Anda di halaman 1dari 3

ANKILOSTOMIASIS

No Dokumen
No Revisi
SOP
Tanggal Terbit
Halaman

Ditetapkan oleh Kepala


Puskesmas Kerongkong
PUSKESMAS
KERONGKONG

Wahyuni Kunayarti S.Gz., MPH


NIP 19670604 199003 2 008
1. Pengertian No. ICPC-II : D96 Worms/other parasites
No. ICD-X : B76.0 Ankylostomiasis
B76.1 Necatoriasis
Tingkat Kemampuan 4A

Penyakit cacing tambang adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh


infestasi parasit Necator americanus dan Ancylostoma duodenale.
2. Tujuan Semua pasien ankilostomiasis yang datang ke Puskesmas Kerongkong
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan prosedur
3. Kebijakan SK Nomor : ……………. Tentang
4. Referensi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
5. Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Migrasi larva
1. Rasa gatal pada kulit
2. Pneumonitis
Cacing dewasa
1. Gangguan gastrointestinal yaitu anoreksia, mual, muntah, diare,
penurunan berat badan, nyeri pada daerah sekitar duedenum,
jejunum dan ileum.
2. Pada pemeriksaan laboratorium umumnya dijumpai anemia
hipokromik mikrositik.
3. Pada anak dijumpai adanya korelasi positif antara infeksi sedang dan
berat dengan tingkat kecedasan anak.
Faktor Risiko
1. Kurangnya penggunaan jamban keluarga.
2. Kebiasaan menggunakan tinja sebgai pupuk.
3. Tidak menggunakan alas kaki saat bersentuhan dengan tanah.
4. Perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
 Gejala klinis tergantung jenis spesies cacing, jumlah cacing, dan
keadaan gizi penderita.
 Pemeriksaan Fisik
1. Konjungtiva pucat
2. Perubahan pada kulit (telapak kaki) bila banyak larva yang
menembus kulit disebut sebagai ground itch.
 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopik pada tinja segar ditemukan telur atau
larva cacing dewasa.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Klasifikasi :
1. Nekatoriasis
2. Ankilostomiasis
Diagnosis Banding : -
Komplikasi : anemia, jika menimbulkan perdarahan
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Memberi pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya
kebersihan diri dan lingkungan, antra lain :
a. Masing-masng keluarga memiliki jamban keluarga
b. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
c. Menggunakan alas kaki, terutama saat berkontak dengan tanah.
2. Famakologis
a. Pirantel pamoat 10 mg/kg BB, dosis tunggal, atau
b. Mebendazol, dosis 200 mg, dua kali sehari diberikan selama tiga
hari berturut-turut, atau
c. Albendazol, pada anak di atas 2 tahun dapat diberikan 2
tablet(400 mg), dosis tunggal, sedangkan pada anak yang lebih
kecil diberikan dengan dosis separuhnya. Tidak diberikan pada
wanita hamil. Creeping eruption : tiabendazol topikal selama 1
minggu. Untuk cutaneus larva migrans pengobatan dengan
albendazol 400 mg selama 5 hari berturut-turut.
d. Sulfasferosus.

Konseling dan Edukasi


1. Masing-masing keluarga memiliki jamban keluarga. Sehingga
kotoran manusia tidak menimbulkan pencemaran pada tanah
disekitar lingkungan tempat tinggal kita.
2. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk.
3. Menghindari kontak dengan tanah yang tercemar oleh tinja manusia.
4. Menggunakan sarung tangan jika ingin mengelola limbah/sampah.
5. Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktifitas dengan
menggunakan sabun dan air mengalir.
6. Mennggunakan alas kaki saat berkontak dengan tanah.

Kriteria Rujukan : -

Peralatan
 Peralatan laboratorium mikroskopik sederhana untuk pemeriksaan
spesimen tinja.
 Peralatan laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin.
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam, jarang menimbulkan kondisi klinis
yang berat kecuali terjadi perdarahan dalam waktu yang lama sehingga
terjadi anemia.
6. Diagram Alur -

7. Unit terkait Balai Pengobatan

8.Rekaman
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Historis
diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai