Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Jenis Air terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai

Nama Anggota:
Aldo Amerta
Alvin Christian
Dian Gita Ramadani
XI CI

SMA NEGERI 11 KABUPATEN TANGERANG


Jl. KH Hasyim Km 1, Sepatan, Tangerang
Tahun Ajaran 2017-2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum biologi mengenai “Pengaruh Jenis Air terhadap Pertumbuhan


Tanaman Cabai”. Di terima dan disahkan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Biologi yang
telah diberikan. Diterima dan Disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Wali Kelas Guru Pembimbing

Roslina S.Pd Pujayanti S.Pd

Kepala Sekolah

Junaedi M.M

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini dengan baik dan
tepat waktu.

Penulisan pengetahuan bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Bapak Junaedi M.M, selaku Kepala Sekolah SMAN 11 Kabupaten Tangerang
3. Ibu Pujayanti S.Pd selaku guru pembimbing
4. Kedua Orang Tua Saya
5. Serta seluruh pihak yang turut berperang serta hingga terselesainya karya tulis ilmiah ini
dengan baik

Kami menyusun laporan penelitian berusaha semaksimal mungkin. Namun, kami


menyadari dalam penyusunan laporan penelitian ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,
sehingga jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca. Harap saya, hasil penelitian ini dapat memberi manfaat.

iii
ABSTRAKSI

Penelitian tentang “Pengaruh Jenis Air terhadap Pertumbuhan tanaman cabai” bertujuan
untuk mengetahui jenis air terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Penelitian ini dilakikan dengan
cara studi Literature dan Observasi dengan Variable Bebas dan Terikat. Pengambilan data
dengan cara studi literature dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan landasan teori dari
buku-buku dan jurnal di internet. Sedangkan secara Observasi yaitu dengan melakukan
percobaan, penelitian, dan pengamatan sesuai prosedur kegiatan yang tercantum dalam cara
kerja.

Dari penelitian ini diharapkan pada akhirnya dapat memberikan manfaat mengenai budi
daya tanaman cabai. Berbagai jenis air dapat dijadikan sebagai media siram tanaman cabai tak
terkecuali air garam, air deterjen, ataupun air cuka. Jenis air itu akan diuji kebenarannya, apakah
jenis air tersebut dapat mempercepat pertumbuhan tanaman cabai.

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
ABSTRAKSI ........................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................................2
2.1 Cabai .............................................................................................................................2
2.2 Air .................................................................................................................................6
2.3 Garam ...........................................................................................................................7
2.4 Cuka..............................................................................................................................8
2.5 Deterjen ........................................................................................................................9
BAB III METODOLOGI .........................................................................................................10
3.1 Alat dan Bahan ...........................................................................................................10
3.2 Cara Kerja...................................................................................................................11
3.3 Variabel ......................................................................................................................12
3.4 Hipotesa ......................................................................................................................13
3.5 Waktu .........................................................................................................................14
3.6 Tempat ........................................................................................................................15
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................................16
4.1 Hasil Penelitian...........................................................................................................16
4.2 Analisis .......................................................................................................................17
BAB V PENUTUP ..................................................................................................................18
v
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................18
5.2 Saran ...........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKAN ...........................................................................................................21
PROFIL PENULIS ..................................................................................................................22

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan adalah aktivitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya
berjalan bersamaan. Perumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau
volume serta jumlah sel secara irreversible atau tidak dapat kembali ke bentuk semula.

Salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan bagi tanaman adalah air, selain air
factor factor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah factor dalam yaitu hereditas atau
hormone, sedangkan faktor luar antara lain cahaya, suhu, kelembapan, nutrisi, serta air itu
sendiri.

Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) diantaranya teknis


budidaya, serangan hama dan penyakit dan jenis air sehingga perlu diketahui jenis air yang bisa
dioptimalkan dalam pertumbuhan cabai. Pemberian jenis air yang berbeda akan menghasilkan
pertumbuhan yang berbeda pula. Berdasarkan hal tersebut saya pun tertarik untuk meneliti jenis
air yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman cabai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pengaruh jenis air terhadap pertumbuhan tanaman cabai?
2. Jenis air mana dari keempat air yang digunakan dalam penelitian yang paling bagus
untuk pertumbuhan tanaman cabai

1.3 Tujuan Penelitian


a. Mengetahui perbedaan pengaruh berbagai jenis air pada proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai.
b. Mengetahui jenis air mana yang paling efektif dalam pertumbuhan dan perkembangan
cabai

