Disusun Oleh :
M. Suwandi
01402-025
Disusun Oleh :
M. SUWANDI
01402-025
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, penulis panjatkan atas segala
nikmat yang telah diberikan, terutama nikmat Islam, Iman, dan Kesehatan. Sholawat
serta salam semoga selalu tercurah untuk nabi Muhammad S.A.W dan semoga
keselamatan bagi para pengikutnya yang tetap setia dalam memegang panji Islam
sampai hari akhir.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu
sebagai orang tua penulis yang senantiasa memberikan dukungan dan doanya kepada
penulis hingga tersusunnya tugas akhir ini.
Selama penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Yudhi Gunardhi, M.T ; selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Jurusan
Teknik Elektro yang merangkap Koordinator Tugas Akhir serta Kepala
Laboratorium PLC yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan
motivasi dengan penuh kesabaran dan kebaikan sehingga Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
2. Bapak Ir. Eko Ihsanto, M.Eng ; selaku Dosen Pengajar untuk peminatan Teknik
Elektronika yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat
kepada penulis.
3. Segenap dosen pengajar FTI dan para Staff TU Jurusan Teknik Elektro
Universitas Mercu Buana yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi penulis.
4. Terima kasih kepada Sigit Nugroho, Herry Banjarnahor, Gofar, Toto, dan Fatur
angkatan 2002 yang telah memberikan banyak informasi, pengetahuan dan
solusi dalam pembuatan tugas akhir ini.
ii
5. Untuk Niken Larasati; Terima kasih atas waktu, perhatian, dan dorongan
semangatnya selama ini.
6. Untuk Toto R, Wage R, Firman, Fitriana, F. Haryadi, Syaiful B, Sulistyo, Iwan,
Yudi 02, dan seluruh kawan-kawan jurusan teknik Elektro khususnya angkatan
2002 terima kasih atas semangat, motivasi, bantuan dan solusi, serta
persahabatannya.
7. Semua pihak yang telah membantu selesainya pembuatan dan penulisan tugas
akhir ini
Penulis menyadari bahwa dalam laporan tugas akhir ini mungkin masih terdapat
kekurangan, baik itu berupa penyusunan maupun penulisannya. Untuk itu saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan, sehingga penulisan laporan tugas akhir ini
bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
iii
ABSTRAKSI
Dari percobaan alat ini benda berukuran tinggi akan ditolak dan
dipindahkan ke tempat penampungan 1, sedangkan benda berukuran lebih
rendah tidak akan ditolak dan masuk ke tempat penampungan 2.
iv
ABSTRACTION
Technological growth in this modern era sliver its bearing with the
industrial growth and electronics. Technological growth aim to to water down
and assist the human life toward easier life and more peaceful. At the moment
industrial world generally use the control systems is so called PLC (
Programmable Logic Controller) because owning excess control easier heavy
machine and object and more is efficient compared to with the other control
systems.
From this appliance attempt is high fairish object will be refused and
carried over by a relocation place 1, while lower fairish object will not be
refused and step into the relocation place 2.
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………. 1
1.2 Tujuan Penulis ………………………………………………..... 1
1.3 Pembatasan Masalah ……………………………………………. 2
1.4 Metode Penulisan ………………………………………….…… 2
1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………..……. 2
vi
2.5.1 Direction control valve Solenoid………………………… 17
2.5.1.1 Solenoid Valve 2/2………………………………... 18
2.5.1.2 Solenoid Valve 3/2……………………………….. 18
2.5.1.3 Solenoid Valve 4/2………………………………. 19
2.5.1.4 Solenoid Valve 5/2……………………………… 19
2.5.2 Actuator………………………………………………….. 20
2.5.2.1 Silinder Kerja Tunggal ( Single Acting
Cylinder )………………………………………..… 21
2.5.2.2 Silinder Kerja Ganda ( Double Acting
Cylinder )………………………………….………. 22
vii
4.4 Pengujian PLC FESTO ………………………………………….. 42
4.4.1 Pengujian Fisik PLC ………………………………..…... 42
4.4.2 Pengujian Program PLC ………………………………… 43
4.5 Analisa Mekanik Berdasarkan Realisasi Rancangan Alat …….... 44
4.6 Uji Alat Keseluruhan ………………………………………..…. 44
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………... 46
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 47
LAMPIRAN........................................................................................................ 48
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 4.1 Pengukuran Besar Tegangan Pada Rangkaian Sensor
Photoelektrik…………………………………………………….. 40
Gambar 4.2 Pengukuran Besar Tegangan Pada Rangkaian Power Supply…… 41
Gambar 4.3 Analisa Gerakan Mekanik Berdasarkan Realisasi
Rancangan Alat…………………………………………………… 44
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR KOMPONEN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Tranduser
Transduser adalah sebuah alat yang mengubah besaran non listrik menjadi
besaran listrik yang dapat diolah pada pengkondisian sinyal. Sebagai contoh besaran
non listrik yang dapat diubah diantaranya besaran panas, intensitas cahaya dan
kelembaban. Pada penulisan tugas akhir ini transduser yang digunakan adalah
tranduser photo. Tranduser jenis photo digunakan pada Sensor Photoelektrik (Sensor
Inframerah).
4
5
Badan motor berfungsi sebagai tempat mengalirkan flux magnet yang dihasilkan
kutub magnet di samping itu juga berfungsi melindungi bagian dalam mesin
listrik.
c. Celah Udara
Celah udara memungkinkan berputarnya jangkar dalam magnet. Kumparan medan
magnet berfungsi menghasilkan medan magnet yang dialirkan dari kutub selatan
melalui celah udara dan lilitan jangkar kemudian kembali melalui badan motor.
Sikat arang menghubungkan arus listrik ke lilitan jangkar melalui komutator.
Cara kerja dari motor DC yaitu arus listrik mengalir ke koil melalui sikat-sikat
yang selalu berhubungan dengan komutator yang ditekan oleh pegas. Aliran arus pada
koil akan menghasilkan medan magnet yang berlawanan dengan medan magnet dari
magnet stator sehingga menyebabkan koil berputar berlawanan. Apabila arus tetap
mengalir ke arah semula, koil akan diam diposisi vertical. Karena berputar 900 ,
akibatnya komutator akan menghasilkan aliran arus yang mengalir melalui koil kearah
semula. Begitulah siklus ini terjadi berulang-ulang.
Pergerakan motor dapat diubah arahnya dengan cara membalik kutub arus
yang masuk. Jika pada kutub positif diberikan polaritas positif (+) dan kutub negatif
diberikan polaritas negatif (-), arah putaran akan ke kanan. Sedangkan bila
polaritasnya dibalik, maka arah putaran motorpun akan berubah kekiri.
Gambar 2.7
Perubahan Arah Putaran Motor Akibat Perubahan Polaritas
2.3 Relay
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis
mengontrol dengan menghubungkan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang
penting dari banyak sistem kontrol. Banyak manfaatnya untuk kontrol tegangan dan
arus yang rendah maupun yang tinggi. Ketika arus mengalir melalui elektromagnet
9
pada relay kontrol elektromekanis, medan magnet yang menarik lengan besi dari
jangkar pada inti terbentuk. Akibatnya kontak pada jangkar dan kerangka relay
terhubung. Relay dapat mempunyai kontak Normally Open (NO) atau kontak
Normally Close (NC) atau kombinasi dari keduanya.
2. Unit Memori
Unit memori adalah tempat data serta progran disimpan serta dieksekusi oleh
prosesor untuk melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan. Secara umum
memori dibagi dua kategori yaitu Volatile dan Non Volatile.
Program atau data pada memori Volatile akan hilang jika catu daya PLC mati.
