Shaqeelaaa Skenario C
Shaqeelaaa Skenario C
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Skenario C
Dr. Shaqeela baru bekerja di Puskesmas Suka Maju yang terletak di desa Indah
Sari, mendapat laporan dari petugas surveilans Puskesmas, bahwa terjadi peningkatan
insidens Pneumonia pada anak balita pada bulan Agustus 2016 sebesar 20%, sedangkan
pada bulan Agustus tahun 2015 insiden Pneumonia hanya sebesar 5%. Selain itu Desa
Indah Sari merupakan daerah endemis untuk penyakit hepatitis A, diare dan dermatitis.
Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa, dihulu
sungai ada sebuah pabrik pengolahan karet. Masyarakat menggunakan air sungai
sebagaian besar sebagai sumber air minum, cuci dan kakus.
Mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani perambah hutan dan
sebagian lagi bekerja sebagai buruh di pabrik pengelohan karet. Umumnya mereka
bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri.
Dr. Shaqeela berencana melakukan penyelidikan KLB untuk mencegah
penularan, memberantas dan mencari sumber penularan penyakit Pneumonia
sertamemberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah penularan penyakit
yang endemis di desa Indah Sari.
2
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Diare : Pengeluaran tinja yang cair dan berkali-kali yang
tidak normal
2. Dermatitis : Peradangan pada kulit
3. Endemis : Penyakit yang selalu ada pada beberapa orang
disuatu daerah atau golongan masyarakat
4. Hepatitis A : Peradangan difus pada sel hati yang disebabkan
oleh HAV
5. Insiden : Kejadian atau peristiwa
6. Kakus : Tempat buang air atau jamban
7. KLB (Kejadian Luar Biasa) : Timbulnya atau meningkatnya kesakitan/kematian
yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun
waktu dan daerah tertentu
8. Penyuluhan : Ilmu sosial yang mempelajari system dan proses
perubahan pada individu serta masyarakat agar
dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai
dengan yang diharapkan
9. Pneumonia : Peradangan pada paru-paru disertai konsolidasi
dan eksudasi
10. Puskesmas : Unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja
11.Surveilans : Proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistemik dan terus
menerus serta penyebaran informasi kepada unit
yang membutuhkan untuk dapat mengambil
tindakan.
3
2. Selain itu Desa Indah Sari merupakan daerah endemis untuk penyakit hepatitis A,
diare dan dermatitis.
3. Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa, dihulu
sungai ada sebuah pabrik pengolahan karet. Masyarakat menggunakan air sungai
sebagaian besar sebagai sumber air minum, cuci dan kakus.
4. Mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani perambah hutan dan
sebagian lagi bekerja sebagai buruh di pabrik pengelohan karet. Umumnya mereka
bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri.
5. Dr. Shaqeela berencana melakukan penyelidikan KLB untuk mencegah penularan,
memberantas dan mencari sumber penularan penyakit Pneumonia sertamemberikan
penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah penularan penyakit yang endemis di
desa Indah Sari.
4
4. Imterpretasi dan penyusunan informasi
5. Penyebaran data dan informasi
6. Pengambilan keputusan oleh “decision maker”
7. Pelaksanaan keputusan tersebut
d. Apa makna insindens pneumonia pada bulan Agustus 2016 20% dan pada bulan
Agustus 2015 5% ? (4, 3, 10)
Jawab :
Maknanya, terjadi peningkatan yang cepat dan signifikan terhadap kejadian
pneumonia.
5
Kegiatan Umpan balik kepada peserta
penanggulangan/pencegahan sistem surveilans
f. Bagaimana cara mengetahui terjadinya peningkatan insiden pada suatu daerah ? (6,
1, 2)
g. Apa yang dilakukan puskesmas untuk mengatasi peningkatan insiden pneumonia ?