1.4 Manfaat Penelitian


a. Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui jenis air yang
baik bagi pertumbuhan cabai
b. Sebagai sumber informasi dalam pengembangan pada teknologi pertanian

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cabai Rawit


Cabai rawit atau cabe rawit, adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Selain
di Indonesia, ia juga tumbuh dan popular sebagai bumbu masakan di Negara-negara Asia
Tenggara lainnya. Di Singapura dan Malaysia dinamakan cili padi, dan di Thailand phrik khi nu.
Dalam bahasa inggris ia dikenal dengan nama Thai Pepper atau bird’s eye chili pepper. Buah
cabai rawit berbuah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih
kecil daripada varietas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai
50.000-100.000 Scoville. Cabai rawit biasa dijual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai
lainnya. Secara umum klasifikasi tanaman cabai adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Aasteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum annum L.

Deskripsi dan Morfologi


Batang
Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang keras dan berkayu, berwarna hijau
gelap, berbentuk bulat, halus dan bercabang banyak. Batang utama tumbuh tegak dan kuat.
Percabangan terbentuk setelah batang tanaman mencapai ketinggian berkisar antara 30-45 cm,
cabang tanaman beruas ruas, setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas (cabang)

Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata (tidak
bergerigi/berlekuk), ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan daun tanaman cabai yang
besar. Merupakan daun tunggal dengan kedudukan agak mendatar. Memiliki tunggal yang
melekat pada batang atau cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga tanaman cukup rimbun.

Bunga
2
Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang berbentuk bintang. Bunga
tumbuh menunduk pada ketiak daun dengan mahkota bunga berwarna putih. Penyerbukan bunga
termasuk penyerbukan sendiri, namun dapat terjadi secara silang dengan keberhasilan sekitar
56%

Buah
Buah cabai rawit akan terbentuk setelah terjadi penyerbukan. Buah memiliki
keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, rasa, dan warna buah. Buah cabai rawit dapat
terbentuk bulat pendek dengan ujung runcing atau berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi,
menurut jenisnya, cabai rawit yang kecil memiliki ukuran panjang antara 2 - 2,5 cm dan lebar 5
mm. sedangkan cabai rawit yang agak besar memiliki ukuran 3,5 cm dan lebar mencapai 12 mm.
warna cabai rawit bervariasi, buah muda berwarna hijau atau putih, sedangkan buah yang telah
masak berwarna merah menyala atau merah jingga. Pada waktu masih muda, rasa cabai rawit
kurang pedas, tetapi setelah masak jadi pedas

Biji
Biji cabai rawit berwarna putih kekuning kuningan, berbentuk bulat pipih, tersusun
berkelompok (bergerombol) dan saling melekat pada empulur. Ukuran cabai rawit lebih kecil
dibandingkan dengan cabai rawit berukuran besar. Biji biji ini dapat digunakan dalam
memperbanyak tanaman (perkembangbiakan).

Akar
Perakaran cabai rawit terdiri atas akar tunggang yang tumbuh lurus kepusat tanah, dan
akar serabut yang tumbuh menyebar kesamping. Perkakaran tanaman tidak dalam sehingga
tanaman yang tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang subur dan gembur, porous
(mudah menyerap air).

2.2 Air
2.3 Air Garam
2.4 Air Cuka
2.5 Air Deterjen

3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


 4 Buah pot
 Bibit Cabai
 Air (+Garam, +Deterjen, +Cuka)
 Tanah
 Penggaris/Mistar
3.2 Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Sediakan 4 pot, beri label A, B, C, dan D
3. Masukkan tanah ke dalam setiap pot
4. Letakkan bibit cabai pada setiap pot
5. Sirami bibit cabai yang ada di Pot A dengan Air, Pot B dengan Air Cuka, Pot C dengan
Air Garam, dan Pot D dengan Air Deterjen Setiap hari dengan volume air yang sama
6. Amati dan Catat Perkembangannya selama 24 jam (1 hari)
3.3 Variabel
a. Variabel Bebas : Jenis Air (Air, Air Garam, Air Deterjen, Air Cuka)
b. Variabel Terikat : Pertumbuhan/Perkecambahan Tanaman Cabai
c. Variabel Control : Tanah, Cahaya, Wadah, Suhu, Bibit Cabai
3.4 Hipotesa
Pertumbuhan tanaman cabai yang diberi air detergen dan air cuka akan lebih lambat
dibandingkan pertumbuhan tanaman cabai yang disiram menggunakan air biasa ataupun air
garam.

