mulai masuk ke dalam fase
kematian. Semakin lama waktu fermentasi, konversi alkohol semakin meningkat dan kadar
glukosa sisa menurun. Hal ini terjadi karena glukosa sudah terkonversi menjadi alkohol. Namun
ada beberapa variabel yang mengalami penurunan konversi alkohol hal ini terjadi karena
konversi glukosa yang meningkat.
Saran untuk praktikum kali ini ialah sterilkan alat yang akan digunakan, teliti dalam
mengatur pH agar sesuai dengan prosedur, cermat dalam menghitung jumlah koloni, menutup
rapat erlenmeyer dengan alumunium foil, dan mengamati perubahan warna titrasi saat TAT.
iii
P6
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat diselesaikannya Laporan Praktikum Mikrobiologi
Industri dengan materi alkohol.
Dalam laporan ini diyakini sepenuhnya bahwa tidaklah mungkin menyelesaikan makalah
ini tanpa doa, bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada
kesempatan ini penulis ingin memberikan rasa terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ing. Silviana, ST, MT selaku penanggung jawab Laboratorium Mikrobiologi Industri
Universitas Diponegoro.
2. Ibu Jufriyah, ST selaku laboran Laboratorium Mikrobiologi Industri Universitas Diponegoro
3. Moh. Taufiq Anwar selaku asisten pengampu materi alkohol Laboratorium Mikrobiologi
Industri Universitas Diponegoro.
4. Asisten Laboratorium Mikrobiologi Industri Universitas Diponegoro.
5. Teman-teman angkatan 2015 yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Diyakini bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf apabila terdapat
kekurangan bahkan kesalahan. Diharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
berkaitan dengan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dan dapat berguna sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan.
Penulis
iv
P6
DAFTAR ISI
v
P6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 18
LAMPIRAN
A-1 Laporan Sementara
A-2 Lembar Perhitungan
A-3 Referensi
vi
P6
DAFTAR GAMBAR
vii
P6
BAB I
PENDAHULUAN
1
P6
2
P6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Alkohol
Alkohol sering disebut sebagai etanol. Etanol merupakan hasil dari fermentasiglukosa
(gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi. Proses destilasi dapat menghasilkan etanol
dengan kadar 95% volume, untuk digunakan sebagai bahan bakar perlu pemurnian lagi
hingga mencapai 99% yang lazim disebut fuel grade ethanol (FGE). Proses pemurnian
dengan prinsip dehidrasi umumnya dilakukan dengan metode Molecular Sieve, untuk
memisahkan air dari senyawa etanol. Bahan baku alkohol yang dapat digunakan antara lain
ubi kayu, tebu, sagu dan lain-lain (Musanif, 2008).
Secara umum, proses pengolahan bahan berpati untuk menghasilkan etanol dilakukan
dengan proses hidrolisis dan fermentasi etanol. Proses hidrolisis yaitu proses konversi pati
menjadi glukosa. Prinsip dari hidrolisis pati pada dasarnya adalah pemutusan rantai polimer
pati menjadi unit-unit dekstrosa (C6H12O6). Tahap kedua adalah proses fermentasi untuk
mengkonversi glukosa (gula) menjadi etanol dan CO2. Setelah proses fermentasi selesai,
3
P6
4
P6
secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau
bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya. Dapat berkembang biak dengan membelah diri
melalui "budding cell". Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan serta
jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan sel. Penampilan makroskopik mempunyai
koloni berbentuk bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan
memiliki sel bulat dengan askospora 1-8 buah (Ahmad, 2005).
Khamir dapat berkembang biak dalam gula sederhana seperti glukosa, maupun gula
kompleks disakarida yaitu sukrosa (Marx, 1991). Selain itu untuk menunjang kebutuhan
hidup diperlukan oksigen, karbohidrat, dan nitrogen. Pada uji fermentasi gula-gula
mempunyai reaksi positif pada gula ekstrosa,galaktosa, sukrosa, maltosa, raffinosa,
trehalosa, dan negatif pada gula laktosa (LODDER, 1970). Komposisi kimia
Saccharomyces cerevisae terdiri atas: protein kasar 50-52%, karbohidrat; 30-37%; lemase
4-5%; dan mineral 7-8% (Reed dan Nagodawithana, 1991) . Saccharomyces cerevisae
mempunyai beberapa enzim yang mempunyai fungsi penting yaitu intervase, peptidase dan
zimase.Enzim Intervase berperan dalam menguraikan sukrosa atau gula tebu menjadi
glukosa dan fruktosa sehingga enzim ini disebut juga enzim sukrase. Enzim zimase
berperan dalam mengubah berbagai jenis gula menjadi alkohol dan karbondioksida. Enzim
peptidase berperan dalam proses penguraian senyawa peptida menjadi senyawa asam
amino. Enzim peptidase mempunyai 96 gen dan yang homolog inaktif sebanyak 32
(Peptidase, 2004).
Khamir Saccharomyces cerevisae tumbuh optimum pada kondisi lingkungan dengan
pH optimum 4,5; suhu 28-30oC (Hidayat dkk, 2006),. Sifat utamanya adalah memiliki
toleransi yang tinggi terhadap alkohol sehingga umum digunakan dalam proses fermentasi
(Grueger,1990).
5
P6
Keterangan:
1: Fase adaptasi (Lag phase)
2 : Fase pertumbuhan (Log phase)
3 : Fase stasioner (Stationary phase)
4 : Fase kematian (Death phase)
6
P6
7
P6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
2. Fermentasi
Variabel Tetap : Sari buah tomat 200 ml dan penutup alumunium foil.
Variabel Berubah : %V starter (7%V, 10%V, 12%V)
Variabel Respon :Densitas dan kadar glukosa
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan
Bahan Alat
1. Sari buah Tomat 1. Beaker Glass
8
P6
Gambar 3.3 Beaker Glass Gambar 3.4 Gelas Ukur Gambar 3.5
Buret,statif,klem
Gambar 3.9 Pipet Tetes Gambar 3.10 Labu Takar Gambar 3.11 Autoclave
9
P6
10
P6
11
P6
d. Larutan dititrasi dengan glukosa standar sambil dipanaskan 60o s.d. 70oC
sampai warna biru hampir hilang lalu ditambahkan 2 tetes MB.
e. Larutan dititrasi lagi dengan glukosa standar sambil dipanaskan 60o s.d. 70oC
sampai warna biru menjadi merah bata. f. Kebutuhan titran dicatat
volumenya.
F = V titran
3. Analisis densitas
a. Timbang berat piknometer kosong.
b. Tuangkan sampel ke dalam piknometer sampai penuh.
c. Timbang piknometer berisi sampel.
4. Analisa hasil
1. Densitas diukur setelah fermentasi
2. F dan M dicari
3. Kadar glukosa hasil fermentasi dianalisa dengan rumus :
12
P6
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Hari vs Jumlah Koloni
7
6
5
4 Starter A
3
Starter B
2
1 Starter C
0
0 1 2
Hari
1.09
1.085 Starter A
1.08
Starter B
1.075
1.07 Starter C
1.065
0 1 2
Hari
13
P6
makro dan mikro, sumber karbon yang diberikan pada starter serta pengaturan kondisi
lingkungan (media) menyebabkan yeast dapat tumbuh dan berkembang sehingga jumlah
koloni yeast bertambah pada saat pengukuran jumlah koloni. Fenomena yang terjadi pada
pengukuran densitas berjalan secara simultan antara pembentukan etanol dan tumbuh-
kembangnya jumlah koloni yeast yang ada. Hal tersebut sesuai dengan percobaan
pembuatan starter di atas, yaitu ketiga variabel starter mengalami pertambahan densitas
karena kecepatan pertumbuhan dan perkembangan yeast terhadap densitas lebih berat dari
kecepatan pembentukan alkohol terhadap densitas sehingga densitas bertambah (Azizah,
2012).
Pada percobaan di atas terlihat bahwa densitas starter A lebih besar daripada starter B
dan C karena jumlah koloni pada starter A lebih banyak dibanding dengan starter yang lain
sehingga densitasnya lebih besar. Seharusnya hal ini juga terjadi pada starter B yang mana
densitas starternya lebih besar dari starter C, namun dalam percobaan kami di hari kedua
dapat dilihat bahwa densitas starter B lebih kecil dari densitas starter C. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan populasi mikroba pada starter B mengalami perlambatan, tetapi jumlah
populasi pada fase ini masih naik karena jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak
daripada jumlah sel yang mati (Rakhmadani, 2011).
