“ Isolasi Sosial ”
I ILM
GG U
IN K
E
T
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I
Oleh Kelompok 3
Nama Anggota :
1. Abdul Aziz
2. Indah Wulan yuli
3. Monalisa Anggraini
4. Tri Dova Ningsih
5. Wella Fauziah
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Isolasi Sosial”.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan kepada kami
sebagai bahan diskusi dalam mata kuliah Keperawatan Jiwa II. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat menjadi pembelajaran yang lebih baik bagi
kami dalam pembuatan makalah yang berikutnya.
Makalah ini dibuat dengan sebagaimana mestinya, dan kami berharap
makalah ini dapat memberikan wawasan baru bagi kami maupun bagi yang
membacanya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan maka dari
itu kami membutuhkan kritikan dan saran serta masukan, sehingga kedepanya
kami bisa membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isolasi Sosial atau Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang
mengalami ketidak mampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain
atau dengan lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku
menarik diri sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan
diri, dimana pasien melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif
dan berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi
diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri,
semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial
dan emosional dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998). Dalam membina
hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon yan adaptif sampai dengan
maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-
norma sosial dan kebudayaan yang berlaku, sedangkan respon maladaptif
merupakan respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang
kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya.
Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering sekali terjadi dalam
kehidupan sehari hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik diri
sehingga melalui pendekatan proses keperawatan yang komprehensif penulis
berusaha memberikan asuhan keperawatan yang semaksimal mungkin kepada
pasien dengan masalah keperawatan utama kerusakan interaksi sosial : menarik
diri. Menurut pengajar Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Surjo Dharmono, penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di
perbagai Negara menunjukkan, sebesar 20-30 persen pasien yang datang ke
pelayanan kesehatan dasar menunjukkan gejala gangguan jiwa. Bentuk yang
paling sering adalah kecemasan dan depresi.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012)
B. Etiologi
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut
Stuart dan Sundeen (2007), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang
penyebab gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yang
mungkin mempengaruhi antara lain yaitu:
1. Faktor predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah:
a. Faktor perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui
individu dengan sukses. Keluarga adalah tempat pertama yang
memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalin hubungan
dengan orang lain. Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian, dan
kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi akan memberikan rasa tidak
3
4
c. Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung yang menyebabkan
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang jelas
mempengaruhi adalah otak . Insiden tertinggi skizofrenia ditemukan
pada keluarga yang anggota keluarganya ada yang menderita
skizofrenia. Klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam
hubungan sosial terdapat kelainan pada struktur otak seperti atropi,
pembesaran ventrikel, penurunan berat volume otak serta perubahan
struktur limbik.
2. Faktor presipitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor
internal maupun eksternal meliputi:
a. Stresor sosial budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan
seperti perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai, kesepian
karena ditinggal jauh, dirawat di rumah sakit atau dipenjara.
b. Stresor psikologi
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain.
(Damaiyanti, 2012: 79)
5
C. Manifestasi Klinis
1. Gejala subjektif
a. Tidak berminat
b. Perasaan berbeda dengan orang lain
c. Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
d. Merasa sendiri
e. Menolak interaksi dengan orang lain
f. Mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat
g. Merasa tidak diterima
2. Gejala objektif
a. Tidak ada dukungan orang yang dianggap penting
b. Afek tumpul
c. Adanya kecacatan ( misalnya fisik, menta )
d. Tindakan tidak berarti
e. Tidak ada kontak mata
f. Menyendiri / Menarik diri
g. Tindakan berulang
h. Afek sedih
i. Tidak komunikatif
D. Rentang Respon
Berdasarkan buku keperawatan jiwa dari Stuart (2006) menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan,
mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif. Individu juga harus
membina saling tergantung yang merupakan keseimbangan antara ketergantungan
dan kemandirian dalam suatu hubungan
6
Interdependen
a. Solitude (menyendiri)
Adalah respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah dilakukan di lingkungan sosialnya juga suatu cara mengevaluasi diri
untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
b. Otonomi
Adalah kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, perasaan dalam berhubungan sosial.
c. Mutualisme (bekerja sama)
Adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu
mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Interdependen (saling ketergantungan)
Adalah suatu hubungan saling tergantung antara individu dengan orang lain
dalam rangka membina hubungan interpersonal.
E. Pohon Masalah
Halusinasi
Isolasi Sosial
F. Penatalaksanaan
Menurut dalami, dkk (2009) isolasi sosial termasuk dalam kelompok
penyakit skizofrenia tak tergolongkan maka jenis penatalaksanaan medis yang
bisa dilakukan adalah:
a. Electro Convulsive Therapy (ECT)
Adalah suatu jenis pengobatan dimana arus listrik digunakan pada otak
dengan menggunakan 2 elektrode yang ditempatkan dibagian temporal
kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang
grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan tujuan terapeutik.
Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan terjadinya perubahan
faal dan biokimia dalam otak.
b. Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang cukup lama dan merupakan bagian penting
dalam proses terapeutik , upaya dalam psikoterapi ini meliputi:
memberikan rasa aman dan tenang, menciptakan lingkungan yang
terapeutik, bersifat empati, menerima pasien apa adanya, memotivasi
pasien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap
ramah, sopan, dan jujur kepada pasien.
c. Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang
dalam melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan
maksud untuk memperbaiki, memperkuat, dan meningkatkan harga diri
seseorang.
(Prabowo, 2014: 113)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengumpulan data
a. Identitas klien diantaranya adalah nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status pernikahan, tanggal masuk
RS, tanggal pengkajian, nomor rekam medik, diagnosa medik alamat.
b. Identitas penanggung jawab diantaranya adalah nama, umur, jenis
kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat,
hubungan dengan klien.
c. Alasan masuk rumah sakit
Apa yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke RS?
Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi
masalah tersebut ketika di rumah?
Bagaimana hasilnya dalam mengatasi masalah tersebut di rumah?
( Renni Aryani, 2012 )
d. Faktor Predisposisi
e. Faktor Presipitasi
f. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ: seperti
tanda-tanda vital,ukuran dan tinggi badan,Tanyakan apakah berat
badan klien naik atau turun,Tanyakan apakah ada keluhan fisik yang
dirasakan,Kaji lebih lanjut tentang sitem dan fungsi organ sesuai
dengan keluhan yang ada. ( Renni Aryani, 2012 )
g. Pengkajian psikososial
Terdiri atas Genogram dan konsep diri klien.
h. Hubungan Sosial
Orang yang terdekat dengan kehidupan klien, tempat mengadu, tempat
berbicara, minta bantuan atau sokongan, apakah klien pernah
9
10
A. Kesimpulan
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi
akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku
maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam dalam hubungan sosial
(Depkes RI, 2000).
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut
Stuart dan Sundeen (2007), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang
penyebab gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yang
mungkin mempengaruhi antara lain yaitu:
1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
b. Faktor sosial budaya
c. Faktor biologis
2. Faktor presipitasi
a. Stresor sosial budaya
b. Stresor psikologi
B. Saran
Kami berharap makalah ini dapat di gunakan secara semestinya dan
bermanfaat bagi pembaca dan, kami menyadari makalah ini belum sempurna
dan banyak kekurangan sehingga kami membutuhkan kritik dan saran untuk
perbaikan pada makalah berikutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15