Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN SWASEMBADA PANGAN

Saat ini sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mempengaruhi
pembangunan nasional. Pembangunan sektor pertanian menjadi sesuatu yang
penting dan strategis. Pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan besar
dalam pembangunan nasional. Belajar dari pengalaman masa lalu dan kondisi yang
dihadapi saat ini, sudah selayaknya sektor pertanian menjadi sektor unggulan
dalam menyusun strategi pembangunan nasional.

Swasembada dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memenuhi segala


kebutuhan. Pengan adalah bahan-bahan makanan yang didalamnya terdapat hasil
pertanian,perkebunan dan lain-lain. Jadi swasembada pangan adalah kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan bahan makanan sendiri tanpa perlu
mendatangkan dari pihak luar.

IMPLEMENTASI SWASEMBADA PANGAN

 Tekad Mau Swasembada Pangan, Anggaran Pertanian Justru Dikurangi

Demi menciptakan swasembada pangan, pemerintah pada Oktober 2013 telah


mecanangkan program Aksi Bukittinggi (Bikittinggi Action Plan) yaitu rencana
aksi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Herannya, pekerjaan
besar tersebut justru tidak mendapat dukungan pembiayaan yang dialokasikan ke
Kementerian Pertanian pada 2014.
"Anggaran tahun 2014 malah berkurang Rp 2 triliunan, target harus dicapai
padahal, anggaran malah berkurang. Kita harus lihat ini jadi sebuah tatangan, tidak
boleh menyerah," ungkap Menteri Pertanian, Suswono di Jakarta, Sabtu
(25/1/2014).
Pada 2012, anggaran belanja Kementan tercatat mencapai Rp 20,61 triliun. Namun
tahun lalu, anggaran pertanian justru turun menjadi Rp 17,86 triliun dan berkurang
lagi menjadi Rp 15,47 triliun pada 2014.
Dengan minimnya penganggaran dari pemerintah, Suswono mengaku terus
berupaya menyiasati kondisi tersebut dengan menggandeng pihak swasta.
Kementan tak mungkin hanya mengandalkan anggaran pemerintah lewat APBN.

 100 Ribu Lahan Pertanian Lenyap, Swasembada Pangan Terancam Gagal

Indonesia for Global Justice (IGJ) mengungkapkan gara-gara ratusan ribu hektar
lahan pertanian menyusut setiap tahun, program lima swasembada pangan
pemerintah terancam gagal. Kondisi ini tentu akan menganggu ketahanan pangan
nasional.
"Sebanyak 100 ribu hektar lahan pertanian menyusut setiap tahun padahal sektor
ini menjadi salah satu yang diliberalisasi dalam Asean Community 2015, selain
sektor kelautan," ujar Direktur Eksekutif IGJ, Riza Damanik di Jakarta, Rabu
(11/9/2013).

 Target Swasembada Pangan RI Seret, Ini Alasan Mentan

Mengutip data perhitungan Kementerian Perdagangan yang konon mengacu studi


dari Universitas Indonesia, Suswono menyebut kebutuhan daging mencapai 600
ribu ton. Sedangkan perhitungan swasembada tahun ini sekitar 549 ribu ton.
"Selisih kebutuhan ini kan cukup jauh. Jadi nampaknya perlu mengakurkan data ini
supaya tidak simpang siur," ujar Suswono di Jakarta, Rabu (16/10/2013) malam.
Target swasembada gula, lanjutnya, masih berorientasi terhadap pemenuhan
kebutuhan konsumsi. Sebab menurut dia, Indonesia akan terus mengimpor gula
bila kebutuhan gula konsumsi dan industri masih tumpang tindih.
Suswono beralasan, kendala produksi gula terletak pada persoalan lahan,
revitalisasi pabrik gula dan pembangunan pabrik gula anyar. "Perlu tambahan 350
ribu hektare (ha) lahan, selain faktor lain menyangkut revitalisasi pabrik gula yang
tidak sesuai dengan harapan serta pembangunan 20 pabrik gula yang belum
terwujud sampai saat ini," tutur Suswono

INDONESIA BELUM MENCAPAI SWASEMBADA PANGAN

Meski sudah berulang dibicarakan, persoalan swasembada pangan masih belum


juga bisa dipecahkan. Ini membuat Komisi IV kembali mempertanyakannya
kepada Menteri Pertanian saat rapat kerja pada Senin (21/10) ini.

"Apakah koordinasi antara kementerian itu ada atau tidak?" ujar anggota Komisi
IV dari Fraksi PKS Nabil Al Musawa mempertanyakan.

Nabil melihat, salah satu persoalan yang mengganjal swasembada pangan ini
adalah tidak adanya koordinasi di antara kementerian.

Sementara Sudin dari Fraksi PDIP menyebutkan bahwa impor pangan telah
merontokkan daya saing petani. "Saya pernah bertemu petani di Lampung. Mereka
tidak percaya kalau kita impor singkong. Kalau petani menanam komoditas,
seringkali harganya jatuh karena dibanjiri impor," tukasnya.

Menteri Pertanian Suswono mengakui masih banyaknya persoalan terkait


swasembada pangan ini. Ia mencontohkan soal irigasi yang sampai kini tidak
pernah dibangun baru. "Kerusakan irigasi kita sampai 52 persen, sementara
anggaran perbaikannya kecil. Padahal anggaran yang dibutuhkan setidaknya
mencapai Rp18 triliun," ungkapnya.
Apalagi di tengah jalan, presiden minta agar ada surplus 10 juta ton beras. Meski
Kementerian Pertanian mendapat anggaran Rp3 triliun, namun menurut Suswono,
itu tetap dirasa belum cukup.

Ia tidak menepis adanya faktor dari dalam Kementan sendiri yang menjadi
hambatan dari swasembada itu. "Ada faktor yang tidak optimal. Misalnya soal
benih yang sistemnya belum berjalan. Kok bisa benih tidak sampai ke petani?"
tanyanya.

Kemudian soal lahan, juga sebagai faktor yang tidak bisa diabaikan. Sebagai
perbandingan, Suswono membandingkan dengan Brazil yang sudah swasembada
kedelai dan kini sudah memiliki 30 juta hektar lahan. Sementara, swasembada
kedelai Indonesia beberapa waktu lalu hanya memiliki 1,6 juta hektar lahan.
"Indonesia memang berusaha membuka lahan baru seperti di Merauke, tapi hanya
dua perusahaan yang tertarik. Selebihnya hanya mau menanam sawit," tuturnya.

Negara lainnya seperti Thailand, juga punya sembilan juta hektar tanaman padi.
Indonesia memang memiliki 13 juta hektar, tapi penduduk Indonesia empat kali
lipatnya Thailand. "Jadi ancaman lahan bukan main-main, sehingga persoalan
swasembada di lapangan sangat pelik," akunya.

Soal swasembada gula, juga gagal karena tidak ada pabrik gula baru. Padahal
dibutuhkan setidaknya 20 pabrik gula baru agar bisa swasembada. Suswono pun
meminta semua pihak mau duduk bersama memikirkan soal swasembada dan
bekerjasama. "Mari bekerjasama, termasuk Parlemen," ajaknya.

KESIMPULAN

Dalam swasembada pangan pemerintah sudah cukup banyak melakukan usaha-


usaha untuk memenuhi semua kebutuhan tetapi seharusnya pemerintah
menekankan pada hambatan-hambatan swasembada pangan agar memperkecil
tingkat hambatannya. Hambatan yang terjadi dalam terciptanya swasembada
pangan adalah kekurangan lahan untuk bercocok tanam karena penduduk
Indonesia sangat banyak maka memerlukan di setiap daerah swasembada pangan
yang cukup luas lahan.Solusinya adalah pemerintah harus menyisihkan di setiap
provinsi maupun daerah-daerah untuk mempunyai lahan yang luas agar dapat
menanam semua kebutuhan pangan disitu.Jangan setiap ada lahan kosong langsung
menjadi proyek bisnis untuk menghasilkan keuntungan pihak tertentu atau
pribadi.Sehingga lahan yang seharusnya digunakan dalam menjalakan program
swasembada malah menjadi suatu bisnis yang menyebabkan kepadatan penduduk
dengan didirikan rumah-rumah permanen,mol,hotel serta apartement. Pemerintah
juga sebaiknya melakukan program diversifikasi pangan agar rakyat Indonesia
tidak terlalu bergantung pada nasi.
Sumber:
http://sidikaurora.wordpress.com/2011/04/22/swasembada-pangan/
http://bisnis.liputan6.com/read/809802/tekad-mau-swasembada-pangan-anggaran-
pertanian-justru-dikurangi
http://bisnis.liputan6.com/read/689972/100-ribu-lahan-pertanian-lenyap-
swasembada-pangan-terancam-gagal
http://bisnis.liputan6.com/read/721942/target-swasembada-pangan-ri-seret-ini-
alasan-mentan
http://www.jurnalparlemen.com/view/6539/indonesia-belum-sukses-wujudkan-
swasembada-pangan.html

Anda mungkin juga menyukai