Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gawat darurat adalah suatu kondisi klinik yang memerlukan pelayanan
medis. Gawat Darurat medis adalah suatu kondisi dalam pandangan
penderita, keluarga, atau siapapun yang bertanggung jawab dalam
membawa penderita ke rumah sakit memerlukan pelayanan medis
segera. Penderita gawat darurat memerlukan pelayanan yang cepat,
tepat, bermutu dan terjangkau (Notoatmojo, 2010).

Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan


kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera
(immediately) untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving). Unit
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan gawat darurat disebut
dengan nama Unit Gawat Darurat (emergency unit).

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang


dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.

Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai sumber daya


(unsur manajemen) melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
kemampuan pengendalian untuk mencapai tujuan rumah sakit.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di unit gawat darurat perlu


dibuat manajemen pelayanan unit gawat darurat yang merupakan
pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang
diberikan ke pasien.

1
B. RUANG LINGKUP
1. Unit Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan
pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan
secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triase
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat
ringannya trauma atau penyakit serta kecepatan penanganan atau
pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa
yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang
mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survey primer dengan mencari perubahan –
perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah
dan memperberat perubahan fungsi vital yang berakhir dengan
mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat Darurat (True Emergency)
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan
menjadi cacat ) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat misalnya kanker stadium lanjut.

2
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat
dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
10. Kecelakaan ( Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang
datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan
cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
c. Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
d. Kecelakaan di sekolah
e. Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya :
tempat rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain –
lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat,
terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( traveling atau transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
11. Cedera
Masalah kesehatan yang didapat atau dialami sebagai akibat
kecelakaan
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan
atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan
manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan
sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap

3
tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan.

Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat


Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan
oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit

C. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 atau Menkes atau SK
atau VI atau 1993 tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah
Sakit.
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 atau YANMED atau
RSKS atau GDE atau VII atau 1991 Tentang Pedoman Pelayanan
Gawat Darurat.
4. Undang – Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
5. Undang – Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN (SDM)

A. Struktur Organisasi

Kepala Instalasi

Koordinator Ruangan

PJ Shift Pagi PJ Shift Sore PJ Shift Malam

Bidan / Perawat Bidan / Perawat Bidan / Perawat


Pelaksana Pelaksana Pelaksana

5
B. KUALIFIKASI SUMBER DAYA
MANUSIA
Dalam upaya mempersiapkan tenaga di Unit Gawat Darurat yang handal, perlu
kiranya melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya
manusia yang tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan Sumber Daya Manusia, yaitu
proses mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam
dan ke luar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber
tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan
sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi.

Pemberi pelayanan Unit gawat darurat hendaknya mampu melakukan tugas


dalam memberikan pelayanan dan informasi kesehatan yang bermutu tinggi
dengan memperhatikan perundangan dan etika profesi yang berlaku.
1. Manajemen Unit Gawat Darurat dan informasi kesehatan
Deskripsi kompetensi:
Petugas mampu mengelola fasilitas dan informasi kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
dengan baik
2. Menjaga mutu pelayanan Unit Gawat Darurat :
Deskripsi kompetensi:
Petugas mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menilai
mutu pelayanan yang diberikan terhadap pasien sesuai dengan profesi
masing-masing.
3. Kelengkapan rekam medis
Deskripsi kompetensi:
Petugas Unit Gawat darurat mampu melakukan pencatatan hasil
pelaksanaan pelayanan terhadap pasien dengan lengkap baik dan benar
sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan

6
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM UGD adalah :

No Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan


Bersertifikat
1 Ka Unit Gawat Darurat Dokter Umum
ACLS,ATLS/GELS
Koordinator Ruangan Gawat Bersertifikat BTCLS atau
2 S1 Keperawatan
Darurat PPGD
S1 keperawatan
Bersertifikat BTCLS atau
2 PJ Shift UGD atau
PPGD
D III Keperawatan
Bersertifikat
3 Perawat Pelaksana UGD D III Keperawatan
BLS /BTCLS/PPGD
Bersertifikat
4 Dokter UGD Dokter Umum
ACLS,ATLS/GELS
5 ASPER SMA -

I. Kepala Unit Gawat Darurat

1. Nama Unit Kerja: Unit Gawat Darurat


2. Nama Jabatan: Kepala Unit Gawat Darurat

3. Pengertian:
Seorang tenaga dokter profesional yang diberi tugas
tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola
pelayanan medik di UGD serta mengkoordinir dokter UGD.

4. Persyaratan dan Kualifikasi


a. Pendidikan Formal:
Dokter umum yang telah melaksanakan wajib kerja
sarjana.
b. Pendidikan Non Formal:
Memiliki sertifikat tentang kegawatdaruratan (ACLS/ATLS)
c. Pengalaman Kerja:
Mempunyai pengalaman kerja sebagai dokter UGD
minimal 5 Tahun.
d. Ketrampilan:

7
Memiliki kemampuan kepemimpinan
e. Usia:
Usia antara 25 – 55 tahun
Berbadan sehat jasmani dan rohani
5. Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bidang
Pelayanan Medik

6. Uraian Tugas:
1. Menyusun program kerja Unit Gawat Darurat.
2. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi
pelaksanaan operasional UGD secara efektif, efisien dan
bermutu.
3. Bertanggung jawab terhadap kordinasi dengan bagian
Rawat Inap dan Rawat Jalan jika pasien yang
bersangkutan membutuhkan penanganan/tindakan lebih
lanjut setelah penanganan gawat darurat.
4. Memberikan pembinaan terhadap dokter jaga UGD.
5. Membuat daftar jaga dokter UGD.
6. Bersama Kepala Ruang UGD membuat perencanaan
ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk
mencapai pelayanan yang berkualitas di UGD.
7. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan staf
UGD untuk membahas dan menginformasikan hal-hal
penting yang berkaitan dengan pelayanan di UGD.
8. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
9. Membuat laporan kinerja UGD setiap bulan dan akhir
tahun.
10. Membuat usulan-usulan yang diperlukan kepada
manajemen yang berkaitan dengan peningkatan mutu
pelayanan di UGD.

8
7 Wewenang:
1. Memberikan penilaian kinerja staf UGD.
2. Membuat prosedur pelayanan UGD

8. Hasil Kerja
1. Daftar Jaga UGD
2. Usulan perencanaan ketenagaan & fasilitas yang
dibutuhkan / di UGD diperlukan
3. Standar Pelayanan Medik
4. Usulan yang berkaitan dengan Mutu Layanan

II. Dokter UGD

1 Nama Unit Kerja: Unit Gawat Darurat

2 Nama Jabatan: Dokter UGD

3 Hubungan Jabatan:

a. Bertanggung jawab kepada : Kepala Bidang Pelayanan


Medik
b. Sub ordinasi :Kepala Ruang UGD, Ka Unit Gawat Darurat

4 Persyaratan Jabatan:

a. Pendidikan formal:
Dokter umum yang telah melaksanakan wajib kerja sarjana
dan bersertifikat kegawatdaruratan
b. Pengalaman:
Diutamakan yang telah berpengalaman dibidangnya
minimal 2 tahun
c. Keterampilan:
1. Mempunyai kemampuan menangani pasien umum,
gawat darurat
2. Penggunaan alat medis yg berhubungan dgn penanganan
pasien UGD

9
d. Kerjasama dan Kepribadian : Baik
e. Umur : Minimal 23 tahun atau bila mampu diperpanjang
pertahun.

5. Tujuan :
1. Agar dapat memberikan pelayanan kepada pasien selama
24 jam dan
kepada pasien yang datang ke RS
2. Memberikan rasa aman, nyaman kepada pasien yang
membutuhkan
pelayanan medis di RS sehingga tercapainya kepuasan
pasien.

6 Fungsi : Menangani pasien UGD

7. Tanggung jawab : Bertanggung jawab langsung kepada


Kepala Bidang Pelayanan Medik

Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab


8 1. Mengutamakan keselamatan jiwa pasien
2. Mendahului penderita gawat darurat
3. Memahami dan trampil dalam melakukan RJP dan
intubasi
4. Memahami gambaran EKG normal dan gambaran EKG
yang
mengancam jiwa serta memerlukan penanganan segera
seperti
Ventrikel Fibrilasi, Ventrikel Takhikardi, Infark Myocard
Acute,
Ventrikel Extrasystole yang mengancam jiwa.
5. Menulis status pasien yang meliputi :
- Anamnesa
- Pemeriksaan Fisik
- Diagnosa Kerja

10
- Terapi
- Pemeriksaan penunjang
6. Bersikap dan bertindak demi nama rumah sakit secara
benar, ramah,
informatif, tegas dan bijaksana
7. Melaporkan hal - hal yang penting atau yang perlu di
konsulkan kepada
konsulen / dokter spesialis yang bersangkutan
8. Mengisi status pasien RI dan melakukan visit pasien yang
berada di
ruangan untuk mengetahui secara umum pasien - pasien
yang di rawat
termasuk pasien yang memerlukan perhatian khusus
9. Bertanggung jawab atas permasalahan medis seluruh
pasien yang
dirawat, berkoordinasi dengan dokter yang memiliki
pasien / dokter yg merawat
10. Menggunakan obat - obat yang dianjurkan dalam
formularium RS.
9. Wewenang
1. Melakukan konsul pasien ke konsulen yang bersangkutan
atau merujuk pasien sesuai kebutuhan
2. Mengusulkan memindahkan pasien dari UGD ke ruang ICU

III. Koordinator ruangan UGD


1. Nama Unit Kerja : Instalasi Gawat darurat
2. Nama Jabatan : Kepala Ruang UGD
3. Pengertian :
Seorang tenaga perawatan profesional yang bertanggung
jawab dan berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan
keperawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat (UGD).

11
4. Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan Formal : D – III Keperawatan, berpengalaman 3
Tahun.
b. Pendidikan Non Formal :
1. Memiliki Sertifikat Manajemen Keperawatan.
2. Memiliki Sertifikat PPGD/BTCLS
c. Pengalaman Kerja :
Mempunyai pengalaman kerja di UGD minimal 5 Tahun.
d. Ketrampilan :
Memiliki kemampuan dan kepemimpinan.
e. Usia :
Usia antara 30 – 45 Tahun
Berbadan sehat jasmani dan rohani
5. Tanggung Jawab :
a. Secara fungsional bertanggung Jawab kepada Kepala
Bidang Pelayanan Keperawatan.
b. Secara operasional bertanggung Jawab kepada Ka
Instalasi Gawat Darurat
6. Tugas Pokok :
Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan pelayanan
perawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat.
7. Uraian Tugas :
a. Melaksanakan fungsi perawatan meliputi :
1. Menyusun rencana kegiatan berdasarkan jenis,
jumlah, mutu tenaga keperawatan serta tenaga
lainnya sesuai kebutuhan di UGD.
2. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawat
yang berlaku tiap minggu.
3. Membagi tugas harian dengan memperhatikan jumlah
dan tingkat kemampuan perawatan.
4. Merencanakan jumlah dan jenis peralatan di UGD.
5. Menyusun program pengembangan staf di UGD.
6. Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang
dibutuhkan di ruang perawatan UGD.

12
b. Melaksanakan fungsi penggerakan pelaksanaan meliputi :
1. Memantau seluruh staf dalam penerapan dan
pelaksanaan tugas yang dibebankan.
2. Mengadakan pelatihan untuk pegawai secara
berkesinambungan.
3. Memberi orientasi kepada siswa/pegawai baru.
4. Mengadakan pengadaan, pemeliharaan dan
penggunaan alat-alat maupun obat-obatan.
5. Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
6. Menilai hasil kerja pegawai dan memberikan
penghargaan yang berprestasi baik.

c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan


penilaian meliputi:
1. Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai.
2. Mengawasi penggunaan alat-alat agar digunakan
secara tepat
3. Mengatur supaya alat-alat tetap dalam keadaan siap
pakai.
4. Mengawasi pelaksanaan inventaris secara periodik.

IV. Penanggung Jawab Shift ( PJ Shift ) :


1 Nama Unit Kerja : Instalasi Gawat Darurat
2 Nama Jabatan : Penanggung jawab shift (PJ Shift
)
3 Pengertian :
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan
pelayanan keperawatan di UGD dan turut melaksanakan
pelayanan keperawatan pada satu unit ruangan
perawatan pada shift sore, malam dan hari libur.

13
4 Tujuan :
a. Agar kegiatan pelayanan Asuhan Keperawatan dapat
berjalan sesuai dengan standar keperawatan.
b. Agar mutu pelayanan asuhan keperawatan selalu
terjaga, selalu diupayakan, ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan / tuntutan masyarakat.

5 Persyaratan dan kualifikasi


a. Pendidikan Formal :
D III keperawatan
b. Pendidikan Non Formal :
Memiliki sertifikat kursus keperawatan khusus
c. Pengalaman Kerja :
Memiliki pengalaman sebagai pelaksana perawatan
minimal 5 tahun
d. Ketrampilan :
Memiliki kemampuan kepemimpinan, berwibawa, rajin
dan jujur.
e. Usia :
Usia antara 25 – 35 Tahun
Berbadan sehat jasmani dan rohani

6 Tanggung Jawab :
Secara organisasi bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Ruang UGD

7 Tugas Pokok :
a. Sebagai koordinator shift dinas pagi, sore, malam dan
hari libur sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
b. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Kepada Kepala Ruang.
c. Bersama-sama pelaksana perawatan melakukan
kegiatan pelayanan Asuhan Keperawatan.
d. Bertanggung jawab dalam kebenaran isi laporan /

14
penulisan asuhan keperawatan.

8 Uraian Tugas Penanggung Jawab Shift :


a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan diruang rawat pada shift sore, malam dan
hari libur.
b. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga
pelaksana perawatan untuk melaksankan Asuhan
Keperawatan sesuai ketentuan / standard yang berlaku
pada shift sore, malam dan hari libur.
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inventarisasi
peralatan pada shift sore, malam dan hari libur.
d. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan
peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
e. Membantu melaksanakan program orientasi kepada
petugas baru meliputi penjelasan tentang peraturan
rumah sakit, tata tertib dan fasilitas yang ada.
f. Memelihara dan mengembangkan system pencatatan
dan pelaporan Asuhan Keperawatan secara tepat dan
benar untuk tindakan keperawatan selanjutnya.
g. Memberi motivasi tenaga non perawatan dalam
memelihara kebersihan ruangan dan lingkungan pada
shift sore, malam dan hari libur.
h. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien pada
shift malam.
i. Memelihara buku register dan berkas catatan medik
pada shift sore, malam dan hari libur.
j. Menyusun rencana keperawatan pada shift sore, malam
dan hari libur dan melaksanakan tindakan

15
keperawatan.
k. Bersama-sama pelaksana perawat lainnya,
melaksanakan Asuhan Keperawatan kepada pasien
pada shift sore, malam dan hari libur.
l. Membuat laporan harian pada shift sore, malam dan
hari libur.
m. Melaksanakan serah terima tugas kepada penanggung
jawab shift berikutnya secara lisan maupun tertulis
pada saat penggantian dinas.
n. Mengikuti pertemuan berkala yang di adakan oleh
Kepala Ruang

V. PERAWAT PELAKSANA UGD

1 Nama Unit Kerja : Instalasi Gawat Darurat


2 Nama Jabatan : Perawat Pelaksana Instalasi Gawat Darurat
3 Pengertian :
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan
ditugaskan di Instalasi Gawat Darurat.

16
4 Persayaratan Dan Kualifikasi
a. Pendidikan Formal :
Berijazah Keperawatan dari semua jenjang yang
disyahkan oleh pemerintah atau yang berwenang.
b. Pendidikan Non Formal :
Memiliki sertifikat kursus perawatan khusus.
c. Pengalaman Kerja :
Memiliki pengalaman di Instalasi Gawat Darurat
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta berdedikasi tinggi,
berkepribadian mantap dan emosional yang stabil.
e.Usia :
Usia antara 22 - 35 Tahun
Berbadan sehat jasmani dan rohani.

5 Tanggung Jawab :
a. Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab
kepada kepala ruang unit gawat darurat.
b. Secara teknis medis operasional bertanggung jawab
kepada Dokter UGD / Ka Instalasi Gawat Darurat.

17
6 Tugas Pokok :
Melaksanakan Asuhan Keperawatan di UGD.

7 Uraian Tugas
a. Menyiapkan fasilitas dan lingkungan UGD untuk
kelancaran pelayanan
b. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam
keadaan darurat secara tepat dan cepat
c. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
gawat darurat dan melaksanakan evaluasi tindakan
perawatan yang telah dilakukan
d. Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku serta melaksanakan orientasi
kepada pasien
e. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama
yang baik dengan anggota tim (dokter, ahli gizi,
analis, pekarya, pekarya rumah tangga)

18
f. Melaksanakan tugas jaga sore, malam dan hari libur
secara bergiliran sesuai dengan jadwal dinas
g. Mengikuti pertemuan ilmiah dan penataran untuk
meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan.
h. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh
dokter
i. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan
perawatan yang tepat dan benar
j. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas
pengganti secara lisan / tertulis pada saat pergantian
dinas
k. Menyiapkan pasien yang akan pulang lengkap dengan
administrasinya
l. Memberikan health education kepada penderita dan
keluarga
m. Membantu merujuk pasien ke instansi yang lebih
mampu
n. Memantau dan menilai kondisi pasien selanjutnya
melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil
pemantauan.
o. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik
antara pasien, keluarga, dokter serta sesama perawat

8 Uraian Wewenang :
a. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
b. Memberikan asuhan keperawatan gawat darurat pada
pasien sesuai kemampuan dan batas kewenangannya.

C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pola perhitungan standar kebutuhan tenaga Unit gawat darurat
1. Tenaga medis (dokter umum dan spesialis) sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku dan ketetapan klasifikasi tipe RS serta kebijakan
pelayanan yang berlaku

19
2. Cara perhitungan ketenagaan perawat di UGD adalah berdasarkan jam
perawatan untuk setiap pasien dalam waktu 24 jam dan berdasarkan
jumlah kunjungan pasien UGD, rumus perhitungan tenaga perawat UGD
berdasarkan gabungan rumus dari Philipine dan lokakarya PPNI :
Jumlah jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x jumlah kunjungan + 10%
41 mg x 40 jam
3. Pola Pengaturan ketenagaan Unit Gawat Darurat
Tu ju an pembu at an ja dw al dina s a ga r dapat dil aksa na kan setia p
sh ift sesua i den ga n t ugas dan tanggung jawab berikut adalah
pembagian dinas petugas unit gawat darurat :
a. Dokter umum yang berdinas sesuai dengan jam praktek yang telah
ditentukan
b. Pengaturan jadwal dinas dokter umum dilakukan oleh kepala Unit gawat
darurat
c. Pengaturan jadwal jaga dokter spesialis dilakukan oleh manager
pelayanan medis
d. Jadwal dinas dokter spesialis dan dokter umum di setujui dan di sahkan
oleh wakil direktur pelayanan
e. Pengaturan jadwal dinas perawat dilakukan oleh Kepala Unitgawat
darurat
f. Perawat Rawat Jalan dibagi menjadi 3 Shift
1) Shift Pagi Pkl 07.00 – 14.00
2) Shift Siang Pkl 14.00 – 21.00
3) Shift Malam Pkl 21.00 – 07.00
g. Untuk Kepala Unit Gawat Darurat berdinas di pagi hari Pkl 07.00 –
14.00 dan sesuai pengaturan Kepala Unit Gawat Darurat

20
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

21
B. STANDAR FASILITAS
1. Fasilitas dan Sarana
Pelayanan di Unit Gawat Darurat rumah sakit harus dapat
memberikan pelayanan 24 jam secara terus menerus 7 hari dalam
seminggu. Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Kelas C Yaitu dokter
umum
siaga ditempat (on-site) 24 jam yang memiliki kualifikasi medik untuk
pelayanan
GELS (General Emergency Life Support) dan atau ATLS + ACLS dan
mampu
memberikan resusitasi dan stabilisasi Kasus dengan masalah ABC
(Airway,
Breathing, Circulation) untuk terapi definitif serta memiliki alat
transportasi untuk
rujukan dan komunikasi yang siaga 24 jam.

a. Lingkup Sarana Pelayanan


1) Program pelayanan pada UGD
a) True Emergency (Kegawatan darurat)
b) False Emergency (Kegawatan tidak darurat)
c) Cito Operation.
d) Cito/ Emergency High Care Unit (HCU).
e) Cito Lab.
f) Cito Radiodiagnostik.
2) Pelayanan kegawatdaruratan pada UGD
a) Pelayanan Kegawatdaruratan Kardiovaskuler
b) Pelayanan Kegawatdaruratan Sistem Pernafasan / Respiratory

22
c) Pelayanan Kegawatdaruratan Saraf Sentral / Otak
d) Pelayanan Kegawatdaruratan Lain antara lain: saluran
kemih/prostat, pencernaan, dll.

3) Kebutuhan Ruang, fungsi dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas

Tabel 2.4.1.2 (PMK 24 thn 2016)

a) Letak ruang gawat darurat harus memiliki akses


langsung dari jalan raya dan tanpa hambatan.
b) Letak ruang gawat darurat harus memiliki akses yang
cepat dan mudah ke ruang operasi, ruang
kebidanan, ruang radiologi, laboratorium, ruang farmasi
dan bank darah rumah sakit.
c) Akses masuk ruang gawat darurat harus dilengkapi
dengan tanda penunjuk jalan, rambu-rambu, dan elemen
pengarah sirkulasi yang jelas.
d) Desain tata ruang gawat darurat harus dapat mendukung
kecepatan pemberian pelayanan.

NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN

A. Ruang Penerimaan
1. Ruangan Tunggu • Luas ruang tunggu
menyesuaikan kebutuhan
kapasitas pelayanan dengan
perhitungan 1~1,5
m2/orang.
• Ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran udara
baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran
udara minimal 6 kali per
jam.
• Ruangan harus
mengoptimalkan
pencahayaan alami.
23
• Ruang tunggu dilengkapi
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN

• Ruangan harus dengan pos


dijamin terjadinya perawat, namun
pertukaran udara baik untuk
alami maupun administrasi
mekanik. Untuk ventilasi keuangan dapat
mekanik minimal total terpusat.
pertukaran udara 6 kali per
jam.
• Intensitas cahaya minimal
3. Ruangan Triase • Dari drop off pasien
ke ruangan triase harus
dihindari adanya perbedaan
level lantai.
• Pintu masuk
menggunakan jenis pintu
swing membuka ke arah
dalam dan dilengkapi
dengan alat
penutup pintu otomatis,
dengan lebar bukaan
minimal 120 cm.
• Bahan penutup pintu
harus dapat mengantisipasi
4. Ruangan Pos • benturan-benturan
Letak pos brankar.
perawat
Perawat harus memungkinkan
(Nurse Station) kecepatan
dalam pemberian pelayanan.
5. Ruangan Umum
Penyimpanan
Brankar
6. Ruangan • Ruangan ini ditempatkan
Dekontaminasi di sisi depan/luar ruang
gawat darurat atau
terpisah dengan ruang
gawat

24
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN

darurat.
• Pintu masuk
menggunakan jenis pintu
swing membuka ke arah
dalam dan dilengkapi
dengan alat
penutup pintu otomatis.
• Bahan penutup pintu
harus dapat mengantisipasi
benturan-benturan brankar.
• Bahan penutup lantai
tidak licin dan tahan
terhadap air.
• Konstruksi dinding
tahan terhadap air sampai
dengan ketinggian 120
cm dari permukaan lantai.
• Ruangan dilengkapi
7. Area yang dapat • dengan
Area inisink dan
disarankan Area ini
digunakan untuk tersedia, dilengkapi dengan disediakan
Penanganan minimal utilitas air bersih untuk RS Kelas
Korban Bencana dan listrik. A dan B
Massal.
B. Ruang Tindakan
1. Ruangan • Luas ruangan per Jumlah tempat
Resusitasi tempat tidur resusitasi 12 tidur resusitasi
m2. menyesuaikan
• Bahan bangunan dengan
yang digunakan tidak klasifikasi RS
boleh memiliki tingkat dan kajian
porositas yang tinggi. kebutuhan
• Setiap tempat pelayanan
tidur disediakan minimal 5
(lima) kotak kontak.
dan tidak boleh

25
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN

sambungan langsung tanpa


pengamanan arus.
• Harus disediakan outlet
gas medik yang terdiri dari
oksigen, udara tekan medik
dan vakum medik.
• Ruangan harus
dijamin terjadinya
pertukaran udara baik alami
maupun mekanik dengan
total pertukaran
udara minimal 6 kali per
jam.
• Ruangan
harus mengoptimalkan
pencahayaan alami. Untuk
pencahayaan buatan dengan
intensitas cahaya 300 lux.
• Sumber daya listrik
pada ruangan resusitasi,
harus dilengkapi
dengan sumber
listrik darurat yang tidak
boleh terputus, bila terjadi
2. Ruangan Tindakan gangguan pada sumber daya
a. Bedah • Jumlah tempat RS Kelas A :
b. Non Bedah tidur ruangan tindakan 4 jenis ruangan
c. Anak menyesuaikan dengan ini terpisah
d. Kebidanan kajian kebutuhan kapasitas
pelayanan. RS Kelas B :
• Luas ruangan per Ruangan
tempat tidur resusitasi 12 tindakan anak
m2. dan kebidanan
• Bahan bangunan dapat digabung.
yang digunakan tidak

26
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN

memiliki tingkat porositas RS Kelas C :


yang tinggi. • Ruangan
• Setiap tempat tindakan bedah
tidur disediakan minimal 5 dan non bedah
(lima) kotak kontak. dapat
dan tidak boleh digabung.
ada percabangan/ • Ruangan
sambungan langsung tanpa tindakan anak
pengamanan arus. dan kebidanan
• Harus disediakan outlet dapat
gas medik yang terdiri digabung.
dari oksigen, udara tekan
medik dan vakum medik. RS Kelas D :
• Ruangan harus 4 jenis ruangan
dijamin terjadinya ini dapat
pertukaran udara baik alami digabung
maupun mekanik dengan
total pertukaran
udara minimal 6 kali per
jam.
• Ruangan
harus mengoptimalkan
pencahayaan alami. Untuk
pencahayaan buatan dengan
intensitas cahaya 300 lux.
• Sumber daya listrik
pada ruangan tindakan,
harus dilengkapi
dengan sumber
listrik darurat yang tidak
3 Ruangan • boleh
Luasterputus,
ruangan per Jumlah
bila terjadi tempat
Observasi tempat tidur ruangan tidur observasi
observasi minimal 8 m2. menyesuaikan
dengan

27
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN

• Bahan bangunan klasifikasi RS


yang digunakan tidak dan kajian
boleh memiliki tingkat kebutuhan
porositas yang tinggi. pelayanan
• Antar tempat tidur
yang dibatasi oleh tirai
maka rel harus
dibenamkan/menempel di
plafon, dan sebaiknya bahan
tirai non porosif.
• Setiap tempat
tidur disediakan minimal 2
(dua) kotak
kontak dan tidak
boleh ada
percabangan/sambungan
langsung tanpa
pengamanan arus.
• Harus disediakan
outlet oksigen.
• Ruangan harus
dijamin terjadinya
pertukaran udara baik alami
maupun mekanik dengan
total pertukaran
udara minimal 6 kali per
jam.
• Ruangan
harus mengoptimalkan
pencahayaan alami. Untuk
C. Ruang Penunjang Medis
pencahayaan buatan dengan
1 Ruangan Umum Untuk RS Kelas
Obat/Farmasi C dan D tempat
penyimpanan

28
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN

2 Ruangan Umum dapat berupa


Penyimpanan lemari
Linen
3 Ruangan Alat Umum
Medis
4 Ruangan Umum Untuk RS Kelas
Petugas/ Staf D, ruangan ini
dapat terpusat,
bergabung
dengan unit-unit
lain.
5 Gudang Kotor • Dilengkapi dengan
(Spoolhoek/Dirty sloop sink dan service
Utility) sink.
• Letak ruang spoolhoek
berada di area servis, akses
tidak boleh bersilangan
(cross) dengan ruangan
barang bersih.
• Persyaratan ventilasi udara :
⁻ Tekanan udara
dalam ruangan
negatif.
⁻ Total pertukaran
6 KM/WC (Toilet) volume udara minimal
• Toilet petugas
dan pengunjung dibedakan.
• Disediakan toilet umum
dan minimal satu toilet
aksesibel untuk pasien
dan pengunjung.
• Persyaratan toilet lihat
poin G. Desain
Komponen Bangunan
Rumah Sakit

29
NO. NAMA RUANGAN PERSYARATAN RUANGAN KETERANGAN

7 Ruangan Loker Umum Dapat terpusat


dalam RS/
terpisah di tiap-
tiap Ruang.
Keterangan : Kebutuhan ruangan di ruang gawat darurat disesuaikan
dengan jenis dan kebutuhan pelayanan serta ketersediaan
SDM di Rumah Sakit

4) Persyaratan khusus
a) Area UGD terletak pada area depan samping dari tapak RS.
b) Area UGD mudah dilihat serta mudah dicapai dari luar tapak
rumah
sakit (jalan pilang raya) dengan tanda-tanda yang sangat jelas
dan mudah dimengerti masyarakat umum.
c) Area UGD memiliki pintu masuk kendaraan yang berbeda dengan
pintu masuk kendaraan ke area Unit Rawat Jalan/Poliklinik
d) Untuk tapak RS yang berbentuk memanjang mengikuti panjang
jalan raya maka pintu masuk kearea UGD harus terletak pada
pintu masuk yang pertama kali ditemui oleh pengguna kendaraan
untuk masuk kearea RS.
e) UGD berada pada lantai dasar (Ground Floor) yang memiliki
akses langsung.
f) UGD memiliki Area yang dapat digunakan untuk penanganan
korban bencana massal (Mass Disaster Cassualities
Preparedness Area).
g) Pada area untuk menurunkan atau menaikan pasien
(Ambulance Drop-In Area) memiliki sistem sirkulasi yang
memungkinkan
ambulan bergerak 1 arah (One Way Drive / Pass Thru Patient
System).
h) Letak bangunan UGD berdekatan dengan Inst. Bedah Sentral
yang berada pada lantai 2 bangunan dan memiliki akses langsung
berupa elevator dan ramp.
i) Letak bangunan UGD berdekatan dengan Unit Kebidanan pada
lantai dua yang memiliki akses langsung melalui elevator dan
ramp.
j) Letak bangunan UGD berdekatan dengan Unit Laboratorium yang
berada pada lantai yang sama dengan UGD.
k) Letak bangunan UGD berdekatan dengan Unit Radiologi.

30
5) Persyaratan khusus
l) Area UGD terletak pada area depan samping dari tapak RS.
m) Area UGD mudah dilihat serta mudah dicapai dari luar tapak
rumah
sakit (jalan pilang raya) dengan tanda-tanda yang sangat jelas
dan mudah dimengerti masyarakat umum.
n) Area UGD memiliki pintu masuk kendaraan yang berbeda dengan
pintu masuk kendaraan ke area Unit Rawat Jalan/Poliklinik, Unit
o) Untuk tapak RS yang berbentuk memanjang mengikuti panjang
jalan raya maka pintu masuk kearea UGD harus terletak pada
pintu masuk yang pertama kali ditemui oleh pengguna kendaraan
untuk masuk kearea RS.
p) UGD berada pada lantai dasar (Ground Floor) yang memiliki
akses langsung.
q) UGD memiliki Area yang dapat digunakan untuk penanganan
korban bencana massal (Mass Disaster Cassualities
Preparedness Area).
r) Pada area untuk menurunkan atau menaikan pasien
(Ambulance Drop-In Area) memiliki sistem sirkulasi yang
memungkinkan
ambulan bergerak 1 arah (One Way Drive / Pass Thru Patient
System).
s) Letak bangunan UGD berdekatan dengan Inst. Bedah Sentral
yang berada pada lantai 2 bangunan dan memiliki akses langsung
berupa elevator dan ramp.
t) Letak bangunan UGD berdekatan dengan Unit Kebidanan pada
lantai dua yang memiliki akses langsung melalui elevator dan
ramp.
u) Letak bangunan UGD berdekatan dengan Unit Laboratorium yang
berada pada lantai yang sama dengan UGD.
v) Letak bangunan UGD berdekatan dengan Unit Radiologi yang
berada pada lantai yang sama dengan UGD.

31
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan
Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan
pelayanan terhadap pasien Gawat darurat. Alat yang harus tersedia adalah
bersifat life saving untuk kasus kegawatan jantung seperti monitor dan
defribrilator
a. Alat – alat untuk ruang resusitasi :
1) Mesin suction ( 1 set )
2) Oxigen sentral lengkap dengan flowmeter ( 1 set )
3) Laringoskope ( 1 set )
4) Spuit semua ukuran ( masing – masing 5 buah )
5) Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan )
6) Infus set atau transfusi set atau macro set
7) Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan
infus & penghalang ( 1 buah )
8) Defribrilator ( 1 buah )
9) Monitor EKG ( 1 buah )
10) Trolly Emergency yang berisi alat – alat untuk melakukan resusitasi (
1 buah )
11) Papan resusitasi ( 1 buah )
12) Ambu bag dewasa, anak, neonatal ( 1atau1atau1 set )
13) Stetoskop (1 buah)
14) Thermometer digital ( 1 buah )
15) Tiang Infus ( 1 buah )
b. Alat – alat untuk ruang tindakan bedah
1) Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung
(1 set )
2) Verban segala ukuran
3) Vena seksi set ( 1 set )
4) Autoklaf
5) Extraksi kuku set ( 1 set )
6) Hecting set ( 3 set )
7) Benang – benang atau jarum segala jenis dan ukuran:
32
a) Cat gut 2atau0 dan 3atau0 ( 1 buah )
b) Silk Black 2atau0, 3atau0 ( 1 buah )
c) Jarum cating dan muskulo segala ukuran
8) Kassa ( 2 tromol )
9) Stomach tube atau NGT
10) Spekulum hidung ( 1 buah )
11) Spuit sesuai kebutuhan
12) Dower Catheter segala ukuran
13) Stetoskop ( 1 buah )
14) Tensimeter ( 1 buah )
15) Thermometer ( 1 buah )
16) Elastis verban sesuai kebutuhan
17) Tiang infus ( 2 buah )
c. Alat – alat untuk ruang tindakan non bedah :
1) Stomach tube atau NGT
2) Urine bag
3) Otoscope ( 1 set )
4) Nebulizer ( 1 buah )
5) Mesin EKG ( 1 buah )
6) Infus set ( 4 buah )
7) IV catheter semua nomer
8) Spuit sesuai kebutuhan :
9) Tensimeter ( 1 buah )
10) Stetoskop ( 1 buah )
11) Thermometer ( 1 buah )
12) Tiang infus ( 2 buah )
13) Oxigen sentral lengkap dengan flowmeter ( 2 set )
d. Alat – alat untuk ruang observasi
1) Tensi meter ( 1 buah )
2) Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah )
3) Termometer ( 1 buah )
4) Stetoskop ( 1 buah )
5) Standar infus ( 1 buah )
6) Infus set ( 1 set )
7) IV catheter segala ukuran ( 1 set )
8) Spuit sesuai kebutuhan
9) Monitor Pasien ( 4 buah )
33
e. Alat – alat dalam trolly emergency
Obat Life saving ( terlampir pada standar obat UGD RSPC )
Obat penunjang ( terlampir pada standar obat UGD RSPC )
Alat – alat kesehatan
1) Ambu bag atau Air viva untuk dewasa &
anak ( 1 buah atau 1 buah )
2) Oropharingeal airway
a) Nomer 3 ( 2 buah )
b) Nomer 4 ( 2 buah )
3) Laringoscope dewasa & anak ( 1 set )
4) Magyl forcep
5) Face mask ( 1 buah )
6) Urine bag non steril ( 5 buah )
7) Spuit semua ukuran
8) Infus set ( 1 set)
9) Endotracheal tube ( dewasa & anak )
a) Nomor 2.5 ( 1 buah )
b) Nomor 3 ( 1 buah )
c) Nomor 4 ( 1 buah )
d) Nomor 7 ( 1 buah )
e) Nomor 7.5 ( 1 buah )
f) Nomor 8 ( 1 buah )
10) Slang oksigen sesuai kebutuhan
11) Stomach tube atau NGT
a) Nomor 16 ( 2 buah )
b) Nomor 18 ( 2 buah )
c) Nomor 12 ( 3 buah }
12) IV catheter sesuai kebutuhan
a) Nomor 18 Cath atau Terumo ( 2 atau 2 buah )
b) Nomor 20 Cath atau Terumo ( 2 atau 16 buah )
c) Nomor 22 Cath atau terumo ( 2 atau 11 buah )
13) Suction catheter segala ukuran
a) Nomor 10 ( 3 buah )
b) Nomor 12 ( 2 buah )
14) Neck collar Ukuran S atau M ( 2 atau 1 )
15) Head Fixator/ Head Immobilizer (2 atau 1)

