Anda di halaman 1dari 7

FORMULASI COOKIES TEPUNG BIJI ALPUKAT DAN JAMBU BIJI

TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES


MELLITUS TIPE II DI PUSKESMAS PADANG SELASA PALEMBANG

PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh gelar

Sarjana Terapan Gizi (SST.Gz)

OLEH :

WINDI MAYLINA HARIANI


NIM. PO.71.31.1.15.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGRAM STUDI D-IV

TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme yang
merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom) yang timbul pada
seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas
nilai normal. Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa
akibat kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif. Terdapat
2 tipe diabetes mellitus yaitu diabetes tipe I/diabetes juvenile yaitu
diabetes yang umumnya didapat sejak masa kanak-kanak dan
diabetes tipe II yaitu diabetes yang didapat setelah dewasa. Gejala
diabetes antara lain: rasa haus yang berlebihan (polidipsi), sering
kencing (poliuri) terutama malam hari, sering merasa lapar (poliphagi),
berat badan yang turun dengan cepat, keluhan lemah, kesemutan
pada tangan dan kaki, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, impotensi,
luka sulit sembuh, keputihan, penyakit kulit akibat jamur di bawah
lipatan kulit dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi besar dengan
berat badan >4 kg (Riskesdas, 2013).
Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit
degenerative yang mengalami peningkatan setiap tahun di negara-
negara seluruh dunia. Menurut American Diabetes Association (ADA)
tahun 2010, Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Selain itu, diabetes mellitus juga merupakan penyakit gangguan
metabolik terutama metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh
berkurangnya atau ketiadaan hormon insulin dari sel beta pankreas
atau akibat gangguan fungsi insulin atau keduanya baik absolut
maupun relatif (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus disebut dengan the
silent killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan
menimbulkan berbagai macam keluhan (komplikasi).
Internasional of Diabetic Federation (IDF, 2015), tingkat
prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari
keseluruhan penduduk di dunia dan mengalami peningkatan menjadi
387 juta kasus. Penderita diabetes tiap tahun mengalami kenaikan
angka kejadian diabetes 3 % atau bertambah 7 juta orang.
Menurut Reputrawati dalam Hans (2008), di Indonesia jumlah
peyandang DM semakin tahun semakin menunjukkan peningkatan
yang sangat tinggi. World Health Organization (WHO) memprediksi
kenaikan jumlah pasien diabetes di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun
2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030, bahkan Indonesia
menempati urutan keempat di dunia sebagai jumlah penderita diabetes
melitus terbanyak setelah India, China, dan Amerika (Pratiwi, 2007
dikutip dari Aini et al., 2011). Selain itu prevalensi diabetes mellitus di
Indonesia berdasarkan diagnosis atau gejala sebesar 2,1%
(Riskesdas, 2013).
Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di
Indonesia yang menempati diabetes mellitus di urutan keempat
sebagai kasus terbanyak setelah hipertensi, cedera akibat kecelakaan
lalu lintas dan asma bronkiale (Depkes, 2014). Menurut data dari Dinas
Kesehatan Kota Palembang jumlah penderita diabetes mellitus dari
tahun 2009-2010 menunjukan adanya peningkatan serta menjadi
penyakit terbanyak ketiga dari penyakit tidak menular. Tahun 2009
terdapat 1583 kasus diabetes mellitus dengan proporsi 2,2% dan pada
tahun 2010 sebanyak 3579 kasus diabetes mellitus dengan proporsi
5%. Kenaikan yang signifikan dan diatas nilai prevalensi nasional
Indonesia 2,1% menandakan terjadi permasalahan serius terhadap
penyakit diabetes mellitus (Dinkes Kota, 2011).
Diabetes tipe 2 sudah menjadi umum dialami didunia maupun di
Indonesia, dan angkanya terus bertambah. Tingginya prevalensi
diabetes mellitus, yang sebagian besar adalah tergolong dalam DM
tipe-2 disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor kerentanan genetis
dan paparan terhadap lingkungan. Faktor lingkungan yang
diperkirakan dapat meningkatkan faktor risiko DM tipe-2 adalah
perubahan gaya hidup seseorang, diantaranya adalah kebiasaan
makan yang tidak seimbang akan menyebabkan obesitas. Selain pola
makan yang tidak seimbang, aktifitas fisik juga merupakan faktor risiko
dalam memicu terjadinya DM. Latihan fisik yang teratur dapat
meningkatkan mutu pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek
metabolik, termasuk meningkatkan kepekaan insulin serta