Kelemahan dari Memori Volatile atau RAM ini dapat diatasi dengan baterai
cadangan. Sedangkan data atau program yang disimpan pada memori non volatile
tidak akan hilang walaupun catu daya PLC mati. Yang termasuk memori non
volatile diantaranya: ROM, PROM, EPROM, EEPROM.
3. Unit Catu Daya
Unit catu daya diperlukan untuk mengkonversikan tegangan AC menjadi
tegangan rendah DC (24 V) yang dibutuhkan oleh CPU dan unit lainya.
Umumnya power supply PLC ini membutuhkan tegangan masukan dari sumber
AC yang besarnya bervariasi antara 120 – 220 VAC dan hanya sebagian kecil saja
yang membutuhkan tegangan dari DC.
12
4. Input/output Module
I/O module adalah penghubung antara CPU dengan perangkat keras luar
dimana CPU menerima informasi dan mengontrol informasi tersebut ke perangkat
eksternal.
a. Jenis Input PLC
Kehandalan dari sistem otomatis sangat tergantung pada kemampuan dari PLC
untuk membaca dari variasi-variasi tipe sensor otomatis dan input manual lainnya.
Sensor otomatis dapat berupa proximity switch, sensor photoelektrik,dan lainnya.
Sedangkan input manual dapat berupa push button, keypad, dan limit switch.
Berkaitan dengan rangkaian interennya pada modul input PLC, jenis dan level
tegangan pada modul input/output pada umumnya telah ditentukan oleh vendor
pembuat PLC tersebut. Misal jenis input yang umum dijumpai dipasaran
• Input tegangan DC 12 – 24 Volt
• Input tegangan AC 200 – 24 Volt
• Input tegangan AC/DC 12 – 24 Volt
b. Jenis Output PLC
Seperti halnya dengan jenis input ada tiga jenis output PLC yang sering kita
jumpai diantaranya:
• Output Relay
• Output Transistor
• Output Triak
Sedangkan Output devicenya dapat berupa motor, solenoid, indikator relay,
kipas, pneumatic dan lain-lainnya.
5. Perangkat Pemrograman
Perangkat pemrograman dipergunakan untuk memasukan program yang
dibutuhkan ke dalam memory PLC. Ada dua perangkat pemrograman yang
digunakan yaitu mini programmer (console) dan personal computer (PC).
13
Berikut ini keterangan mengenai masing-masing pin pada RS 232 standar EIA
Tabel 2.1 Standard RS 232
Kategori 9 – pin Deskripsi RS 232 Sinyal Direction Abbreviation
konektor
Data 3 Receive Data Data dari DCE TD
2 Transmit Data Data ke DTE RD
7 Request To Send Control to DTE RTS
8 Clear To Send Control to DCE CTS
6 Data Set Ready Control from TE DSR
Control 1 Receive Line Signal Control from DCE CD
Detektor
4 Data Transmit Ready Control to DCE DTR
9 Ring Indikator Control from DCE DTR
Electric 5 Signal Ground Ground Common SG
To
Actuator
To
kompresor
To
A 2
Actuator
To
1
Kompresor R 3
Gambar 2.13 Solenoid Valve 3/2
19
To
A
4
Actuator
B
2
P R
1
To
Kompresor 3
Gambar 2.14 Solenoid Valve 4/2
To
Actuator
A B
4 2
R P S
To
5
Kompresor 3
Gambar 2.15 Solenoid Valve 5/2
2.5.2. Actuator
Actuator adalah bagian keluaran untuk mengubah energi suplay menjadi
energi kerja yang dimanfaatkan. Sinyal keluaran dikontrol oleh sistem control dan
actuator bertanggung jawab pada sinyal kontrol melalui elemen kontrol terakhir.
21
Actuator biasa disebut elemen pengontrol akhir dan actuator yang akan
dibahas disini hanya actuator Silinder Kerja Tunggal ( Single Acting Cylinder ) dan
Silinder Kerja Ganda ( Double Acting Cylinder ).
Udara Torak
Batang Torak
Arah Gerak
Udara
Penyekat
23
24
3. Target Sistem :
Dapat membedakan benda yang tingginya berukuran 7 cm dan 5 cm.
Kemudian diseleksi dan benda yang berukuran tinggi akan dipindahkan dari
konveyer benda menggunakan tenaga pneumatik ke tempat penampungan.
Target Rancangan :
A B D
Keterangan :
1. Lokasi A adalah tempat meletakan benda, lalu benda ini akan dipilih
berdasarkan tingginya untuk dibedakan tempat penampungannya. Lokasi A
merupakan konveyer yang membawa benda untuk diseleksi.
2. Lokasi B adalah posisi berhentinya benda karena terdeteksi oleh sensor
photoelektrik.
3. Lokasi C adalah tempat penampungan benda berukuran tinggi yang telah
diseleksi oleh sensor dan telah didorong oleh pendorong menggunakan tenaga
pnuematik.
4. Lokasi D adalah tempat penampungan barang berukuran rendah yang telah
lolos seleksi.
5. Lokasi E adalah pendorong benda (actuator) menggunakan Tenaga Pneumatik.
Secara keseluruhan sistem pada rancangan alat ini dapat digambarkan dalam
diagram blok seperti dibawah ini :
PC
( Personal Computer )
OUTPUT
INPUT PLC ( Motor DC &
(Inframerah ) ( Pusat Pengendali ) pneumatik )
OBJEK
( Benda tinggi dan rendah )
Dari diagram blok diatas, dapat dilihat bahwa sistem pada alat ini dapat
dikelompokkan menjadi lima bagian, yaitu :
a. Personal Computer ( PC )
Penulisan dan pemrograman dapat dikerjakan menggunakan komputer yang
dilengkapi dengan perangkat lunak untuk membuat diagram tangganya
(ladder) atau statement list, seperti pada perangkat lunak FST4. Juga bisa
sebagai penghubung antara user dengan pusat pengendali, yang merupakan
sarana pertama untuk mendownload program ke dalam PLC. Dan setelah
program di download ke dalam PLC maka PC tidak digunakan lagi.
b. Pusat Pengendali
Merupakan rangkaian dari PLC FESTO digunakan sebagai pengendali dari
keseluruhan sistem.
c. Input
Terdiri sensor photoelectrik reflektif untuk mendeteksi tinggi rendahnya
benda.
d. Output
Terdiri dari Solenoid valve 5/2 dan silinder untuk mendorong, serta Motor DC
berfungsi sebagai pemutar ban pada konveyer.
26
e. Objek
Objek terdiri dari benda tinggi berukuran 7 cm dan benda rendah berukuran 5
cm yang telah ditentukan dan diset dalam program.
2. Monitor, yang digunakan ketika mengubah nilai setting dari counter ke timer
ketika PLC sedang beroperasi. Pada mode ini kita dapat melakukan online editing.
3. Run, yang digunakan untuk mengoperasikan program tanpa dapat mengubah nilai
setting yang dapat diubah pada posisi monitor.
Kelembapan relative 0 …… 95 %
Tegangan operasi 24 VDC + 25 % / - 15 %
Pemakaian daya Kurang dari 4 Watt
Tipe proteksi IP 20
Golongan proteksi Proteksi golongan III, Catu daya
IEC742/EN60742/VDE0551/PELV
memerlukan isolasi hambatan minimum 4
kV atau unit saklar catu daya dengan
isolasi penutup EN 60950/VDE 0805
INPUT DIGITAL
Berjumlah 16
Banyaknya yang dapat dipakai sebagai 2
Counter ( Max 2 kHz )
Input Tegangan / Arus 24VDC / 5 mA
Nilai nominal untuk TRUE Minimal 15 VDC
Nilai nominal untuk FALSE Maximal 5 VDC
Delay sinyal input 5 ms
Potensial Isolasi Iya, Optocoupler
Panjang kabel yang diperbolehkan Maksimal 30 Meter
Status tampilan LED Pilihan sesuai masukan
OUTPUT DIGITAL
Berjumlah 8
Koneksi Transistor
Tegangan / Arus 24 VDC, max 400 mA
Resistansi hubung singkat dan overload Iya
Lampu keamanan Iya sampai 5 Watt
Potensial isolasi Iya, Optoucopler
Kecepatan penyambungan Max 1 kHz
Potensial isolasi dlm kelompok Iya, setiap 1 byte
Arus maximal dlm kelompok 3.2 A
Cicle penyambungan Lebih dari 20.000.000
Status tampilan LED Pilihan sesuai masukan
ROTARY SWITCH
Berjumlah 1
Posisi 16
STOP / RUN 0 = STOP dan 1 ……..F = RUN
29
SERIAL INTERFACE
Berjumlah 2
Koneksi Soket RG12
Karakter Serial, asynchronous, TTI level,
kelistrikan tidak memisah
Ketika dipakai sebagai RS232C Dibutuhkan SM 14 atau SM 15
Koneksi SM 14 / 15 Transmit, Receive, RTS, CTS
Ketika dipakai sebagai program interface 9600 Baud, 8/N/1
Ketika dipakai sebagai COM interface 300…9600 Baud, 7N1, 7E1, 7O1, 8N1,
universal 8E1, 8O1
Ketiak dipakai sebagi EXT interface 300…115000 Baud, 7N1, 7E1, 7O1,
universal 8N1, 8E1, 8O1
STATUS DISPLAY
Power LED Indikasi suplai tegangan- hijau
Status LED Run-hijau / Stop-Oranye / Error – Red
Prinsip kerja : Setelah sensor photoelektrik terhalang oleh obyek benda maka
sensor photoelektrik akan memberikan input berupa tegangan. Input inilah
yang akan dikirimkan ke PLC. PLC akan mengenali setiap sensor itu bekerja
atau tidak, melalui ada atau tidaknya tegangan pada port inputan PLC dari
sensor.
32
b. Rangkaian Solenoid
Rangkaian solenoid berfungsi sebagai pengatur aliran udara untuk
menggerakkan silinder, sehingga silinder dapat bekerja sesuai dengan fungsinya
Bentuk penyambungan lengkap solenoid dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
D
B
Dari gambar terlihat solenoid memiliki dua kabel, yaitu satu kabel
dihubungkan ke alamat output PLC dan satu kabelnya dihubungkan ke arus output
PLC ( - ).
3.3.5 Objek
Objek pada alat ini terdiri dari benda yang berukuran tinggi dan rendah yang
telah ditentukan. Maka untuk penerapannya dibuatlah sebuah miniatur alat tersebut.
Miniatur pada alat ini banyak menggunakan bahan dari kayu dan akrilik.
STEP 2
IF N PR 'PHOTOELEKTRIK REFLEKTIF
THEN RESET MI 'MOTOR 1
RESET M2 'MOTOR 2
SET T1 'TIMER 1
WITH 1S
STEP 3
IF N T1 'TIMER 1
THEN SET ACT 'ACTUATOR
SET T2 'TIMER 2
WITH 1S
STEP 4
IF N T2
THEN RESET ACT 'ACTUATOR
SET T3 'TIMER 3
WITH 1S
STEP 5
IF N T3 'TIMER 3
THEN SET M1 'MOTOR 1'
SET M2 'MOTOR 2'
JMP TO 1
compiling CZ0P00V1
1086 Bytes Machine Code
0 Error(s) in statement list CZ0P00V1, 84 Lines
Gambar 3.8
Rangkaian keseluruhan tampak atas
37
Dari gambar di atas dapat dilihat bentuk dari miniature tersebut yang terdiri
dari satu buah konveyer dengan dua buah motor DC sebagai media alas benda yang
akan membawa benda ke tempat penampungan, dan sensor photoelektrik sebagai
pendeteksi benda serta actuator atau pendorong sebagai pemindah benda.
Prinsip kerja sensor photoelektrik pada alat ini adalah sebagai limit switch
bagi motor konveyer, yaitu apabila sensor protoelektrik tidak mendeteksi benda maka
motor konveyer aktif, tetapi jika sensor photoelektrik berhasil mendeteksi benda maka
motor konveyer akan menjadi tidak aktif. Sensor photoelektrik juga berfungsi sebagai
limit switch bagi actuator yaitu apabila sensor photoelektrik mendeteksi benda maka
actuator akan aktif, dan jika sensor photoelekrik tidak mendeteksi benda maka
actuator pun tidak aktif.
Pada saat PLC diaktifkan sensor photoelektrtik dalam keadaan tidak aktif dan
motor konveyer benda aktif. Motor konveyer benda akan membawa benda berukuran
tinggi dan benda berukuran rendah melewati sensor photoelektrik untuk diseleksi
hingga akhirnya menuju ke tempat penampungan.
Pada saat benda terdeteksi oleh sensor photoelektrik maka motor konveyer
berhenti dengan tenggang waktu 1 detik (sesuai dengan timer yang didownload ke
dalam PLC). Pada saat motor konveyer berhenti, alat pendorong pnuematik menjadi
aktif. Lalu actuator tersebut akan memindahkan benda yang terdeteksi (tinggi benda
berukuran 7 cm) ke tempat penampungan 1.
Actuator tersebut memindahkan benda berukuran tinggi tersebut ke tempat
penampungan 1 dalam tenggang waktu 1 detik. Jika waktu yang telah didownload
tersebut itu telah selesai maka actuator tersebut akan kembali ke posisi semula dan
akan menjadi tidak aktif.
Setelah actuator telah memindahkan benda maka motor konveyer akan
kembali aktif dan membawa benda yang akan diseleksi ke tempat penampungan 2.
Jika benda yang berukuran rendah (tinggi benda berukuran 5 cm) tidak
terdeteksi oleh sensor photoelektrik, maka motor konveyer tidak akan berhenti dan
akan membawa benda berukuran rendah tersebut ke tempat penampungan 2.
38
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengukuran pada masing-
masing bagian antara lain spesifikasi alat uii, rangkaian sensor, PLC FESTO dan
pengujian alat secara keseluruhan. Pengukuran dilakukan dengan cara menempatkan
probe multimeter pada tiap persambungan yang ditentukan pada test point.
4.1 Spesifikasi Alat Uji
Alat uji yang dipergunakan untuk mengukur rangkaian sensor dan yang
lainnya adalah alat ukur digital, dengan spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 4.1 Spesifikasi Alat Uji
Nama Alat Ukur Merk Type Simbol Fungsi
Amperemeter Sanwa 800 I Mengukur Arus
Voltmeter Sanwa 800 V Mengukur Tegangan
40
41
Dari hasil pengujian yang tertera pada tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan
bahwa seluruh sensor yang telah di uji coba pada saat sensor photo elektrik tidak aktif
menghasilkan tegangan sebesar 0 Volt. sedangkan ketika sensor aktif besar
tegangannya sesuai dengan karakteristik output sensor photo elektrik tersebut ( 24
Volt ), Sehingga dapat disimpulkan bahwa sensor masih berfungsi dengan baik dan
dapat digunakan pada sistem.
Pengukuran Tegangan
Arus setelah melewati kapasitor 12 VDC
Tegangan keluaran dari rangkaian catu daya nampak sudah sesuai dengan
perancangan, yaitu sekitar ± 12 VDC, dari hasil Vout diatas didapat dari hasil
penstabilan power supply yang menggunakan kapasitor 2200uF/50V sebagai
penyimpanan arus sementara. Meskipun arus tidak benar-benar keluaran tersebut
namun rata–rata catu daya sudah memadai untuk digunakan.
Dari data-data pada tabel 4.4, maka dapat disimpulkan bahwa PLC dalam
keadaan baik dan dapat digunakan. Jika pada indikator ERR dalam keadaan ON maka
pada PLC terjadi kesalahan kecil, yaitu antara lain :
a. Program di dalam PLC terjadi kerusakan.
b. Switching kabel ada yang lepas.
Semua kesalahan itu dapat diperbaiki secara langsung. Tetapi jika indikator
ALM yang ON maka pada PLC terjadi kesalahan yang fatal (fatal error) yang
memerlukan perhatian lebih. Fatal error dapat diperbaiki tergantung dari kefatalannya,
contohnya saja jika kesalahan itu hanya terjadi pada switching luar saja yang rusak
maka cukup dengan mengganti sekring di dalam PLC-nya.
IF NOP
THEN LOAD IW0
TO OW0
Dengan mendownload program ini, kita dapat meguji disetiap input dan output
dengan catu daya aktif 24 VDC. Tegangan kita hubungkan pada setiap input dan
output satu per satu, jika LED strip hijau menyala pada setiap input dan output berarti
pin-pin pada PLC dalam keadaan baik dan PLC dapat digunakan sebagai alat konrol.
44
A B D
Gambar 4.3
Analisa Gerakan Mekanik berdasarkan Realisasi Rancangan ALat
Keterangan :
1. Lokasi A adalah tempat meletakan benda berukuran 5 cm dan 7 cm lalu benda
ini akan dipilih berdasarkan tingginya untuk dibedakan tempat
penampungannya. Lokasi A merupakan konveyer yang membawa benda
untuk diseleksi.
2. Lokasi B adalah posisi berhentinya benda karena terdeteksi oleh sensor
photoelektrik dan pada lokasi ini juga benda yang terseteksi oleh sensor akan
didorong oleh actuator untuk dipindahkan ke tempat penampungan.
3. Lokasi C adalah tempat penampungan benda berukuran tinggi yang telah
diseleksi oleh sensor dan telah didorong oleh actuator.
4. Lokasi D adalah tempat penampungan benda berukuran rendah setelah benda
tersebut melewati sensor photoelektrik dan tidak terdeteksi oleh sensor.
5. Lokasi E adalah actuator yang memindahkan benda dengan tenaga pneumatik.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pengujian akhir yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah melakukan pengujian pada alat yang dibuat, dapat dikatakan
bahwa alat dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini
menunjukan bahwa listing program yang dibuat benar dan pada rangkaian
sistem tidak ada masalah.
2. Alat yang dirancang dapat membedakan dua jenis objek yang berbeda
ukuran tingginya, yaitu benda yang tingginya berukuran 7 cm akan di
tolak dengan cara didorong oleh actuator tenaga pneumatic masuk ke
tempat penampungan 1, sedangkan benda yang tingginya berukuran 5 cm
akan masuk ke tempat penampungan 2 tanpa didorong oleh actuator.
3. Setelah dilakukan pengujian terhadap sensor photoelektrik maka dapat
diambil kesimpulan bahwa sensor photoelektrrik dapat bekerja hanya pada
jarak 0 cm sampai dengan + 10 cm. dan pada pemakaian alat ini penulis
hanya memakai jarak ± 2 cm untuk mendeteksi benda.
4. Dengan menggunakan pneumatik sebagai tenaga dari actuator dapat
dengan mudah diatur dan diubah-ubah katup solenoidnya sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan sehingga dapat menghemat banyak waktu bila
terjadi perubahan.
5. Program Statement List yang digunakan pada PLC FESTO berfungsi
dengan baik dalam mengatur kerja alat.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
LAMPIRAN
48
DOUBLE ACTING CYLINDER
49
FOTO ALAT TAMPAK ATAS
50
ORIFICE CHECK VALVE
PLC FESTO
51