34
f. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien RS PC saat ini memiliki (1)
Unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi UGD dan
bagian umum.
Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
1) Perlengkapan Ambulance
a) Ac
b) Sirine
c) Lampu rotater
d) Sabuk pengaman
e) Sumber listrik atau stop kontak
f) Lemari untuk alat medis
g) Lampu ruangan
2) Alat & Obat
1) Tabung Oksigen ( 1 buah )
2) Mesin suction ( 1 buah )
3) Monitor EKG 1 buah )
4) Stretcher ( 1 buah )
5) Scope ( 2 buah )
6) Piala ginjal ( 1 buah )
7) Emergency Kids yang berisi :
a) Obat – obat untuk life saving (Cairan infus: RL, NaCL 0,9 %
( 5 atau 10 kolf)
b) Senter ( 2 buah )
c) Stetoskop ( 3 buah )
d) Tensimeter ( 1 buah )
e) Piala ginjal ( 1 buah )
f) Oropharingeal air way
g) Gunting verban ( 2 buah )
h) Tongue Spatel ( 1 buah )
i) Reflex hummer ( 2 buah )
j) Infus set ( 1 buah )
k) IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
l) Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )

35
3. Standar Obat UGD
a. OBAT LIVE SAVING
1) Injeksi

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat


(Generik)
Karbazokrom Na
1. Ampul 6 Haemostatic
Sulfonat
2 ATP Ampul 4 Anti Arrhytmia
3 Amiodarone Ampul 4 Anti Arrhytmia
Anti asthmatic dan COPD
4 Metaproperenol Ampul 2
preparations
Anti asmatic dan COPD
5 Aminophilin Ampul 14
preparations
6 Atropin sulfat Ampul 125 Anti spasmodic
7 Buscopan Ampul 14 Anti spasmodic
8 Clonidine Ampul 3 Other Anti hypertensives
9 Ondansentron Ampul 5 Anti emetics
Dexamethason 0,5
10 Ampul 6 Corticosteroid Hormones
mg
12 Diazepam Ampul 5 Minor Transquillizer
13 Ethamsylate Ampul 5 Haemostatics
14 Midazolam 5 mg Ampul 1 Hypnotics dan sedatives
15 Ephinephrin Ampul 2 Vasopresor,Symphatomimetic
16 Furosemid Ampul 16 Diuretics
17 Lidocain Ampul 94 Anastetic local
18 Metro clopramide Ampul 5 Anti emetic
19 Citicolin 250 mg Ampul 2 Neuroprotector
20 Citicolin 100 mg Ampul 2 Neoroprotector
21 Piracetam 1 gr Ampul 5 Neuroprotector
22 Sodium Metamizole Ampul 5 Analgetik
23 Phenobarbital Ampul 2 Sedatif
24 Pethidine Ampul 2 Sedatif
25 Budesonide Ampul 8 Broncodilator
26 Ranitidine Ampul 5 Antacida
Ketorolac
27 Ampul 5 Analgetik
Tromethamine
28 Tramadol 50 mg Ampul 1 Analgetik
29 Parasetamol Ampul 5 Analgetik
30 Asam Tranexamat Ampul 7 Haemostatics
31 Vitamin K Ampul 2 Anti perdarahan
32 ATS 1500 u Ampul 10 Anti tetanus
33 Kallium clorida Flacon 6 Elektrolit
34 Meylon 25 ml Flacon 9 Elektrolit
35 Meylon 100 ml Flacon 1 Elektrolit
36 Morphin Ampul 2 Analgetic, Sedative

36
2) Cairan Infus
No Nama Obat Satuan Jumla Jenis Obat
h
1. Asering Kolf 4
2. Dextrose 5 % 250 ml Kolf 2
3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 8
4 Dextrose 10 % 500ml Kolf 5
5. Dextrose In Saline Kolf 2
0,225
6. Dextrose 0,5 Darrow Kolf 3
7. Kaen 3 B Kolf 1
8. Kaen 3 A Kolf 1
9. Larutan 2 A Kolf 7
10. Manitol 250 cc Kolf 2
11. Nacl 0,9 % 250 ml Kolf 1
12. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5
13. Nacl 3 % Kolf 1
14. Ringer Dextrose Kolf 6
15 Ringer Lactat Kolf 13
16. Ringer Solution Kolf 2
17. Dex 40 % 25 ml Flalon 6

1) Suppositoria
No Nama Obat Satuan Jumla Jenis Obat
h
Suprafenid Supp 5 Anti piretik, Analgetik
5. Pamol 250 mg Supp 1 Anti piretik, Analgetik
6. pamol 125 mg Supp 5 Anti piretik , Analgetik
7. Dizapam 5 mg Supp 5 Sedatif
8. Diazepam 10 mg Supp 5 Sedatif

b. OBAT PENUNJANG
1) Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumla Jenis Obat
h
1. Ondansentron Ampul 5 Antiemetik
2. Calsium gluconas Ampul 3 Vitamin (elektrolit)
3. Ranitidine Ampul 5 Antasida
4. Digoxine Ampul 2 Cardiac drugs
5. Neurobion 5000 Ampul 5 Vitamin
6. Papaverin Ampul 12 Anti spasmudics
7. Metoclopramid Ampul 8 Anti emetic
8 Cortison Asetat Flacon 4 Anti inflamasi
9. Kanamycin 1 gr Flacon 10 Antibiotik
10. Procain Penicillin Flacon 2 Antibiotik

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

37
A. TATA LAKSANA ASUHAN PASIEN UNIT GAWAT DARURAT
Gambar Alur Kegiatan Pada Unit Gawat Darurat

Pasien
Keluarga Pasien
Pendaftaran
Triage Visual

False True Meninggal


POLIKLINIKK Emergency Emergency

Kamar Jenazah

Triage

Urgent/Darurat Emergency/Gawat Darurat


(perlu pertolongan segera) (ada ancaman kematian)

Resusitasi
Tindakan Stabilisasi

Ruang Ruang OK ICU Meninggal


Observasi Rawat Rawat

Rawat Inap Kamar


Pulang
Jenazah

B. TATA LAKSANA PENDAFTARAN UNIT GAWAT DARURAT 24 Jam

38
1. Petugas Penanggung Jawab
Petugas Rekam medis
2. Perangkat Kerja
Status RM
3. Tata Laksana Pendaftaran Pasien UGD
a. Pendaftaran pasien yang datang ke UGD dilakukan oleh pasien atau
keluarga dibagian admission
b. Bila keluarga tidak ada petugas UGD bekerja sama dengan securiti
untuk mencari identitas pasien
c. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian admission akan
memberikan status untuk diisi oleh dokter UGD yang bertugas.
d. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung
diberikan pertolongan di UGD, sementara keluarga atau penanggung
jawab melakukan pendaftaran di bagian admission

C. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI UGD


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Petugas Operator
b. Dokter atau perawat UGD
2. Perangkat Kerja
a. Pesawat telpon
b. Hand phone
3. Tata Laksana Sistim Komunikasi UGD
a. Antara UGD dengan Unit lain dalam RS Dinda Tangerang adalah dengan
nomor extension masing-masing Unit
b. Antara UGD dengan dokter konsulen atau rumah sakit lain atau yang
terkait dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan
pesawat telephone langsung dari UGD dengan menggunakan kode PIN
yang dimiliki oleh dokter jaga atau melalui bagian operator
c. Antara UGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan
menggunakan pesawat telephone dan handphone .
d. Dari luar RS dapat langsung melalui operator

D. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE


1. Petugas Penanggung Jawab
Dokter jaga UGD
39
2. Perangkat Kerja
a. Stetoscope
b. Tensimeter
c. Status medis
3. Tata Laksana Pelayanan Triase UGD
a. Pasien atau keluarga pasien mendaftar ke bagian admission
b. Dokter jaga UGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap
dan menentukan prioritas penanganan.
c. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa atau
mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang resusitasi
d. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa
atau fungsi vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat.
Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di
ruang tindakan bedah atau non bedah
e. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan
pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir. Pasien ditempatkan diruang non bedah

E. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT


1. Petugas Penangung Jawab
Dokter jaga UGD
2. Perangkat Kerja
Formulir Persetujuan Tindakan
3. Tata Laksana Informed Consent
a. Dokter UGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian
informed consent pada pasien atau keluarga pasien disaksikan oleh
perawat
b. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan
oleh perawat.
c. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

F. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat UGD
b. Supir Ambulan
2. Perangkat Kerja
a. Ambulance
40
b. Alat Tulis
3. Tata Laksana Transportasi Pasien UGD
a. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan RS Dinda Tangerang
sebagai transportasi, maka perawat UGD menghubungi Unit
administrasi untuk pemesanan ambulan.
b. Perawat UGD menuliskan data-data atau penggunaan ambulan (nama
pasien, waktu penggunaan & tujuan penggunaan )
c. Perawat UGD menghubungi bagian atau supir ambulan untuk
menyiapkan kendaraan
d. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.

G. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat
b. Dokter jaga UGD
2. Perangkat Kerja
a. Stetoscope
b. Tensi meter
3. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
a. Pasien atau keluarga pasien mendaftar dibagian admission
b. Dilakukan triase untuk penempatan pasien diruang non bedah
c. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga UGD
d. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga atau penanggung
jawab
e. Bila perlu dirawat atau observasi pasien dianjurkan kebagian admission.
f. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep, dan surat persetujuan
pulang dari dokter
g. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter

H. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Dokter jaga UGD
b. Perawat
c. Petugas Satpam
2. Perangkat Kerja
a. Senter
b. Stetoscope
41
c. EKG
d. Surat Kematian

3. Tata Laksana Death On Arrival di UGD ( DOA )


a. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga UGD
b. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan
jenazah
c. Dokter jaga UGD membuat surat keterangan meninggal
d. Jenazah dipindahkan atau diserah terimakan di ruangan jenazah dengan
bagian Security.

I. TATA LAKSANA SISTIM INFORMASI PELAYANAN PRA RUMAH SAKIT


1. Petugas Penanggung Jawab
Perawat UGD
2. Perangkat Kerja
a. Ambulan
b. Handphone
3. Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit
a. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai
kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat UGD .
b. Isi informasi mencakup :
3.b.1. Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda vital )
3.b.2. Peralatan yang diperlukan di UGD ( suction, monitor, defibrillator )
3.b.3. Kemungkinan untuk dirawat di Unit intensive care
3.b.4. Perawat UGD melaporkan pada dokter jaga UGD & PJ Shift serta
menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang
diterima dari petugas ambulan.

J. TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Dokter UGD
b. Perawat UGD
2. Perangkat Kerja
a. Ambulan
b. Formulir persetujuan tindakan
c. Formulir rujukan

42
3. Tata Laksana Sistim Rujukan UGD
a. Alih Rawat
3.a.1. Perawat UGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk
3.a.2. Dokter jaga UGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah
sakit rujukan mengenai keadaan umum pasein
3.a.3. Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat UGD
menyampaikan ke pasien atau keluarga pasien.
b. Pemeriksaan Diagnostik
3.b.1. Pasien atau keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai
tujuan pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien
harus mengisi informed consent
3.b.2. Perawat UGD menghubungi rumah sakit rujukan
3.b.3. Perawat UGD menghubungi Unit yang terkait mengenai
pengadaan ambulan RS Dinda Tangerang
c. Spesimen
3.c.1. Pasien atau keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan
pemeriksaan specimen
3.c.2. Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
3.c.3. Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan
kepetugas laboratorium
3.c.4. Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang
dituju.

K. TATA LAKSANA PENDELEGASIAN


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Dokter UGD
b. Perawat UGD
2. Perangkat Kerja
a. Instruksi Dokter
3. Tata Laksana Pendelegasian
a. Dokter UGD mendelegasikan tindakan kepada
perawat UGD
b. Jenis jenis tindakan di UGD

43
Tindakan Yang Bersifat Mandiri Tindakan Yang Bersifat
Supervisi
1. Pemasangan IV Line 1. Hacting
2. Pelepasan IV Line 2. Pemasangan Kateter Urin
3. Ganti Verband 3. Pemasangan NGT
4. Pemasangan Lead EKG 4. Wound Toilet
5. Pemasangan Nebulizer 5. Perawatan Luka Bakar
6. Penyuntikan Obat
7. Pemasangan Selang
Oksigen
c. Dokter UGD wajib mengevaluasi seluruh hasil
tindakan yang telah di delegasikan ke perawat UGD
d. Dokter bertanggung jawab penuh atas segala
tindakan yang di delegasikan ke perawat

44
BAB V
LOGISTIK

A. Prosedur Perencanaan Alat Kesehatan dan Obat


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Gawat Darurat
b. Kepala Shift UGD
2. Perangkat kerja
a. Formulir pengajuan peralatan
3. Tata Laksana Perencanaan Peralatan/ Peremajaan
a. Petugas farmasi berkordinasi dengan kepala Unit mengenai alat
kesehatan dan obat yang diperlukan di ruang UGD.
b. Petugas farmasi menyediakan alat kesehatan dan obat sesuai
kebetuhan yang sudah di sepakati di lemari obat UGD.
c. Untuk obat-obat yang tersedia di lemari obat UGD dapat di ambil
langsung untuk memberikan pelayanan kegawatdaruratan
d. Perawat UGD mencatat setiap pengambilan alat kesehatan dan obat
yang di gunakan emergensi oleh pasien di formulir pemakaian alat
kesehatan dan obat serta memintakan resep kepada dokter yang
meminta obat tsb.
e. Petugas farmasi mengecek alat kesehatan dan obat yang sudah di
gunakan oleh perawat UGD dan mengambil resep yang sudah
dibuatkan serta dilakukan verifikasi kesesuaian resep dan jumlah yang
tersisa.
f. Petugas farmasi melengkapi alat kesehatan dan obat yang sudah di
gunakan sesuai stock dan pemakaian.
g. Perawat memeriksa kesesuaian alat kesehatan dan obat yang di kirim
dengan permintaan.

B. Perencanaan Peralatan / Peremajaan


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Gawat Darurat
b. Kepala Shift UGD
2. Perangkat kerja
a. Formulir pengajuan peralatan
3. Tata Laksana Perencanaan Peralatan/ Peremajaan
a. Perawat UGD mengajukan permohonan permintaan peralatan
dengan mengisi formulir yang telah disediakan oleh bagian logistik.
b. Formulir pengajuan peralatan yang sudah ditanda tangani oleh
kepala Unit / Shift UGD diserahkan kepada kepala seksi pengadaan
fasilitas bidang keperawatan/ pelayanan medis
45
c. Formulir pengajuan diserahkan ke bagian logistik.
d. Bagian logistik akan menginformasikan kembali bila peralatan
yang diminta sudah ada.
e. Perawat mengambil peralatan yang diminta dan
menandatangani formulir serah terima peralatan di bagian logistik.

C. Penerimaan Peralatan dan Obat


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Gawat Darurat
b. Kepala Shift UGD
2. Perangkat kerja
a. Formulir penerimaan peralatan
3. Tata Laksana Penerimaan Peralatan
a. Bagian logistik akan menginformasikan peralatan yang diminta sudah
ada.
b. Kepala Unit / Kepala Shift UGD mengambil peralatan yang diminta
dan menandatangani formulir serah terima peralatan di bagian
logistik.

D. Penyimpanan Peralatan dan Obat


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Gawat Darurat
b. Kepala Shift
2. Perangkat kerja
a. Kartu Stock Farmasi dan Logistik
3. Tata Laksana Penyimpanan Peralatan
a. Petugas menerima barang pesanan yang datang
b. Petugas mengecek dan mencocokkan kesesuaian barang datang
antara Surat Pesanan dengan Faktur Pembelian
c. Petugas melakukan penginputan barang datang melalui billing sistem
d. Petugas melakukan stock opname barang persediaan setiap hari
e. Petugas membuat laporan tentang stock opname setiap bulan
f. Petugas mengajukan permintaan barang yang sudah mendekati
minimal buffer stock

E. Pemeliharaan / Perbaikan Peralatan


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Kepala Unit Gawat Darurat
b. Kepala Shift

46
2. Perangkat kerja
a. Kartu Pemeliharaan
3. Tata Laksana Pemeliharaan Peralatan
a. Petugas membuat laporan pemeliharaan peralatan / Kalibrasi alat
dengan mengisi formulir yang telah disediakan oleh bagian logistik.
b. Formulir pemeliharaan peralatan yang sudah ditanda tangani oleh
kepala Unit / Shift UGD diserahkan kepada kepala seksi pengadaan
fasilitas bidang keperawatan/ pelayanan medis
c. Formulir pengajuan diserahkan ke bagian logistik.
d. Bagian logistik akan menginformasikan kembali bila pemeliharaan
dan perbaikan bisa dilakukan atau tidak pada hari yang di tentukan.
e. Petugas melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
dan perawatan sarana prasarana.
f. Perawat mengambil kembali peralatan dan menandatangani formulir
serah terima peralatan di bagian logistik.

BAB VI
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di RS dalam memberikan pelayanan UGD antara


lain: (PMK no. 129/2008)

47
BAB VII
PERTEMUAN/RAPAT

Pertemuan/Rapat di UGD ada dua macam yaitu :


1. Rapat rutin
48
2. Rapat insidentil

Rapat rutin :
Waktu : Setiap hari kamis
Jam : 12.00 – 14.00 Wib
Tempat : Ruang Pertemuan
Pimpinan : Ka. Instalasi
Peserta : Seluruh Staf
Materi : Penyampaian kebijakan
Evaluasi kinerja Unit
Penyampaian hal baru ataupun penyegaran dibidang
kegawatdaruratan
Menerima, membahas ataupun merekomendasikan aspirasi

Rapat Insidentil
Waktu : Sewaktu-waktu
Jam : Jam kerja
Tempat : Ruang Pertemuan
Pimpinan : Ka.Bid YanMed/Ka.UGD/Ka.Bid Kep
Peserta : Terbatas sesuai undangan
Materi : Pembahasan masalah urgen
Penyampaian kebijakan urgen

BAB VIII
PELAPORAN

49
A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk
melaporkan segala sesuatu bentuk kegiatan yang ada terkait dengan
pemberian pelayanan gawat darurat di UGD

B. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh kepala ruangan UGD. Adapun jenis laporan yang
dikerjakan terdiri dari :

1. Laporan harian
Laporan yang dibuat oleh penanggungjawab shift dalam bentuk
tertulis setiap hari.
Adapun hal – hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan kunjungan pasien UGD
b. Laporan SDM UGD
c. Laporan keadaan sarana dan fasilitas UGD
d. Laporan mutu pelayanan

2. Laporan bulanan
Laporan yang dibuat oleh Karu UGD dalam bentuk tertulis setiap
bulannya dan diserahkan kepada Ka.Bid Kep setiap tanggal 7.
Adapun hal – hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan kunjungan pasien UGD yang meliputi:
i. Laporan kunjungan pasien UGD berdasarkan kasus
(gawat darurat, gawat tidak darurat / darurat tidak
gawat, tidak gawat darurat)
ii. Jumlah kunjungan pasien UGD berdasarkan kasus
(pulang, rawat, konusl, rujuk, observasi, menolak rawat)
iii. Jumlah kecelakaan berdasarkan jenis kecelakaan yang
datang ke UGD (kec. Kendaraan bermotor, kec. Pejalan
kaki, kec. Di air, kec. Industry, kec. Rumah tangga, kec.
Tidak diketahui jenisnya) dan berdasarkan kasus (pulang,
rawat, kosul, rujuk, observasi, menolak rawat)
iv. Jumlah pasien meninggal
v. Jumlah kasus penyakit terbanyak di UGD
b. Laporan SDM UGD
i. Kuantitas SDM (dokter dan perawat UGD)
ii. Kualitas SDM (dokter dan perawat UGD)
c. Laporan keadaan fasilitas dan sarana UGD yang meliputi :
i. Kelengkapan alat dan fasilitas
ii. Kondisi alat dan fasilitas
d. Laporan mutu pelayanan UGD meliputi :
i. Angka kematian di UGD

50
ii. Ankga keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat
(emergency repon time)

51
BAB IX
PENUTUP

Manajemen Pelayanan unit Gawat Darurat ini diharapkan dapat dijadikan acuan
dalam pengelolaan penyelenggaraan dan penyusunan standar prosedur operasional
pelayanan UGD di Rumah Sakit.

Dibutuhkan dukungan dari semua pihak terutama pimpinan Rumah Sakit agar
mutu pelayanan unit gawat darurat dapat senantiasa ditingkatkan dan
dipertahankan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di
bidang kegawatdaruratan.

52

Anda mungkin juga menyukai