Anda di halaman 1dari 3

Frasa “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” dalam

Hak Tanggungan
Dalam UU Jaminan Fidusia tentang Hak Tanggungan disebutkan kata-kata "DEMI
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA". Sebenarnya kata ini
disebutkan pada Sertifikat atau Akta Hak Tanggungan?
Jawaban :
Intisari:

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah
Beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah, kata-kata "DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA" atau yang disebut irah-irah
terdapat pada Sertifikat Hak Tanggungan, bukan pada Akta Pemberian Hak Tanggungan.
Gunanya untuk menegaskan adanya kekuatan eksekutorial pada Sertifikat Hak Tanggungan,
yang mana jika debitor cidera janji, hak tanggungan tersebut siap dieksekusi seperti putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.

<a
href='http://ads.hukumonline.com/www/delivery/ck.php?n=aab3d85c&amp;cb=INSERT_RA
NDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img
src='http://ads.hukumonline.com/www/delivery/avw.php?zoneid=102&amp;cb=INSERT_R
ANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=aab3d85c' border='0' alt='' /></a>

Ulasan:

Terima kasih atas pertanyaan Anda.

Sebagaimana yang Anda sebutkan dalam pertanyaan, baik dalam Undang-Undang Nomor
42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia ("UU Jaminan Fidusia") maupun Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-
benda yang Berkaitan dengan Tanah ("UU Hak Tanggungan") memang diatur mengenai
kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA",
tepatnya dalam Pasal 15 ayat (1) UU Jaminan Fidusia dan Pasal 14 ayat (2) UU Hak
Tanggungan sebagai berikut:

Pasal 15 ayat (1) UU Jaminan Fidusia:


Dalam sertifikat Jaminan fidusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (1)
dicantumkan kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA
ESA".

Pasal 14 ayat (2) UU Hak Tanggungan:


Sertifikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat irah-irah dengan
kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA".

Namun, sebelum menjawab pertanyaan Anda kami ingin meluruskan bahwa “UU Jaminan
Fidusia tentang Hak Tanggungan” yang Anda sebutkan adalah 2 (dua) undang-undang yang
berbeda dan terpisah, yaitu UU Jaminan Fidusia dan UU Hak Tanggungan sebagaimana kami
sebutkan di atas.

Karena Anda menanyakan kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN


YANG MAHA ESA" sebenarnya disebutkan pada Sertifikat atau Akta Hak Tanggungan,
maka kami berasumsi undang-undang yang Anda maksud adalah UU Hak Tanggungan.

Sertifikat Hak Tanggungan adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan
sebagai tanda bukti adanya Hak Tanggungan.[1] Sedangkan, Akta Pemberian Hak
Tanggungan adalah akta Pejabat Pembuat Akta Tanah yang berisi pemberian Hak
Tanggungan kepada kreditor tertentu sebagai jaminan untuk pelunasan piutangnya.[2] Hak
tanggungan itu sendiri adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan
dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain.[3]

Untuk menjawab pertanyaan Anda, kami mendasarkan pada Pasal 14 ayat (2) UU Hak
Tanggungan sebagai berikut:

Sertifikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat irah-irah dengan
kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”.

Lebih lanjut dapat dilihat dalam Penjelasan Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU Hak
Tanggungan:

Irah-irah yang dicantumkan pada Sertifikat Hak Tanggungan dan dalam ketentuan pada
ayat ini, dimaksudkan untuk menegaskan adanya kekuatan eksekutorial pada Sertifikat Hak
Tanggungan, sehingga apabila debitor cidera janji, siap untuk dieksekusi seperti halnya
suatu putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, melalui tata cara
dan dengan menggunakan lembaga parate executie sesuai dengan peraturan Hukum Acara
Perdata.

Jadi menjawab pertanyaan Anda, berdasarkan Pasal 14 ayat (2) UU Hak Tanggungan dan
penjelasannya, kata-kata "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG
MAHA ESA" atau yang disebut irah-irah terdapat pada Sertifikat Hak Tanggungan,
bukan pada Akta Pemberian Hak Tanggungan. Gunanya untuk menegaskan adanya kekuatan
eksekutorial pada Sertifikat Hak Tanggungan, yang mana jika debitor cidera janji, hak
tanggungan tersebut siap dieksekusi seperti putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.

Sebagai referensi, Anda dapat juga membaca Tentang Sertifikat Hak Atas Tanah dan
Sertifikat Hak Tanggungan.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar hukum:

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah;
2. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

[1] Pasal 14 ayat (1) UU Hak Tanggungan


[2] Pasal 1 angka 5 UU Hak Tanggungan
[3] Pasal 1 angka 1 UU Hak Tanggungan

Anda mungkin juga menyukai