Anda di halaman 1dari 21

BERSIARAH KEKUBURAN

A. Pengertian Ziarah Kubur


Pengertian ziarah menurut bahasa
berarti menengok, jadi ziarah kubur berarti
menengok kubur. Sedang menurut syari’at
Islam, ziarah kubur itu bukan sekedar
menengok bukan pula sekedar dan mengerti
dimana dia di kuburkan, atau mengetahui
keadaan kubur atau makam, akan tetapi
kedatangan seorang ke kubur adalah dengan
maksud untuk mendoakan kepada yang di kubur muslim dan mengirim pahala untuknya
atas bacaan ayat-ayat al-Quran dan kalimat-kalimat Tayyibah seperti tahlil, tahmid,
tasbih, shalawat dan lainya.1Dalam keterangan lain pengertian ziarah ialah, secara

َ َ‫ ق‬berarti yang ُ‫اره‬


etimologi ziarah hendak yaitu, ُ‫صدَه‬ َ َ‫ارةُ يَزورهُ ز‬
َ َ‫ َوزَ ْورا ِزي‬kata dari berasal
bepergian menuju suatu tempat, Berdasarkan hal ini makna dari berziarah Sedangkan.

َ ِ‫ اْلقب ْو َُر ق‬adalah kubur dalam terminologi syar’i,


kuburan ke bepergian untuk sengaja , ‫صد‬
makna ziarah kubur adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh al Qadli ‘Iyadl
rahimahullah, َ ‫ار ُة‬ ْ َ‫علَ ْي ِه ُْم ِللُت َ ْر ِح َُم ق‬
َ َ‫صدهَا القب ْو ُِر ِزي‬ َ ‫ار‬
َُ َ‫اإل ْعتِب‬
ِ ‫ِب ِه ُْم َو‬
“(Yang dimaksud dengan ziarah kubur) adalah mengunjunginya dengan niat
mendo’akan para penghuni kubur serta mengambil pelajaran dari keadaan mereka”2
Pengertian tentang Ziarah Kubur dalam Ajaran Islam sendiri mempunyai artian
sebagai salah satu ibadah dalam Islam yg dapat dan boleh dilakukan oleh setiap Muslim
dengan cara mendatangi atau berkunjung ke Kuburan dan mendoakan Orang Tua,
Saudara, Anak, Kerabat, Teman dan Para Ulama ataupun seorang Muslim lainnya yg
telah Meninggal Dunia. Lalu Ibadah Ziarah Kubur di Indonesia sendiri sdh sering
dilakukan oleh setiap Muslim, apalagi saat Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha
maka banyak sekali Masyarakat Muslim di Indonesia yg berziarah kubur Orang Tua dan
Keluarganya yg telah tiada.
Adapun Hukum Melakukan Ziarah Kubur dalam islam sendiri dibolehkan dan
tidak dilarang oleh Islam karena Hukum Ziarah Kubur tersebut telah melihat dari Sabda
Nabi Muhammad Saw yg telah memerintahkan kepada umatnya untuk Berziarah Kubur

1
M. Affan Chafid-A. Ma’ruf Asrori, Tradisi Islam, (Surabaya: kalista , 2009), 230.
2
Ahmad bin Muhammad bin Ali al-Faumi, al Mishbahul Munir (Baeirut: Daral Fikri ) 4,119
dan Sabda Nabi Muhammad Saw tentang Perintah Berziarah Kubur yg berbunyi, ” Dulu
aku melarang kalian untuk melakukan Ziarah Kubur. Sekarang lakukan-lah Ziarah Kubur
karna Ziarah Kubur dapat mengingatkan kalian akan Akhirat (Hadist Riwayat Ahmad no
1236) ”. Oleh sebab itu bagi kalian seorang Muslim sangat baik sekali dan tidak berdosa
saat melakukan Ziarah Kubur dan membaca Doa Untuk Orang Tua, Saudara dan Orang
Muslim yg telah meninggal dunia karena selain sudah diperintahkan oleh Nabi
Muhammad Saw, Manfaat Ziarah Kubur pun cukup banyak.
Karena untuk Keutamaan Ziarah Kubur dalam Islam antara lain akan
mendapatkan Pahala karena kita sebagai seorang Muslim telah melakukan Perintah Nabi
dan melaksanakan Sunnah Nabi Muhammad Saw, Keistimewaan Ziarah Kubur
selanjutnya dapat mengingatkan kita akan kematian dan kehidupan dunia yg fana bahwa
suatu saat kita yang hidup juga kan mengalami kematian sehingga kita harus benar –
benar mempunyai bekal utama berupa iman dan amal sholeh, lalu Hikmah Ziarah Kubur
selanjutnya ialah kita sebagai seorang Anak Muslim masih bisa berbakti kepada Bapak
Ibu ataupun Kedua Orang Tua kita yang sudah meninggal dunia dengan cara
mengunjungi kuburannya dan mendoakan arwah beliau agar diampuni dosa – dosanya
dan tenang di alam kubur karena salah satu Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang sudah
meninggal dalam islam ialah dengan mendoakan mereka.

