Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB, 2014) mencatat

populasi dunia saat ini sekitar 7 miliar, akan naik ke 9 miliar. PBB

memperkirakan bahwa populasi di benua Afrika akan berkembang 3 kali lipat

dari 1 miliar menjadi 4 miliar penduduk pada abad berikutnya. Sedangkan

populasi di India dan China, akan mencapai puncaknya pada tahun 2050

dengan 5 miliar penduduk. Profesor Raftery menguraikan, bahwa populasi

yang semakin membludak bisa memperburuk masalah dunia, seperti

perubahan iklim, penyakit menular, dan meningkatnya angka kemiskinan.

Sementara cara untuk menurunkan jumlah populasi adalah dengan

penggunaan alat kontrasepsi (Febriyanti, 2014).


Kontrasepsi suntikan merupakan salah cara untuk mencegah terjadinya

kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB

suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang

efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman

(Ramadhan, 2013).

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan (Kemenkes, 2015), alat

kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh akseptor KB adalah alat

kontrasepsi suntik sebanyak 3.855.254 akseptor (49,67%), kemudian pil

sebanyak 1.951.252 akseptor (25,14%), implant sebanyak 826.627 akseptor

1
(10,65%), IUD sebanyak 555.241 akseptor (7,15%), kondom sebanyak

441.141 akseptor (5,68%), MOW sebanyak 116.384 akseptor (1,50%) dan

terakhir MOP sebanyak 16.062 akseptor (0,21%).

Sedangkan untuk Provinsi Sumatera Selatan, alat kontrasepsi yang

paling banyak digunakan oleh akseptor KB adalah alat kontrasepsi suntik

sebanyak 154.263 akseptor (42%), kemudian pil sebanyak 109.111 akseptor

(29,70%), implant sebanyak 55.386 akseptor (15,08%), kondom sebanyak

35.203 akseptor (9,58%), IUD sebanyak 10.354 akseptor (2,82%), MOW

sebanyak 2.355 akseptor (0,64%) dan terakhir MOP sebanyak 652 akseptor

(0,18%) (Kemenkes, 2015).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang, jumlah akseptor

KB suntik tahun 2013 sebanyak 96.869 akseptor dan tahun 2014 sebanyak

95.747 akseptor (Dinkes Kota Palembang, 2014).

Kelebihan kontrasepsi suntik diantaranya adalah sangat efektif

mencegah kehamilan hingga 99%. Memberikan kenyamanan kepada pasangan

suami istri, karena dengan satu kali suntikan anda tidak perlu memikirkan

kontrasepsi selama 1 sampai 3 bulan, sesuai dengan jenis Suntik KB yang

anda pilih. Anda dan pasangan bisa lebih spontan dalam berhubungan intim

tanpa harus khawatir menjadi hamil. Kehamilan bisa anda dapatkan kembali,

setelah menghentikan penggunaan KB Suntik (Dephie, 2013).

2
Pemakaian kontrasepsi suntik baik kontrasepsi suntik bulanan maupun

tri bulanan mempunyai efek samping utama yaitu perubahan berat badan, haid

tidak teratur, mual, pusing, nyeri pada payudara, keputihan, serta terlambatnya

pemulihan kesuburan setelah berhenti (Suparyanto, 2013).

B. Rumusan masalah
1. Apakah Pengertian KB suntik ?
2. Apakah Tujuan KB suntik ?
3. Bagaimana sasaran KB suntik ?
4. Apa saja jenis – jenis KB suntik ?
C. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui pengertian KB suntik.
2. Mengetahui tujuan KB suntik.
3. Mengetahui sasaran KB suntik.
4. Mengetahui jenis – jenis KB suntik.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian KB suntik

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan

untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan menyuntikkan secara berkala

dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesteron.

3
B. Tujuan KB
Tujuan umum Keluarga Berencana (KB) adalah membentuk keluarga

kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara

pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera

yang dapat memenuhi kebutuhan kehidupannya. Tujuan lain meliputi

pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan

dan kesejahteraan keluarga (Sulistyawati (2011).


C. Sasaran Program KB

Menurut Sulistyawati (2011), sasaran program KB antara lain :

1. Menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,14%

pertahun
2. Menurunkan angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per

perempuan
3. Menurunnya pasangan usia subur yang tidak ingin punya anak lagi dan

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara

kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%


4. Meningkatkan peserta KB laki-laki menjadi 4,5%
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif,

dan efisien
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi

21 tahun
7. Meningkatnya pastisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang

anak
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1

yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

4
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan program KB nasional.


D. Jenis KB
a. KB suntik kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogestron

Asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi nytamuskular

sebulan sekali (cyclofem) dan 50 mg noretindron enantat dan 5 mg

estradiol valerat yang diberikan dengan injeksi intramuskular sebulan

sekali (Pinem, 2011).


1. Cara Kerja

Menurut Pinem (2011), mekanisme kontrasepsi suntik adalah :

a. Mengentalkan lendir serviks sehingga mengganggu penetrasi

sperma
b. Menekan ovulasi
c. Endometrium menjadi atrofi sehingga implantasi terganggu
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
2. Cara Penggunaan
Menurut Pinem (2011), suntikan kombinasi diberikan setiap bulan

dengan suntikan intramuskular dalam. Suntikan ulang dapat diberikan 7

hari lebih awal dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan, tetapi

dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal

saja dapat dipastikan ibu tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan

sanggama selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk

7 hari saja.
a. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan

cara disuntik intramuscular. Apabila suntikan diberikan terlalu

dangkal, penyerapan kontrasepsi penyuntikan akan lambat dan tidak


5
bekerja secara efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian

kontrasepsi suntikan Noristerat untuk tiga injeksi berikutnya diberikan

setiap delapan minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap

12 minggu.
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang

dibahasi oleh etil / isopropil alkohol 60-90%, biarkan kulit kering

sebelum di suntik, lalu setelah kering baru disuntik.


c. Kocok dengan baik dan hindari terjadinya gelembung udara.

Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan.apabila terdapat endapan

putih pada dasar ampul, upaya menghilangkannya dengan

menghangatkannya.
3. Keuntungan

Keuntungan kontrasepsi kombinasi menurut Pinem (2011), yaitu :

a. Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama

tahun pertama
b. Tidak mengandung esterogen, sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah


c. Risiko terhadap kesehatan kecil, efek samping sangat kecil
d. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
e. Tidak berpengaruh pada produksi ASI
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
g. Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun

sampai peri menopause


h. Membantu mencegah kanker, endometrium dan kehamilan

ektopik
i. Menurunkan kejadian tumor jinak payudara
j. Mencegah penyebab penyakit radang panggul
k. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
l. Tidak perlu dilakukan periksa dalam
6
m. Pencegahan kehamilan jangka panjang
4. Kerugian

Kerugian kontrasepsi suntik kombinasi menurut Pinem (2011), antara

lain :

a. Terjadi perubahan pola haid seperti haid tidak teratur,

perdarahan bercak atau spoting, atau perdarahan sela sampai 10 hari.


b. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan. Biasanya keluhan

ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.


c. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapat suntikan
d. Bila digunakan bersamaan dengan fenitoin dan babiturat (obat

epilepsi) atau rifampisin (obat untuk tuberkulosis), efektifitasnya

berkurang
e. Dapat menyebabkan efek samping serius seperti serangan

jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan

timbulnya tumor hati


f. Peningkatan berat badan
g. Tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi menular

seksual, hepatitis B virus atau HIV/AIDS


Pemulihan kesubuan kemungkinan terlambat setelah pemakaian pil

berhenti.
5. Kontraindikasi
Menurut Pinem (2011), yang boleh menggunakan suntikan kombinasi,

yaitu :
a. Usia reproduksi, telah memiliki anak maupun belum
b. Ingin menggunakan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
c. Memberikan ASI pasca persalinan > 6 bulan
d. Pasca persalinan tetapi tidak menyusui
e. Anemia
f. Nyeri haid hebat, haid teratur
g. Riwayat kehamilan ektopik
h. Sering lupa minum pil
7
Yang tidak boleh boleh menggunakan suntikan kombinasi, yaitu :
a. Hamil atau diduga hamil
b. Menyusui, kurang dari 6 minggu pasca persalinan
c. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
d. Penyakit hati akut (virus hepatitis)
e. Usia > 35 tahun dan merokok
f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah

tinggi (>180/100 mmHg)


g. Riwayat kelainan tromboemboli, riwayat kencing masnis > 20

tahun
h. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau

migrain
i. Keganasan pada payudara
b. Kontrasepsi Suntik Progestin (Suntik 3 Bulan)
1. Pengertian
Menurut Pinem (2011) kontrasepsi suntik progestin adalah kontrasepsi

suntikan berdaya kerja lama yang hanya mengandung progestin dan

banyak dipakai sekarang ini adalah :


a. DMPA (Depot Medroxyprogesterone Asetat) atau Depo

Provera, diberikan setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg. Disuntikan

secara intramuskular di daerah bokong.


b. NET. EN (Norethindrone enanthate) atau Noristerat : diberikan

dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8 minggu untuk

6 bulan pertama (=3 kali suntikan pertama), kemudian selanjutnya

sekali setiap 12 minggu.


2. Efektifitas

Menurut Pinem (2011), baik DMPA maupun NET-EN memiliki

efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan pertahun

8
asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadual yang telah

ditentukan.

3. Mekanisme Kerja

Menurut Pinem (2011), mekanisme kontrasepsi suntik progestin adalah :

a. Primer mencegah ovulasi


b. Sekunder :
1) Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga menjadi

barier berhadap spermatozoa


2) Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi

dari ovum yang telah dibuahi


3) Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum didalam

tuba fallopi
4. Cara penyuntikan kontrasepsi suntikan progestin
Menurut Pinem (2011), cara penyuntikan kontrasepsi suntikan progestin

antara lain :
a. Kontrasepsi suntikan DMPA, setiap 3 bulan dengan dosis 150

mg secara intramuskular dalam-dalam di daerah pantat (bila suntikan

terlalu dangkal, maka penyerapan kontrasepsi suntikan berlangsung

lambat, tidak bekerja segera dan efektif) diberikan setiap 90 hari.

Jangan melakukan masase pada tempat suntikan.


b. Memberikan kontrasepsi suntikan noristerat dalam dosis 200

mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan

pertama (= 3 kali suntikan pertama) kemudian untuk selanjutnya sekali

setiap 12 minggu.

9
c. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang

telah dibasahi dengan isopropyl alkohol 60%-90%. Tunggu sampai

kulit kering, baru disuntikan.


d. Kocok obat dengan baik, cegah terjadinya gelembung udara.

Bila terdapat endapan putih di dasar ampul, hilangkan dengan cara

menghangatkannya.
Semua obat harus diisap kedalam alat suntikannya.
5. Keuntungan

Menurut Pinem (2011), keuntungan suntikan progestin antara lain :

a. Sangat efektif, dan mempunyai efek pencegahan kehamilan

jangka panjang
b. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
c. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah


d. Tidak mempengaruhi ASI
e. Efek samping sedikit
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
g. Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia diatas 35 tahun

sampai perimenopause
h. Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
i. Menurunkankejadian penyakit tumor jinak payudara
j. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
k. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
6. Kerugian

Keterbatasan suntikan progestin menurut Pinem (2011), antara lain :

a. Sering ditemukan gangguan haid. Pola haid yang norma dapat

berubah menjadi amenorea perdarahan tidak teratur, perdarahan

bercak, perubahan dalam frekuensi, lama dan banyaknya darah yang

keluar, atau tidak haid sama sekali.


