Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Ilmu Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat adalah blok kedua
puluh dua pada semester VII dari sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Salah
satu strategi pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ini adalah
Problem Based Learning (PBL). Tutorial merupakan pengimplementasian dari metode
Problem Based Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi dalam kelompok-
kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh seorang tutor/dosen sebagai
fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C yang
memaparkan tentang Bayi laki-laki lahir spontan di RS Bari dari Ny. Luna 22 tahun
G1P0A0 hamil 38 minggu dengan pecah ketuban 24 jam, presentasi bokong, cairan
ketuban kental, hijau dan bau. Bayi saat lahir tidak langsung menangis . nilai skor
APGAR : menit pertama = 2 menit dan menit kelima = 4. Selama kehamilan, ibu
mempunyai riwayat hipertensi, sedangkan riwayat kencing manis, asma dan penyakit
jantung tidak ada.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Tutor : dr. Kms. Yakub Rahadiyanto, Sp.PK., M.Kes
Moderator : Aldy Fauzan
Sekretaris : Tia Nurul Hidayah
Notulen : Amelia
Waktu : 1. Selasa, 08 November 2016
Pukul: 13.00 – 15.00 WIB
2. Kamis, 10 November 2016
Pukul: 13.00 – 15.00 WIB
Peraturan turorial :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan pendapat dan pertanyaan yang relevan.
3. Izin saat akan keluar ruangan.

2.2 Skenario C
Dr. Shaqeela baru bekerja di Puskesmas Suka Maju yang terletak di desa Indah
Sari, mendapat laporan dari petugas surveilans Puskesmas, bahwa terjadi peningkatan
insidens Pneumonia pada anak balita pada bulan Agustus 2016 sebesar 20%, sedangkan
pada bulan Agustus tahun 2015 insiden Pneumonia hanya sebesar 5%. Selain itu Desa
Indah Sari merupakan daerah endemis untuk penyakit hepatitis A, diare dan dermatitis.
Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa, dihulu
sungai ada sebuah pabrik pengolahan karet. Masyarakat menggunakan air sungai
sebagaian besar sebagai sumber air minum, cuci dan kakus.
Mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani perambah hutan dan
sebagian lagi bekerja sebagai buruh di pabrik pengelohan karet. Umumnya mereka
bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri.
Dr. Shaqeela berencana melakukan penyelidikan KLB untuk mencegah
penularan, memberantas dan mencari sumber penularan penyakit Pneumonia
sertamemberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah penularan penyakit
yang endemis di desa Indah Sari.

2
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Diare : Pengeluaran tinja yang cair dan berkali-kali yang
tidak normal
2. Dermatitis : Peradangan pada kulit
3. Endemis : Penyakit yang selalu ada pada beberapa orang
disuatu daerah atau golongan masyarakat
4. Hepatitis A : Peradangan difus pada sel hati yang disebabkan
oleh HAV
5. Insiden : Kejadian atau peristiwa
6. Kakus : Tempat buang air atau jamban
7. KLB (Kejadian Luar Biasa) : Timbulnya atau meningkatnya kesakitan/kematian
yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun
waktu dan daerah tertentu
8. Penyuluhan : Ilmu sosial yang mempelajari system dan proses
perubahan pada individu serta masyarakat agar
dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai
dengan yang diharapkan
9. Pneumonia : Peradangan pada paru-paru disertai konsolidasi
dan eksudasi
10. Puskesmas : Unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja
11.Surveilans : Proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistemik dan terus
menerus serta penyebaran informasi kepada unit
yang membutuhkan untuk dapat mengambil
tindakan.

2.4 Identifikasi Masalah


1. Dr. Shaqeela baru bekerja di Puskesmas Suka Maju yang terletak di desa Indah Sari,
mendapat laporan dari petugas surveilans Puskesmas, bahwa terjadi peningkatan
insidens Pneumonia pada anak balita pada bulan Agustus 2016 sebesar 20%,
sedangkan pada bulan Agustus tahun 2015 insiden Pneumonia hanya sebesar 5%.

3
2. Selain itu Desa Indah Sari merupakan daerah endemis untuk penyakit hepatitis A,
diare dan dermatitis.
3. Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa, dihulu
sungai ada sebuah pabrik pengolahan karet. Masyarakat menggunakan air sungai
sebagaian besar sebagai sumber air minum, cuci dan kakus.
4. Mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani perambah hutan dan
sebagian lagi bekerja sebagai buruh di pabrik pengelohan karet. Umumnya mereka
bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri.
5. Dr. Shaqeela berencana melakukan penyelidikan KLB untuk mencegah penularan,
memberantas dan mencari sumber penularan penyakit Pneumonia sertamemberikan
penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah penularan penyakit yang endemis di
desa Indah Sari.

2.5 Analisis Masalah


1. Dr. Shaqeela baru bekerja di Puskesmas Suka Maju yang terletak di desa Indah Sari,
mendapat laporan dari petugas surveilans Puskesmas, bahwa terjadi peningkatan
insidens Pneumonia pada anak balita pada bulan Agustus 2016 sebesar 20%,
sedangkan pada bulan Agustus tahun 2015 insiden Pneumonia hanya sebesar 5%.
a. Apa yang dimaksud dengan surveilans ? (1, 6, 7)
Jawab :
Surveilans adalah pengumpulan, pengamatan secara sistematis dan
berkesinambungan, analisis, dan interpretasi data kesehatan dalam proses
menjelaskan dan memantau (memonitor) peristiwa kesehatan
Atau
Surveilans adalah pengumpulan, pengolahan, interpretasi, analisis, pembahasan,
penyajian dan rekomendasi data kesakitan yang dilaksanakan secara
berkesinambungan dan terus menerus.

b. Apa tugas dari petugas surveilans ? (2, 5, 8)


Jawab :
Tugas dari petugas Surveilans Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data kesehatan yang menjadi fokus perhatian
2. Pengolahan data (validasi, tabulasi dan narasi)
3. Analisis deskriftif berdasarkan waktu, tempat, orang

4
4. Imterpretasi dan penyusunan informasi
5. Penyebaran data dan informasi
6. Pengambilan keputusan oleh “decision maker”
7. Pelaksanaan keputusan tersebut

c. Apa tujuan surveilans ? (3, 4 , 9)


Jawab :
Tujuan surveilans epidemiologi adalah :
1. Memantau kecenderungan penyakit
2. Deteksi dan prediksi terjadinya KLB
3. Memantau kemajuan suatu program pemberantasan
4. Menyediakan informasi untuk perencanaan pembangunan pelayanan
kesehatan
5. Pembuatan policy dan kebijakan pemberantasan penyakit

d. Apa makna insindens pneumonia pada bulan Agustus 2016 20% dan pada bulan
Agustus 2015 5% ? (4, 3, 10)
Jawab :
Maknanya, terjadi peningkatan yang cepat dan signifikan terhadap kejadian
pneumonia.

e. Bagaimana langkah-langkah dari melakukan surveilans ? (5, 2, 1)


Jawab :

Langkah-langkah dalam sistem surveilans

Mulainya peristiwa kesehatan

Peristiwa kesehatan diketahui


oleh petugas kesehatan

Dilaporkan ke badan/kantor kesehatan


masyarakat yang berkaitan

5
Kegiatan Umpan balik kepada peserta
penanggulangan/pencegahan sistem surveilans

.(Nur Nasry Noor,2008)

f. Bagaimana cara mengetahui terjadinya peningkatan insiden pada suatu daerah ? (6,
1, 2)
g. Apa yang dilakukan puskesmas untuk mengatasi peningkatan insiden pneumonia ?
(7, 10, 3)

2. Selain itu Desa Indah Sari merupakan daerah endemis untuk penyakit hepatitis A,
diare dan dermatitis.
a. Apa yang dimaksud dengan daerah endemis ? (8, 9, 4)
Jawab :
Daerah Endemis adalah daerah yang memiliki suatu penyakit yang menetap pada
populasi dan masyarakat tertentu (minimal 3 tahun berturut-turut)

b. Bagaimana cara penularan penyakit hepatitis A, diare dan penyakit dermatitis ? (9,
8, 5)
Jawab :
Cara penularan penyakit ISPA, Diare, Hepatitis A dan Penyakit Kulit
adalah:
a. ISPA :
 Agent : virus, bakteri, polutan
 Resevoir : lingkungan (udara)
 Po exit : saluran respirasi
 Transmisi : udara
 Po entry : saluran respirasi
 Kerentanan : host imun dan gizi buruk
b. Diare
 Agent : bakteri enterik, virus
 Resevoir : manusia

6
 Po exit : feses
 Transmisi : fecal-oral
 Po entry : oral
 Kerentanan : imunitas, status gizi buruk
c. Hep A
 Agent : HVA
 Resevoir : manusia
 Po exit : feses
 Transmisi : fecal oral
 Po entry : oral
 Kerentanan : imunisasi dan status gizi buruk
d. Penyakit kulit
 Agent : bakteri dan jamur, limbah pabrik (partikel debu)
 Resevoir : lingkungan lembab atau kurang higienis
 Po exit : kulit
 Transmisi : kontak langsung maupun tidak langsung
 Po entry : kulit
 Kerentanan : host higenis, imun, status gizi buruk

c. Bagaimana cara menentukan suatu daerah sebagai daerah endemis ? (10. 7, 6)


3. Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa, dihulu
sungai ada sebuah pabrik pengolahan karet. Masyarakat menggunakan air sungai
sebagaian besar sebagai sumber air minum, cuci dan kakus.
a. Apa hubungan desa terletak di pinggir sungai, jumlah penduduk 10.000 jiwa,
dihulu sungai ada sebuah pabrik pengolahan karet dan penggunaan air sungai
untuk minum, cuci dan kakus dengan penyakit –penyakit tersebut ? (1, 6, 7)
b. Apa makna masyarakat menggunakan air sungai sebagai sumber air minum, cuci
dan kakus ? (2, 5, 8)
Jawab :
Telah terjadi masalah dalam kesehatan lingkungan.

c. Apa yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan ? (3, 4, 9)


Jawab :

7
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

d. Bagaimana kriteria lingkungan yang baik ? (4, 3, 10)


e. Bagaimana upaya masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan
didesa tersebut ? (5, 2. 1)
f. Bagaimana cara pengolahan dan pembuangan limbah pabrik ? (6, 1, 2)

4. Mata pencarian penduduk sebagian besar sebagai petani perambah hutan dan sebagian
lagi bekerja sebagai buruh di pabrik pengelohan karet. Umumnya mereka bekerja
tanpa menggunakan alat pelindung diri.
a. Apa makna mata pencarian penduduk sebagian besar sebagai petani perambah
hutan dan sebagian lagi bekerja sebagai buruh di pabrik pengelohan karet dan
mereka bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri ? (7, 10, 3)
b. Apa yang dimaksud dengan K3 ? (8, 9, 4)
Jawab :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah melindungi keselamatan dan
kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya
pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat
kerjanya.

c. Bagaimana standar penerapan K3 di pabrik pengolahan karet ? (9, 8, 5)


d. Bagaimana standar penerapan K3 pada petani ? (10, 7, 6)
Jawab :
a. Pelindung kepala
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi
atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan lain-lain.

b. Pelindung mata dan muka


Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman
(spectacles), goggles, tameng muka (face shield), masker selam, tameng muka
dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full face masker).

8
c. Pelindung pernapasan beserta perlengkapannya
Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker,
respirator, katrit, kanister, Re-breather, Airline respirator, Continues Air
Supply Machine atau Air Hose Mask Respirator, tangki selam dan regulator
(Self-Contained Underwater Breathing Apparatus/SCUBA), Self-Contained
Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing apparatus.

d. Pelindung tangan
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam,
kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang
tahan bahan kimia.

e. Pelindung kaki
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan

e. Apa saja alat pelindung diri ? (1, 6, 7)


Jawab :
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri, Pasal 3 ayat (1) APD
meliputi:

a) Pelindung kepala
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi
atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan lain-lain.

b) Pelindung mata dan muka


Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman
(spectacles), goggles, tameng muka (face shield), masker selam, tameng
muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full face masker).

c) Pelindung telinga
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup
telinga (ear muff).

d) Pelindung pernapasan beserta perlengkapannya

9
Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker,
respirator, katrit, kanister, Re-breather, Airline respirator, Continues Air
Supply Machine atau Air Hose Mask Respirator, tangki selam dan regulator
(Self-Contained Underwater Breathing Apparatus/SCUBA), Self-Contained
Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing apparatus.

e) Pelindung tangan
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam,
kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang
tahan bahan kimia.

f) Pelindung kaki
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan,
pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi
bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan
kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-lain.