B. Awal Mula Diajurkan Ziarah Kubur


Di awal perkembangan Islam, ziarah kubur sempat dilarang oleh syari’at.
Pertimbangan akan timbulnya fitnah syrik di tengah-tengah umat menjadi faktor
terlarangnya ziarah kubur di waktu itu. Namun, seiring perkembangan dan kemajuan
Islam, larangan ini dihapus dan syari’at menganjurkan umat Islam untuk berziarah kubur
agar mereka dapat mengambil pelajaran dari hal tersebut, diantaranya mengingat
kematian yang pasti dan akan segera menjemput sehingga hal tersebut dapat
melembutkan hati mereka dan senantiasa mengingat kehidupan akhirat yang akan
dijalani kelak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ‫ن نَ َهيْتك ُْم آ ْنت‬
ُْ ‫ع‬
َ ُِ‫ارة‬
َ َ‫ل القب ْو ُِر ِزي‬ َ ‫ َوت َ ْد َم َُع القَ ْل‬، َ‫ َوت ُْذآرُ ْال َعيْن‬،َ ‫الَ ِخ َرة‬
ُ َ َ ‫ ت ََرقَُ فَإِنُ َها فَز ْور ْوهَا أ‬،‫ب‬
ُ‫) بخري رواه(هَجْ را ت َق ْول ْوا َو َل‬
Artinya:“Dahulu aku melarang kalian untuk berziarah kubur. Ziarahilah kubur,
sesungguhnya hal itu dapat melembutkan hati, meneteskan air mata, dan mengingatkan
pada kehidupan akhirat. (Ingatlah) jangan mengucapkan perkataan yang batil ketika
berziarah kubur.”(H.R. Bukhari)3
An Nawawi rahimahullah dalam Majmuk mengatakan
َُ‫ب أَولُ النَ ْهيُ آَان‬
ُِ ‫ع ْه ِد ِه ُْم ِلق ْر‬ ُْ ‫ ال َجا ِه ِليَ ُِة بِ َك ََل ُِم يَت َ َكلم ْونَُ آَانوا فَربَ َما ال َجا ِه ِليَ ُِة ِم‬،‫اط ِل‬
َ ‫ن‬ ِ َ‫فَلَما الب‬
‫ قَ َوا ِع ُدَ اِ ْستَقَرت‬،‫الس ََْلم‬ ُْ َ‫ َوت َ َمهد‬،‫ت أَحْ َكامه‬
ِْ ‫ت‬ ُْ ‫ار ُة َ لَه ُْم أبِيْحُ َمعَا ِل َمهُ َوا ْشت َ َه َر‬
َ َ‫الزي‬
ِ
Artinya “Semula dikeluarkannya larangan tersebut disebabkan mereka baru saja
terlepas dari masa jahiliyah. Terkadang mereka masih menuturkan berbagai perkataan
jahiliyah yang batil. Tatkala pondasi keislaman telah kokoh, berbagai hukumnya telah
mudah untuk dilaksanakan, berbagai rambunya telah dikenal, maka ziarah kubur
diperbolehkan”
Kedua hadist diatas dapat memberikan pengertian bahwa pada awal masa Islam
ziarah dilarang oleh Rasulullah, hal tersebut dikarenakan khawatir terhadap kaum
muslimin akan terpolarisasikan dalam kesyirikan namun setelah kekhwatiran ini hilang
Nabi mencabut larangan tersebut dengan bersabdah “fazuruha”(berziarahlah kalian
kekuburan). Dalam Ushul Fiqh apabila ada seruan datang setelah seruan larangan, maka
perintah tersebut tidak berstatus wajib, akan tetapi akan berstatus sunnah atau mubah
Boleh dilakukan sesuai dengan konteksnya.28 4Perintah tersebut memberikan status
sunnah atau di anjurkan dengan indikasi (qarinah) nilai positif yang terdapat pada hadist
selanjutnya, Fainnaha Tudzakkirualkhoiro.

C. Hukum Ziarah Kuburan


Pada masa awal Islam Rasulullah memang melarang umat Islam karena khawatir
umat Islam akan menyembah kuburan, setelah akidah islam kuat dan tidak di
khawatirkan berbuat syirik Rasulullah membolehkan para sahabatnya melakukan ziarah
kubur. Ziarah kubur dianjurkan bagi kaum pria berdasarkan hadits Abu Hurairah
radliallahu‘anhu,

َ ‫علَ ْي ُِه هللاا‬


َ َ‫صلى هللااِ َرس ْولُ ز‬
ُ‫ار‬ َُ ‫ن َُوأ َ ْب َكى فَ َب َكى أ ِم ُِه قَب‬
َ ‫ْر َوسلَ ُْم‬ َُ ‫ي ِإسْتأْذَ ْنتُ َوقَا‬
ُْ ‫ل َح ْو ِل ُِه ِم‬ ُْ ِ‫عزُ َرُب‬
َ ُ‫ي َو َجل‬
ُْ ‫ِف‬
ُ‫ِن فَلَمُ لَ َها أَسْت ْغ ِف َُر أ َ ْن‬ ُْ ‫ي َوا ْست َأَذَ ْنتُ ِل‬
ُْ ‫ي ي َؤذ‬ ُْ َ ‫ِن قَب َْرهَا أَز ُْو َُر أ‬
ُْ ‫ن ِف‬ ُْ ‫ي فَأَذ‬
ُْ ‫تذَآ َِرآ ُْم فَُإِن َها القب ْو َُر فَز ْور ْوا ِل‬
َُ‫)النسائ رواه(ال َم ْوت‬
Artinya “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menziarahi kubur ibu
beliau, kemudianbeliau menangis sehingga membuat para sahabat di sekelilingnya
menangis. Beliau lalu berkata, “Tadi aku meminta izin kepada Rabb-ku ‘azza wa jalla

3
Ahmad bin Muhammad bin Ali al-Faumi, al Mishbahul Munir (Baeirut: Daral Fikri ) 4,119
4
Al-Suyuti Jalal al-Dinn Abdu Al-Rohman, Jam’il Jawâmi aw Jami al-Kabir.( Bairut: Dar al fikri), 93.
agar aku dibolehkan berdo’a memohon ampun bagi ibuku, namun hal itu tidak
diperkenankan. Kemudian aku memohon agar aku diperbolehkan mengunjungi
kuburnya, maka hal ini diperbolehkan bagiku. Oleh karena itu ziarahilah kubur, karena
hal itu akan mengingatkan kalian kepada akhirat.” (HR. An Nasaai) Teks hadits ini dan
juga pernyataan an-Nawawi sebelumnya menunjukkan secara tegas bahwa ziarah kubur
disyari’atkan bagi kaum pria. Namun para ulama berselisih pendapat mengenai hukum
ziarah kubur bagi wanita. Berikut dalil-dalil yang menyatakan bolehnya wanita berziarah
kubur. Hadits yang berasal dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha, dari Abdullah bin Abi
Mulaikah, dia berkata,
ُ‫ش ُةَ أ َ ْن‬
َ ِ‫عائ‬ ُْ َ‫ن يَ ْومُ ذَاتَُ أ َ ْقبَل‬
َ ‫ت‬ ُْ َ‫ لَ َها فَقَل‬: ‫ن ْالمؤْ ِمنِيْنَُ أ ُِم يَا‬
ُْ ‫ت ال َمقَابِ َُر ِم‬ ُْ ‫ت أَيْنَُ ِم‬
ُْ َ‫ت ؟ أَقبِل‬
ُْ َ‫ قَال‬: ‫ن‬
ُْ ‫ِم‬
ُْ ‫ع ْب ُدَ أ َ ِخ‬
ُ‫ي قَب ِْر‬ َ ‫ن‬ ُْ ِ‫ت بَ ْك ُِر أَب‬
ُْ ِ‫ي ب‬
ُِ ‫ن الرحْ َم‬ َُ ‫علَ ْي ُِه هللااِ صلى هللااِ َرس ْولُ آَانَُ أَلَي‬
ُْ َ‫ لَ َها فَقَل‬: ‫ْس‬ َ ‫ن نَ َهى سلَ ُْم َُو‬
ُْ ‫ع‬
َ
ُِ‫ارة‬
َ َ‫ت القب ْو ُِر ِزي‬ُْ َ‫ارتِ َها أ ِم َُر ثمُ نَ َهى آَانَُ نَعَ ُْم َقال‬
َ َ‫)حكم رواه(بِ ِزي‬
Artinya“Pada suatu hari ‘Aisyah pulang dari kuburan. Maka aku bertanya padanya,
“Wahai Ummul Mukminin, darimanakah engkau?” Maka beliau menjawab, “Dari kubur
Abdurrahman bin Abi Bakr.” Maka aku menukas, “Bukankah rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang ziarah kubur?” Beliau pun menjawab, “Benar, namun
kemudian beliau memerintahkannya.” (HR. Hakim).29 Dalam sebuah hadits yang
panjang dan diriwayatkan oleh Muhammad bin Qais bin Makhramah ibnil Muththallib
dari bibinya, Ummul Mukminin, ‘Aisyah radliallahu ‘anha ketika beliau membuntuti
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mendatangi pekuburan Baqi’ di suatu malam.
Setibanya di rumah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada ‘Aisyah
bahwa Allah memerintahkannya untuk mengunjungi penghuni kuburan Baqi’ dan
memintakan ampunan bagi mereka. Maka ‘Aisyah kemudian bertanya, “Lalu apa yang
akan aku katakan pada mereka?” Kata beliau, “Ucapkanlah
ُ‫علَى أَلس ََلم‬ ُِ َ‫َو ْالم ْست َأ ْ ِخ ِريْنَُ ِمنا الم ْست َ ْقد ِِميْنَُ هللااِ َويَ ْر َحمُ َو ْالم ْس ِل ِميْنَُ ْالمؤْ ِمنِيْنَُ ِمنَُ ال ِدي‬
ُِ ‫ار أ َ ْه‬
َ ‫ل‬
ُْ ‫)مسلم رواه(لَ ََل ِحق ْونَُ ِبك ُْم هللاا شَا َُء ِإ‬
‫ن َو ِإنا‬
Artinya “Semoga keselamatan tercurah kepadamu, wahai kaum muslimin dan
mukminin. Semoga Allah memberikan rahmat kepada mereka yang telah mendahului
kami maupun yang akan menyusul, dan kami insya Allah akan menyusul kalian.” (HR.
Muslim). Persetujuan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap perbuatan seorang
wanita yang beliau tegur di sisi kubur. Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu berkata,
Artinya: “Rasulullah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kubur,
kemudian beliau berkata, “Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah!” (HR. Bukhari).
D. Tujuan Ziarah
Ada beberapa tujuan seorang melakukan ziarah diantaranya:
a. Mengingat mati dan akhirat.
Ziarah dengan tujuan ini cukup dengan melihat kuburan tanpa harus mengerti
siapa yag didalamnya, bahkan ziarah kemakam orang kafir dengan tujuan seperti
ini hukumnya sunnah.
b. Mendoakan untuk memintakan ampunan, ketika seorang meninggal dunia akan
memasuki faza alam kubur atau alam barzakh sebelum sampai pada Surga dan
Neraka. Walau tidak terlihat secara kasat mata orang yang meninggal masih dapat
menerima kiriman pahala. Diantaranya pahala sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat dan doa anak shaleh kepada orang tuanya yang sudah meninggal.
c. Tawasul dan tabarruk ada pula orang berziarah itu tujuannya dengan bertawassul
dan bertabarruk(ngalap barokah) dan bertawassul. Ziarah dengan tujuan ini
hukumnya sunnah ketika yang di ziarahi orang yang dekat dengan Allah seperti
Nabi dan Para wali dan orang shalih.

E. Bacaan Doa Ziarah Kubur Arab dan Latin di Ajaran Islam5

Sebelum membahas tentang Amalan Doa Ziarah Kubur dan Tata Cara Ziarah
Kubur yang baik dan benar ada baiknya jika kalian sebagai seorang Muslim mengetahui
bahwa semua Amalan Seorang Muslim itu akan terputus ketika mereka sudah meninggal
dunia, tetapi ada Tiga Macam Amalan atau Ibadah yang pahalanya tidak akan terputus
sampai Mati (Meninggal Dunia) dan Nabi Muhammad Saw bersabda yg berbunyi,

” Jika seorang Muslim telah Meninggal maka putuslah semua amalan (Ibadahnya)
kecuali Tiga Amalan yakni Ilmu yang bermanfaat, Sedekah Jariyah dan doa dari anak yg
Sholeh (HR. Muslim no 1631) ”. Oleh karena itu kalian jangan sampai lupa untuk
mendoakan kedua orang tua kalian jika sudah meninggal dunia baik mendoakan setelah
selesai mengerjakan Shalat Wajib Lima Waktu disetiap hari maupun mendoakan saat
melakukan Ziarah Kubur.

5
Worpres, Ziarah Kubur, http://rukun-islam.com/doa-ziarah-kubur, 2013, Di Ambil 26-05-2018. Jam
10:23
1. Doa Memasuki Kuburan Dalam Islam

Memasuki Pemakaman diatas merupakan salah satu Amalan Doa yg bisa


kalian bacakan ketika kalian memasuki kearea Kuburan (Pemakaman), tujuannya
untuk mendoakan setiap Muslim dan Muslimah yang sudah meninggal dunia agar
di Rahmati dan diberikan keselamatan oleh Allah Swt.
2. Bacaan Doa Ziarah Kubur Latin dan Arab
TATA CARA MELAKSANAKAN SHOLAT

A. Hukum Melaksanakan Sholat


Didalam syariah islam melaksanakan sholat
hukumnya “wajib” bagi setiap orang yang sudah baligh
dan berakal sehat.
Allah berfirman:

ۚ َ‫الزكَاة‬
‫ص ََلةَ َويُ ْؤتُوا ا‬ َ ‫ين لَهُ الد‬
‫ِين ُحنَفَا َء َويُ ِقي ُموا ال ا‬ ‫َو َما أ ُ ِم ُروا إِ اَّل ِليَ ْعبُدُوا ا‬
َ ‫َّللاَ ُم ْخ ِل ِص‬
‫َو َٰذَ ِلكَ دِي ُن ا ْلقَيِ َم ِة‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”
(Surat Al-Bayyinah:5).

B. Penetapan Sholat
Diantara sekian banyak bentuk ibadah, sholat merupakan suatu bentuk perbuatan
yang pertama kali di tetapkan sebagai kewajiban oleh allah SWT yang diberikan pada
nabi muhammad ketika beliau melakukan usra’- mi’raj.
Anas bin Malik megatakan, Rasulullah bersabda: “Sholat pertama kali diwajibkan
kepada nabi sebanyak 50 waktu, ketika beliau melakukan (isra’-mi’raj). Kemudian
bertemu dengan musa, ia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya
umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya.” Lalu beliau kembali untuk meminta
keringanan dan diberikan keringanan menjadi 5 waktu yang setara dengan 50 waktu
(HR. Bukhari).

C. Hikmah Sholat
Sholat disyari’atkan sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah atas nikmat yang
ia berikan kepada kita, dengan memuji dan merendahkan diri di hadapannya
menggunakan anggota tubuh. Dengan cara itulah seseorang dapat terhindar dari dosa,
yang membuat hati dan fikiran tenang.
Allah telah menentukan bahwa sholat merupakan syarat dalam memperkokoh
ketakwaan, sebagaimana yanh telah disebutkan dalam firman-Nya:
َٰ
َ ‫ب ۛ فِي ِه ۛ ُهدًى ِل ْل ُمت ا ِق‬
‫ين‬ ُ َ ‫ص ََلةَ –ذَ ِلكَ ا ْل ِكت‬
َ ‫اب ََّل َر ْي‬ ِ ‫ون ِبا ْلغَ ْي‬
َ ‫ب َويُ ِقي ُم‬
‫ون ال ا‬ َ ‫الاذ‬
َ ُ‫ِين يُ ْؤ ِمن‬
َ ُ‫َو ِم اما َر َز ْقنَا ُه ْم يُ ْن ِفق‬
‫ون‬
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa
– (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.(QS. Al
Baqarah : 2-3).

D. Kedudukan Sholat
Sholat merupakan salah satu rukun Islam setelah syahadat, amal perbuatan baik
yang paling utama setelah syahadatain. Barang siapa menolak kewajibannya karena
kebodohan maka dia harus dipahamkan tentang wajibnya melakukan sholat, barangsiapa
tidak meyakini tentang wajibnya sholat maka ia kafir, barang siapa yang meninggalkan
sholat karena menggampang-gampangkan atau malas, maka wajib baginya untuk
bertaubat kepada Allah.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Pemisah di antara kita dan mereka
(orang kafir) adalah sholat. Barangsiapa meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah).
Sholat merupakan suatu perbuatan baik yang memiliki berkedudukan tidak dapat
disamai dengan ibadah-ibadah lainnya, karena sholat merupakan tiangnya agama.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Pondasi (segala) urusan adalah
Islam, dan tiangnya (Islam) adalah sholat, sedangkan yang meninggikan martabatnya
adalah jihad fi sabililla” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. Dishahihkan oleh
Syaikh Al-Albani)
Sholat suatu kewajiban mutlak yang tidak pernah berhenti untuk dilaksanakan
sekalipun dalam keadaan apapun, sebagaimana firman Allah SWT:

ُ َ‫واُّلِلُقَا ِن ِتين‬
ِ ِ ‫ُوقوم‬
َ ‫ط ٰى‬ ْ ‫ُِوالص ََل ِة‬
َ ‫ُالو ْس‬ َ ‫فَإِ ْنُ – َحا ِفظواُ َعلَىُالصلَ َوات‬
ُ‫ِخ ْفت ْمُفَ ِر َجالُأ َ ْوُر ْكبَاناُُۖفَإِذَاُأ َ ِم ْنت ْمُفَا ْذكرواَُّللاَُ َك َماُ َعلُ َمك ْمُ َماُلَ ْم‬
َُ‫تَكونواُت َ ْعلَمون‬
“Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah Peliharalah semua shalat(mu),
dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan
khusyu’ – Sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka
sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang
belum kamu ketahui.” (QS. AL-baqarah : 238 – 239).

Sholat, selain menjadi bentuk ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah,
sholat juga amalan yang pertama dihisab di antara malan-amalan lainnya

Dari Abu Hurairah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam


bersabda:

‫صلَ َحتْ فَقَ ْد أَ ْفلَ َح َوأ َ ْن َج َح َو ِإ ْن‬


َ ‫ص ََلتُهُ فَ ِإ ْن‬ َ ‫ب ِب ِه ال َع ْب ُد يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة ِم ْن‬
َ ‫ع َم ِل ِه‬ َ ‫ِإ ان أ َ او َل َما يُ َحا‬
ُ ‫س‬
‫اركَ َوتَعَالَى‬ َ ‫ب ت َ َب‬ ‫ضتِ ِه ش َْي ٌء قَا َل ا‬
ُّ ‫الر‬ َ ‫ص ِم ْن فَ ِر ْي‬َ ‫س َر َف ِإ ِن ا ْنت َ َق‬
َ ‫اب َو َخ‬َ ‫سدَتْ فَقَ ْد َخ‬ َ َ‫ف‬: ‫ظ ُر ْوا‬ َ ‫ا َن‬
َ‫ع َلى ذَ ِلك‬َ ‫ع َم ِل ِه‬َ ‫سائِ ُر‬ َ ‫ض ِة ث ُ ام يَك ُْو ُن‬
َ ‫ص ِم َن الفَ ِر ْي‬ َ َ‫ط ُّوعٍ ؟ فَيُ ْك َم ُل ِب َها َما ا ْنتَق‬
َ َ ‫ ” َه ْل ِل َع ْبدِي ِم ْن ت‬.
َ ” َ‫ب ذَ ِلك‬
‫وفِي ِر َوايَ ٍة‬: َ ‫الزكَاةُ ِمثْ ُل ذَ ِلكَ ث ُ ام ت ُ ْؤ َخذُ األ َ ْع َما ُل َح‬
َ ‫س‬ ‫ث ُ ام ا‬
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah
shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan
keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang
kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan,’Lihatlah apakah
pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan
menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”

Sholat juga menjadi amalan terakhir yang akan hilang dari agama ini, bila sholat
telah hilang maka hilanglah agama secara keseluruhan.

E. Rukun – Rukun Sholat


Rukun sholat ialah setiap perkataan atau juga perbuatan yang akan membentuk
hakikat shalat. Bila salah satu rukun sholat ditinggalkan secara sengaja maka shalat yang
dikerjakan tidak sah, namun bila tidak disengaja atau lupa maka diharuskan melakukan
sujud sahwi.
Berikut 13 rukun sholat yang wajib anda ketahui:
1.Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak
mampu duduk maka dengan berbaring secara miring atau terlentang.
2.Takbiiratul-Ihraam,

3.Membaca Al-Fatihah pada setiap rakaatnya,


4.Ruku’,
5.I’tidal setelah ruku’,
6.Sujud dengan anggota tubuh yang tujuh sebanyak dua kali dengan tuma’ninah,
7.Duduk di antara dua sujud,
8.Thuma’ninah (Tenang) dalam semua amalan,
9.Tertib rukun-rukunnya,
10. Tasyahhud Akhir,
11. Duduk untuk Tahiyyat Akhir,
12. Shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
13. Salam dua kali.

