I. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengenal cara identifikasi suatu agen infeksi menggunakan
reaksi imunologis
Makromolekul biasanya jauh lebih besar dari daerah perlekatan antigen (antigen
binding site) antibodi. Oleh karena itu antibodi hanya berikatan dengan suatu bagian kecil
dari makromolekul yang disebut sebagai bagian determinant atau epitope. Dengan
demikian epitope adalah bagian dari makromolekul atau antigen yang dikenali oleh
antibodi. Makromolekul dapat membawa atau mempunyai lebih dari satu epitope. Apabila
suatu molekul mempunyai epitope yang sama lebih dari maka disebut sebagai polovalen
atau multivalen. Antigen yang berbeda dapat mempunyai suatu epitop yang sama. Oleh
karena itu suatu antibodi tertentu yang mengenali suatu epitop tertentu dapat mengenali
lebih dari satu antigen berbeda apabila antigen-antigen tersebut mempunyai epitop yang
sama. Peristiwa ini disebut dengan reaksi silang (cross reaction).
Determinan antigenik dari suatu karbohidrat atau fosfolipid biasanya terbentuk dari
struktur kovalen, sedangkan protein dan beberapa determinan terbentuk karena struktur
kovalen dan determinan lain dibentuk karena struktur tersier protein. Determinan atau
epitop yang dibentuk oleh asam amino yang berurutan disebut determinan linier atau
epitop linier, sedangkan determinan yang terbentuk karena struktur tersier protein (bentuk
tiga dimensi) disebut sebagai determinan atau epitop konformasional. Apabila protein
mengalami modifikasi tersebut dinamakan epitop neoantigenik.
Antibodi (Imunoglobulin-Ig) adalah suatu glikoprotein yang diproduksi oleh sel B dan
dapat berikatan dengan antigen dengan spesifitas dan afinitas tertentu.
Struktur dasar dari antibodi adalah terdiri dari 2 rantai berat dan 2 rantai ringan.
Pada ujung dari antibodi tersebut terdapat daerah pengenalan yang disebut sebagai
Complementary Determining Region (CDR), daerah hipervariabel yang merupakan bagian
antigen binding site atau perlekatan dengan antigen (epitop). Perlekatan antibodi-antigen
akan menginisiasi :
a. Proses komplemen, suatu proses yang akan mengarah terjadinya lisis dari antigen
(sel) oleh serangkaian protein-protein tertentu.
b. Sel T sitolitik, suatu sel T yang akan menghancurkan antigen (sel).
c. Apoptosis dari sel patogen atau dari sel sendiri.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- pipet tetes
- object glass
Bahan :
- Larutan NaCl fisiologis
- Biakan bakteri Salmonella typhi, Eschirichia coli, dan Shigella flexnerii
- Serum anti S.typhi
- Serum anti E.coli
Disiapkan biakan bakteri ( Salmonella sp. , Escherichia coli, dan Shigella sp. )
dalam media Nutrient – broth
Diambil kira – kira 1 – 2 µL biakan bakteri pada object glass dengan jarak yang
terpisah
Ditambahkan kira-kira 1-2 µL serum anti S.typhi dan E.coli yang tersedia
Diamati yang terjadi apakah terjadi gumpalan (agregasi) atau tidak pada masing -
masing biakan bakteri yang telah diberi serum
Bakteri
Antibodi Salmonella typhi Eschirichia coli Shigella flexnerii Shigella flexnerii
(1) (2)
Anti-H - + + -
Anti-O - - - -
E.coli - - - -
Shigella - - - -
Keterangan :
+ : terjadi aglutinasi
- : tidak terjadi aglutinasi
Dokumentasi
- Kelompok 1
- Kelompok 2
- Kelompok 3
- Kelompok 4
VI. PEMBAHASAN
VII.KESIMPULAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA