Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KULIAH

TL-4131 INFRASTRUKTUR DAN SANITASI

SANITASI SUKU BAJO

Disusun Oleh:

Dian Putri Retnosari

15314093

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017
Suku Bajo terletak di Desa Bajo. Desa ini termasuk daerah pesisir Teluk Tomini
yang masuk dalam wilayah Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo. Secara
administratif, wilayah Desa Bajo dikelilingi oleh Teluk Tomini, kecuali wilayah
utara berbatasan dengan Desa Pentadio Barat. Pola pemukiman di Desa Bajo,
terbagi dalam 2 model, yakni pemukiman diatas air laut dan Pemukiman di daratan
(garis pantai). Kebanyakan penduduk di wilayah ini sebagian besar berprofesi
sebagai nelayan, sedangkan sisanya sebagai tenaga honorer Pemda dan wirausaha.
Kebutuhan lahan merupakan salah satu isu mendasar dalam upaya
pengembangan kesejahteraan Suku Bajo. Lahan yang dimiliki penduduk sangat
minim, sehigga sebagian besar penduduk harus membangun rumah di atas air (laut)
atau memilih untuk pindah keluar desa. Lahan yang dimiliki penduduk hanya
sebatas area pemukiman yang berada di garis pantai.
Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, masyarakat Suku Bajo bergantung
pada 2 (dua) sumber air, yaitu air laut dan air PDAM. Air laut digunakan
masyarakat untuk kebutuhan mandi dan mencuci peralatan rumah tangga.
Sementara air PDAM lebih difokuskan untuk memenuhi kebuthuan air bersih
(makan dan minum). Selain dua sumber air tersebut, sebagian masyarakat juga
sering memanfaatkan air hujan dengan cara menampunya dengan wadah seadanya.
Dalam memenuhi kebutuhan sanitasi pada umumnya mereka menggunakan air
laut dengan kamar mandi yang tidak dilengkapi fasilitas jamban/WC di rumahnya
masing–masing, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dasar sanitasi, mereka
menggunakan tegalan atau lahan kosong di sekitar tempat tinggal mereka,
disamping ada sebagian lagi memanfaatkan daerah pantai sebagai fasilitas buang
air besar. Hal ini berdampak sangat buruk terhadap kualitas lingkungan di
sekitarnya.
Pada tahun 2007, dilakukan program Sanimas untuk Suku Bajo berupa
pembangunan MCK Plus dengan pertimbangan bahwa lebih dari 80% warga tidak
memiliki WC atau jamban sendiri, melainkan masyarakat masih melakukan BABS
di daerah pantai yang akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
Adapun komponen-komponen sistem MCK Plus yang direncanakan di Desa
Bajo ini terdiri atas:
1. Komponen Toilet
Komponen toilet ini terdiri dari 6 unit/bilik WC, 4 unit/bilik kamar mandi
dan tempat cuci. Komponen ini direncanakan akan dibangun di atas
konstruksi bangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
2. Komponen Pemipaan
Air limbah dari kamar mandi langsung menuju Baffle Reaktor
menggunakan pipa AW Ø 4“, sedangkan air limbah dari WC/kloset menuju
Bio–Digester menggunakan pipa Ø 3“,
3. Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPAL yang dibangun memiliki kebutuhan lahan seluas 66,15 m2 .

Lokasi bangunan SANIMAS di dekat saluran drainase Sistem MCK Plus


menggunakan Pengolahan An-aerobic System yang terdiri dari :

a. Bio-Digester adalah system an-aerob yang berfungsi selain sebagai unit


sendimen juga sebagai pengumpul biogas dari limbah yang berasal dari
kloset, bangunan ini berbentruk dome (setengah bola yang dibangun
dibawah permukaan tanah)
b. Bak peluap, bak ini adalah bak peluap dari Bio Digester yang sekaligus
berfungsi sebagai penyeimbang volume gas di unit digester,
c. Bak sedimentasi, menggunakan 3 bak sediment, bak ini untuk
menghomogenkan tingkat kekentalan limbah maupun sebagai bak
pengendap,
d. Baffle Reactor/septiktank bersusun, system anerob ini adalah system
dengan aliran air up-flow, dimana system ini akan mengurangi tingkat
polusi limbah sampai 80%.
Gambar 1 Sanimas Suku Bajo MCK Plus

Partisipasi masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan program Sanimas,


berikut merupakan bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat Suku Bajo
dalam membangun MCK Plus.

Gambar 2 Presentase Partisipasi Masyarakat Suku Bajo dalam Sanimas


Gambar 3 Partisipasi Masyarakat Suku Bajo

Anda mungkin juga menyukai