Anda di halaman 1dari 1

MASIKAH KITA BERMAZHAB SYAFI’I??

--------------------------------------------------------------------------------------------------
Terkadang aku bingung dgn yg terjadi dinegri ini. Katanya kita di Indonesia mengikuti mazhab syafi'i. Tp
mengapa dlm banyak hal justru kita mengingkari dan bersebrangan dgn fatwa-fatwa Imam Syafi'i. Sebut saja
acara tahlilan atw kumpul2 d'rmh keluarga mayit sambil melakukan ritual tertentu yg tdk ada dalil dri Al-
Qur'an dan sunnah dan menikmati makanan yg dihidangkan oleh keluarga yg sedang berduka, dalam hal ini
Imam Syafi'i jelas tdk menyetujuinya bahkan dikategorikan sebagai meratap. Tp kenapa justru kita yg
mengaku bermazhab Syafi’i malah melaksanakan amalan yg tdk berdasar dari Al-Qur’an dan Sunnah tersebut.
Begitu pun dalam masalah Cadar bagi muslimah. Imam Syafi'i berpendapat bahwa wajah wanita termasuk
aurat sehingga harus ditutupi dgn cadar ketika keluar rmh, tp kok kebanyakan muslimah d'sini tdk
menggunakan cadar ya, dan justru berpandangan sinis dan terkesan tdk suka dgn wanita2 yg bercadar. Bahkan
yg lebih menggelikan lg, muslimah kita disini kebanyakan lebih doyan make jilbab trus dipasangkan dgn baju
ketat dan celana jeans yg ketat pula. Apa itu ngga lucu bin aneh bin ajaib bin mengherankan? Juga dalam
masalah janggut, Imam Syafi'i berpendapat bahwa memelihara janggut bagi laki-laki muslim itu wajib dan
mencukurnya adalah haram, tp kok da'i-da'i kita dan jg diikuti kebanyakan kaum muslimin dinegri ini malah
memotong hingga menggunduli janggutnya, seakan perkara tersebut tdk wajib. Hal lain yg tdk jauh
mengherankan (sambil goyang2 kepala) adalah, Imam Syafi'i telah berkata di dalam kitabnya yang tersohor "al
Umm", bahwa Beliau lebih memilih bagi para imam dan makmum untuk berdzikir setelah shalat (yang lima
waktu) dengan cara menyembunyikannya (yakni tidak mengeraskan suaranya), kecuali bila imam harus
mengajarkannya kepada makmum, maka ia (boleh) untuk mengeraskannya sampai mereka bisa mengikutinya,
tetapi kemudian ia (imam) kembali menyembunyikannya (lagi seperti semula). Tp kenapa ya, justru kita di
Indonesia mayoritas mengamalkan dzikir dgn suara keras dan berjamaah setelah selesai sholat. Lebih dari itu,
Imam Syafi'i membenci diagungkannya seorang makhluq hingga kuburannya dijadikan masjid, kawatir fitnah
atasnya dan atas orang-orang setelahnya, namun mengapa tdk sdikit dinegri ini org2 mengagungkan kuburun
tokoh2 tertentu hingga kuburannya berada dalam masjid atw pun berdekatan dgn masjid. Lanjut lagi Imam
Syafi'i berkata " barang siapa yg menganggap baik suatu perbuatan, maka dia telah membuat syariat".
Perkataan Imam Syafi’i tersebut mengisyaratkan agar kita tdk boleh hanya menggunakan akal pikiran dan
anggapan baik dalam beribadah. Beribadah harus ikhlas dan harus ada petunjuk dari Rosulullah Sholollahu
‘alaihi wassalam. Tp lagi-lagi sy bertanya, kenapa justru kita di Indonesia ini suka mengadakan ritual2
tambahan atas nama Islam yg dianggap baik namun tdk berdasarkan dalil dari Al-Qur'an dan Sunnah, seolah
kita hanya mengikuti hawa nafsu sj..Sungguh Aneh bin ajaib.. Lantas tdklah berlebihan bila aku bertanya
saudara2ku, MASIKAH KITA BERMAZHAB SYAFI’I??
12 Suka28 Komentar7 Kali Dibagikan

Anda mungkin juga menyukai