Nama : Aisyah
NIM : I0211005
PENGANTAR
Indonesia memiliki beraneka ragam kepulauan dan daerah-daerah yang masing-masing
memiliki rumah adat tradisional yang khas berdasarkan kepercayaan di daerah tersebut. Dari
sini saya mendapatkan inspirasi untuk mengambil judul ini karena banyak bangunan masa kini
yang menerapkan atap-atap rumah tradisional ari berbagai daerah.
PEMBAHASAN
Seperti yang kita semua ketahui bahwa Indonesia memiliki beranekaragam suku dan bangsa
yang juga melahirkan tradisi-tradisi dan kebudayaan yang beranekaragam pula. Dalam
pembahasan ini saya akan menganalisis tentang atap rumah tradisional. Pada zaman dahulu
atap merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menunjukkan satus social masyarakat di
daerah tersebut. Dan atap dari masing-masing daerah akan mempunyai makna yang berbeda
pula akibat kepercayaan dari masing-masing nenek moyangnya. Atap rumah tradisional di
Indonesia bukan hanya sekedar bermakna akan tetapi juga mempunya bentuk yang sangat
unik dan masing-masing daerah mempunyai ciri khas yang berbeda pula. Untuk tetap
PRODI ARSITEKTUR UNS | PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I | SEMESTER FEBRUARI-JULI 2012
melastarikan tradisi-tradisi zaman dahulu pada bangunan sekarang ini masih banyak yang
mengadopsi bentuk-bentuk atap tersebut. Seperti hanlnya atap pada bandara soekarno hatta.
Pada setiap tempat pemberhentian pesawat ada satu buah bangunan yang didesain
menggunakan atap joglo.. Dengan kata lain perancangan bandara mengadopsi atap dari
rumah tradisional jawa yakni joglo. Walaupu atap joglo mengalami perkembangan akan tetapi
masih kental dengan tradisinya. Atap joglo sendiri sebenarnya memiliki bergagai macam jenis
yang dibedakan dari fungsi bangunan dibawahnya. Pengadopsian atap joglo pada perancangan
bandara disini mengambil konsep atap joglo yang berfungsi sebagai pendhopo. Pendhopo
akan terlihat sangat terbuka karena tidak memiliki dinding yang membatasi, hanya
menggunakan tiang untuk penyalur beban.
Selain bandara soekarno Hatta ada juga bangunan yang mengadopsi atap joglo sebagai
perancangannya pada masa kini, salah satunya adalah Kaliandra yang ada di daerah Jawa
Timur. Atap joglo ini merupakan tipe bangunan yang termuda yang menginspirasi bangunan
Kaliandra menjadi tren termuda dengan kebudayaan Jawanya.
Gambar 3. Hotel Horison, salah satu hotel modern di Kawasan Kota Lama. Ada desain unik dari
bangunan hotel horison yaitu mencolok pada bagian atapnya, dimana terinspirasi dengan bentuk atap
rumah Tongkonan Toraja.
Sederetan gedung-gedung modern tersebut seakan membuktikan bahwa kita adalah bangsa
yang besar kaya akan tradisi yang seharusnya kita pertahankan keberadaanya. Walaupun
sifatnya sebagai bangunan modern seharusnya arsitektur lokal menjadi fokus utama, dengan
begitu karakternya akan menjadi ikon tersendiri. Rumah bugis Makassar berbentuk panggung
dengan tiang penyangga vertical. Cirikhas atap rumah bugis adalah adanya Timpa ’Lajan’, yang
merupakan susunan atap tambahan pada bagian depan atap pelana ang biasanya menentukan
status social, semakin banyak Timpa ‘Lajan’ maka semakin tinggi pula status sosialnya. Maka
bangunan ini berani mengadopsi karena akan terlihat megah dengan rumah panggungnya dan
mewah dengan banyaknya Timpa ‘Lajan’nya.
Gambar 4. Gedung modern dengan perancangan kesan tradisional pada atap Bugis Makassar
PRODI ARSITEKTUR UNS | PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I | SEMESTER FEBRUARI-JULI 2012
Atap minangkabau memiliki bentuk yang sangat unik dan indah. Banyak perancang yang
terinspirasi untuk menambahkan aksen atap minangkabau pada bangunan modern. Salah
satunya adalah rumah makan padang yang sudah kerap kali kita temuai diberbagai daerah.
Ada beberapa rumah makan padang yang menggunakan atap minangkabau hanaya untuk
estetika atau bahkan untuk menunjukkan tradisi dan kebudayaan yang ada di minang.
Gambar 5. Rumah tradisional daerah minangkabau (kiri), rumah makan padang yang mengadopsi
bentuk atap rumah adat minang (kanan).
Dan masih banyak lagi bangunan-bangunan masa kini yang mengadopsi ataupun terinspirasi
dengan atap rumah tradisional. Seharusnya ini merupakan kebanggaan tersendiri karena
Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan yang dapat dipamerkan, jangan sampai hilang
dengan berkembangnya teknologi atau faktor lain yang memicunya. Terutama untuk atap
yang berfungsi selain pelindung dari cuaca juga sebagai bentuk estetika yang sangat meonjol.
Penerapan-penerapan ini akan menjadikan tradisi zaman dulu mempunyai koneksi dengan
tradisi sekarang ini dan tidak dilupakan bahkan hilang yang berarti bangsa ini juga akan
kehilangan keanekaragaman adat, budaya, dan kepercayaan.
KESIMPULAN
Banyaknya keanekaragaman budaya dan tradisi di Indonesia merupakan akar dari arsitektur
tradisional, dan semakin berkembangnya masa hingga masa modern ini arsitektur tradisional
tidak hilang begitu saja. Banyak bangunan-bangunan modern yang menambahkan aksen
tradisional terutama atap untuk mengkoneksikan arsitektur tradisional dengan arsitektur masa
kini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.propertykita.com/read-articles-198/Bahan_Bangunan/Tampilkan_Jendela_Rumah_Kita
http://www.slideshare.net/Cerfort1/arsitektur-1
http://fadhilplano07.blogspot.com/2012/03/tradisi-dalam-nafas-modern.html
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?p=75581875
http://www.arsiteka.com/2008/11/arsitektur-nusantara-adalah-arsitektur.html
http://arsiteknusantara.blogspot.com/2009/03/arsitektur-rakyat-di-nusantara.html
http://www.ikbar.org/?p=10
http://www.purdiechandra.net/wp-content/uploads/2010/04/SUC56325.jpg
diakses pada 30-31 Mei 2012
PRODI ARSITEKTUR UNS | PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I | SEMESTER FEBRUARI-JULI 2012