Grafik Waktu Vs %h
16
14
Var I
12 Var II
Var III
10 Var IV
Var V
%h
8 Var VI
Var VII
6 Var VIII
Var IX
4
0
0 1 2 3
Hari
14
P6
Pada hari ke-2, untuk variabel 4,6,7,8,9 kadar glukosa mengalami peningkatan.Hal ini
disebabkan karena masih adanya pemecahan disakarida menjadi glukosa, sedangkan
glukosa yang terbentuk belum seluruhnya terkonversi menjadi alkohol. Namun, untuk
variabel 1,2,3,5 glukosa sudah terkonversi menjadi alkohol sehingga kadar glukosa
mengalami penurunan.
Pada hari ke-3, semua variabel mengalami penurunan kadar glukosa yang artinya
glukosa sudah banyak terkonversi menjadi alkohol yang dilakukan oleh enzim zimase
(Azizah,2012). Sehingga kadar glukosa dalam sampel sudah berkurang karena sudah
menjadi alkohol.
Pada variabel 1, 2, dan 3 ditambahkan 7%V starter. Lalu, untuk variabel 4, 5, dan 6
ditambahkan 10%V starter. Sedangkan pada variabel 7, 8, dan 9 ditambahkan 12%V starter.
Hal ini jika dibandingkan variabel yang ditambahkan 7%V, 10%V, dan 12%V maka dapat
disimpulkan bahwa penurunan glukosa yang paling rendah ialah variabel yang ditambahkan
12%V. Karena mikroba yang ada semakin banyak dan bekerja untuk merubah glukosa
menjadi alkohol semakin baik sehingga konversi glukosa semakin menurun.
4.1.4 Hubungan Hari vs Konversi Alkohol
0.35
Var III
0.3
0.25 Var IV
0.2 Var V
0.15
0.1 Var VI
0.05 Var VII
0
Var VIII
0 1 2 3 4
Waktu Var IX
15
P6
Series4
1.11
Series5
1.1
Series6
1.09 Series7
1.08 Series8
0 1 2 3 4 Series9
Waktu
16
P6
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Semakin banyak jumlah ragi yang ditambahkan ke dalam sampel maka jumlah koloni
akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena mikroba berada pada fase eksponen
artinya mikroba semakin aktif berkembang biak sehingga koloni yang dihasilkan akan
semakin banyak.
2. Hubungan waktu dengan densitas terjadi kenaikan dan penurunan. Hal ini disebabkan
karena adanya tambahan nutrisi makro dan mikro sehingga yeast akan tumbuh
berkembang mengakibatkan densitas meningkat sedangkan densitas akan menurun
karena konversi glukosa yang meningkat.
3. Semakin lama fermentasi maka konversi alkohol akan meningkat. Hal ini terjadi karena
enzim zimase mengkonversi glukosa menjadi alkohol dan CO2.
