PENDAHULUAN
b. Status Kepemilikan
1) Bank Milik Negara, adalah bank yang seluruh modalnya berasal dari
kekayaan Negara yang dipisahkan dan pendiriannya di bawah UU
tersendiri, contoh : BNI, BRI, BTN
2) Bank Milik Swasta Nasional, adalah bank milik swasta yang didirikan
dalam bentuk perseroan terbatas, di mana seluruh sahamnya dimiliki oleh
WNI dan/ atau badan-badan hukum di Indonesia, contoh : BCA, Bank
Mega, Bank Danamon.
3) Bank Swasta Asing, adalah bank yang didirikan dalam bentuk cabang
bank yang sudah ada di luar negeri atau dalam bentuk campuran antara
bank asing dengan bank nasional yang sudah ada di Indonesia. Bank asing
ini hanya diperkenankan menjalankan operasinya di lima kota besar di
Indonesia, contoh : Citibank, HSBC.
4) Bank Pembangunan Daerah, adalah bank yang pendiriannya berdasarkan
peraturan daerah propinsi dan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
pemerintah kota dan pemerintah kabupaten, di wilayah yang bersangkutan,
dan modalnya merupakan harta kekayaan pemerintah daerah yang
dipisahkan, contoh : Bank Jatim.
5) Bank Campuran, adalah bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh
pihak asing dan pihak swasta nasional, contoh : Bank UOB Buana, ANZ
Panin Bank.
c. Kegiatan Operasional
1) Bank Devisa, adalah bank yang mempunyai hak dan wewenang yang
diberikan oleh Bank Indonesia untuk melakukan transaksi valuta asing dan
lalu lintas devisa serta hubungan koresponden dengan bank asing di luar
negeri, contoh : BCA, Bank Mega, Bank Bukopin.
2) Bank Nondevisa, adalah bank yang operasionalnya hanya melaksanakan
transaksi di dalam negeri, tidak melakukan transaksi valuta asing, dan
tidak melakukan hubungan dengan bank asing di luar negeri.
3. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai
tujuan. Misalnya adalah :
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan, baik dalam hal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.
Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank,
uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada
saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari
bank.
b. Agent of development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak
dapat dipisahkan. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan baik apabila
sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa
penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya
kegiatan perekonomian sektor riil. Kegiatan bank tersebut dapat
mendorong masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi,
serta kegiatan konsumsi barang dan jasa. Dan kelancaran kegiatan
investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat.
c. Agent of Service
Bank memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada
masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitanya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum. Berupa jasa pengiriman uang,
penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian
tagihan.
C. LEMBAGA KEUANGAN
Lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya bidang
keuangan, melakukan penghimpunan, dan penyaluran dana kepada masyarakat,
terutama guna membiayai investasi perusahaan. Definisi lain mengatakan lembaga
keuangan adalah suatu lembaga yang melancarkan pertukaran barang dan jasa
dengan penggunaaan uang atau kredit dan membantu menyalurkan tabungan
sebagian masyarakat kepada sebagian masyarakat yang membutuhkan
pembiayaan dana untuk investasi.
Lembaga keuangan terutama memberikan kredit dan menanamkankan
dananya pada surat-surat berharga. Di samping itu, lembaga keuangan
menawarkan secara luas berbagai jenis jasa keuangan antara lain: simpanan,
kredit, proteksi asuransi, program pensiun, penyediaan mekanisme pembayaran,
dan mekanisme transfer dana. Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem
keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa
keuangan. Sering lembaga keuangan disebut sebagai lembaga intermediasi
keuangan (financial intermediary) karena fungsi pokoknya melakukan
intermediasi antara defisit unit dengan surplus unit.
Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa fungsi lembaga
keuangan adalah sebagai lembaga yang menjembatani kepentingan kelompok
masyarakat yang kelebihan dana (idle funds) yang umumnya disebut juga saver
unit dengan kelompok yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (borrower
unit).
1. Pengelompokan Lembaga Keuangan
Seperti yang kita ketahui bahwa lembaga keuangan (LK) dapat
dikelompokkan menjadi lembaga keuangan bank (LKB) dan lembaga
keuangan bukan bank (LKBB). Lembaga keuangan bank terdiri dari bank
sentral, bank umum, bank perkreditan rakyat (BPR), dan bank campuran,
sedangkan lembaga keuangan bukan bank dapat dikelompokkan menjadi
lembaga pembiayaan dan investasi serta penjualan surat-surat berharga
(development finance corporation and investment finance corporation)
dan lembaga keuangan lainnya. Lembaga pembiayaan dan investasi serta
penjualan surat-surat berharga terdiri dari leasing, modal ventura, anjak
piutang, dan pasar modal. Sedangkan lembaga keuangan lainnya terdiri
dari pegadaian, asuransi, dan dana pensiun.