10
b. Pada waktu tertentu harus kembali untuk mendapat suntikan
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikut
d. Peningkatan berat badan
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi menular

seksual, infeksi HIV, hepatitis B virus.


f. Setelah pemakaian dihentikan kesuburan terlambat kembali

karena pelepasan obat suntikan dari depannya belum habis


g. Pada penggunaan jangka panjang : terjadi perubahan pada lipid

serum, dapat sedikit menurunkan densitas (kepadatan) tulang, dapat

menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, dapat

menimbulkan gangguan emosi (tetapi jarang), sakit kepala, jerawat,

nervositas.
7. Kontraindikasi
Menurut Pinem (2011), yang boleh menggunakan kontrasepsi suntikan

progestin yaitu :
a. Usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak
b. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki

efektivitas tinggi
c. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
d. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
e. Setelah abortus
f. Telah mempunyai banyak anak tetapi belum menginginkan

tubektomi
g. Perokok
h. Tekanan darah 180/110 mmHg, masalah gangguan pembekuan

darah atau anemia bulan sabit


i. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau

obat untuk tuberkulosis (rifampisin)


j. Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung

estrogen

11
k. Sering lupa menggunakanpil kontrasepsi
l. Mendekati usia menopause
m. Aemia defisiensi besi

Sedangkan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

yaitu :

a. Hamil atau dicurigai hamil karena risiko cacat pada janin 7 per

100.000 kelahiran
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama

amenorea
d. Menderita kanker paudara atau riwayat kanker payudara
e. Diabetes mellitus disertai komplikasi
f. Kanker pada traktus genitalia
g. Waktu mulai penggunaan kontrasepsi suntikan progestin
h. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut diyakini tidak

hamil, mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid


i. Pada ibu yang tidak haid, asalkan ibu tersebut tidak hamil,

suntikan pertama dapat diberikan setiap saat. Selama 7 hari setelah

suntikan tidak boleh bersanggama.


j. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan

ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan.


k. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi lain dan ingin

menggantinya dengan kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi

suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi

suntikan yang sebelumnya.


l. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin

menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama

12
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera disuntikkan

asal saja ibu tidak hamil.


8. Waktu pemberian kontrasepsi suntikan

Menurut Sulistyawati (2011), waktu pemberian kontrasepsi suntikan

progestin adalah :

a. Setiap saat selama siklus haid, dengan syarat tidak hamil


b. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
c. Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat

diberikan setiap saat.


d. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan

ingin mengganti dengan kontrasepsi suntik.


e. Apabila sedang menggunakan satu jenis kontrasepsi suntik dan

ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntik jenis lain,

kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal

kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.


f. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan

ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama

kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Alat kontrasepsi suntik terdiri dari 2 jenis yaitu kontrasepsi suntik 1 bulan

(suntik kombinasi) dan kontrasepsi suntik 3 bulan (progestin). Jenis suntikan

kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogestron Asetat dan 5 mg estradiol

sipionat yang diberikan injeksi nytamuskular sebulan sekali (cyclofem) dan 50

mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan dengan

injeksi intramuskular sebulan sekali. kontrasepsi suntik 3 bulan (progestin)

adalah kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang hanya mengandung

progestin yang diberikan setiap 3 bulan.

3.2 Saran

Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua

klien karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual

bagi setiap klien. Untuk itu disarankan klien lebih cerdas memilih alat

kontrasepsi yang sesuai dan cocok.


14
DAFTAR PUSTAKA

Dephie. 2013. Kelebihan kontrasepsi suntik. http://www.dephie.blogspot.com,


diakses 17 Januari 2016

Dinkes Kota Palembang. 2014. Profil Kesehatan Kota Palembang.


http://www.dinkes.go.id, diakses 13 Januari 2016

Febriyanti. 2014. Jumlah populasi penduduk di dunia. http://www.kompas.com,


diakses 13 Januari 2016

Kemenkes. 2013. Jumlah pengguna kontrasepsi di Indonesia. Error! Hyperlink


reference not valid., diakses 25 Januari 2016

Pinem, Saroha. 2011. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info
Media

Ramadhan. 2013. Salah satu cara mencegah kehamilan dengan kontrasepsi suntik.
http://www.artikelkesehatan.com, diakses 14 Januari 2016

Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Selemba Medika

Suparyanto. 2013. Efek penggunaan kontrasepsi 3 bulan. Error! Hyperlink


reference not valid., diakses 20 Januari 2016

15

Anda mungkin juga menyukai