5.2 Saran
1. Cuci dan sterilkan alat sebelum praktikum.
2. Atur pH dengan teliti sesuai prosedur.
3. Hitung jumlah koloni menggunakan mikroskop dengan teliti.
4. Tutup rapat erlenmeyer dengan alumunium foil.
5. Perhatikan perubahan warna titrasi saat TAT.
17
P1
DAFTAR PUSTAKA
A-1
P1
LEMBAR PERHITUNGAN
A. Starter
1. Perhitungan Densitas
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜 + 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜
𝜌=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑐𝑛𝑜
- Hari ke-0
Massa picno = 17,28 gr
• Starter A :
44,27 − 17,28 26,99
𝜌= = = 1,0796 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25 25
• Starter B :
44,26 − 17,28 26,98
𝜌= = = 1,0792 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25 25
• Starter C :
44,25 − 17,28 26,97
𝜌= = = 1,0788 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25 25
- Hari ke-1
Massa picno = 16,87 gr
• Starter A :
44,30 − 16,87 27,43
𝜌= = = 1,0972 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25 25
• Starter B :
44,25 − 16,87 27,38
𝜌= = = 1,0952 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25 25
• Starter C :
44,24 − 16,87 27,37
𝜌= = = 1,0948 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25 25
- Hari ke-2
Massa picno = 15,91 gr
• Starter A :
43,43 − 15,91 27,52
𝜌= = = 1,1008 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25 25
• Starter B :
43,31 − 15,91 27,4
𝜌= = = 1,096 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25 25
• Starter C :
43,34 − 15,91 27,43
𝜌= = = 1,0972 𝑔𝑟/𝑚𝑙
25 25
A-1
P1
A-1
P1
200 100
(25 − 19,7)𝑥 𝑥
5 5
%𝑆𝐵 = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 4,81%
200 𝑥 1,1008
Kadar yang diminta adalah 14%, karena kadar yang didapatkan kurang dari 14% maka
ditambahkan sukrosa, penambahannya :
180𝑋 + (%𝑆𝐵 𝑥 𝑉 𝑆𝐵 𝑥 𝜌 𝑆𝐵)
14% = 𝑥 100%
(𝑉 𝑎𝑞 𝑥 𝜌 𝑎𝑞) + (𝑉 𝑆𝐵 𝑥 𝜌 𝑆𝐵)
180𝑋 + (4,81𝑥 200 𝑥 1,1008)
14% = 𝑥 100%
342𝑋 + (200 𝑥 1,1008)
𝑋 = 79,7 𝑔𝑟
2. Densitas dan %h tiap variabel
𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
(𝐹 − 𝑀)𝑥 𝑥 𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙
𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025
𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝜌
- Hari ke-0
F = 25,1 ml
M = 11,2 ml
• Variabel 1 ( sari tomat + 7% starter A)
Massa = 27,55 gr
𝑚 27,55
𝜌= = = 1,1020 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
A-1
P1
- Hari ke-1
F = 26,5 ml
• Variabel 1 ( sari tomat + 7% starter A)
M = 12,70 ml
Massa = 27,53 gr
𝑚 27,53
𝜌= = = 1,1012 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(26,5 − 27,53) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 12,53%
200 𝑥 1,1012
• Variabel 2 ( sari tomat + 7% starter B)
M = 11,5 ml
Massa = 28,01 gr
𝑚 28,01
𝜌= = = 1,1204 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(26,5 − 11,5) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 13,38%
200 𝑥 1,1204
• Variabel 3 ( sari tomat + 7% starter C)
M = 10,8 ml
Massa = 28,36 gr
A-1
P1
𝑚 28,36
𝜌= = = 1,1344 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(26,5 − 10,8) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 13,83%
200 𝑥 1,1344
• Variabel 4 ( sari tomat + 10% starter A)
M = 13,1 ml
Massa = 27,73 gr
𝑚 27,73
𝜌= = = 1,1092 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(26,5 − 13,1) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 12,08%
200 𝑥 1,1092
• Variabel 5 ( sari tomat + 10% starter B)
M = 14 ml
Massa = 27,40 gr
𝑚 27,40
𝜌= = = 1,096 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(26,5 − 14) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 11,40%
200 𝑥 1,096
• Variabel 6 ( sari tomat + 10% starter C)
M = 13,5 ml
Massa = 28,11 gr
𝑚 28,11
𝜌= = = 1,1244 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(26,5 − 13,5) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 11,65%
200 𝑥 1,1244
• Variabel 7 ( sari tomat + 12% starter A)
M = 14,6 ml
Massa = 27,55 gr
𝑚 27,55
𝜌= = = 1,102 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(26,5 − 14,6) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 10,79%
200 𝑥 1,102
• Variabel 8 ( sari tomat + 12% starter B)
M = 15,1 ml
Massa = 27,48 gr
𝑚 27,48
𝜌= = = 1,0992 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(26,5 − 15,1) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 10,37%
200 𝑥 1,0992
• Variabel 9 ( sari tomat + 12% starter C)
A-1
P1
M = 15 ml
Massa = 28,27 gr
𝑚 28,27