F. Hal Yang Wajib Dalam Sholat


Wajib ialah suatu perkara yang harus dilakukan, bila ditinggalkan maka sholat yang
kamu kerjakan tidak sah. Berikut hal yang wajib dalam sholat:
1.Semua takbir selain takbiratul ihram
2.Melafadzkan : SUBHANA RABBIYAL A’DZIIM pada saat ruku’
3.Melafadzkan : SAMI’ALLAHULIMAN HAMIDAH bagi Imam dan pada saat sholat
sendiri
4.Melafadzkan : RABBANA WALAKAL HAMDU bagi Imam, makmum dan pada saat
sholat sendiri
5.Melafadzkan : SUBHANA RABBIYAL A’LA pada saat sujud
6.Melafadzkan : RABIGHFIRLII pada saat duduk diantara dua sujud
7.Tasyahud awal
8.Duduk Tasyahud awal

G. Hal Yang Sunnah Dalam Sholat


Sunnat ialah suatu perkara bila dilakukan akan mendapat pahala dan jika tidak
dilaksanakan tidak berdosa. Berikut ini hal yang sunnah dalam sholat:
1.Mengangkat kedua tangan ketika takbir.
2.Membaca do’a istiftah/iftitah

3.Membaca ta’awudz ketika memulai qiro’ah (bacaan)


4.Membaca surat dari Al-Qur’an setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat yang awal

5.Meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk


6.Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri
7.Mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat (kecuali waktu tasyahud-

pent

H. Hal Yang Makruh Dalam Sholat


Makruh ialah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan, bila dilakukan
tidak berdosa dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala. Berikut hal yang makruh
dalam sholat:
1. Memejamkan dua mata
2. Menoleh tanpa keperluan
3. Meletakkan lengan dilantai ketika sujud
4. Banyak melakukan gerakan yang sia-sia, misal: main-main dengan jam (melihat
jam, mengakurkan jam, memperbaiki tali jam, membersihkan jam dll),
mempermainkan baju, atau lainya

I. Hal Yang Membatalkan Dalam Sholat6


Batal ialah sesuatu perkara yang dilarang untuk dilakukan dalam hukum syariat.
Berikut hal yang membatalkan sholat:
1.Berbicara ketika sholat

2.Tertawa

3.Makan dan minum


4.Berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan
5.Tersingkapnya aurat
6.Memalingkan badan dari kiblat
7.Menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja
8.Mendahului imam dengan sengaja
Setelah mengetahui hal-hal yang penting pada saat menjalankan sholat, berikut ini
panduan dan tuntunan sholat wajib 5 waktu lengkap beserta dengan gambarnya, semoga
ini dapaat memudahkan anda dalam belajar sholat dalam waktu singkat :

6
Rosyad, Panduan Sholat, www.rosyad.web.id/panduan-sholat. 26-05-2018. 09:38
‫‪Contoh Gerakan Sholat‬‬ ‫‪Bacaan Sholat‬‬

‫)‪1.Membaca Niat (Niat Sholat‬‬

‫‪Sholat Subuh :‬‬


‫َُال ِق ْبلَ ِةُاَدَاءُ َمأْم ْوماُِهللُِتَعَالَى‬
‫ُر ْكعَتَي ِْنُم ْستَ ْقبِل ْ‬
‫صبْحِ َ‬ ‫صلىُفَ ْر َ‬
‫ضُال ُّ‬ ‫ا َ‬
‫‪Sholat Zhuhur :‬‬
‫َُال ِق ْبلَ ِةُاَدَاءُ َمأْم ْوماُِهللُِتَعَا َلى‬
‫ُر َكعَاتُم ْستَ ْقبِل ْ‬ ‫ضُال ُّ‬
‫ظ ْه ِرا َ ْربَ َع َ‬ ‫صلىُفَ ْر َ‬
‫ا َ‬
‫‪Sholat Ashar :‬‬
‫َُالُِق ْبلَ ِةُاَدَاءُ َمأْم ْوماُِهللُِتَ َعالَى‬
‫ُر َك َعاتُم ْستَ ْق ِبل ْ‬
‫ص ِرا َ ْر َب َع َ‬ ‫ض ْ‬
‫ُال َع ْ‬ ‫صلىُفَ ْر َ‬
‫ا َ‬
‫‪Sholat Maghrib :‬‬
‫صلّى‬ ‫ث ْال َم ْغ ِر َِ‬
‫ب فَ ْر ََ‬
‫ض َ‬ ‫تَعَالَى ِِللَِ َمأ ْ ُم ْوما ا َ َداءَ ْال ِق ْبلَ َِة ُم ْست َ ْقبِ ََ‬
‫ل َر َكعَاتَ ثَالَ ََ‬
‫‪Sholat Isya’ :‬‬
‫َُال ِق ْبلَ ِةُاَدَاءُ َمأْم ْوماُِهللُِتَ َعالَى‬
‫ُر َك َعاتُم ْستَ ْق ِبل ْ‬
‫َاءُا َ ْر َب َع َ‬ ‫ض ْ‬
‫ُال ِعش ِ‬ ‫صلىُفَ ْر َ‬
‫ا َ‬

