net/publication/277594607
CITATIONS READS
0 2,775
3 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Arif Saadilah on 02 June 2015.
Abstrak
Material Kitosan dibuat dari cangkang kepiting menggunakan metode kimia dengan demineralisasi HCL 1M
selama 1 jam, deproteinasi NaOH 1M selama 2 jam dan variasi deasetilasi NaOH 30%, 40%, 50%, 60%, dan 70% selama
45 menit. Dari analisis FTIR didapat Derajat Deasetilasi kitosan terbaik pada NaOH 50%. Waktu reaksi terbaik untuk
mendapatkan Derajat Deasetilasi maksimum dalah 30 menit. Hasil kitosan cangkang kepiting merupakan kitosan murni
sesuai dengan database program Match!. Adsorbsi Pb dari larutan Pb(NO3)2 dilakukan pada konsentrasi Pb 10, 50, dan
100 ppm dengan pengadukan selama 30 menit. Dalam suasana asam Kitosan menyerap seluruh Pb untuk konsentrasi 10 ppm
dan tidak menyerap Pb pada konsetrasi 50 dan 100 ppm. Sedangkan dalam suasana netral konsentrasi Pb 25 ppm terserap
semua, pada konsetrasi 50 ppm terserap 44,77 ppm dan pada konsentrasi Pb 100 ppm terserap 97,04 ppm.
Abstract
Chitosan has been made from the crab shells with a chemical method with 1M HCl demineralization for 1 hour,
deproteination 1M NaOH for 2 hours and variations of deacetylation 30% NaOH, 40%, 50%, 60%, and 70% for 45 minutes.
An analytical methode from FTIR showed that the best chitosan deacetylation degree obtained at 50% NaOH, and the best
reaction time to get the best Chitosan is 30 minutes.Chitosan product from crab shells is a real chitosan agreed with
database Match! program. Chitosan is known best Pb adsorption from Pb(NO 3)2 solution with concentrations of 10, 50,
and 100 ppm acid dilution and neutral dilution of 25, 50, and 100 ppm for 30 minutes and tested variations chitosan residual
liquid. Chitosan absorbed around 10 ppm Pb acid dilution and 25 ppm neutral dilution. No adsorption at 50 and 100 ppm
Pb in acid dilution. Absorption of 44.77 ppm at 50 ppm and 97.04 ppm to 100 ppm..
Keywords: Chitosan,Adsorption, Pb
18
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. 1 Mei 2014
19
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. 1 Mei 2014
asetamida (-NHCOCH3) menjadi gugus amida (- Ada dua tipe adsorpsi, yaitu adsorpsi fisika dan
NH2) [11]. kimia. Adsorpsi kimia terjadi dari hasil interaksi
kimia antara permukaan adsorben dan adsorbat.
Sedangkan adsorpsi fisika terjadi akibat adanya
gaya Van der Waals dan gaya elektrostatik antara
molekul adsorbat dan atom penyusun adsorben
[22].
Pada pH asam, kitosan dapat terprotonasi dan
berasosiasi dengan polianion untuk membentuk
kompleks [24]. Pada beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pH optimum untuk kitosan
menjadi adsorben adalah dengan menggunakan pH
larutan sebesar 4,5 [20].
Adsorpsi merupakan proses eksotermis, sehingga
temperatur reaksi, terutama temperatur adsorbat
sangat mempengaruhi jumlah adsorbat yang dapat
diserap itu sendiri. Semakin rendah suhu adsorbat,
maka akan semakin banyak adsorbat yang dapat
diserap. Hal ini sesuai dengan prinsip Le‟chatelier
Gambar 1.3 Mekanisme Perubahan Kitin menjadi bahwa pada reaksi fisika kenaikan temperatur dapat
Kitosan [3] menurunkan tingkat adsorpsi. Sedangkan untuk
perubahan tekanan, semakin tinggi tekanan akan
Terdapat suatu istilah dalam proses deasetilasi, meningkatkan tingkat adsorbsi.
yaitu derajat deasetilasi (DD). Derajat deasetilasi
adalah jumlah gugus amino bebas pada cincin
polisakarida. Semakin tinggi prosentase derajat
Dengan qe merupakan konsentrasi adsorbat
deasetilasi kitosan maka semakin baik kitosan
terserap, KF merupakan konstanta Freund, dan Ce
tersebut. Deasetilasi kitin secara kimiawi dilakukan
konsentrasi Pb pada saat kesetimbangan
dengan cara mencampurkan kitin dengan basa kuat,
dipangkatkan dengan konstanta energi isothermal
proses deasetilasi dilakukan harus pada suhu lebih
adsorpsi. Persamaan ini menunjukkan bahwa
dari 65˚C. Telah dilakukan berbagai macam
kitosan akan tetap bisa menyerap Pb dalam
metode dan konsentrasi basa kuat terutama NaOH
konsentrasi yang tinggi sekalipun. Namun
yang diberikan. [3]. Penggunaan konsentrasi NaOH
dikarenakan penyerapan Pb di kitosan terjadi
dibawah 45% (b/v) tidak akan menghasilkan kitin
seperti pada logam berat lainnya yaitu hanya pada
yang terdeasetilasi [17].
gugus amida (-NH2) pada permukaan, maka
Ikatan kimia yang terjadi antara gugus aktif
jumlah logam berat terserap akan berhenti pada
amida dengan molekul PbNO3 dapat dijelaskan
konsentrasi tertentu [6]. Hal ini ditunjukkan pada
sebagai perilaku interaksi asam-basa Lewis yang
nilai konsentrasi kesetimbangan yang mana
kemudian menghasilkan senyawa kompleks pada
nilainya akan berbanding lurus dengan nilai
permukaan padatan [18]. Jika mengikuti teori ini
konsentrasi awal Pb.
maka proses pengikatan Pb2+ dari cairan PbNO3
oleh gugus –NH2 menjadi:
2. METODE PENELITIAN
2+ + +
[NH2] + Pb → [NHPb] + H
Persiapan
Dalam teori lain menyebutkan situs aktif pada
permukaan padatan dapat disebut sebagai ligan Cangkang kepiting sebanyak 500 gr didapat dari
pengikat logam secara selektif [19]. Beberapa limbah hasil olahan rumah tangga dari kepiting
faktor dalam mempengaruhi daya adsorpsi. Jenis yang telah dikukus tanpa campuran bahan atau
adsorbat, sifat adsorben, temperatur, tekanan bumbu apapun. Kepiting tersebut merupakan jenis
reaksi, dan pH adsorben [20]. Portunus pelagicus atau yang biasa disebut
Kitosan untuk dijadikan adsorben, haruslah rajungan.dipisahkan dari sisa-sisa daging yang
memiliki derajat deasetilasi hingga lebih dari 60%.
masih menempel. Kemudian dicuci dengan air,
[21]. Demi menjaga kualitas kitosanpemakaian
suhu dan konsentrasi terlampau tinggi dapat dikeringkan pada suhu 110˚C dan dihaluskan
merusak kitosan karena akan berubah struktur sehingga didapatkan serbuk berukuran 25 mesh.
kimia kitosan tersebut. Selain itu suhu tinggi dan
waktu lama akan menaikkan derajat deasetilasi Demineralisasi
namun mengecilkan ukuran molekul dan viskositas
kitosan. [6].
20
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. 1 Mei 2014
Bubuk cangkang kepiting dipisahkan antara larutan reaksi dengan kecepatan 50 rpm dengan waktu
mineral dan crude kitin menggunakan cairan HCl kontak selama 30 menit dan kemudian disaring.
1M , dengan waktu reaksi 1 jam, pada suhu 60˚C. Kedua Pb dengan konsentrasi 25, 50 dan 100
ppm melalui proses pelarutan dengan
Hasil crude kitin dicuci menggunakan aquades
aquabidestilasi. Dilakukan proses pengadukan
hingga pH netral, dan dikeringkan pada suhu 110˚C dengan kitosan hasil variasi lama reaksi dengan
selama 3 jam. kecepatan 50 rpm dengan waktu kontak selama 30
menit dan kemudian disaring.
1.1 Deproteinasi Sisa hasil reaksi yang lolos saring kemudian
Deproteinasi crude kitin dilakukan menggunakan dilakukan pengukuran dengan menggunakan AAS.
NaOH 1M, dengan waktu reaksi 2 jam pada suhu
70˚C. Hasil saringan kitin dicuci menggunakan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
aquades bersuhu 60˚C hingga pH netral, dan
kemudian dikeringkan pada suhu 110˚C selama 3 Pada penelitian ini telah menghasilkan kitosan
jam. dari cangkang kepiting. Cangkang kepiting terbukti
memiliki kandungan mineral berupa kalsium fosfat
1.2 Deasetilasi yang berarti berasal dari limbah hasil laut. Hasil
Deasetilasi dilakukan dengan dua variasi,
pola diffraksi gambar 3.1 terlihat jelas bahwa
optimalisasi konsentrasi NaOH dan optimalisasi cangkang kepiting masih mengandung mineral
waktu reaksi. Perbandingan sample dan NaOH Ca4O7P2 atau Ca4(PO3)2O. Mineral ini harus
sebesar 1:15 (b:v), temperatur reaksi 100˚C, dan dihilangkan untuk mengambil kitin yang terdapat
kecepatan stirring 500 rpm dibuat konstan untuk pada cangkang tersebut.
semua variasi konsentrasi larutan dan waktu reaksi.
Gambar 3.2 terlihat pada pola difraksi muncul
Konsentrasi larutan dan lama waktu reaksi
puncak baru pada sudut lain. Hal ini menunjukkan
divariasikan sebagai berikut ; bahwa ada peningkatan kristalinitas. Pada sudut
a) Variasi konsentrasi larutan NaOH, yaitu pada difraksi tersebut merupakan penunjuk adanya
30%, 40%, 50%, 60 % dan 70% (b/v) dengan lama gugus kitin atau kitosan [25]. Sehingga dapat
waktu 45 menit. dikatakan bahwa hasil deproteinasi berhasil
b) Variasi lama waktu reaksi yaitu 30 menit, 45 mengurangi gugus protein pada cangkang kepiting.
menit, 60 menit, 90 menit, dan 120 menit.
Hasil saringan kitosan dicuci dengan 3.1.1 Optimasi Konsentrasi NaOH
menggunakan aquades bersuhu 70˚C hingga pH Optimasi kitosan dilakukan pada proses
netral, dan kemudian dikeringkan pada suhu 110˚C deasetilasi. Pada proses tersebut variasi Na
selama 3 jam. dilakukan setelah variasi waktu reaksi. Untuk
menentukan berat Na optimal sebelum melakukan
1.3 Uji Unsur dengan XRD variasi waktu reaksi, dilakukan pengukuran derajat
Analisis unsur dilakukan untuk membandingan deasetilasi dengan menggunakan alat analisis FTIR.
kandungan unsur antara cangkang, kitin dan Hasil analisis pengaruh NaOH terhadap derajat
kitosan. Analisis unsur dilakukan dengan deasetilasi kitosan dapat dilihat pada gambar 3.7.
menggunakan XRD secara kontinyu (continous
scan) denagn kecepatan 0.02˚/detik dimulai dari
sudut 20˚ hingga 50˚.
21
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. 1 Mei 2014
.
Gambar 3.6 Hasil FTIR variasi waktu reaksi 1645
m-1
22
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. 1 Mei 2014
Gambar 3.8 Kurva Pengaruh %NaOH terhadap 3.2.2 Adsorpsi Pb pada Konsentrasi 25, 50, dan
Derajat Deasetilasi 100 ppm Pengenceran Netral
Akibat tingkat keasaman larutan mempengaruhi
hasil adsorbsi Pb maka diakukan reaksi adsorbsi
lain dengan menggunakan cairan dengan pH lebih
tinggi. Hal ini memberikan hasil positif seperti
terlihat pada tabel 3.8. Disini terlihat bahwa
seluruh Pb terserap pada konsentrasi 25 ppm.
Sedangkan pada konsentrasi 50 ppm terserap
sekitar 45 ppm, dan pada 100 ppm terserap sekitar
93 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa gugus amida
yang terbentuk telah aktif sehingga dapat menyerap
Pb. Hal ini juga mendukung teori sebelumnya
bahwa tingkat keasaman tinggi membuat kitosan
tersebut kehilangan kemampuan adsorbsi karena
telah terprotonasi.
23
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. 1 Mei 2014
24
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. 1 Mei 2014
25