Ada beberapa perbedaan dan persamaan antara kedua bank ini,
seperti perbedaan LKB dan LKBB dari sisi kewajiban financial LKB dan
LKBB, yaitu kewajiban LKB dapat berupa uang, sedangkan kewajiban
LKBB tidak dapat diklasifikasikan sebagai uang. Sedangkan dari aspek
kemampuan kedua lembaga keuangan dalam menciptakan kredit dan uang,
LKB memiliki kemampuan untuk menciptakan kredit, mengedarkan uang,
dan menambah jumlah uang beredar, sedangkan LKBB menyalurkan dana
kepada masyarakat melalui penyertaan modal atau membiayai investasi
perusahaan. Sedangkan kesamaan LKB dan LKBB adalah kedua lembaga
keuangan ini ikut melancarkan pertukaran produk dengan menggunakan
uang dan instrument kredit dan membantu menyalurkan dana penabung
kepada pengusaha.
a. Lembaga Keuangan Bank
1) Bank sentral
2) Bank Umun
3) Bank Perkreditan Rakyat
4) Lembaga Keuangan Bukan Bank
b. Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang
modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
Bidang usaha lembaga pembiayaan, adalah sebagai berikut :
Leasing
Anjak piutang
Modal ventura
Kartu kredit
Pasar modal
Pembiayaan konsumen
c. Perusahaan Perasuransian
Jenis usaha perasuransian yang diatur dalam Undang-undang Nomor 2
tahun 1992 dapat digolongkan sebagai berikut :
Usaha asuransi terdiri atas : asuransi kerugian, asuransi jiwa,
dan reasuransi
Usaha penunjang asuransi yang terdiri atas : pialang asuransi,
pialang reasuransi, penilai kerugian, konsultan aktuaria, dan
agen asuransi
d. Dana Pensiun
Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun. Jenis dan pensiun terdiri atas Dana
Pensiun Pemberi Kerja dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
e. Perusahaan efek
Perusahaan yang dapat melakukan kegiatan penjamin emisi
(underwriting), perantara pedagang efek, dan manajer insetasi.
f. Reksa Dana
Reksa dana disebut juga investment fund atau mutual funds adalah wadah
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
g. Pegadaian
Pegadaian merupakan lembaga yang menyalurkan pinjaman dengan
pengikatan cara gadai yang telah dikenal sejak jaman Hindia Belanda. Tugas
pokok Perum Pegadaian adalah menjembatani kebutuhan dana masyarakat dengan
memberi uang pinjaman berdasarkan hukum gadai.
5. Tantangan ke Depan
a. Kapasitas Pertumbuhan Kredit Perbankan yang Masih Rendah
Kemampuan permodalan perbankan Indonesia saat ini
mengindikasikan bahwa pertumbuhan kredit yang cukup tinggi
tersebut sulit dicapai jika perbankan nasional tidak memperbaiki
kondisi permodalannya.
b. Struktur Perbankan yang Belum Optimal
Belum optimalnya struktur permodalan di Indonesia ditandai
dengan terkonsentrasinya struktur perbankan hanya pada 11 bank
besar (yang menguasai 75% asset perbankan Indonesia).
c. Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat Terhadap Pelayanan
Perbankan yang Dinilai oleh Masyarakat Masih Kurang
Kurangnya pemenuhan kebutuhan masyarakat atas pelayanan
ditandai dengan seringnya terdengar keluhan dari masyarakat
mengenai kurangnya akses terhadap kredit dan tingginya suku
bunga kredit serta masih banyak praktik penyediaan jasa keuangan
yang informal.
d. Pengawasan Bank yang Masih perlu Ditingkatkan
Disebabkan oleh masih terdapatnya beberapa prinsip prudensial
yang belum ditetapkan secara baik, koordinasi pengawasan yang
masih perlu ditingkatkan, kemampuan SDM pengawasan yang
belum optimal, dan pelaksanaan law-enforcement pengawasan
yang belum efektif.
e. Kapabilitas Perbankan yang Masih Lemah
Hal ini ditandai dengan kurangnya corporate governance dan core
banking skills pada sebagian besar perbankan sehingga diperlukan
perbaikan yang cukup mendasar pada dua hal tersebut.
f. Profitabilitas dan Efisiensi Operasional Bank yang Tidak
SuistainbelFaktor tidak suistainbel-nya profitabiltas dan efisiensi
karena lemahnya struktur aset produktif bank-bank dan sebagian
pendapatan perbankan berasal dari aktivitas trading yang fluktuasi
serta rendahnya rasio aset per nasabah.
g. Perlindungan Nasabah yang Perlu Ditingkatkan
Perlindungan terhadap nasabah merupakan tantangan perbankan
yang berpengaruh terhadap sebagian masyarakat kita.
h. Perkembangan Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi informasi menyebabkan makin pesatnya
perkembangan jenis dan kompleksitas produk dan jasa bank
sehingga resiko-resiko yang muncul menjadi lebih besar dan
bervariasi.