‫)‪2. (Takbir + Doa Iftitah‬‬

‫ُُوأ َ ِ‬
‫صيَْلُ‬ ‫اُو ْال َح ْمدُُِهللُُِ َكثِيْر َ‬
‫اُوس ْب َحانَُُهللااُُِب ْك َرة َ‬ ‫يُُ ‪.‬اَهللُُأ َ ْكبَرُُ َكبِيْر َ‬
‫ُُوجْ ِه َ‬
‫ُُوج ْهت َ‬
‫إِنِ ْى َ‬
‫َاُم ْ‬
‫نَُُالم ْش ِر ِكيْنَُ‬ ‫اُو َماُأَن ِ‬ ‫ُُواْأل َ ْر َ‬
‫ضُُ َحنِيْفاُم ْس ِلم َ‬ ‫ت َ‬ ‫يُُفَ َ‬
‫ط َرالس َم َاوا ِ‬ ‫صَلَتِ ْيُُ ‪ِ .‬لل ِذ ْ‬
‫إِنُُ َ‬
‫ب ْ‬
‫ُُالعَالَ ِميْنَُ‬
‫ُُر ِ‬
‫يُِهللِ َ‬
‫ُُو َم َماتِ ُْ‬
‫اي َ‬
‫ُُو َمحْ يَ َ‬
‫‪.‬ونس ِك ْي َ‬ ‫ُُوأَن ِ‬
‫َاُمنَُُ َ‬ ‫لَش َِريْكَُُلَه َ‬
‫ُُو ِبذ ِلكَُُأ ِم ْرت َ‬
‫ْالم ْس ِل ِميْنَُ‬
‫‪Allaahu Akbar, Kabiiraw-walhamdu lil-laahi katsiiran, wa-‬‬
‫‪subhaanallaahi bukrataw-wa-‘ashiila. Innii waj-jahtu-waj-‬‬
‫‪hiya-lilladzii‬‬ ‫‪fatharas-samaa-waati-wal‬‬ ‫‪ardha‬‬ ‫‪haniifam-‬‬
‫‪muslimaw-wamaa anaa-minal musyrikiina. Inna-shalaatii wa-‬‬
‫‪nusukii‬‬ ‫‪wa-mah-yaaya‬‬ ‫‪wa-mamaatii‬‬ ‫‪lillaahi‬‬ ‫‪Rabbil-‬‬
‫‪‘aalamiin. Laa syarii-kalahu wa-bidzaalika umir-tu-wa-anaa‬‬
‫‪minal muslimiin.‬‬
3. (Membaca Ta’awwud + Membaca basmallah +
Membaca Surat Al-Fatihah + Membaca Ta’min
“Aamiin” )

4. (Membaca Surah)

5. (Takbir + Rukuk)
(3x) ُُ‫ُو ِب َح ْم ِد ِهُا –اَهللُُأ َ ْكبَر‬ ْ ‫ي‬
َ ‫ُال َع ِظي ِْم‬ َ ‫ُر ِب‬
َ َ‫س ْب َحان‬

Allahu Akbar, Subha-na rabbiyal ‘adzhi-mi Wabihamdih


(3x)

6. (Takbir + I’tidal)

ْ َ‫َاُولَك‬
ُ‫ُال َح ْمدُ –اَهللُأ َ ْكبَر‬ َ َ‫س ِم َعُهللااُ ِل َم ْنُ َح ِمد‬
َ ‫هُربن‬ َ
Sami’alla-hu-liman hamidah, Rabbanaa-Walakal-Hamdu.
(atau versi lengkap) Rabbanaa-Walakal-Hamdu Mil’us-
Samaawati Wa-Mil ‘Uul-Ardhi Wa-Mil ‘Umaasyi’ta Min-
Ssyai’in Ba’du.

7. (Takbir + Sujud)

(3x) ُ‫ىُوبِ َح ْم ِد ُِه –اَهللُأ َ ْكبَر‬


َ َ‫يُاْأل َ ْعل‬
َ ِ‫ُرب‬
َ َ‫س ْب َحان‬
Allahu Akbar, Subha-naka Rab-biyal A’la Wabihamdih (3x)
8. (Takbir + Duduk diantara dua Sujud)

ُ‫ُو َع ِافِن ْيُ –اَهللُأ َ ْكبَر‬ َ ‫ارز ْقنِ ْي‬


َ ‫ُوا ْه ِدنِ ْي‬ ْ ‫ُو‬ َ ‫ارفَ ْعنِ ْي‬
َ ‫ُواجْ ب ْرنِ ْي‬ ْ ‫ُو‬
َ ‫ار َح ْمنِ ْي‬ َ ِ ‫بُاِ ْغ ِف ْر ِلي‬
ْ ‫ُو‬ ِ ‫َر‬
ُ‫ي‬
ْ ‫َواعْفُ َع ِن‬
Allahu Akbar, Rabbighfirlii Warham-nii Wajbur-nii Warfa’-
nii Warzuq-nii Wahdi-nii Wa’aafi-nii Wa’fu ‘ann-ii.

9. (Takbir + Sujud)
(3x) ُ‫ىُو ِب َح ْم ِد ُِه –اَهللُأ َ ْك َبر‬
َ َ‫يُاْأل َ ْعل‬
َ ‫ُر ِب‬
َ َ‫س ْب َحان‬
Allahu Akbar, Subha-naka Rab-biyal A’la Wabihamdih (3x)
10. (Takbir + Membaca Ta’awwud + Membaca
basmallah + Membaca Surat Al-Fatihah + Membaca
Ta’min “Aamiin”)
11. (Membaca Surah)

12. (Takbir + Rukuk)


(3x) ُُ‫ُوبِ َح ْم ِد ِهُا –اَهللُُأ َ ْكبَر‬ ْ ‫ي‬
َ ‫ُالعَ ِظي ِْم‬ َ ِ‫ُرب‬
َ َ‫س ْب َحان‬
Allahu Akbar, Subha-na rabbiyal ‘adzhi-mi Wabihamdih
(3x)
13. (I’tidal)
ْ َ‫َاُولَك‬
ُ‫ُال َح ْمدُ –اَهللُأ َ ْكبَر‬ َ َ‫س ِم َعُهللااُ ِل َم ْنُ َح ِمد‬
َ ‫هُربن‬ َ
Sami’alla-hu-liman hamidah, Rabbanaa-Walakal-Hamdu.
(atau versi lengkap) Rabbanaa-Walakal-Hamdu Mil’us-
Samaawati Wa-Mil ‘Uul-Ardhi Wa-Mil ‘Umaasyi’ta Min-
Ssyai’in Ba’du.