Pasal 3 ayat (2), Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdapat pula
tambahan APD, yaitu:

a) Pakaian pelindung
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek
(Apron/Coveralls), Jacket dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian
atau seluruh bagian badan.

b) Alat pelindung jatuh perorangan;


Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh
(harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety rope), alat
penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh
bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.

c) Pelampung
Jenis pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life jacket), rompi keselamatan
(life vest), rompi pengatur keterapungan (Bouyancy Control Device).

10
f. Bagaimana peraturan perundang-undangan mengenai K3 ? (2, 5, 8)
Jawab :
 Pada undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 87.
1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
 Pada peraturan pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pasal 10-13.

g. Apa tujuan dan fungsi dari K3 ? (3, 4, 9)

5. Dr. Shaqeela berencana melakukan penyelidikan KLB untuk mencegah penularan,


memberantas dan mencari sumber penularan penyakit Pneumonia sertamemberikan
penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah penularan penyakit yang endemis di
desa Indah Sari.
a. Bagaimana kriteria terjadinya KLB ? (4, 3, 10)
Jawab :
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor
1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang
Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan Bab III Pasal 6 Suatu
darerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila memenuhi salah satu
kriteria sebagai berikut:

1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau
tidak dikenal pada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu
dalam jam, hari atau minggu berturut-turun menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis
penyakitnya.

11
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan
dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (case fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih disbanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama

b. Bagaimana cara penyelidikan KLB ? (5, 2, 1)


Jawab :
Langkah-langkah penyelidikan KLB antara lain :
1. Persiapan penelitian
2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB
3. Memastikan diagnosis etiologis
4. Mengidentifikasi dan menghitung kasus atau paparan
5. Mendeskripsikan kasusu berdasarkan orang, waktu, dan tempat
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera
7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran
8. Mengidentifikasikan keadaan penyebab KLB
9. Merencanakan penelitian lain yang sistematis
10. Menetapkan saran cara pencegahan atau peanggulangan
11. Menetapkan sistem penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikasi
Melaporkan hasil penyelidikan kepada instansi kesehatan setempat dan kepada
sistem pelayanan kesehatan yang lebih tinggi

c. Apa saja teknik-teknik penyuluhan ? (6, 1, 2)


d. Bagaimana strategi untuk menuruntkan KLB ? (7, 10, 3)
Jawab :

12
Berikut ini adalah strategi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka
kejadian penyakit:

a) Melakukan advokasi
b) Melakukan penyuluhan kesehatan
c) Menyediakan air bersih
Membuat jamban yang sehat/baik disetiap rumah

e. Bagaimana pandangan islam pada kasus ini ? (8, 9, 4)


Jawab : “Bila kalian mendengar ada wabah penyakit di suatu daerah maka
jangan masuk ke daerah wabah tersebut. Dan bila wabah tersebut telah terjadi di
suatu daerah sedang kalian berada di situ, maka jangan keluar dari daerah
tersebut” (HR. Bukhari).

2.6 Hipotesis
dr. Shaqeela melakukan penyelidikan KLB dan penyuluhan kepada masyarakat
karena peningkatan insiden penyakit infeksi akibat kesehatan lingkungan yang buruk dan
tidak menerapkan K3.

2.7 Kerangka Konsep

Kesehatan lingkungan buruk


K3 tidak diterapkan
(kakus, air minum, dan sungai)

Peningkatan penyakit infeksi

KLB

Surveilans Penyuluhan

13

Anda mungkin juga menyukai