(7, 10, 3)
2. Selain itu Desa Indah Sari merupakan daerah endemis untuk penyakit hepatitis A,
diare dan dermatitis.
a. Apa yang dimaksud dengan daerah endemis ? (8, 9, 4)
Jawab :
Daerah Endemis adalah daerah yang memiliki suatu penyakit yang menetap pada
populasi dan masyarakat tertentu (minimal 3 tahun berturut-turut)
b. Bagaimana cara penularan penyakit hepatitis A, diare dan penyakit dermatitis ? (9,
8, 5)
Jawab :
Cara penularan penyakit ISPA, Diare, Hepatitis A dan Penyakit Kulit
adalah:
a. ISPA :
Agent : virus, bakteri, polutan
Resevoir : lingkungan (udara)
Po exit : saluran respirasi
Transmisi : udara
Po entry : saluran respirasi
Kerentanan : host imun dan gizi buruk
b. Diare
Agent : bakteri enterik, virus
Resevoir : manusia
6
Po exit : feses
Transmisi : fecal-oral
Po entry : oral
Kerentanan : imunitas, status gizi buruk
c. Hep A
Agent : HVA
Resevoir : manusia
Po exit : feses
Transmisi : fecal oral
Po entry : oral
Kerentanan : imunisasi dan status gizi buruk
d. Penyakit kulit
Agent : bakteri dan jamur, limbah pabrik (partikel debu)
Resevoir : lingkungan lembab atau kurang higienis
Po exit : kulit
Transmisi : kontak langsung maupun tidak langsung
Po entry : kulit
Kerentanan : host higenis, imun, status gizi buruk
7
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
4. Mata pencarian penduduk sebagian besar sebagai petani perambah hutan dan sebagian
lagi bekerja sebagai buruh di pabrik pengelohan karet. Umumnya mereka bekerja
tanpa menggunakan alat pelindung diri.
a. Apa makna mata pencarian penduduk sebagian besar sebagai petani perambah
hutan dan sebagian lagi bekerja sebagai buruh di pabrik pengelohan karet dan
mereka bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri ? (7, 10, 3)
b. Apa yang dimaksud dengan K3 ? (8, 9, 4)
Jawab :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah melindungi keselamatan dan
kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya
pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat
kerjanya.
8
c. Pelindung pernapasan beserta perlengkapannya
Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker,
respirator, katrit, kanister, Re-breather, Airline respirator, Continues Air
Supply Machine atau Air Hose Mask Respirator, tangki selam dan regulator
(Self-Contained Underwater Breathing Apparatus/SCUBA), Self-Contained
Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing apparatus.
d. Pelindung tangan
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam,
kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang
tahan bahan kimia.
e. Pelindung kaki
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan
a) Pelindung kepala
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi
atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan lain-lain.
c) Pelindung telinga
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup
telinga (ear muff).
9
Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker,
respirator, katrit, kanister, Re-breather, Airline respirator, Continues Air
Supply Machine atau Air Hose Mask Respirator, tangki selam dan regulator
(Self-Contained Underwater Breathing Apparatus/SCUBA), Self-Contained
Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing apparatus.
e) Pelindung tangan
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam,
kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang
tahan bahan kimia.
f) Pelindung kaki
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan,
pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi
bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan
kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-lain.
Pasal 3 ayat (2), Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdapat pula
tambahan APD, yaitu:
a) Pakaian pelindung
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek
(Apron/Coveralls), Jacket dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian
atau seluruh bagian badan.
c) Pelampung
Jenis pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life jacket), rompi keselamatan
(life vest), rompi pengatur keterapungan (Bouyancy Control Device).
10
f. Bagaimana peraturan perundang-undangan mengenai K3 ? (2, 5, 8)
Jawab :
Pada undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 87.
1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pada peraturan pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pasal 10-13.
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau
tidak dikenal pada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu
dalam jam, hari atau minggu berturut-turun menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis
penyakitnya.
11
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan
dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (case fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih disbanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama
12
Berikut ini adalah strategi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka
kejadian penyakit:
a) Melakukan advokasi
b) Melakukan penyuluhan kesehatan
c) Menyediakan air bersih
Membuat jamban yang sehat/baik disetiap rumah
2.6 Hipotesis
dr. Shaqeela melakukan penyelidikan KLB dan penyuluhan kepada masyarakat
karena peningkatan insiden penyakit infeksi akibat kesehatan lingkungan yang buruk dan
tidak menerapkan K3.
KLB
Surveilans Penyuluhan
13