14. (Takbir + Sujud)


(3x) ُ‫يُاْأل َ ْعلَىُ َوبِ َح ْم ِد ُِه –اَهللُأ َ ْكبَر‬
َ ِ‫ُرب‬
َ َ‫س ْب َحان‬
Allahu Akbar, Subha-naka Rab-biyal A’la Wabihamdih (3x)
15. (Takbir + Duduk diantara dua Sujud)
ُ‫ُو َع ِا ِفن ْيُ –اَهللُأ َ ْك َبر‬ َ ‫ارز ْق ِن ْي‬
َ ‫ُوا ْه ِد ِن ْي‬ ْ ‫ُو‬ َ ‫ارفَ ْع ِن ْي‬
َ ‫ُواجْ ب ْر ِن ْي‬ ْ ‫ُو‬
َ ‫ار َح ْم ِن ْي‬ َ ِ ‫بُاِ ْغ ِف ْر ِلي‬
ْ ‫ُو‬ ِ ‫َر‬
ُ‫ي‬
ْ ‫َواعْفُ َع ِن‬
Allahu Akbar, Rabbighfirlii Warham-nii Wajbur-nii Warfa’-
nii Warzuq-nii Wahdi-nii Wa’aafi-nii Wa’fu ‘ann-ii.

16. (Takbir + Sujud)


(3x) ُ‫ىُوبِ َح ْم ِد ُِه –اَهللُأ َ ْكبَر‬
َ َ‫يُاْأل َ ْعل‬
َ ِ‫ُرب‬
َ َ‫س ْب َحان‬
Allahu Akbar, Subha-naka Rab-biyal A’la Wabihamdih (3x)
17. (Takbir + Membaca Tahiyat)

ُِ‫ُو َرحْ َمةُهللاا‬


َ ‫ي‬ُّ ‫ُالسَلَمُ َعلَيْكَ ُأَيُّ َهاُالن ِب‬،ُِ‫اركَاتُالصلَ َواتُالط ِي َباتُِهلل‬ َ ‫ُالم َب‬ْ ‫الت ِحيات‬
ُ َ‫َاُو َع َلىُ ِع َبادُِهللااُِالصُا ِل ِحيْن‬َ ‫ َو َب َركاَتهُالسَلَمُ َع َل ْين‬. ُ‫هللااُوأ َ ْش َهد‬
َ ُُ‫أ َ ْش َهدُأ َ ْنُلَُ ِإ َلهَُ ِإل‬
َ ‫أَنُم َحمد‬. ُ‫صلبْتَ ُ َعلَى‬
‫اُرس ْولُهللاا‬ َ ُ‫ص ِلُ َعلَىُم َحمدُوعلىُآ ِلُم َحمدُ َك َما‬
َ ُ‫اللهم‬
ُ‫ار ْكتَ ُ َعلَى‬
َ َ‫ُو َعلَىُآ ِلُم َحمدُ َك َماُب‬
َ ‫ار ْكُ َعلَىُم َحمد‬ َ ‫ُو َعلَىُآ ِلُإِب َْرا ِهي َْم‬
ِ َ‫ُوب‬ َ ‫إِب َْرا ِهي َْم‬
ْ ‫لُإِب َْرا ِهي َْمُفِ ْي‬
‫ُالعَالَ ِميْنَ ُإِنكَ ُ َح ِم ْيدٌُ َم ِجيْد‬ ُِ ‫ُو َعلَىُآ‬ ِ َ‫ا َ ْللهمُإِنِ ْيُأَع ْوذبِك‬
َ ‫إِب َْرا ِهي َْم‬. ُ‫ُم ْن‬
ُِ‫ُِو ِم ْنُش َِرُ ِفتْنَ ِةُال َم ِسيْح‬ َ َ‫ُو ِم ْنُفِتْنَ ِةُال َمحْ ي‬
َ ‫اُوال َم َمات‬ ِ ‫ُو ِم ْنُ َعذَا‬
َ ‫بُالقَب ِْر‬ َ ‫بُ َج َهن َم‬ِ ‫َعذَا‬
ُِ ‫الدَجا‬.
‫ل‬
Allahu Akbar, Attahiy-yatul mubarakaa-tush-sholawaatuth
thayyibatu lillaah.., assalaamu’alaika ay-yuhan-nabiyyu
warah-matullaahi wabarakaatuh.., assalaamu’alaina wa-‘alaa
‘ibaadillaahish-shoolihiin. Asy-hadu-allaa-ilaaha-illallaah,
wa-asyhadu-anna-muhammadar-rasuulullaah. Allah-humma
sholli-‘alaa Sayyidina muhammad Wa-‘ala aali Sayyidanaa
Muhammad. (Tahiyat Awal)

Kamaa sholaita ‘ala Sayyidina ibrahiim wa ‘ala aali


Sayyidina ibrahiim, wa baarik ‘ala Sayyidina muhammad wa
‘ala aali Sayyidina muhammad, kamaa baarakta ‘ala
Sayyidina ibrahiim wa ‘ala aali Sayyidina ibrahiim, Fil-
alamina-innaka hamiidum majiid. (Tahiyat Akhir)
18. (Membaca Salam)

َ ‫اَلسَلَمُ َعلَيْك ْم‬


‫ُو َرحْ َمةُهللاا‬
As-salaamu ‘Alaikum Wa-Rahmatullah…,
As-salaamu ‘Alaikum Wa-Rahmatullah…!

Note: *Bagian sholat subuh setelah I’tidal rakaat kedua disunnahkan membaca doa qunut.
*Bagian niat sholat: jika sholat sendirian tidak disertai lafal “‫” َمأْم ْوما‬

Anda mungkin juga menyukai