𝜌= = = 1,1308 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(26,5 − 15) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 10,16%
200 𝑥 1,1308
- Hari ke-2
F = 28,6 ml
• Variabel 1 ( sari tomat + 7% starter A)
M = 15,5 ml
Massa = 27,39 gr
𝑚 27,39
𝜌= = = 1,0956 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(28,6 − 27,39) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 11,95%
200 𝑥 1,0956
• Variabel 2 ( sari tomat + 7% starter B)
M = 14,8 ml
Massa = 27,76 gr
𝑚 27,76
𝜌= = = 1,1104 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(28,6 − 14,8) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 12,42%
200 𝑥 1,1104
• Variabel 3 ( sari tomat + 7% starter C)
M = 14,5 ml
Massa = 28,28 gr
𝑚 28,28
𝜌= = = 1,1312 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(28,6 − 14,5) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 12,46%
200 𝑥 1,1312
• Variabel 4 ( sari tomat + 10% starter A)
M = 15,2 ml
Massa = 27,61 gr
𝑚 27,61
𝜌= = = 1,1044 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(28,6 − 15,2) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 12,13%
200 𝑥 1,1044
• Variabel 5 ( sari tomat + 10% starter B)
M = 16,2 ml
A-1
P1
Massa = 27,42 gr
𝑚 27,42
𝜌= = = 1,0968 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(28,6 − 16,2) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 11,30%
200 𝑥 1,0968
• Variabel 6 ( sari tomat + 10% starter C)
M = 14,7 ml
Massa = 27,87 gr
𝑚 27,87
𝜌= = = 1,1148 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(28,6 − 14,7) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 12,46%
200 𝑥 1,1148
• Variabel 7 ( sari tomat + 12% starter A)
M = 15,4 ml
Massa = 27,66 gr
𝑚 27,66
𝜌= = = 1,1064 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(28,6 − 15,4) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 11,93%
200 𝑥 1,1064
• Variabel 8 ( sari tomat + 12% starter B)
M = 15,2 ml
Massa = 27,47 gr
𝑚 27,47
𝜌= = = 1,0988 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(28,6 − 15,2) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 12,19%
200 𝑥 1,0988
• Variabel 9 ( sari tomat + 12% starter C)
M = 14,9 ml
Massa = 28,07 gr
𝑚 28,07
𝜌= = = 1,1228 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(28,6 − 14,9) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 12,20%
200 𝑥 1,1228
- Hari ke-3
F = 29,7 ml
• Variabel 1 ( sari tomat + 7% starter A)
M = 17,4 ml
Massa = 27,15 gr
A-1
P1
𝑚 27,15
𝜌= = = 1,086 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(29,7 − 27,15) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 11,32%
200 𝑥 1,086
• Variabel 2 ( sari tomat + 7% starter B)
M = 17 ml
Massa = 27,49 gr
𝑚 27,49
𝜌= = = 1,0996 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(29,7 − 17) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 11,54%
200 𝑥 1,0996
• Variabel 3 ( sari tomat + 7% starter C)
M = 16,7 ml
Massa = 27,93 gr
𝑚 27,93
𝜌= = = 1,1172 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(29,7 − 16,7) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 11,63%
200 𝑥 1,1172
• Variabel 4 ( sari tomat + 10% starter A)
M = 18,5 ml
Massa = 27,57 gr
𝑚 27,57
𝜌= = = 1,1028 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(29,7 − 18,5) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 10,15%
200 𝑥 1,1028
• Variabel 5 ( sari tomat + 10% starter B)
M = 17,8 ml
Massa = 29,7 gr
𝑚 29,7
𝜌= = = 1,0964 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(29,7 − 17,8) 𝑥 𝑥
10 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 10,85%
200 𝑥 1,0964
• Variabel 6 ( sari tomat + 10% starter C)
M = 17,1 ml
Massa = 27,64 gr
𝑚 27,64
𝜌= = = 1,1056 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(29,7 − 17,1) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 11,39%
200 𝑥 1,1056
• Variabel 7 ( sari tomat + 12% starter A)
A-1
P1
M = 21 ml
Massa = 27,63 gr
𝑚 27,63
𝜌= = = 1,1052 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(29,7 − 21) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 7,87%
200 𝑥 1,1052
• Variabel 8 ( sari tomat + 12% starter B)
M = 19,3 ml
Massa = 27,46 gr
𝑚 27,46
𝜌= = = 1,0984 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(29,7 − 19,3) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 9,46%
200 𝑥 1,0984
• Variabel 9 ( sari tomat + 12% starter C)
M = 18,8 ml
Massa = 28,07 gr
𝑚 28,03
𝜌= = = 1,1212 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑣 25
200 100
(29,7 − 18,8) 𝑥 𝑥
5 5
%ℎ = 𝑥 100% 𝑥 0,0025 = 9,72%
200 𝑥 1,1212
A-1