memperbaiki toleransi glukosa (American Medical Assisiation, 2009).
Meningkatnya penderita diabetes melitus dari tahun ke tahun
memerlukan suatu usaha untuk mengatasinya. Salah satunya adalah
pemanfaatan buah-buahan dengan khasiat yang tidak berbeda jauh
dari obat sintetik. Kombinasi lebih dari satu jenis buah-buahan
diharapakan memiliki dampak yang signifikan dalam menurunkan
glukosa darah. Pemanfaatan buah sebagai makanan penurun kadar
gula darah adalah pembuatan cookies tepung biji alpukat dengan
kombinasi buah jambu biji.
Alpukat (Persea americana) adalah salah satu tanaman buah
yang cukup dikenal di Indonesia. Rasa buahnya yang enak dan gurih,
menjadikannya sebagai salah satu buah yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat baik secara langsung, ataupun dijadikan jus serta
campuran rujak buah. Namun sebagian besar masyarakat
memanfaatkan alpukat hanya buahnya saja sedangkan bagian lain
seperti biji tidak dimanfaatkan. Biji alpukat mempunyai efek
hipoglikemik dan dapat digunakan untuk pengobatan secara
tradisional. Selain memanfaatkan limbah bahan makanan, beberapa
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa biji alpukat
memiliki kandungan berbagai senyawa berkhasiat, salah satunya
adalah efek antidiabetes melalui kemampuannya menurunkan kadar
glukosa darah (Zuhrotun,2007).
Kandungan biji alpukat meliputi senyawa golongan polifenol,
flavonoid, triterpenoid dan tanin yang dapat meningkatkan sensitivitas
insulin. Dengan demikian insulin dapat bekerja secara normal sehingga
mencegah penyakit diabetes mellitus (Marlinda dkk, 2012 ; Tuminah,
2009).
Selain biji alpukat, peneliti juga menggunakan kombinasi buah
jambu biji dalam penurunan kadar gula darah diabetes mellitus. Hal
tersebut karena buah jambu biji kaya akan kandungan serat,
khususnya pektin (serat larut air) yang dapat meningkatkan massa
feses, memperlambat waktu pengosongan lambung, meningkatkan
rasa kenyang sesudah makan dan menurunkan absorpsi glukosa
(Santi, 2013).
Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Formulasi Cookies Tepung Biji Alpukat dan
Buah Jambu Biji Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pasien
Diabetes Mellitus Di Puskesmas Padang Selasa Palembang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, diabetes mellitus
merupakan penyakit tidak menular yang dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Peningkatan prevalensi diabetes mellitus
Kota Palembang yang signifikan yaitu 5% di atas nilai prevalensi
nasional Indonesia 2.1%, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti
mengenai “Efektifitas pemberian formulasi cooekis berbahan dasar
tepung biji alpukat dan buah jambu biji terhadap penurunan kadar gula
darah diabetes mellitus di Puskesmas Padang Selasa Palembang.”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas pemberian formulasi cookies tepung
biji alpukat dan buah jambu biji terhadap penurunan kadar gula
darah pasien diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Padang
Selasa Palembang.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kadar gula darah sebelum perlakuan pada pasien
diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Padang Selasa
Palembang.
b. Mengetahui kadar gula darah setelah perlakuan pada pasien
diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Padang Selasa
Palembang.
c. Mengetahui efektifitas pemberian formulasi biskuit tepung biji
alpukat dan buah jambu biji terhadap penurunan kadar gula
darah.

D. Hipotesa Penelitian
1. Ada pengaruh pemberian formulasi cookies tepung biji alpukat dan
buah jambu biji terhadap penurunan kadar gula darah pasien
diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Padang Selasa Palembang.
2. Tidak ada pengaruh pemberian formulasi cookies tepung biji
alpukat dan buah jambu biji terhadap penurunan kadar gula darah
pasien diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Padang Selasa
Palembang.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian dapat dipakai sebagai data dasar untuk
penelitian lebih lanjut tentang penurunan gula darah pada
penderita Diabetes Mellitus dan juga sebagai informasi dan
referensi untuk penelitian ilmiah selanjutnya.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan
ilmu pengetahuan dalam mengkaji permasalahan penurunan kadar
gula darah pada penderita Diabetes Mellitus.
3. Bagi Responden
Diharapkan penderita mendapatkan wawasan,
pengetahuan, dan informasi tentang pemanfaatan buah-buahan
alpukat dan jambu biji sebagai cookies untuk menurunkan kadar
gula darah serta mengetahui faktor-faktor yang dapat menurunkan
kadar gula darah sehingga dapat mencegah kenaikan kadar gula
darah.

Anda mungkin juga menyukai