3.5 Waktu
Penelitian ini dilakukan selama 7 hari dari tanggal 8-14 Oktober 2017

3.6 Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Aldo Amerta (Taman Raya Rajeg K7/16 Mekarsari
Rajeg)

4
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Berikut ini kami sajikan hasil penelitian kami mengenai pengaruh air terhadap
pertumbuhan (perkecambahan) cabe rawit.

Jenis air
Hari ke-
Air biasa Air cuka Air garam Air deterjen
1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
2 0.5 cm 0 cm 0 cm 0.3 cm
3 1.3 cm 0.1 cm 0 cm 0.9 cm
4 1.7 cm 0.3 cm 0 cm 1.4 cm
5 2.6 cm 0.6 cm 0 cm 1.9 cm
6 3.4 cm 0.8 cm 0 cm 2.6 cm
7 4 cm 1 cm 0 cm 3.3 cm

4.2 Analisis
Jenis air yang digunakan untuk menyirami cabai berpengaruh terhadap pertumbuhan
tinggi tanaman sebagai cerminan pertumbuhan tanaman. Tanaman cabai yang disiram
menggunakan air biasa mengalami pertumbuhan yang lebih cepat bila di bandingkan dengan
penyiraman mengunakan air cuka, air garam, dan air deterjen.Tanaman cabai yang disiram air
cuka mengalami pertumbuhan walaupun sangat kecil, sebenarnya hal ini membingungkan karena
pada dasarnya, biji tidak akan mengalami perkecambahan jika disiram air cuka, karena cuka
bersifat asam dan bersifat menghambat perkecambahan karena keasamannya. Namun, pada
kenyataanya tanaman cabai tersebut mengalami pertumbuhan, ini dikarenakan konsentrasi air
yang sedikit lebih banyak daripada konentrasi cuka sehingga biji bisa berkecambah. Tanaman
cabai yang disiram air garam tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan, ini di sebabkan karena
air garam merupakan salah satu larutan dengan tingkat osmotic tinggi yang dapat menghambat
perkecambahan, meskipun pada larutan garam mengandung air, akan tetapi kadar atau
konsentrasi garam lebih tinggi daripada air, sehingga tidak terjadi perkecambahan pada
tumbuhan yang disirami air garam. Tanaman cabai yang di siram air deterjen seharusnya tidak
mengalami pertumbuahan karena air deterjen berisi zat-zat kimia yang sangat berbahaya, tetapi
dalam percobaan tumbuhan cabai yang disiram air deterjen mengalami pertumbuhan dikarenakan

5
kadar detejen yang dipakai sangat rendah dan konsentrasi air lebbih banyak dari konsentrasi
deterjen yang dipakai.

6
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pertumbuhan tanaman cabai paling cepat jika tanaman
disiram oleh air biasa. Penyiraman menggunakan air cuka dan air garam akan menghambat
pertumbuhan tanaman cabai dikarenakan kandungan yang terdapat dalam air cuka dan air garam
tidak cocok untuk tumbuhan. Untuk tanaman yang disiram menggunakan air deterjen walaupun
tumbuh sangat tinggi hampir menyamai tanaman yang disiram oleh air biasa, akan tetapi
kandungan yang ada didalam deterjen akan mempengaruhi kesehtan tanaman dan kualitas cabai
nantinya. Oleh karena nya pemberian air terhadap tanaman cabai perlu diperhatikan.

5.2 Saran
Penyiraman yang dilakukan harus teratur, yaitu tanaman harus di siram sehari sekali
jangan terlalu banyak, sebab akan membuat batang menjadi lembek dan membusuk. Selain itu
menanam tanaman cabai sebaiknya menggunakan media tanah dan pupuk yang baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

8
PROFIL PENULIS

Nama lengkap : Aldo Amerta

TTL : Tangerang, 10 Maret 2001

Alamat : Taman Raya Rajeg K7/16 Mekarsari Rajeg

Nama lengkap : Alvin Christian

TTL : Bogor, 13 Juni 2001

Alamat : Perum Duta Asri 2 Residence Blok C4 No. 17

Nama lengkap : Dian Gita Ramadani

TTL : Tangerang, 2 Desember 2001

Alamat : Jl. Teluk Naga Tugu RT 03/01 Kec. Teluknaga Kab Tangerang

Anda mungkin juga menyukai