Tentang Hematothoraks
Oleh :
S1 Keperawatan Tk II A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Jln. Dr. Wahidin Sudiron Husodo No. I Telp./Fax. (0355)322738
Kode Pos 66224 – Tulungagung
LAPORAN PENDAHULUAN
“HEMATOTHORAKS”
I. Definisi
Hematothoraks merupakan suatu keadaan dimana darah terakumulasi pada rongga pleura
yang disebabkan karena adanya trauma pada dada yang menjadi predisposisi terpenting
perembesan darah berkumpul di kantong pleura tidak bisa diserap oleh lapisan pleura. (Arif
Muttaqin, 2008, hal. 150)
Hematothoraks : adanya darah dalam rongga pleura, sunber mungkin darah dinding dada,
parenkim paru, jantung atau pembuluh darah besar. Kondisi biasanya merupakan konsekuensi
dari trauma tumpul atau tajam. Ini juga mungkin merupakan komplikasu dari beberapa penyakit.
(Puponegoro, 1995)
Hemathoraks adalah pengumpulan darah dalam ruang potensial antara pleura visceral dan
parietal. (Aris Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran; 2000, hal. 295)
II. Etiologi
Penyebab utama hematothoraks adalah trauma, seperti luka penetrasi pada paru,
jantung, pembuluh darah besar, atau dinding dada. Trauma tumpul pada dada juga dapat
menyebabkan hematothoraks karena laserasi pembuluh darah internal (Mancini, 2011).
Menurut Magerman (2010) penyebab hematothoraks antara lain
1. Penetrasi pada dada
2. Trauma tumpul pada dada
3. Laserasi jaringan paru
4. Laserasi otot dan pembuluh darah intercostal
5. Laserasi arteri mammaria interna
III. Manifestasi klinis
Hemothorak tidak menimbulkan nyeri selain dari luka yang berdarah di dinding dada.
Luka di pleura viseralis umumnya juga tidak menimbulkan nyeri. Kadang-kadang anemia
dan syok hipovalemik merupakan keluhan dan gejala yang pertama muncul. Secara klinis
pasien menunjukan distress pernapasan berat, agitasi, sianosis, takipnea berat, takikardia dan
peningkatan awal tekanan darah, di ikuti dengan hipotensi sesuai dengan penurunan curah
jantung (Hudak & Gallo, 1997).
Respon tubuh degan adanya hemothoraks dimanifestasikan dalam 2 area mayor:
a. Respon hemodinamik
Respon hemodinamik sangat tergantung pada jumlah perdarahan yang terjadi. Tanda-
tanda shock seperti takikardi, takipnea, dan nadi yang lemah dapat muncul pada pasien
yang kehilangan 30% atau lebih volume darah
b. Respon respiratori
Akumulasi darah pada pleura dapat menggangu pergerakan napas. Pada kasus trauma,
dapat terjadi gangguan ventilasi dan oksigenasi, khususnya jika terdapat injuri pada
dinding dada. Akumulasi darah dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan
dispnea.(Mancini, 2011)
IV. Phat way
Nyeri adanya
Akumulasi darah luka
dikantung pleura pascatrauma,per
Edema
tracheal/faringeal,peningkatan
Terpasang
produksi secret &penurunan
bullow
kemampuan batuk efektif
Ketidakefektifan Ketidakefektifan
pola nafas Resiko tinggi bersihan jalan
trauma
Nyeri
Keluhan
Perubahan
sistemis,mual,intake
pemenuhan nutrisi
nutrisi tdk
< dari kebutuhan
adekuat,malaise,kele
Gg mobilitas fidik
mahan &keletihan
Gg pemenuhan fisik,kecemasan,serta
ADL ketidaktahuan akan
KECEMASAN
Ketidak tahuan
V. Komplikasi
- Kegagalan pernafasan
- Kehilangan daran
- Kematian
- Fibrosis atau parut dari membrane pleura
- Syok
Hematothoraks masif (perdarahan > 750 cc atau 15 % dari total darah atau 5
cc/kgBB/jam) memerlukan tindakan operasi segera untuk menghenntikan perdarahan itu.
Sebanyak 85 % kasus hematothoraks massif disebabkan oleh perdarahan erteri interkostalis atau
arteri mamaria interna. Sebanyak 15 % sisanya berasal dari hilus, miokardium atau laserasi paru.
Tindakan medis penting lainnya adalah untuk mengurangi tekanan positif intrapleura dengan
cara memasang bullow drainase (WSD) sebagai upaya mengevakuasi darah dari rongga pleura.
(Arif Muttaqin, 2008, hal. 152)
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
(HEMATOTHORAKS)
I. PENGKAJIAN
1. Biodata
1.1 Biodata Klien
Nama : Tn.A
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama :-
Status :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku bangsa :-
Tanggal masuk :-
Tanggal pengkajian : 28 Oktober 2013
No. CM :-
2. Riwayat Kesehatan
2.1 Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri di tangan kiri dan terasa sulit digerakkan.
2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai sepeda motor. Seteah kecelakaan
pasien merasa sesak dan kesakitan di dada sebelah kiri.
2.3 Riwayat Kesehatan Dahulu
-
2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga
-
Pemeriksaan Fisik
Palpasi : krepitasi (+)
: ketinggalan gerak (+)
Perkusi : Redup pada bagian basal paru kiri
Keadaan Umum
Penampilan umum : Klien tampak lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital : TD = 100/70 mmHg
N = 80 kpm
P = 24 kpm
S = 37 0C
Pemeriksaan Penunjang
Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara atau cairan pada area pleural : dapat menunjukkan
penyimpangan struktur mediastinal (jantung).
GDA : variable tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi, gangguan mekanik
pernapasan dan kemampuan mengkompensasi. PaCO2 kadang meningkat. PAO2 menurun atau
normal : saturasi O2 biasanya menurun.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Intervensi :
Intervensi :
KH : napsu makan meningkat, porsi habis, berat badan tidak turun drastis
Intervensi :
Rasional : porsi makan yang tidak habis menunjukkan napsu makan belum baik
2. Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta. Salemba Medika.
3. Baum GL. Texsbook of Pulmonary Disease, Little Brown and Co Buston, 1974, p. 973 –
974
4. Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Salemba Medika